Anda di halaman 1dari 51

Didefinisikan sebagai bahan-bahan pembantu

peledakan yang HABIS PAKAI, yaitu:

»DETONATOR«
»SUMBU PELEDAKAN«
»SAMBUNGAN«

OHT 1
 Adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk
letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek
kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer.
 Disebut dengan blasting capsule atau blasting cap.
 Bentuk silindris berdiameter 6 – 8 mm dan tinggi 50 – 90 mm.
 Bahan selubung luar terbuat dari alumunium atau tembaga.
 Berisi bahan peledak kuat (high explosive) dengan jumlah tertentu
yang menentukan kekuatannya dan bahan penimbul panas.
 Pengelompokkan didasarkan atas sumber energi pemicunya, yaitu
api, listrik, dan benturan (impact) yang mampu memberikan energi
panas didalam detonator, sehingga detonator meletup dan rusak.
• Pengelompokkan didasarkan atas waktu meledak, yaitu:
– Instantaneous, bila meledak langsung
– delay atau tunda, bila tertunda beberapa detik (sekon)

OHT 2
PENTING

1. Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat
yang peka (sensitif), berfungsi menerima efek panas
dengan sangat cepat dan meledak menimbulkan
gelombang kejut. Bahannya disebut ASA, yaitu campuran
lead azide atau lead stypnate dan aluminium.
2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder
adalah bahan peledak kuat dengan VoD tinggi. Fungsinya
menerima gelombang kejut dan meledak dengan kekuatan
besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut. Jenis
bahan peledaknya adalah PETN, TNT, atau kombinasi
keduanya dengan perbandingan tertentu.

OHT 3
1. DETONATOR BIASA (PLAIN DETONATOR)
2. DETONATOR LISTRIK (ELECTRIC DETONATOR)
3. DETONATOR NONEL (NONEL DETONATOR)
4. DETONATOR ELEKTRONIK (ELECTRONIC DET.)

Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah


isian dasarnya dan diidentifikasi sbb: (dari ICI Explosive)
1. detonator No. 6 = 0,22 gr PETN
2. detonator No. 8 = 0,45 gr PETN
3. detonator No. 8* = 0,80 gr PETN
OHT 4
kabel listrik

plastik berwarna
leg wire
selubung kabel

penyumbat
penyumbat

fusehead : elemen
- kawat halus yg waktu tunda
memijar
tabung silinder
- ramuan pembakar
tabung silinder
isian utama

isian dasar

SIMULTANEOUS DELAY

MEKANISME PELEDAKAN DETONATOR LISTRIK


1. Setelah listrik mengalir melalui legwire, kawat halus (bridge wire) yang diselubungi ramuan
pembakar, secara keseluruhan disebut fusehead, di dalam detonator akan memijar.
2. Apabila pijar dari kawat halus terbentuk, maka ramuan pembakar langsung terbakar dan timbul
energi panas dalam ruang detonator yang akan menginisiasi isian utama.
3. Untuk detonator tunda, energi panas dirambatkan dulu melalui elemen tunda yang lamanya sesuai
panjang elemen tunda atau jenis bahan lain penghambat panas sebelum menginisiasi isian
utama.
4. Selanjutnya ledakan isian utama menginisiasi isian dasar yang menghasilnya intensitas ledakan
lebih besar sesuai beratnya. OHT 5
A. KELEBIHANNYA:
• Jumlah lubang yang dapat diledakkan sekaligus relatif lebih banyak
• Dengan adanya elemen tunda dalam detonator, pola peledakan menjadi
lebih bervariasi dan arah serta fragmentasi peledakan dapat diatur dan
diperbaiki. Demikian juga getaran bisa dikurangi.
• Penanganan lebih mudah dan praktis

