Anda di halaman 1dari 35

UNIVERSITAS

AHMAD DAHLAN

SKRIPSI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN,
HIPERTENSI DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN
BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS) DI
RAWAT INAP UROLOGI RSU PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL
Oleh :
Ramadhani Ari Noor Fajarwati
NIM. 1300029229

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2017
www.googleslidesppt.com _ 30+ Ready Made Google Slides & PowerPoint Presentation for Free
1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Point 1 Point 4
Meningkatnya tren penyakit Prevalensi batu ginjal di Indonesia
katastropik, termasuk penyakit ginjal 0,6%. Prevalensi tertinggi di DIY yaitu
(Biro Komunikasi dan Pelayanan 1,2% dari total penderita
Masyarakat, 2016)

Diseluruh dunia terdapat 1-12% Pasien di rawat inap urologi RSU PKU
penduduk yang menderita BSK, dan Muhammadiyah Bantul tahun 2015
merupakan penyakit urutan ketiga di sebanyak 884 kasus menjadi 1174
bidang urologi (Purnomo, 2012) pada 2016

Point 3 Point 6
Tahun 2002 penderita BSK di Penyakit BSK tahun 2015 sebanyak
Indonesia mencapai 37.636, pasien 150 menjadi 234 kasus pada 2016
yang rawat inap sebesar 19.018,
dengan jumlah kematian 378 orang
(Depkes RI, 2002)
Faktor Risiko

Ekstrinsik

geografi, iklim dan


Intrinsik temperature,
herediter, umur asupan air, diet,
dan jenis kelamin dan pekerjaan
B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan Kejadian batu saluran


karakteristik pasien, hipertensi
dan obesitas dengan kejadian
01 kemih merupakan salah
satu kasus yang masuk
dalam lima besar kasus
batu saluran kemih urologi.
(Urolithiasis) di rawat inap
Urologi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul?
Pada tahun 2016
02 mengalami peningkatan
yang signifikan yaitu
Variabel bebas merupakan sebesar 1,62 kali dari
suatu faktor risiko dan tahun 2015.
belum pernah terdapat
penelitian terkait faktor
risiko tersebut di RSU PKU
03
Muhammadiyah Bantul
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum : Mengetahui hubungan karakteristik pasien, hipertensi dan obesitas dengan kejadian batu
saluran kemih (urolithiasis) di rawat inap Urologi RSU PKU Muhammadiyah Bantul
Mengetahui hubungan umur dengan kejadian batu
01 saluran kemih (urolithiasis)

Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian


02 batu saluran kemih (urolithiasis)

Mengetahui hubungan pekerjaan dengan kejadian


03 .batu saluran kemih (urolithiasis)

Mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian


04 batu saluran kemih (urolithiasis)

Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian


05 batu saluran kemih (urolithiasis)
D. Manfaat Penelitian
Menjadi sarana
Referensi bacaan belajar dan
Referensi dan sebagai sumber Acuan bagi peneliti
menambah
Gambaran dan pembelajaran bagi informasi bagi selanjutnya untuk
pengalaman bagi
informasi bagi pasien peningkatan masyarakat terkait melakukan penelitian
peneliti mengenai
dan bisa dijadikan dasar pengetahuan faktor risiko batu lebih mendalam terkait
kondisi kesehatan
pengambilan kebijakan mahasiswa FKM UAD saluran kemih faktor risiko batu saluran
yang ada dimasyarakat

