Anda di halaman 1dari 22

MONEV PEMERIKSAAN HIV/AIDS

BAGI PETUGAS LABORATORIUM


SENAM OTAK

KUNING HIJAU BIRU UNGGU MERAH


HITAM PUTIH MERAH BIRU HITAM
HIJAU KUNING HIJAU BIRU UNGGU
MERAH HITAM PUTIH MERAH BIRU
HITAM HIJAU MERAH BIRU HITAM
HIJAU
Pemakaian strategi penyaring
Tujuan Pemeriksaan Prevalensi Strategi
Infeksi Pemeriksaan
Keamanan transfusi/transplantasi Semua I
prevalensi
Surveilans > 10% I
≤ 10% II
Gejala klinik infeksi HIV > 30% I
Diagnosis ≤ 30% II
Tanpa gejala
> 10% II
≤ 10% III
 Serial
- Sampel diperiksa dengan reagen 1 yang mempunyai
sensitifitas tinggi utk mengurangi hasil negatif palsu
- Tes pertama menentukan apakah di perlukan tes
tambahan
 Paralel
- Sampel diperiksa sekaligus atau secara bersamaan
dgn 2 atau 3 tes / reagen yang berbeda
- Salah satu tes memiliki sensitifitas tinggi dan yang
lain memiliki spesifisitas tinggi
- Tes pararel tidak dianjurkan karena meningkatkan
biaya
ALUR STRATEGI III Pemeriksaan I
Positif
Negatif
Pemeriksaan II

P I positif P I positif
P II positif P II negatif

Ulang Pemeriksaan I dan Pemeriksaan II

P I positif P I negatif P I positif P I negatif


P II positif P II positif P II negatif P II negatif

Pemeriksaan III
NON REAKTIF
P I positif P I negatif P I positif P I positif
P I positif P II positif P II positif P II negatif P II negatif
P II positif P III negatif P III positif P III positif P III negatif
P III positif

INDETERMINATE Risiko tinggi Risiko rendah

REAKTIF Rujuk ke Laboratorium .... NON REAKTIF


Hasil Reaktif
 Bila hasil A1 positif, A2 positif dan A3 positif
Hasil Non Reaktif
 Bila Hasil A1 negatif
 Bila hasil A1 negatif tapi pada pengulangan A1 dan A2 negatif
 Bila salah satu positif tapi tidak beresiko
Hasil Indeterminate
 Bila dua hasil tes positif
 Bila hanya 1 tes positif tapi beresiko atau pasangan beresiko
 Membutuhkan reagensia yang cepat namun
hasilnya dapat diandalkan.
 Pengerjaannya mudah.
 Kemudahan dalam penyimpanan reagensia.
 Reagensia yang digunakan tidak
memerlukan preparasi khusus.
 Tidak memerlukan alat khusus.
 Pembacaan hasil mudah.
 Waktu pengerjaan < 1 jam.
 Simple/Rapid Test
◦ Reaktif :
Terbentuk 2 atau 3 garis berwarna, 1 atau 2
pada zona tes dan 1 pada zona kontrol

C C C
1 1 1
2 2 2
◦ Non reaktif :
Terbentuk 1 garis warna hanya pada zona
kontrol
C
1
2
Gagal :
 Jika tidak terbentuk garis warna pada
zona kontrol
C C C C
1 1 1 1
2 2 2 2

 Hasil tetap dianggap positif walaupun warna


garis zona tes lebih terang atau lebih gelap
dari warna garis pada zona kontrol
Perlu diperhatikan :
◦ Hasil valid hanya untuk sampel serum, plasma atau
whole blood, belum tentu valid untuk sampel cairan
tubuh lain/pengenceran
◦ Intensitas warna yang timbul pada zona Tes tidak
berhubungan dengan banyaknya kadar Ab dlm
serum
Perlu diperhatikan :
◦ False Negatif oleh karena
Kadar Ab rendah dibawah batas deteksi tes
Ab pasien tidak bereaksi spesifik dgn Ag
spesifik yg digunakan dlm tes
Kondisi penanganan sampel yg
menyebabkan hilangnya aktivitas Ab
◦ Interpretasi hasil perlu mempertimbangkan data
klinis dan resiko paparan
Tindak lanjut hasil reaktif :
 Rujuk ke Pengobatan HIV
Tindak lanjut hasil non reaktif
 Bila hasil non reaktif dan beresiko dianjurkan pemeriksaan ulang minimal 3 bulan , 6 bulan
dan 12 bulan dari pemeriksaan pertama sampai satu tahun
 Bila hasil non reaktif dan tidak beresiko dianjurkan prilaku hidup sehat
Tindak lanjut hasil indeterminate
 Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum setelah 2 minggu dari pemeriksaan
pertama
 Bila hasil tetap indeterminate, dilanjutkan dengan pemeriksaan PCR
 Bila sarana pemeriksaan PCR tidak memungkinkan, rapid tes di ulang 3 bulan, 6 bulan dan 12
bulan dari pemeriksaan yang pertama. Bila sampai 1 tahun hasil tetap “indeterminate” dan
faktor resiko rendah , hasil dapat dinyatakan sebagai non reaktif
 Usaha untuk memantau mutu tes
 Pengendalian mutu tes HIV terdiri dari:
◦ Memeriksa spesimen yang diketahui statusnya
untuk memvalidasi prosedur pemeriksaan
telah berjalan baik
◦ Menginterpretasikan ada atau tidaknya pita
atau garis kontrol pada kaset atau carik tes
tersebut
 Jika terjadi masalah atau kesalahan,
jangan mengeluarkan hasil pemeriksaan
sebelum diambil tindakan perbaikan.

13
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL
• Adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan oleh
masing2 lab
• Cakupan: meliputi tahap pra analitik, analitik dan pasca
analitik
• Tujuan:
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan
2. Meningkatkan kesiagaan tenaga
3. Memastikan bahwa semua proses telah dilakukan
dengan benar
4. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya
5. Membantu perbaikan pelayanan melalui peningkatan
mutu pemeriksaan

14
1. Petugas :
• Petugas belum terlatih
2. Reagensia
◦ Penyimpanan reagensia tidak sesuai prosedur
◦ Menggunakan buffer dari produk/kit lain.
◦ Reagensia belum dievaluasi oleh LRN
◦ Sensitifitas & spesifitas reagensia tidak sesuai
syarat
3. Peralatan
◦ Alat yang digunakan tidak diklalibrasi dan tidak
pernah dirawat
◦ Pipet Tip dipakai ulang
4. Prosedur
◦ Petugas tidak mengikuti Prosedur Kerja Standar
(SOP)
◦ Hasil tidak terdokumentasi
 Peserta menggunakan kurang dari 3 reagen
 Peserta masih tetap melanjutkan pemeriksaan
ke reagen II dan III untuk hasil non reaktif
 Penggunaan urutan sensitifitas dan
spesifisitas 3 reagen yang tidak sesuai
strategi III Kemenkes
FORMULIR PERMINTAAN DIAGNOSIS HIV
FORMULIR PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN ANTI-HIV
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSIS HIV
REGISTER LAB HIV-003
REKAP HIV – 003

Anda mungkin juga menyukai