B. KELEMAHANNYA:
• Tidak boleh digunakan pada cuaca mendung apalagi disertai kilat, karena
kilatan dapat mengaktifasi aliran listrik, sehingga terjadi peledakan premature.
• Dipengaruhi gelombang radio, televisi, dan “arus liar” atau stray currents dan
listrik statis (static electricity) dari dalam bumi serta arus listrik lainnya dapat
mengaktifasi aliran listrik pada detonator
• Membutuhkan peralatan peledakan khusus listrik, yaitu sumber arus listrik,
alat penguji tahanan, penguji arus, detektor kilat dan peralatan listrik lainnya
yang memerlukan biaya.
OHT 6
A. CIRI-CIRI KHUSUS:
• Dilengkapi sepasang kawat (kabel) dengan warna yang berbeda keluar
dari detonator yang disebut LEG WIRE
• Terdapat waktu tunda yang ditempel pada ujung kawat dengan
penomoran dari 0, 1, 2, 3, …. dst
• Kedua ujung kawat selalu dihubungkan sebelum dilakukan perangkaian
B. SIFAT-SIFAT PENTING:
• Bisa meledak bila terkena panas yang berlebih atau dibakar, dipukul-pukul,
dan dibanting keras.
• Dapat terinisiasi oleh arus liar (stray currents), listrik statis (static electricity)
dari dalam bumi, petir atau kilat serta arus listrik lainnya dapat mengaktifasi
aliran listrik
• Untuk menginisiasi harus digunakan alat pemicu khusus yang disebut
BLASTING MACHINE atau EXPLODER
WASPADAI DETONATOR LISTRIK YG RUSAK, BILA:
 LEGWIRE TIDAK ADA ATAU HANYA SATU ATAU PANJANG SEBELAH
 SELUBUNGNYA PENYOK, BERLUBANG DAN KARET PENYUMBAT TIDAK ADA OHT 7
Halfsecond Quartersecond Millisecond
1
½ sekon = 500 ms ¼ sekon = 250 ms 1000 sekon = 1 ms
PEMBAGIAN 1 sekon = 1000 ms ½ sekon = 500 ms 25
sekon = 25 ms
1000

WAKTU TUNDA 1½ sekon = 1500 ms ¾ sekon = 750 ms 50


1000 sekon = 50 ms

2 sekon = 2000 ms 1 sekon = 1000 ms 100


1000 sekon = 100 ms

dst dst dst

No. Nominal Delay Tag Leg wire


Delay Delay Time Color Band Color Insulation Colors
(ms)
1 25 Black White
2 100 Pink Pink
3 175 Blue Light Blue Nomor dan nilai
4 250 Orange Orange nominal waktu tunda
5 325 Green Medium Green untuk tambang batubara
6 400 Gold Gold (Du Pont, 1980)
7 500 Red Red
8 600 Light Green Light Green
9 700 White White Pink and White
10 800 White White Pink and White
11 900 White White Pink and White
12 1000 White White Pink and White OHT 8
Nomor dan nilai nominal waktu
tunda detonator listrik
ICI Explosives Du Pont ms Delay Series
(1989) (1980)
"L" Series Carrick Nominal
No. Half Second Delay Tag
Short Delays Delay Time
Delay Delays (ms) Color
Delays (ms) (ms) (ms)
0 5 5 0 0 --
1 30 30 500 25 Black
2 55 55 1000 50 Red
3 80 80 1500 75 Blue
4 105 135 2000 100 Lilac
5 130 165 2500 125 Green
6 155 195 3000 150 Orange
7 180 230 3500 175 White
8 205 265 4000 200 Olive
9 230 300 4500 250 Brown
10 255 410 5000 300 Buff
11 280 480 5500 350 White
12 305 560 400 White
13 335 650 450 White
14 365 500 White
15 395 600 White

dst. dst. OHT 9


Tahanan, ohms/330 m Panjang Tahanan nom, ohms
AWG legwire
Tembaga Ferro Tembaga Ferro
6 0,395 1,4 2,0 1,6 2,8
8 0,628 3,7 2,6 1,7 3,3
10 0,999 6,1 3,3 1,8 3,8
12 1,590 9,8 4,0 1,8 4.3
14 2,530 15,60 5,3 1,9 5,3
16 4,020 24,80 7,0 2,1 6,3
18 6,380 39,50 8,0 2,3 7,3
20 10,150 62,70 10,0 2,3 8,8
21 12,280 76,10 13,3 2,3 11,3
22 16,140 100 16,6 2,6 13,8
23 20,360 126 20,0 2,8 16,4
24 25,670 159 26,6 3.3 21,4

