Anda di halaman 1dari 40

KECEMASAN

(Disampaikan oleh : Aan Somana)


 Kecemasan --> Bagian kehidupan sehari-hari.
 Penetapan status kesehatan mental individu didasari
atas kemampuan individu mengatasi stress dan
menangani kecemasan.

 TEORI KECEMASAN
Freud :
Ketegangan atau kecemasan dalam diri sendiri tanpa
tujuan/obyek.
Obyek kecemasan tidak disadari dan berkaitan dengan
self image.
Sullivan :
Timbul karena adanya ancaman terhadap self
esteem oleh orang yang terdekat.
Pada orang dewasa kecemasan dialami bila
prestige dan dignity diri terancam oleh orang
lain.

Peplau :
Mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu
respon terhadap bahaya yang tidak diketahui
yang muncul bila ada hambatan pemenuhan
kebutuhan.
 BEBERAPA DEFINISI KECEMASAN
@ Kekhawatiran (uneasiness), keprihatinan
(apprehension), ketakutan (dread) terhadap sesuatu
yang akan terjadi yang berhubungan dengan sumber
yang tidak dikenali dari bahaya yang diantisipasi.
@ Isyarat adanya ancaman terhadap nilai-nilai yang
dipegang/diyakini oleh individu itu sebagai eksistensi
kepribadiannya.
@ Isyarat aktual atau simbolik adanya bahaya terhadap
harga diri dan keberadaannya dihadapan orang yang
berarti.
@ Konflik dua minat yang berbeda, dimana orang itu
harus memilih salah satu.
Konflik ini memiliki kecenderungan ; didekati
(approach) atau dihindari ( avoidance)
 RENTANG RESPON KECEMASAN

ADAPTIF MALADAPTIF
Antisipasi ringan sedang berat panik

TINGKAT-TINGKAT KECEMASAN  Peplau


Kecemasan Ringan
-Disertai ketegangan ringan
-Waspada dan pandangan persepsi lebih luas (seluas lingkungan yang
memberi rangsang)
-Penginderaan lebih tajam
-Energi tinggi
-Mempunyai perhatian pada masyarakat dan lingkungan serta mampu
memecahkan masalah.
-Dapat memotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan kreativitas.
Kecemasan Sedang
- Lebih waspada dan lebih tegang
- Lapangan persepsi menyempit, individu tidak bisa
mempersepsikan semua lingkungan sehingga fokus pada
lingkungan kurang, pada diri sendiri lebih ditingkatkan.
- Lebih mampu memusatkan pada faktor/peristiwa penting baginya.
- Kurang sadar hal yang lebih detail/mendalam yang berkaitan.