Bagi RSU PKU


Muhammadiyah Bagi Pembaca dan
Bagi FKM UAD Bagi Peneliti Bagi Peneliti
Bantul Masyarakat
Selanjutnya
E. Keaslian Penelitian
Judul Penelitian : “Faktor-
Judul Penelitian : “Hubungan Judul Penelitian : “Faktor
Judul Penelitian : “Faktor faktor Risiko Kejadian
Karakteristik Pasien dengan yang Berhubungan dengan
Risiko Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih pada
Kejadian Nefrolitiasis di Rumah Kejadian Batu Saluran Kemih
Batu Ginjal dan Saluran Laki-laki (Studi Kasus di
Sakit Umum Daerah Majalengka di RSUP Dr. Wahidin
Kemih di Wilayah Kerja RS Dr. Kariadi, RS
Tahun 2013”. Variabel bebas yang Sudirohusodo Makassar”.
Puskemas Sentolo I Roemani dan RSI Sultan
diteliti yaitu umur, jenis kelamin Hasil penelitian ini
Kabupaten Kulon Progo Agung
dan obesitas. Variabel terikatnya menunjukkan bahwa
Yogyakarta”. Semarang”.Variabel
yaitu nefrolitiasis, metode terdapat hubungan antara
Variabel terikat yang bebas yang diteliti yaitu
penelitian, tempat penelitian dan lama duduk (p value = 0,001)
diteliti . Variabel bebas obesitas. Variabel bebas
waktu penelitian. tidak terdapat dan diet (p value = 0,000)
yang diteliti, metode lain, desain penelitian,
hubungan antara jenis kelamin (p = dengan kejadian batu saluran
penelitian, tempat waktu penelitian dan
0,888, OR= 0,923), usia (p = 0,323, kemih. Persamaan penelitian
penelitian dan waktu tempat penelitian. Risiko
OR = 1,110) dan tempat pekerjaan ini terletak pada variabel
penelitian. 49,23% obesitas sebesar 2,86,
dengan kejadian nefrolitiasis (p = yang diteliti dan desain
adalah golongan umur 30 risiko
0,887, OR = 0,961, namun terdapat penelitiannya. Perbedaannya
s.d 40 tahun ini signifikan secara
hubungan antara obesitas dengan terletak pada tempat, waktu
statistik dengan 95%CI;
kejadian nefrolitiasis (p = 0,050, OR dan penamaan variabel yang
1,19-6,89; dan nilai p =
= 1,956). diteliti.
0,018
Budi Arywibowo
(2006) Lina (2008) Heru Haerudin (2013) Akmal (2013)
Judul Penelitian : “Index
Massa Tubuh sebagai Faktor Judul Penelitian : “Does occupation
Resiko Terjadinya Batu Saluran have impact on the occurance uteric Judul Penelitian : “Faktor Risiko
Kemih di RS Muslimat calculi?-A single centre experience”. Kejadian Batu Saluran Kemih
Ponorogo dalam Kurun Waktu Hasil penelitian ini menyatakan (Urolithiasis) Pada Pasien Rawat
Januari 2007-Desember 2010.” bahwa beberapa karyawan seperti Inap di RS PKU Muhammadiyah
Variabel bebas maupun tentara, guru, operator dan Yogyakarta.” Variabel terikat dan
terikat yang diukur dan pengemudi pabrik dan mesin variabel bebas yang diteliti yaitu
metode penelitiannya. memiliki risiko lebih tinggi terhadap umur dan jenis kelamin. Perbedaan
Interpretasi hasil IMT menjadi urolitiasis dibandingkan dengan penelitian ini terletak pada variabel
variabel obesitas, waktu yang lain. Pekerja outdoor lebih bebas lain yang diteliti, metode
pengamatan dan tempat rentan dalam mengembangkan penelitian dan lokasi penelitian.
penelitian. Hasil indeks massa urolitiasis dibandingkan dengan Usia dengan nilai (value p=0,069;
tubuh tinggi dengan normal pekerja indoor. Faktor risiko yang OR=4,111; 95% CI=1,037-16,295),
(RP 0.388, 95% ci ;0.063- memicu antara lain rendah asupan jenis kelamin (p value=0,016;
0.343), indeks massa tubuh air, keringat berlebihan dan stres OR=3,857; 95% CI=1,382-10,764).
rendah dengan indeks massa kerja. Persamaan penelitian ini
tubuh normal (RP 0.227, 95% adalah terletak pada variabel yang
ci;0.014-0.385). diteliti. Perbedaan penelitiannya
pada jenis rancangan penelitian,
Anhar (2014) waktu dan tempat penelitian. Tesha Oktavia (2015)