OHT 10
1. Connecting wire; kawat penyambung leg wire antar lubang
 Kondisi udara normal dan kering digunakan kawat tembaga berukuran 20 AWG
yang diisolasi plastik PVC.
 Untuk menyambung sampai ke dalam lubang, karena leg wire terlalu pendek, dan
kondisi basah dipakai kawat tembaga berdiameter antara 21 – 23 AWG dan diisolasi
plastik PVC.
2. Bus wire, adalah kawat tembaga tanpa isolasi atau kawat terbuka berukuran
10, 12 atau 14 AWG yang diperlukan untuk peledakan bawah tanah. Kawat
alumunium dilarang karena khawatir teroksidasi (resistensi tinggi)
3. Lead wire atau lead lines atau firing line
atau “kawat utama”, berfungsi meng-
hubungkan rangkaian peledakan listrik ke
alat pemicu ledak listrik (blasting
machine).
 kondisi normal dipakai kawat tembaga
ganda berukuran 23/0,076; diisolasi plastik
PVC; tahanan 4,6 - 5,8 ohms/100 m.
 untuk peledakan berat (heavy duty) dipakai
kawat tembaga ukuran 70/0,76 mm;
diisolasi plastik PVC; tahanan 1,8
ohms/100 m; atau kawat tembaga 50/0,25
mm; tahanan 1,4 ohms/100 m. a. Untuk kondisi normal b. Untuk peledakan berat

OHT 11
a. b. c.

(d) (e)

Langkah-langkah penyambungan:
a. Rapatkan sepasang kawat terbuka
b. Lengkungkan sepasang kawat tersebut sekitar separuh dari bagian kawat terbuka
c. Putar lengkungan kawat sebanyak tiga kali
d. Letakkan sambungan di atas tanah dan usahakan bagian yang terbuka tidak
menyentuh tanah. Caranya bisa dengan melipat bagian yang terselubung kemudian
letakkan di atas tanah (d) atau letakkan sambungan di atas sebuah batu (e)
OHT 12
TUGAS 1
1. TUNJUKKAN CARA MENYAMBUNG
KAWAT/KABEL PADA PELEDAKAN LISTRIK
(3 JENIS PEYAMBUNGAN)
2. BERAPA JUMLAH SELURUH TAHANAN
LISTRIK UNTUK 50 LUBANG LEDAK
DENGAN SAMBUNGAN 20 AWG 80 M DAN
KAWAT UTAMA 23 AWG 300 M
3. SEBUTKAN CIRI-CIRI DETONATOR LISTRIK
YANG RUSAK.
tabung silinder isian dasar
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
(shell) (base charge) DAN MEKANISME
PELEDAKANNYA
1. Bagian-bagian utama detonator biasa
ramuan pembakar
isian utama adalah Ramuan Pembakar (ignition
(Ignition mixture)
(primer charge) mixture), Isian Utama (primary charge),
ruang kosong disediakan untuk dan Isian Dasar (base charge).
sumbu bakar (safety fuse) 2. Terdapat ruang kosong pada salah satu
ujungnya yang berfungsi untuk
menyisipkan sumbu api atau sumbu
bakar atau safety fuse.
3. Mekanisme peledakan detonator biasa
diawali dari sumber panas yang berasal
langsung dari api melalui sumbu api
yang akan membakar Ramuan
Pembakar.
4. Panas yang ditimbulkan oleh Ramuan
Pembakar akan menginisiasi Isian
Utama, yang selanjutnya meledakkan
Isian Dasar.
OHT 13
A. KELEBIHANNYA:
Tidak dipengaruhi oleh gelombang radio dan “arus liar” dari dalam bumi
serta arus listrik lainnya karena tidak ada unsur listrik
Lebih praktis, murah dan mudah mengontrol bila digunakan untuk
meledakkan beberapa lubang ledak (kurang dari 10 lubang) dalam
cuaca normal / kering atau untuk secondary blasting.
B. KELEMAHANNYA:
• Jumlah lubang yang diledakkan terbatas karena detonator biasa sangat
dipengaruhi oleh kelembaban
• Harus terlebih dahulu disambung dengan sumbu api (safety fuse)
• Tidak ada detonator biasa tunda, kecuali hanya dengan membedakan
panjang sumbu apinya, sehingga akurasi tunda sulit dicapai
• Membutuhkan alat penguat sambungan (cramper) ketika sumbu api
disisipkan ke dalam detonator biasa.
• Membutuhkan pengalaman yang cukup lama untuk trampil dalam
proses penyambungan detonator biasa dengan sumbu api.
OHT 14
A. CIRI-CIRI KHUSUS:
Salah satu bagian ujungnya terbuka untuk menyisipkan sumbu
api
Panjang detonator relatif sama
Dikemas dalam dos (kotak) yang isinya 100 detonator per kotak