Kecemasan Berat
-Lapangan/pandangan persepsi sangat sempit.
-Pusat perhatian lebih detail, tidah memikirkan yang lebih luas dan
yang lainnya.
-Tidak mampu memecahkan masalah atau menggunakan proses
belajar.
Panik
- Individu kacau, sudah tidak ada kontrol lagi, persepsi menyimpang.
- Berpikir tidak teratur dan perilaku tidak tepat sehingga dapat
bahaya terhadap diri sendiri atau orang lain/dapat menimbulkan
krisis.
- Aktivitas fisik meningkat, tetapi kecakapan menurun atau hilang
pikiran-pikiran yang rasional.
Tanda dan Gejala Ansietas
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang
yang mengalami ansietas (Hawari, 2008), antara lain
sebagai berikut :
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya
sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot
dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-
debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
KECEMASAN
A.PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
a. Teori Psikoanalisa
- Primer : trauma lahir
- Sekunder : terjadi konflik antara Id dan Super Ego.
id  dorongan insting/impuls primitif.
Super Ego  hati nurani dan
dikendalikan norma budaya.
Ego  Mediator antara tuntutan Ego
dan Super Ego.
b. Teori Interpersonal
- Kecemasan mudah terjadi apabila individu tidak
dapat mengambil manfaat berhubungan dengan
teman atau memiliki harga diri rendah.
- Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal.
- Kecemasan dapat berhubungan dengan trauma
pada masa perkembangan, misalnya kehilangan,
perpisahan, dll.
c. Teori Perilaku
- Bila individu menginginkan sesuatu tetapi gagal
atau frustasi.
- Learning Theory : individu/anak belajar cemas dari
orang tuanya/orang lain.
- Conflic Theory : approach-approach avoidance-avoidance
approach-avoidance doubble approach-avoidance
b. Dasar Biologis
- Otak mengandung reseptor spesifik untuk
Benzodiazepin sehingga dapat mengtur
kecemasan.
- Disebabkan penyakit fisik : hypertensi, hypertiroid,
hypoglikemia, pulmonary desease.
2. Faktor Presifitasi
Kecemasan dapat berasal dari sumber eksternal dan
internal.
a. Ancaman terhadap integritas fisik : gangguan yang
menyebabkan seseorang mengalami keterbatasan
aktivitas sehari-hari, misalnya sakit.
b. Ancaman terhadap sistim diri : adanya sesuatu hal
yang terjadi sehingga dapat mengancam diri
(identitas, harga diri dan integritas fungsi sosial).
Misalnya : kehilangan, perceraian, pindah rumah,
dipindahkan tempat kerja, perubahan status,
tekanan sosial dan lain-lain.
c. Model yang disatukan/holistic model :
penggabungan dari model-model psikoanalisa,
psikologik, behavior dan genetik.
3. Faktor Perilaku
Perawat dalam melakukan pengkajian harus
memperhatikan : respon fisiologis,kognitif,
behavior dan afektif.
a. Respon Fisiologis terhadap kecemasan :
=> Sistem Kardiovaskuler :
- palpitasi
- jantung berdebar
- tekanan darah meningkat
- denyut nadi menurun
- rasa mau pingsan/pingsan.
=> Sistem Pernapasan :
- frekuensi napas cepat
- pernapasan dangkal
- rasa tertekan pada dada
- pembengkakan pada tenggorokan
- rasa tercekik
- terengah-engah.
=> Sistem Neuromuskuler :
- peningkatan refleks
- reaksi kejutan
- insomnia
- ketakutan
- gelisah
- wajah tegang
- kelemahan secara umum
- gerakan lambat
- gerakan yang janggal
=> Sistem Pencernaan :
- kehilangan nafsu makan
- menolak makan
- rasa tidak nyaman pada abdominal
- nausea
- diare
=> Sistem Perkemihan :
- tidak dapat menahan kencing
- sering kencing
=> Sistem Integumen :
- rasa terbakar pada muka
- berkeringat banyak pada telapak tangan
- gatal-gatal
- perasaan panas atau dingin pada kulit
- muka pucat
- berkeringaat seluruh tubuh.
b. Respon Perilaku
- gelisah
- ketegangan fisik
- tremor
- gugup
- mudah terkejut
- bicara cepat
- aktivitas dan gerakan tidak terkoordinir
- menarik diri
- menghindar
- terhambat melakukan aktivitas.
c. Respon Kognitif
- gangguan perhatian
- konsentrasi hilang
- pelupa
- judgement menurun
- adanya bloking pada pikiran.
- persepsi menyempit
- kreativitas dan produktivitas menurun
- bingung
- khawatir yang berlebihan
- takut kehilangan kendali diri
- takut berlebihan
d. Koping Mekanisme
Perawat harus mengkaji koping mekanisme
yang pernah digunakan klien dalam mengatasi
masalah-masalah yang lalu dan
keberhasilannya serta mengkaji koping
mekanisme yang dilakukan sekarang.
KOPING MEKANISME TERHADAP KECEMASAN

