PENGGUNAAN ZAT
Oleh : Pembimbing :
Wisnuarto Sarwono dr. Henning Madonna, SpKJ
Adiksi atau ketergantungan, yaitu yang mengalami toleransi, putus zat, tidak
02 mampu menghentikan kebiasaan menggunakan dosis NAPZA lebih dari yang
diinginkan.
Gangguan adiksi merupakan gangguan yang bersifat kronis dan
kemungkinan kekambuhan sangat tinggi, yang ditandai dengan:
Target kerja benzodiazepine adalah reseptor asam (y-aminobutyric acid/GABA). Reseptor-reseptor ini terutama
tersusun oleh subunit a,b,y yang merupakan kombinasi lima atau lebih rentangan membran pascasinaps.
Bergantung pada tipe, jumlah subunit, dan lokalisasi regio otak, pengaktifan reseptor menyebabkan perbedaan efek farmakokinetik. Benzo
diazepine akan meningkatkan frekuensi pembukaan kanal oleh GABA. Aliran
masuk ion klorida menyebabkan sedikit hiperpolarisasi yang menurunkan potensi pascasinaps dari ambang
letup sehingga meniadakan pembentukan potensial aksi. (Pengikatan benzodiazepine dengan lokasi
reseptornya akan meningkatkan afinitas GABA terhadap lokasi pengikatannya (dan sebaliknya) tanpa benar-
benar mengubah jumlah keseluruhan lokasi.
Kerja Benzodiazepine
Amnesia anterograd
Mengurangi kecemasan
Gangguan memori sementara Pelemas otot
01 Pada dosis rendah,
benzodiazepine bersifat
02 akibat penggunaan benzodiaze
pine juga diperantarai oleh Pada dosis tinggi,
anxiolitik.
reseptor GABAa – a1. benzodiazepine
melemaskan otot
03 rangka, kemungkinan
dengan cara
Kerja sedatif dan Antikonvulsan menaikkan hambatan
hipnotik prasinaps pada
04 Benzodiazepine mempunyai 05 digunakan untuk pengobatan medulla spinalis
efek sedatif dan dapat epilepsi (status epileptikus) dan tempat reseptor
menimbulkan hipnosis (tidur gangguan kejang lain GABAa –a2 banyak
buatan) pada dosis tinggi. dijumpai.
Kegunaan Benzodiazepine
1. Gangguan cemas
Dikhususkan untuk kecemasan berat yang berkepanjangan dan sebaiknya digunakan dalam
periode waktu yang singkat karena berpotensi menimbulkan kecanduan.
Obat dengan masa kerja yang lebih lama, seperti clonazepam, lorazepam dan diazepam, lebih
disukai untuk pasien dengan cemas yang membutuhkan pengobatan jangka panjang.
Untuk gangguan panik, alprazolam efektif untuk terapi jangka pendek dan jangka panjang
meskipun dapat menyebabkan gejala putus-obat pada sekitar 30% penderita.
Kegunaan Benzodiazepine
2. Gangguan otot
Diazepam bermanfaat untuk pengobatan spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada kaku
otot, dan pengobatan spastisitas akibat gangguan degeneratif, seperti sklerosis multipel dan
cerebral palsy.
3. Amnesia
Obat yang bekerja singkat sering kali digunakan sebagai premedikasi untuk prosedur yang
dapat memicu kecemasan atau untuk prosedur yang tidak menyenangkan, seperti endoskopi,
bronkoskopi, dan beberapa prosedur gigi dan angioplasti.
4. Kejang
Golongan benzodiazepine yang sering diresepkan untuk gangguan tidur meliputi obat
bergolongan kerja lama flurazepam, golongan kerja menengah temazepam, dan golongan
kerja singkat triazolam.
Pada pengobatan insomnia, sangat penting untuk menyeimbangkan efek sedatif yang dibutuh
kan saat tidur dengan sedasi residual (“hangover”) selama bangun.
Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi) untuk menggunakan
01 NAPZA.
Keadaan putus NAPZA secara fisiologis ketika penghentian penggunaan NAPZA atau
03 pengurangan, terbukti orang tersebut menggunakan NAPZA atau golongan NAPZA yang
sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari terjadinya gejala putus zat.
Gambaran Klinis (PPDGJ-III)
Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan dosis NAPZA yang diperlukan guna memperoleh
04 efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis yang lebih rendah .
Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia menyadari dan memahami adanya akibat yang
merugikan kesehatan akibat penggunaan NAPZA, seperti gangguan fungsi hati karena minum
06 alkohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat penggunaan yang berat atau hendaya
fungsi kognitif.
• Dalam DSM-5, kategori gangguan penggunaan zat
merupakan gabungan dua (2) kategori DSM-IV yaitu
Menurut penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat menjadi
sebuah gangguan tunggal yang diukur dari ringan
kriteria DSM-5 sampai berat.
• Toleransi, seperti yang didefinisikan: • Withdrawal, seperti salah satu hal berikut:
• Kebutuhan yang nyata dalam • Karateristik sindrom putus zat
meningkatkan jumlah zat untuk (merujuk pada kriteria A dan B dari
mencapai intoksikasi atau efek yang kriteria yang ditetapkan untuk alkohol
diinginkan. atau withdrawal zat lainnya.