B. SIFAT-SIFAT PENTING:
• Bisa meledak bila terkena panas yang berlebih atau dibakar, dipukul-
pukul, dan dibanting keras.
• Untuk menginisiasi dengan cara menyambungnya terlebih dahulu
dengan sumbu api, kemudian sumbu api dibakar menggunakan korek api
atau alat khusus yang menghasilkan pijar (ignitor)
WASPADAI :
 JANGAN MENGOREK-NGOREK ISIAN DETONATOR MENGGUNAKAN APA SAJA
 DETONATOR BIASA RUSAK BILA SELUBUNGNYA PENYOK ATAU BAGIAN
ALASNYA BERLUBANG BERLUBANG
OHT 15
• Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke
detonator biasa pada peledakan dengan
menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan
bahwa sumbu merupakan pasangan detonator
biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan
tanpa sumbu api.
• Bagian inti dari sumbu api adalah blackpowder
atau gunpowder yang tergolong bahan peledak
lemah (low explosive) dan dibungkus oleh
tekstil serta dilapisi material kedap air, misalnya
aspal dan plastik.
• Dikemas dalam gulungan (rol) dengan panjang
12,5 m/ rol atau 250 m/rol OHT 16
• Fungsi sumbu api untuk merambatkan api dengan kecepatan
tetap. Perambatan api dapat menyalakan ramuan pembakar
(ignition mixture) di dalam detonator biasa, sehingga dapat
meledakkan isian primer dan isian dasarnya.

• Sumbu api merambat (deflagrate) dengan kecepatan rambat yang


biasa diperdagangkan adalah:
1. Ketentuan di Amerika, 130 ±10 det/meter bila terletak di
daerah permukaan laut
2. Ketentuan di Eropa 120 ±10 det/meter pada kondisi yang
sama dengan di atas
3. Ketentuan di Australia 100 ±10 det/meter pada kondisi sama
dengan di atas (60 cm / menit)
OHT 17
MEMASANG SUMBU API DENGAN
DETONATOR BIASA

Cramper alat untuk


menjepit (mengklem)
sambungan sumbu
api dengan detonator
biasa

bagian ujung yang bagian ujung yang


dipotong miring dipotong tegak lurus

SUMBU API

blackpowder bersentuhan
Blackpowder dengan ramuan pembakar
dibakar dalam detonator OHT 18
JENISNYA ADALAH:
1. mULTIPLE fUSE iGNITOR (mfi),
2. pLASTIC iGNITOR cORD (pic),
3. bEAN-HOLE cONNECTORS, dAn
4. sLOTTED cONNECTORS

OHT 19
Multiple Fuse Ignitor (MFI)
adalah:
• Alat bantu penyulut beberapa sumbu api berupa silinder terbuat dari tembaga
atau alumunium dan didalamnya terdapat ramuan pembakar.
• Diameter silinder dirancang sesuai dengan jumlah sumbu api yang bisa
dimasukkan, umumnya sekitar 8 sumbu dan sebuah sumbu pokok (master fuse).
• Sumbu pokok adalah sumbu yang menghantarkan rambatan api ke dalam
silinder MFI untuk menyulut 8 sumbu lainnya secara bersamaan melalui
ramuan pembakaran.

No. 1, 2 dan 3 adalah


master fuse dan yg
lainnya adalah sumbu
api yang masuk ke
1
masing-masing lubang
ledak
2

3 OHT 20
Plastic iGNITOR cORD (pic)

• PIC cepat : 30 cm/detik


• PIC lambat : 3 cm/detik
• Komposisi : blackpowder yang dilelehkan

blackpowder
selubung plastik

selubung plastik kawat

3 utas tali blackpowder


kertas terpilin tali kertas

a. PIC-cepat b. PIC-lambat OHT 21


BEANHOLE

• Bentuknya mirip dgn


MFI hanya terdapat
a. Rol PIC-cepat
500 ft (165 m) lubang yang memotong
a b silinder pada salah satu
ujungnya
b. Bean-hole • Dimensinya :
– diameter :6,5 mm
– panjang :40 mm
c. Penyambungan
sumbu api dan
• Digunakan pada
bean-hole penyambungan meng-
dengan PIC-
cepat gunakan PIC-cepat
c