Task Oriented Ego Oriented


Reaction Reaction
a) Attack behavior (menyerang)
b) Withdrawel behavior (menarik diri)
c) Compromise (kompromi)
TASK ORIENTED REACTION
meliputi suatu kemampuan kognitif dalam usaha untuk
memecahkan masalah, menyelesaikan konflik dan
memenuhi suatu kebutuhan.
Individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan
stress dengan menilai secara obyektif.
a) Attack behavior
Bentuk reaksi => destruktif atau konstruktif.
Pola destruktif => sering disertai dengan rasa
marah dan bermusuhan yang hebat/tampak
tingkah laku yang negatif atau agresif, seperti :
melanggar kebenaran, hak milik dll.
Pola konstruktif => berupa suatu pendekatan
pemecahan masalah dan peristiwa dan tingkah laku
assertive sehingga suatu dianggap baik untuk diri
sendiri juga baik untuk orang lain.
b) Withdrawel behavior
Dapat dideskripsikan secara fisik dan psikologis.
Secara fisik : menjauhkan diri dari sumber yang
menimbulkan ancaman dengan menggunakan
stressor biological seperti merokok, dll.
Secara psikologis : mengakui kegagalan menjadi
apatis atau menurunkan cita-citanya.
Bentuk reaksi => konstruktif atau destruktif.
c) Compromise
Dapat diekspresikan dengan merubah suatu
kebiasaan, mengganti tujuan atau mengorbankan
salah satu kebutuhan hidup.
Reaksi sering konstruktif dan sering dipergunakan
dalam situasi approach-approach dan avoidance-
avoidance
EGO ORIENTED REACTION
Bila Task Oriented Reaction tidak berhasil dalam mengatasi
situasi stress  Ego Oriented Reaction digunakan untuk
melindungi diri.
Ego Oriented Reaction disebut Defense
Mechanisme/Mekanisme Pertahanan Ego.
Pekanisme Pertahanan Ego :
-Kompensasi

-Penyangkalan (denial)

-Pemindahan (displasment)

-Disosiasi

-Identifikasi (Identification)

-Intelektualisasi (intelectualization)

-Introyeksi (introjection)

-Isolasi

-Proyeksi

-Rasionalisasi

-Reaks Formasi (reaction Formation)

-Regresi

-Represi

-Pemisahan (splitting)

-Sublimasi

-Substitusi
-Supresi

-Undoing
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berat s.d. perubahan
Proses Pikir.
2. Ansietas sedang s.d. Perasaan
Takut menghadapi operasi.
3. Kerusakan Komunikasi Verval s.d.
ansietas berat.
4. Kerusakan interaksi sosial s.d.
Harga Diri Rendah.
B. PERENCANAAN
Tujuan :
Klien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Melakukan aktvitas sehari-hari.
c. Mengidentifikasi dan mengekspresikan
kecemasannya.
d. Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan
cemas.
e. Meningkatkan kesehatan fisik dan
kesejahteraannya.
f. Klien terlindung dari bahaya.
Tindakan Keperawatan :
1. Kecemasan sedang
a. Membina hubungan saling percaya.
- jadi pendengar yang reponsif dan
empati.
- beri waktu cukup terhadap respon klien.
- beri support terhadap ekspresi klien.

Rasional :
Mengurangi rasa takut klien terhadap
perawat.
b. Menyadari dan mengenal
kecemasannya.
- kenali perasaan anda sendiri.
- identifikasi pola perilaku klien yang dapat
menimbulkan perasaan negatif akibat
pendekatan anda..
- bersama klien menggali perilaku
maladaptif sehingga klien dapat belajar
dan berkembang..

Rasional :
Perlawanan klien mungkin menimbulkan
perasaan negatif perawat yang dapat
menghambat perkembangan selanjutnya.
c. Membantu klien mengenal
kecemasannya.
- bantu klien mengidentifikasi dan
menguraikan perasaannnya.
- kaitkan tingkah laku klien dengan
perasaannya.
- validasi kesimpulan dan asumsi klien.
- gunakan konfrontasi yang supportif.