Pethiyagoda (2015)
2 TINJAUAN PUSTAKA
A. TELAAH PUSTAKA
SISTEM KEMIH LOKASI BATU

PEMERIKSAAN DAN
BATU SALURAN KEMIH
DIAGNOSIS

PROSES DIAGNOSIS BANDING


PEMBENRUKAN BSK

ETIOLOGI BSK PENCEGAHAN

PENATALAKSANAAN
KOMPOSISI BATU
D. HIPOTESIS

Umur
Jenis Kelamin Ada Batu Saluran
.
Pekerjaan Hubungan Kemih
Hipertensi
Obesitas
3 METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Observasional Analitik dengan rancangan Cross Sectional

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Waktu Penelitian Februari-Juli 2017 di Rawat Inap Urologi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul

C. POPULASI DAN SAMPEL


1. Seluruh Pasien rawat inap Urologi RSU PKU Muhammadiyah
Bantul berjumlah 1373 orang
2. Sampel terjangkau sebanyak 112 orang diambil dengan teknik
simple random sampling
Sampel
a. Kriteria inklusi :
1. Responden tercatat sebagai pasien di rawat inap Urologi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul.
2. Pasien masuk rumah sakit pada periode Januari-Desember 2016.
b. Kriteria eksklusi kasus :
1. Data rekam medis yang tidak dapat terbaca dan tidak lengkap
Ukuran Sampel
Rumus :
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Jumlah seluruh populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian
kesalahan pengambilan sampel yang masih
bisa ditolerir; e=0,1

Berdasarkan rumus disamping maka besar


sampel sebanyak 94 dan ditambahkan 20%
sampel menjadi 112 sampel.
D. INSTRUMEN DAN ALAT PENELITIAN
1. Checklist
2. alat tulis dan komputer berisi software Microsoft excel dan SPSS

E. VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
3. Variabel Pengganggu

F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi variabel penelitian meliputi : Umur, Jenis Kelamin,
Pekerjaan, Hipertensi dan Obesitas
Variabel Skala Ukur Kategori pengukuran

Umur Nominal Dikotomi Laki-laki


1. Berisiko : jika umur responden dalam 18-60 tahun
2. Tidak Berisiko : jika umur responden <18 tahun dan > 60 tahun
(Gandaputra, 2001 dan Ibrahim, 2015).
Perempuan
1. Berisiko : jika umur responden dalam <15 tahun atau >45 tahun
2. Tidak Berisiko : jika umur responden 15-45 tahun (Prasetyawati, 2012).
Jenis Kelamin Nominal Dikotomi 1. Laki-laki
2. Perempuan
Pekerjaan Nominal Dikotomi 1. Berisiko : Jika pekerjaan yang dilakukan banyak duduk (sedentary life)
2. Tidak berisiko : Jika pekerjaan yang dilakukan tidak banyak duduk (non
sedentary life) (Purnomo, 2012).
Hipertensi Nominal Dikotomi 1. Hipertensi : Jika tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg atau
diastoliknya ≥ 90 mmHg.
2. Tidak Hipertensi : Jika tekanan darah sistoliknya ˂ 140 mmHg atau
diastolik ˂ 90 mmHg (Kemenkes RI, 2014).
Obesitas Nominal Dikotomi 1. Obesitas : Jika IMT penderita ≥ 25 atau berdasarkan riwayat rekam
medis pasien dinyatakan obesitas
2. Tidak Obesitas jika IMT penderita ˂ 25 atau berdasarkan riwayat rekam
medis pasien dinyatakan tidak mengalami obesitas (Suiroka, 2012).
Batu Saluran Nominal Dikotomi 1. Ya atau Batu Saluran Kemih
Kemih 2. Tidak Batu Saluran Kemih
G. JALAN PENELITIAN
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Penelitian
3. Tahap Penyelesaian