OHT 22
SLOT CONNECTOR
• Bentuknya mirip dgn MFI hanya terdapat SLOT pada salah satu ujung
silindernya
• Dimensinya sama dengan Bean Hole
• Digunakan pada penyambungan menggunakan PIC-lambat
c. Penyambungan sumbu api dengan
PIC-lambat dan penyambung slot
a. Penyambung slot

b. PIC-lambat 1000 ft
(330 m)

OHT 23
TUGAS 2
1. PERAGAKAN CARA MENYAMBUNG DETONATOR
BIASA DENGAN SUMBU API YANG BENAR
KEMUDIAN MENYALAKANNYA
2. BAGAIMANA SAUDARA MEMBUAT WAKTU TUNDA
MENGGUNAKAN 5 BUAH DETONATOR BIASA
DENGAN PENYAMBUNG “PIC” DAN KONEKTOR LAIN
YANG SUDAH SAUDARA PELAJARI
3. BAGAIMANA SIKAP SAUDARA BILA TEMAN
SAUDARA MENGOREK-NGOREK DETONATOR
BIASA DAN APAKAH DETONATOR TSB MASIH BISA
DIGUNAKAN?
• Berbagai nama untuk sumbu ledak yang dikenal di lapangan antara
lain detonating cord, detonating fuse, atau cordtex.
• Sumbu ledak adalah sumbu yang pada bagian intinya terdapat
bahan peledak PETN, yaitu salah satu jenis bahan peledak kuat
dengan kecepatan rambat sekitar 6000 – 7000 m/s. Jadi sumbu
ledak adalah BAHAN PELEDAK KUAT berbentuk sumbu.
• Komposisi PETN di dalam tersebut bervariasi dari 3,6 – 70 gr/m.
Yang sering digunakan adalah sumbu ledak dengan isian PETN 3,6
gr/m atau 5 gr/m karena akan mengurangi kerusakan stemming,
bahan peledak dlm kolom lubang ledak, dan pengaruh air blast.

Anyaman tekstil
sintetis
Serat nylon

Selubung PETN Inti katun


plastik

OHT 24
• Sumbu ledak berfungsi untuk merangkai suatu sistem
peledakan tanpa menggunakan detonator di dalam lubang
ledak
• Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitif terhadap
gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis, tetapi tetap
harus selalu diingat isinya adalah bahan peledak kuat
(PETN), sehingga harus diperlakukan sesuai dengan
perlakuan terhadap bahan peledak, diantaranya jangan
dibanting, dilempar, atau dibakar.
• Kelemahan sumbu ledak terutama pada suaranya yang
sangat keras, oleh sebab itu lajur rangkaian sumbu ledak
dipermukaan sebaiknya ditimbun sekitar 10 cm untuk
mengurangi suara keras
• Cirinya adalah:
– selubung (pembungkus) bagian luar terbuat dari anyaman tekstil sintetis
yang kedap air,
– dikemas dalam bentuk gulungan dengan panjang sumbu tertentu,
– pada bagian penggulungnya tertera spesifikasi berat bahan peledak
(PETN) per meter dan panjang sumbunya.
OHT 25
SUMBU LEDAK DARI DYNO NOBEL
Explosives Class: 1.1D U.N. No: 0065

Explosive Type PETN.


Velocity of Detonation (m/sec) (min) 6500

Special 25 Special 50

Colour Green Blue


Nominal
Core Load (g/m) 5.0 10.0
Nominal
Diameter (mm) 4.2 5.0
Minimum
Strength (kg) 90 113
Packing Reels (m) 2 x 500 2 x 305

WASPADAI !!! SUMBU LEDAK YANG RUSAK BILA:


 TERENDAM DALAM LARUTAN MINYAK ATAU AIR 
 SELUBUNGNYA SOBEK, PATAH, ATAU TERLALU MENEKUK 
OHT 26
Menggunakan semua jenis detonator standar nomor 6
atau 8 yang ditempelkan kuat (diselotip) pada sumbu
ledak.