Rasional :
Untuk menggunakan respon koping yang baru,
perlu menyadari perasaannnya terlebih
dahulu.
d. Memperluas kesadaran klien terhadap
perkembangan kecemasannya.
- bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi
yang dapat menimbulkan kecemasannya.
- bersama klien review penilaian klien
terhadap stressor yang dirasakan
mengancam menimbulkan konflik.
- hubungkan pengalaman saat ini dan
pengalaman masa lalu yang relevan.

Rasional :
Ketika klien telah mengenali perasaan
kecemasannya, perawat harus membantu klien
memahami perkembangannya termasuk
stressor pencetus, penilaian terhadap stressor
dan ketersediaan sumber koping.
e. Membantu klien belajar respon koping
yang baru.
- gali bagaimana klien mengurangi kecemasan
masa lalu dan tindakan apa yang dilakukan untuk mengurangi
kecemasan.
- tunjukkan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping
sekarang.
- berikan dorongan pada klien untuk menggunakan respon
koping yang adaptif dan efektif yang digunakan pada waktu
lalu.
- pusatkan tanggung jawab pada perubahan diri klien.
- terima peran aktif klien, kaitkan dengan hubungan sebab
akibat sambil memelihara kecemasan yang sesuai.
- beri aktivitas fisik untuk menyalurkan energi.
- beri klien waktu untuk mengimplementasikan respon koping
adaptif yang baru.
Rasional :
Klien dapat mempelajari respon koping yang baru dengan
menganalisa mekanisme koping yang digunakan pada masa lalu,
menilai kembali penyebab stress dengan menggunakan sumber
yang tersediadan menerima tanggung jawab terhadap perubahan.
f. Meningkatkan respon relaksasi.
- gunakan teknik relaksasi untuk menurunkan
tingkat stresss klien.
- ajarkan teknik relaksasi untuk meningkatkan
kontrol diri dan rasa percaya diri.

Rasional :
Klien dapat mengatasi stress dengan mengatur
tekanan emosi melalui peggunaan manajemen
relaksasi yang baik.
2. Kecemasan Berat dan Panik
a. Membina hubungan saling percaya dan terbuka.
- jelaskan pada klien tujun interaksi
- dengarkan klien dengan empati.
- dukung klien untuk mendiskusikan tentang
perasaannnya.
- jawab pertanyaan secara langsung.
- selalu berada didekat klien.
- menghargai wawasan/pribadi klien.
- tunjukkan sikap menerima klien tanpa pamrih.

Rasional :
Mengurangi ancaman yang dapat ditimbulkan oleh
perawat.
b. Menyadari dan mengontrol perasaan perawat sendiri.
- bersikap terbuka sesuai perasaan.
- terima perasaan positif maupun negatif termasuk
perkembangan kecemasannya.
- gali penyebab perasaannya.
- pahami perasaan anda dengan cara yang
terapeutik.

Rasional :
Kecemasan dapat ditularkan secara interpersonal,
apabila perawat dalam kondisi cemas maka hubungan
teraapeutik tidak akan tercapai.
c. Meyakinkan klien tentang manfaat mekaanisme koping yang
bersifat melindunginya tetapi tidak memfokuskan klien pada
perilaku maladaptif.
- awali dengan menerima daripada menentang klien.
- sadari kenyataan tentang rasa sakit yang dikaitkan dengan
mekanisme koping klien, tetapi tidak memfokuskan pada phobia
dan keluhan fisiknya.
- berikan feedback pada klien tentang perilaku, stressor, penilaian
dan sumber koping.
- dukung ide-ide tentang kesehaatan fisik yang berkaitn dengan
emosionalnya dan diperlukan untuk masa yang akan datang.