H. ANALISIS DATA
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
3. Analisis Multivariat

I. KETERBATASAN PENELITIAN
1. Tidak dapat mengontrol variabel pengganggu,
2. Penggunaan batas kesalahan sampel sebesar 10%,
3. Penentuan status obesitas, dan
4. Faktor lain yang diduga sebagai faktor risiko namun tidak
diteliti karena keterbatasan waktu dan biaya
4 HASIL PENELITIAN
Deskripsi Umum Tempat
Penelitian
Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 9
Dzulqo’dah 1385 H atau bertepatan
dengan tanggal 1 Maret 1966 yang
terletak di Jalan Jendral Sudirman
Nomor 124, Bantul, Kecamatan Bantul,
Yogyakarta. RSU PKU Muhammadiyah
Bantul mengedepankan motto
“layananku ibadahku”. Jenis Pelayanan
yang ada antara lain pelayanan 24 jam,
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat
inap, pelayanan rawat khusus,
pelayanan tindakan khusus, pelayanan
masyarakat seperti home care, khitan
massal, pengobatan massal.
Umur Jenis Kelamin
DISTRIBUSI
PASIEN 31,2%
54,5%
Responden
Jumlah Responden
Wanita = 35 orang

Berisiko = 61 orang

45,5%
Responden Tidak 68,8%
Berisiko = 51 orang Jumlah Responden
Berisiko Tidak Laki-laki = 77 orang
Berisiko
DISTRIBUSI PASIEN
KATEGORI PEKERJAAN
Wiraswasta 11
Tidak Bekerja
Swasta
PNS 4
17
39 75,9%
Responden
Berisiko = 85 orang
Petani 10
Pensiunan 7
3
Pelajar
Pedagang
Pamong/Perdes
2
1
24,1%
Responden
Mahasiswa 1 Berisiko = 27 orang
Karyawan Swasta 8
Berisiko Tidak berisiko
Ibu Rumah Tangga 9
DISTRIBUSI PASIEN
KATEGORI HIPERTENSI

Jumlah Responden
Hipertensi = 43 orang
32%

68%

Jumlah Responden Tidak


Hipertensi = 69 orang
DISTRIBUSI PASIEN
KATEGORI OBESITAS

75,9% Jumlah Responden


Obesitas = 27 orang

Jumlah Responden Tidak


Obesitas = 85 orang
24,1%
DISTRIBUSI PASIEN
KATEGORI BATU SALURAN KEMIH

Jumlah Responden Batu


32 Saluran Kemih = 36 orang

%
68
%

Jumlah Responden Tidak Batu


Saluran Kemih = 76 orang
ANALISIS BIVARIAT
Batu Saluran Kemih
RP
Variabel Ya Tidak P Value
(95% CI)
n % n %
Umur 2,926
a. Berisiko 28 77,8 33 43,4 1,465-5,847 0,001
a. Tidak Berisiko 8 22,2 43 56,6
Jenis Kelamin 1,591
a. Laki-laki 28 77,8 49 64,5 0,809-3,129 0,230
a. Perempuan 8 22,2 27 35,5
Pekerjaan 0,953
a. Berisiko 27 75 58 76,3 0,514-1,767 1,000
a. Tidak Berisiko 9 25 18 23,7
Hipertensi 1,284
a. Hipertensi 16 44,4 27 35,5 0,751-2,194 0,485
a. Tidak Hipertensi 20 55,6 49 64,5
Obesitas 2,003
a. Obesitas 14 38,9 13 17,1 1,201-3,341 0,023
a. Tidak Obesitas 22 61,1 63 82,9
Total 36 100 76 100
ANALISIS MULTIVARIAT

Variabel Exp. B P Value 95% CI


Umur 4,748 0,002 1,777-12,685
Jenis Kelamin 3,201 0,025 1,154-8,877
Obesitas 2,365 0,092 0,869-6,436
PEMBAHASAN
Umur Jenis Kelamin

1. Umur merupakan faktor risiko BSK dan 1. Jenis kelamin belum tentu merupakan
secara statistik bermakna. Umur memegang faktor risiko kejadian BSK dan secara
peranan penting terkait keberadaan hormon statistik tidak bermakna
reproduksi 2. Sejalan dengan penelitian Sulistyawati dkk
2. Hormon estrogen yang tinggi ditemukan (2016) dan Haerudin (2013), akan tetapi
rendahnya ekskresi kalsium dan tingginya masuk ke dalam analisis multivariat dan
ekskresi sitrat dan hormon testosteron memiliki risiko sebesar Exp B = 3,201
dapat menghambat ekskresi asam sitrat 3. Secara teori jenis kelamin berhubungan
(Sarada, 1991) terhadap struktur anatomi tubuh (Ratu,
3. Proses penuaan dalam tubuh memegang 2006) dan keberadaan hormon reproduksi
peranan penting terhadap kejadian BSK (Sarada, 1991).
selain terjadinya penurunan eksresi sitrat
urin juga peningkatan sindrom metabolik
4. Hasil Penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sarada (1991) dan tidak sejalan
dengan penelitian Tesha (2016) dan
Sulistyawati dkk (2016). Perbedaan ini
dikarenakan perbedaan pengkategorian
yang dilakukan.
Pekerjaan Hipertensi