Sumbu api
Detonator
Ke arah rangkaian No. 6 atau 8
peledakan

Sumbu ledak Selotip kuat

Leg wire
Detonator
Ke arah rangkaian No. 6 atau 8
peledakan

Sumbu ledak Selotip kuat


OHT 27
SAMBUNGANSUMBU LEDAK

Sambungan “L” Sambungan ikat bunga Sambungan ikat bunga cengkeh dgn
cengkeh ujung diseloitip kearah downline

Sambungan 3 putaran Penyambung plastik antara Simpul mati untuk memper-


trunkline dan downline panjang trunkline OHT 28
 Delay blasting pada peledakan menggunakan sumbu ledak hanya
diletakkan dipermukaan, yaitu antar lubang ledak.
 Media delay menggunakan Detonating Relay Connector (DRC) dan
MS- Connector

Orica

ICI Expl

Nitro Nobel

OHT 29
ICI EXPL. (ORICA) NITRO NOBEL
DELAY TIME COLOR
WAKTU TUNDA KODE CODE
(millisecond)
NOMINAL WARNA
9 Natural

15 ms Hitam (black) 17 Yellow


25 Red
25 ms Biru (blue)
34 Pink
35 ms Kuning (gold) 42 White
67 Blue
45 ms Hijau (green)
109 Black
60 ms Merah (red) 176 Orange

OHT 30
TUGAS 3
• PERAGAKAN CARA MENYAMBUNG
SUMBU LEDAK DARI PERMUKAAN KE
DALAM LUBANG
• PERAGAKAN CARA MENGINISIASI
SUMBU LEDAK
• DENGAN MENGGUNAKAN SUMBU
LEDAK, RANGKAI 10 LUBANG LEDAK
YANG MEMPUNYAI WAKTU TUNDA
ANTAR LUBANG
BAGIAN-BAGIAN DETONATOR NONEL

tabung alumunium elemen transisi penyumbat anti-


statis
pelapis baja sumbu nonel

isian utama elemen tunda plug penutup


isian dasar
tidak tembus air

WASPADAI DETONATOR NONEL YG RUSAK, BILA:


 TABUNGNYA BERLUBANG, PENYOK, PLUG PENUTUPNONEL LEPAS, ATAU
SUMBU NONELNYA TERLIPAT-LIPAT
OHT 31
A. CIRI-CIRI KHUSUS:
 Dilengkapi sumbu nonel (nonel tube)
 Waktu tunda detonator nonel terdapat pada label diujung sumbu nonel atau dibagian “J”
Hook
 Penomoran langsung menunjukkan lama waktu tunda, misalnya 100 ms, 125 ms, 350
ms, 400 ms, 500 ms, dst
 Panjang detonator tidak tetap, biasanya lebih panjang dibanding detonator listrik atau
biasa
 Tabung luarnya tahan terhadap benturan (shock), sehingga aman dalam pengangkutan
dan penggunaannya.

B. SIFAT-SIFAT PENTING:
 Kandungan (isian) bahan peledak detonator nonel sama seperti detonator lainnya
 Tahan terhadap air atau kondisi batuan yang berair maupun listrik normal, shg dpt
digunakan pada cuaca mendung atau udara yg mengandung arus listrik normal
 Memiliki waktu tidur lama di dalam lubang ledak, namun tetap tergantung pada
kondisi bahan peledak utama.
 Penyimpanannya dalam gudang dengan kondisi normal bisa sampai 2 thn.
 Untuk menginisiasi detonator nonel menggunakan/melalui sumbu nonel.

OHT 32
Dyno Nobel ICI Expl (Orica)
Periode
Waktu tunda Waktu tunda
tunda
MS LP 1) MS LP
0 -- 25 0 0
1 25 500 25 200
2 50 800 50 400
3 75 1100 75 600
4 100 1400 100 1000
5 125 1700 125 1200
6 150 2000 150 1400
7 175 2300 175 1800
8 200 2700 200 2000
9 225 3100 250 2400
10 250 3500 300 3000
11 275 3900 350 3800
12 300 4400 400 4600
13 325 4900 450 5500
14 350 5400 500 6400
15 375 5900 600 7400
16 400 6500 8500
17 425 7200 9600
18 450 8000
19 475
20 500
21 550
22 600
23 650
24 700
25 750
26 800
27 900
28 1000
OHT 33
1. Berfungsi sebagai saluran signal energi menuju detonator nonel. Pada bagian
ujung sumbu dipres atau ditutup yang disebut dengan ultrasonic seal. Jangan
coba-coba memotong ultrasonic seal ini karena uap air akan masuk kedalam
sumbu dan dapat menyebabkan gagal ledak. Sumbu nonel terdiri dari tiga
lapisan, yaitu: Lapisan luar
 Lapisan luar: untuk ketahanan terhadap
goresan dan perlindungan terhadap ultra violet Lapisan tengah
 Lapisan tengah: untuk daya regang dan
ketahanan terhadap zat kimia
 Lapisan dalam: menahan bahan kimia
reaktif, yaitu jenis HMX atau
octahydrotetranitrotetrazine dan aluminium.
HMX bersuhu stabil dan memiliki densitas serta HMX satu layer
kecep detonasi yang tinggi. Lapisan dalam Dari Dyno Nobel