Rasional :
Tingkat kecemasan yang berat dan panik dapat diturunkan dengan
cara memberikan kesempatan pada klien untuk menentukan
jumlah stress yang dapat ditanganinya.
Jika klien tidak mampu mengurangi kecemasannya, maka timbul
ketegangan yang akan menyebabkan kehilangan kontrol sampai
tingkat panik, klien tidak dapat menggunakan mekanisme koping.
d. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan
kecemasan pada klien.
- tunjukkan sikap yang tenang.
- ciptakan situasi dan lingkungan yang tenang.
- batasi interaksi klien lain untuk mengurangi
rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.
- identifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan
klien mengalami kecemasan.
- berikan bantuan terapi fisik seperti mandi hangat dan
massage.

Rasional :
Perilaku klien memungkinkan dapat dimodifikasi dengan
merubah interaksi klien dengan lingkungannya.
e. Meningkatkan status kesehatan fisik klien.
- berikan obat-obat yang membantu menurunkan
ketidaknyamanan klien  kolaborasi dengan tim
medis.
- observasi efek samping obat-obatan dan berikan
penyuluhan yang relevan.

Rasional :
Hubungan terapeutik memungkinkan klien bila
dilakukan pengobatan terhadap gejala-gejala untuk
memperhatikan secara langsung kesehatan fisiknya.
f. Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari- hari
yang telah dijadwalkan.
- pada awalnya kemukakan aktivitas-aktivitas pada klien
dan beri support serta reinforcement atas keberhasilan
dalam hubungan sosialnya.
- rencanakan jadwal/daftar aktivitas yang akan dilakukan
klien setiap hari.
- beri aktivitas yang bersifat mendukung dan menguatkan
perilaku sosial yang produktif.
- beri klien latihan fisik sesuai dengan bakatnya.
- libatkan keluarga dan support sistem lain bila mungkin.
Rasional :
Dengan dorongan aktivitas, perawat berperan untuk
membatasi waktu klien melakukan koping mekanisme
yang destruktif. Selama partisipasinya dapat menyenangi
aspek lain dari kehidupannya.
Intervensi Kecemasan berdasarkan NOC dan NIC
Untuk menetukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu
disusun NOC (Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing
Intervensi Classification), adapun NOC dan NIC untuk ansietas,
adalah sebagai berikut:
NOC (Nursing Outcome Classification)
Nursing Outcome Classification (NOC) pada ansietas terdiri dari
ansietas kontrol dan mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :
Ansietas kontrol, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, konsisten), dengan indikator :
a. Monitor intensitas kecemasan
b. Menyikirkan tanda kecemasan
c. Mencari informasi untuk menurunkan kecemasan
d. Merencanakan strategi koping
e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
f. Melaporkan penurunan durasi dan episode cemas
g. Melaporkan tidak adanya manifestasi fisik dan kecemasan
h. Tidak adaa manifestasi perilaku kecemasan
Koping, dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, konsisten), dengan indikator :
a. Menunjukkan fleksibilitas peran
b. Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya
c. Melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan
d. Mengekspresikan perasaan dan kebebasan emosional
e. Menunjukkan strategi penurunan stress
NIC (Nursing Intervensi Classification)
Nursing Intervensi Classification (NIC) pada klien yang mengalami
ansietas, terdiri dari penurunan kecemasan dan peningkatan koping,
seperti pada uraian berikut :
Penurunan kecemasan
a. Tenangkan klien
b. Berusaha memahami keadaan klien
c. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan
d. Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan.
e. Gunakan pendekatan dan sentuhan
f. Temani pasien untuk mendukung keamanan dan penurunan rasa
takut
g. Sediakan aktifitas untuk menurunkan ketegangan
h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas
i. Dukung penggunaan mekanisme defensive dengan cara yang teapt
j. Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
k. Intruksikan kemampuan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
l. Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang
tepat
Peningkatan koping
a. Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
b. Hargai dan diskusikan alternative respon terhadap situasi
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
d. Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan
dan prognosis
e. Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan
saat ini
f. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
g. Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
h. Bantu pasien untuk mengidentifikasi startegi postif untuk
mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau
perubahan peran.

Anda mungkin juga menyukai