1. Pekerjaan belum tentu dikatakan 1. Hipertensi belum tentu dikatakan


sebagai faktor protektif dan secara sebagai faktor risiko dan secara statistik
statistik tidak bermakna. tidak bermakna
2. Sejalan dengan penelitian Pethiyoga 2. Tidak berhubungan dikarenakan
(2016) dan ditegaskan dengan penelitian Hipertensi terkontrol. Namun
Chang (2004) dan Mulyani (2014) pengobatan yang cukup lama justru
3. Secara teori pekerjaan sedentary dapat memicu pembentukan batu
berhubungan dengan kurangnya (Purnomo, 2012)
aktivitas menyebabkan rendahnya 3. Sejalan dengan penelitian Lina (2008)
kontaksi otot (Akmal, 2013) dan tidak sejalan dengan penelitian
4. Teori lain menyebutkan bahwa pekerja Satoshi dan Hiroomi (2005)
yang terpajan suhu tinggi memiliki 4. Mekanisme hipertensi dapat
volume urine rendah dan mengalami menyebabkan batu saluran kemih belum
hipositraturia di daerah panas (Wein, jelas. Terdapat teori seperti menurut
2012). Stoller (2004) dan Satoshi dan Hiroomi
(2005).
Obesitas Analisis Multivariat

1. Obesitas merupakan faktor risiko BSK dan 1. Variabel yang memiliki risiko terbesar
secara statistik bermakna, dimana jumlah terhadap kejadian BSK adalah umur,
penderita obesitas lebih banyak yang jenis kelamin, dan obesitas
menderita BSK daripada yang tidak. 2. Obesitas tidak bermakna secara statistik
2. Sejalan dengan penelitian Haerudin (2013) karena orang yang berisiko secara umur
3. Mekanisme obesitas sebagai faktor risiko dan jenis kelamin lebih banyak yang
belum diketahui, menurut Lina (2008) karena tidak menderita BSKdibandingkan yang
resistensi insulin, sedangkan menurut Siener menderita BSK
(2004) karena peningkatan ekskresi materi 3. Sejalan dengan penelitian Satoshi dan
pembentuk batu Hiroomi (2005) karena obesitas
4. Penelitian lain karena adanya kadar asam berhubungan dengan beberapa risiko
urat yang tinggi pada orang obesitas (Lina, penyakit kardiovaskuler, seperti
2008) hipertensi, hiperkolesterolimia,
5. Obesitas dipengaruhi oleh genetik (Suiraoka, hiperlipidemia, dan diabetes tipe 2.
2012), pola hidup sedentary (Istiqomah,
2013), pola makan dan kebiasaan minum
(Siener, 2004).
“CERDIK”
Pengawasan terhadap faktor risiko dan modifikasi faktor risiko


dengan peningkatan pengetahuan, pencegahan dan penanggulangan
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan


(QS. Al-A’raf:31)

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih


disukai Allah daripada mukmin yang

lemah (HR. Muslim).

Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa


penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya
dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
5 KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Ada hubungan antara umur dan
obesitas dengan kejadian batu
saluran kemih (Urolithiasis) di rawat
inap Urologi RSU PKU
Muhammadiyah Bantul.
2. Tidak ada hubungan antara jenis
kelamin, pekerjaan dan obesitas
dengan kejadian batu saluran kemih
(Urolithiasis) di rawat inap Urologi
RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
3. Variabel yang memiliki sumbangan
terbesar terhadap kejadian batu
saluran kemih adalah umur, jenis
kelamin dan obesitas.

SARAN
Thank you

Anda mungkin juga menyukai