2. Untuk menginisiasi digunakan alat pemicu khusus yang disebut Shot firer atau
Shot gun atau menggunakan detonator listrik atau biasa nomor 8. Ketika inisiasi
impact dilakukan, transmisi signal energi rendah bergerak disepanjang sumbu dgn
kecepatan propagasi enam kali kecepatan suara (2000 m/s), shg detonator nonel
meledak. OHT 34
1. Sumbu nonel, telah diuraikan
sebelumnya “J” hook + label tunda

2. Detonator nonel, yang berkekuatan


nomor 8. Komponen utama dalam
detonator nonel sama dengan detonator sumbu nonel
listrik yang membedakannya hanya pada
mekanisme pembentukan energi
panasnya. Bagian-bagiannya sudah
diuraikan sebelumnya. deto. nonel

3. Label tunda, yaitu label dengan warna


tertentu yang menandakan tipe priode
tunda halfsecond, quartersecond, atau
millisecond dan waktu nominal ledaknya. sumbu nonel
Hanya saja label ini bisa rusak atau lepas, label tunda
sehingga identitas waktu tunda tidak
diketahui. Bila hal tersebut terjadi bisa
membingungkan dan berbahaya.
4. “J”Hook, adalah alat untuk menyisipkan
detonating cord. Fasilitas ini tidak selalu “J” hook
ada atau modelnya yang berbeda. Nomor
tunda biasanya juga dituliskan pada “J”
Hook ini.
OHT 35

 iN-hOLE atau dOWNLINE, yaitu satu set detonator nonel


yang dimasukkan ke dalam lubang ledak (sebagai primer)
 tRUNKLINE atau sURFACE, yaitu satu set detonator nonel
yang dipasang di permukaan sebagai penyambung antar
lubang
 cONTROL LINE, adalah satu baris sambungan nonel
sebagai pengontrol inisiasi seluruh lubang ledak. Letaknya
tergantung pola peledakan yang dikehendaki. Pada
peledakan tambang terbuka, umumnya diletakkan paling
depan sejajar dengan bidang bebas, tapi bila digunakan pola
peledakan Box Cut diletakkan pada baris tengah sejajar
bidang bebas
 Dengan demikian waktu tunda (delay system) pada
peledakan nonel dapat terjadi di dalam lubang ledak
maupun dipermukaan.
OHT 36
PENYAMBUNG NONEL DI
PERMUKAAN (SURFACE)
Dari Dyno Nobel
Explosives Class: 1.1B U.N. No: 0360

NONEL tube colour Pink


NONEL tube diameter (mm) 3.0 (STD)
NONEL tube VOD (m/sec) 2100  300
SNAPLINE clip capacity 5 STD tubes

1. Will not initiate detonating cord.


2. Tested using standard procedures at 20C. OHT 37
Kapasitas 7
sumbu nonel Mekanisme pengunci-
an sumbu utk men-
cegah bergesernya
sumbu
Slot di bag atas blok
membuat sumbu langsung
kontak dengan bag handak Lengkungan
dalam deto menjamin penutup yang
efektivitas detonasi aman akan
berbunyi “klik”
pada saat
Lengkungan deto
sumbu disisip-
mendistribusi energi
kan
sama kuat ke seluruh
profil deto utk meng-
eliminir potensi gagal Rancangan slot
ledak pada sumbu ke-2 ergonomis dgn:
dan 5 a. Btk “v” pada jalan
masuk sumbu
Tempat evakuasi fume b. Btk gerigi
mengencangkan
pegangan, shg
pemasangan
sumbu cepat
Detonator berkekuatan
rendah