• Efek nyata terus berkurang dengan • Zat (atau terkait erat dengan zat,
menggunakan jumlah zat yang sama. seperti benzodiazepine dengan
alkohol) dipakai untuk menghilangkan
atau menghindari gejala putus zat.
Pola bermasalah dari penggunaan zat
Spesifik
• Dengan ketergantungan fisiologis: bukti toleransi atau putus zat
• Tanpa ketergantungan fisiologis: tidak ada bukti toleransi atau putus zat.
• Remisi awal : setelah memenuhi kriteria untuk gangguan penggunaan zat yang s
ebelumnya, tidak memenuhi kriteria gangguan penggunaan zat selama 3 bulan tapi
kurang dari 12 bulan
Faktor Risiko
• Masalah keluarga dalam ekonomi • Media yang mendukung
01 dan sosial penggunaan NAPZA
• Penggunaan NAPZA ibu selama • Konflik orang tua dan anak
kehamilan • Orang tua dengan gangguan adiksi,
• Kegagalan di masa awal sekolah masalah penyalahgunaan alkohol
• Penelantaran dan kekerasan pada dan zat
anak • Orang tua yang permisif
• Sikap perilaku menentang dan • Teman sebaya pengguna NAPZA
agresif • Delinguency
• Kurang dilibatkan pada aktivitas • Kepribadian petualang dan suka
bersama mencoba-coba
• Komunitas pengguna NAPZA
• Tinggal di lingkungan yang tidak
memiliki aturan
• Ketersediaan NAPZA di komunitas
Pencegahan Adiksi
Faktor Protektif
• Kemampuan emosional dan sosial • Konflik keluarga yang rendah
02 diri • Komunikasi yang baik antara orang
• Keterlibatan dalam kerohanian dan tua dan anak
agama • Keterampilan yang baik dalam
• Hubungan kelekatan dalam menghadapi masalah
keluarga
Prinsip Pencegahan Adiksi
Pencegahan Primer
• Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah penggunaan zat.
• Dari sudut pandang pencegahan primer di suatu negara adalah mencegah denganmengatasi faktor penyebab dari
segi ekonomi dan budaya setempat yang berhubungan dengan terjadinya adiksi.
• Salah satu upaya dari bidang kesehatan yang dilakukan adalah promosi kesehatan dan edukasi bagaimana
mencegah adiksi.
Pencegahan Sekunder
• Pencegahan sekunder termasuk identifikasi awal dan manajemen gangguan adiksi.
• Pencegahan sekunder sangat penting dalam profesional bidang kesehatan, tidak hanya mencakup identifikasi
awal dan pengelolaan gangguan yang ditimbulkan atau yang berhubungan dengan adiksi, tetapi juga mengatasi
peningkatan risiko dan mengurangi gejala yang mengganggu akibat adiksi.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi kecacatan dan konsekuensi psikososial dari gangguan adiksi.
1. Tidak ada satupun bentuk terapi serupa yang sesuai
untuk semua individu.
2. Kebutuhan mendapatkan terapi harus selalu siap
tersedia setiap waktu.
TERAPI DAN 3. Terapi yang efektif harus mampu memenuhi banyak
UPAYA PEMU kebutuhan individu tersebut, tidak semata-mata
hanya untuk kebutuhan memutus menggunakan
LIHAN napza.
4. Rencana program terapi seorang individu harus dinilai
secara kontinu dan kalau perlu dapat dimodifikasi
guna memastikan apakah rencana terapi telah sesuai
NIDA (National Institute on
dengan perubahan kebutuhan orang tersebut atau
Drug Abuse, belum.
1999) 5. Mempertahankan pasien dalam satu periode waktu
program terapi yang adekuat merupakan sesuatu
yang penting guna menilai apakah terapi cukup efektif
atau tidak.
6. Konseling (perorangan dan/atau kelompok) dan terapi
perilaku lain merupakan komponen kritis untuk menda
TERAPI DAN patkan terapi yang efektif untuk pasien adiksi.
7. Medikasi atau psikofarmaka merupakan elemen
UPAYA PEMU penting pada terapi banyak pasien, terutama bila
dikombinasikan dengan konseling dan terapi perilaku
LIHAN lain.
8. Seorang yang mengalami adiksi yang juga menderita
gangguan mental, harus mendapatkan terapi untuk ke
NIDA (National Institute on duanya secara integratif.
Drug Abuse, 9. Detoksifikasi medik hanya merupakan taraf permulaan
1999) terapi adiksi dan detoksifikasi hanya sedikit bermakna
untuk menghentikan terapi jangka panjang.
10. Terapi yang dilakukan secara sukarela tidak menjamin
menghasilkan suatu bentuk terapi yang efektif.
TERAPI DAN 11. Kemungkinan penggunaan zat psikoaktif selama
terapi berlangsung harus dimonitor secara kontinu.
UPAYA PEMU 12. Program terapi harus menyediakan assesment
penyakit infeksi lain dan juga menyediakan konseling
LIHAN untuk membantu pasien agar mampu memodifikasi at
au mengubah tingkah lakunya, serta tidak menyebab
kan dirinya atau diri orang lain pada posisi yang
NIDA (National Institute on berisiko mendapatkan infeksi.
Drug Abuse, 13. Recovery dari kondisi adiksi NAPZA merupakan suatu
1999) proses jangka panjang dan sering mengalami
episode terapi yang berulang-ulang.