Ring penutup yg
mampu menahan
gaya tarik lebih dari
12 kg
Dyno Nobel

OHT 38
SERI PERLENGKAPAN NONEL
(DYNO NOBEL)

extendaline

shotgun
trunkline nonel

In-hole nonel

OHT 39
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
DETONATOR NONEL
A. KELEBIHANNYA:
 Jumlah lubang yang dapat diledakkan cukup banyak, bisa mencapai ratusan
 Dengan adanya waktu tunda di dalam lubang ledak maupun di permukaan, maka:
 akan menghasilkan arah lemparan fragmentasi hasil peledakan lebih presisi,
 butiran fragmentasi lebih baik dibanding peledakan lainnya, dan
 getaran dapat lebih dikurangi
 Dapat dikombinasikan dengan sumbu ledak
 Tidak terinisiasi oleh arus listrik normal, shg dpt digunakan walaupun cuaca
mendung

B. KELEMAHANNYA:
• Perlu ekstra hati-hati mengatur waktu tunda di permukaan maupun di dalam
lubang ledak agar tidak gagal ledak
• Urut-urutan waktu tunda memerlukan perhatian yang cukup, sehingga
mempengaruhi kecepatan perangkaian
• Membutuhkan peralatan peledakan khusus untuk menginisiasi, paling tidak
memerlukan satu detonator listrik atau detonator biasa.
OHT 40
TUGAS 4
 PERAGAKAN CARA MERANGKAI TRUNKLINE
DAN IN-HOLE DELAY DETONATOR NONEL
 DARI SEBUAH LUBANG DIHUBUNGKAN TIGA
CABANG, YAITU 1 ARAH DOWNLINE DAN 2 ARAH
DIPERMUKAAN. PERAGAKAN CARA
MERANGKAINYA
 PADA SUATU PELEDAKAN 10 LUBANG KE ARAH
DOWNLINE MENGGUNAKAN DETONATING CORD
SEDANGKAN DIPERMUKAAN MENGGUNAKAN
SUMBU DAN DETONATOR NONEL. BAGAIMANA
RANGKAIANNYA.
 BERIKUTNYA TTG PRIMER DAN BOOSTER
MASUK KE BAGIAN “PERSIAPAN
PELEDAKAN”
PRIMER DAN BOOSTER
 Primer adalah suatu istilah yang diberikan pada bahan peledak peka
detonator yang sudah dipasang detonator yang diletakkan di dalam
kolom lubang ledak. Bentuk bhn peledak peka detonator, yaitu:
 geli atau pasta, disebut cartridge, atau
 keras dan padat, sebagian pengguna menyebutnya “booster”
 Booster didefinisikan sebagai bahan peka detonator yang dimasukkan
ke dalam kolom lubang ledak berfungsi sebagai penguat energi ledak
5300
Penyumbat Inisiator Diam. primer, Tekanan detonasi
Kurva

Kecepatan detonasi ANFO, m/s


(stemming) inci primer, kbars
A
4640 A 3 240
B 2 12 240
Bahan peledak 3980 B C 2 240
utama D 1 240
(Primary Charge)
3320 C
BOOSTER Konstan
2660
D
BOTTOM
2000
PRIMING 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Jarak dari primer, cm

a. Perbedaan booster dan primer b. Karakter energi peledakan ANFO dengan


dalam kolom lubang ledak variasi diameter primer (Junk,1968)
POSISI PRIMER DALAM KOLOM
LUBANG LEDAK
Dari detonator bisa berupa:
- Kabel listrik ; - Sumbu Ledak
- Sumbu nonel ; - Sumbu Api

Penyumbat
(stemming)

Kolom lubang
ledak

Bahan peledak TOP


utama (COLLAR)
DECK
(Primary Charge) PRIMING
(MIDDLE)
PRIMING

BOTTOM
PRIMING
PEMBUATAN PRIMER

1)

a. Cara ke 1 b. Cara ke 2

Detonator listrik

2)

3)

Detonator biasa dengan a. Cara ke 1 b. Cara ke 2

sumbu api Sumbu ledak


BOOSTER YANG DIRANCANG UNTUK
PRIMER DARI PABRIK
CARA MENGINISIASI
DETONATOR
Selamat belajar dan sukses

Anda mungkin juga menyukai