Anda di halaman 1dari 57

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

KEBIDANAN

Diklat Jabatan Fungsional Bidan Terampil,


15 – 24 Mei 2017
Bapelkes Prop.KalSel
Fasilitator Profile :
 Nama : Rijal Riyadi
 Panggilan : Ryu San Go
 Pendidikan : - S 1 FK Unlam Banjarmasin
- S 2 STIEI Banjarmasin
- S 3 (Doktoral Hum.Kes)
Masih dlm pertimbangan
 Instansi : Bapelkes Prov Kal Sel
Widyaiswara
 Smart.. Smile .., FUN..??
“ Menjadikan Pribadi yang
berAhlakul karimah tidak
cukup dengan cara yg biasa
saja “
Pengertian Teknologi Tepat Guna
 Teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu
agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan,
keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat
yang bersangkutan.
 Teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang
hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif
minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang
pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari
lingkungan.
Ciri-ciri Teknologi Tepat Guna
 Biaya investasi cukup rendah/relatif murah
 Teknis cukup mampu untuk dipelihara dan didukung oleh
keterampilan setempat
 Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan
kepada pihak luar (self reliance motivated)
 Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya
 Perbaikan teknologi tradisional yg selama ini menjadi tulang
punggung industri, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di
pedesaan
 Cara pendayagunaan sumber setempat termasuk sumber
alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal
Kriteria teknologi tepat guna
 Biaya murah, mudah dibangun, mudah dirawat, berdaya guna dan
berhasil guna
 Tidak menimbulkan kecelakaan bagi pengguna
 Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan hidup di
pemukiman sekitar
 Mencapai tujuan pemeliharaan kesling khususnya mencegah
penyakit menular di masyarakat
 Apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan
sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat.
 Sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat
 Membantu memecahkan masalah yang sebenarnya bukan
teknologi yg hanya direncanakan
Hemmmm………..
Pendingin Buah Dari Pot
Cara kerja pendingin sistem pot-in-pot
 Sistem pendingin pot-in-pot dibuat dengan menempatkan pot
yang terbuat dari tanah liat (tembikar) ke dalam pot tembikar
yang lebih besar. Ruang diantara kedua pot kemudian diisi
bahan pasir basah yang terjaga kelembabannya. Evaporasi dari
pasir basah pada ruang antara pot kecil dan pot besar
menyebabkan efek dingin pada area dalam pot kecil. Sangat
sederhana namun dapat berkerja sebagai pendingin. sistem
pendingin ini dapat mencapai suhu 19,4 oC dalam waktu 13
jam.
Membuat Pendingin Pot
 Bahan yang digunakan dalam membuat pendingin pot ini antara
lain; dua buah pot dari bahan tanah liat (tembikar) dengan
diameter 60 cm dan 40 cm, lem kayu, kain penutup, pasir, air
secukupnya, dan stereofom

 Siapkanlah dua buah pot besar dan kecil dengan bentuk yang sama
berbahan tanah liat (tembikar), agar pot kecil dapat masuk secara
tepat ke dalam pot besar. Jika ada lubang pada pot seperti yang
sering kita jumpai pada pot di Indonesia, maka tutuplah terlebih
dahulu lubang pot tersebut menggunakan pecahan genting dan
lem, usahakan agar tidak ada lubang pada kedua buah pot yang
akan digunakan sebagai pendingin.
Cara Membuat Pendingin Pot
 Langkah 1 : Lem pot kecil ke dalam pot besar
 Tempelkan pot kecil ke dalam pot besar seperti pada gambar
menggunakan lem. Siapkanlah pasir atau bahan yang dapat
dibasahi lainnya seperti pasir laut dsb.
 Masukkan pasir ke dalam ruang antara pot besar dan pot kecil
sampai penuh, basahi pasir menggunakan air dan kemudian
tutuplah ruangan tersebut menggunakan stereofom.
Cara Membuat Pendingin Pot
 Langkah 2 : isikan air kedalam pasir
 Air dalam pasir tersebut akan mengalami evaporasi, sehingga
efek evaporasi ini akan mendinginkan ruangan di dalam pot.
Demikianlah cara membuat sistem pendingin pot-in-pot.

 Boleh dicoba di rumah…..........


TERAPI KOMPLEMENTER
 Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif
untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan
konvensional maupun biomedis (Cushman &
Hoffman, 2004; Xu, 2004) agar bisa mempercepat
proses penyembuhan.

 Pengobatan konvensional (kedokteran) lebih


mengutamakan penanganan gejala penyakit,
sedangkan pengobatan alami (komplementer)
menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh
sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita
(Sustrani, Alam & Hadibroto, 2005).
Contoh – contoh :
Metode Kangguru

1. Cara memegang atau memposisikan


bayi:
Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi
Lurus Arahkan muka bayi ke putting
payudara ibu.
Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat
ke tubuh ibunya.
Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya
bagian leher dan bahu.
Next……
2. Cara melekatkan bayi:
 Sentuhkan puting payudara
ibu ke mulut bayi
 Tunggulah sampai bayi
membuka lebar mulutnya
 Segera arahkan puting dan
payudara ibu ke dalam
mulut bayi
Next…….
3. Tanda-tanda posisi dan pelekatan
yang benar:

 Dagu bayi menempel ke dada


ibu
 Mulut bayi terbuka lebar
 Bibir bawah bayi terposisi
melipat ke luar
 Daerah areola payudara bagian
atas lebih terlihat daripadaareola
payudara bagian bawah
 Bayi menghisap dengan lambat
dan dalam, terkadangberhenti.
Hasil penelitian PMK di Indonesia :
a. Suhu tubuh BBLR lebih stabil dalam waktu 1 minggu dan
BB lebih cepat naik pada PMK dibandingkan pada
perawatan konvensional (inkubator).
b. Walaupun KU bayi yang mendapat PMK kurang
menguntungkan, bayi dengan PMK lebih jarang mengalami
hipotermia dan kecepatan kenaikan berat badannya lebih
besar.
c. PMK pada awal kehidupan bayi terbukti lebih baik
dibandingkan inkubator untuk menstabilkan suhu tubuh
BBLR dengan keamanan yang setara dengan inkubator.
Next….
d. Keuntungan PMK banyak, antara lain :
- mencegah hipotermia
- mempercepat ASI keluar
- meningkatkan hubungan batin ibu-bayi
e. PMK pada awal kehidupan bayi terbukti lebih baik dibandingkan
inkubator untuk menstabilkan suhu tubuh BBLR dengan keamanan
yang setara dengan inkubator.
TEKNO Tube and Mask

 Alat yang paling dapat


dijangkau oleh bidan desa.
 Alat tersebut memiliki
kelemahan pada desain
katupnya, sehingga memerlukan
modifikasi, sulit dibersihkan
dan tidak dapat digunakan lagi
setelah 5 kali prosedur High-
Level Desinfectans (HLD)
Balon Mengembang Sendiri

 Balon mengembang sendiri


(self inflating bag) setelah
dilepaskan dari remasan
akan terisi spontan dengan
gas (oksigen atau udara atau
campuran keduanya) ke
dalam balon.
Balon tidak mengembang sendiri

 Balon tidak mengembang


sendiri (flow inflating bag),
disebut juga balon anastesi,
terisi hanya bila gas yang
berasal dari gas bertekanan
mengalir ke dalam balon.
TEKNOLOGI DALAM PELAYANAN
KESEHATAN IBU
1. Fetal Doppler
Merupakan alat yang digunakan untuk
mendeteksi denyut jantung bayi, yang menggunakan
prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.
2. Staturmeter
Alat yang digunakan untuk mengukur tinggi
badan, alat ini adalah sangat sederhana pada
desainnya karena hanya ditempelkan pada tembok
bagian atas dan ketika akan digunakan hanya perlu
untuk menariknya sampai kebagian kepala teratas,
sehingga dapat diketahui tinggi badan orang
tersebut.
3. Pendeteksi Denyut Jantung
Alat ini adalah alat yang di fungsikan atau di
gunakan untuk mendeteksi denyut nadi jantung
produk kesehatan ini memiliki berat 33 gram, alat ini
berasal dari jepang dan telah berkembang di jepang
awal desember tahun 2009 lalu,alat ini bisa
dikoneksikan menggunakan kabel USB dan
mempunyai layer ekstra yang dapat menyimpan atau
merekam data hasil pemindaian
4. Pendeteksi Tekanan Darah
Fungsi alat ini juga masih sama alat ini biasanya
juga di gunakan untuk mendeteksi tekanan darah
dari pasien.
5. Breast Pump
Biasa digunakan oleh para ibu yang berkarier
diluar rumah, agar ASI tidak terbuang dengan
percuma, sehingga bayi tetap bisa mendapatkan
ASI dari bundanya.
6. Lingkar lengan ibu hamil
Pada umumnya digunakan dirumah bersalin
yang kegunaannya untuk mengetahui keadan gizi
ibunya.
7. Reflek Hammer/Reflek Patella
Jenis hammer yang dilapisi dengan karet yang
digunakan untuk mengetahui respon syaraf dari
anggota tubuh biasanya kaki
8. Torniquet
alat bantu yang digunakan untuk sarana
pendukung pada pengambilan darah, pada
umumnya dilingkarkan pada lengan tangan saat
akan dilakukan pengambilan darah, agar darah
bisa lebih mudah didapat.
Inkubator Darurat
Inkubator Rakitan
Alat pembuatan Inkubator
Warm Lamp
BAYI KUNING DAN CARA MERAWAT
DIRUMAH DENGAN MENGGUNAKAN
LAMPU TL BIRU
Gambar Ikterus Menurut KRAMER
Derajat Ikterus Menurut KRAMER ( 1969 )

DERAJAT I : Daerah kepala dan leher, perkiraan kadar bilirubin


5,0 mg %.
DERAJAT II : Sampai badan atas, perkiraan kadar bilirubin
9,0 mg%.
DERAJAT III : Sampai badan bawah hingga tungkai,bilirubin
11,4 mg%.
DERAJAT IV : sampai daerah lengan, kaki bawah lutut, 12,4 mg%

DERAJAT V : sampai daerah telapak tangan dan kaki, 16,0 %


Cara pembuatan :
 Lampu Tube Luminescent (TL) blue light sinar biru atau TL
bayi merk philips dengan kodeTL 20 W / 52
 Beli duduknya (balast,/ ringan yang elektronik.
 Pasangkan lampu TL ke dudukannya :
Gambar
 Jarak sekitar 50 cm diatas tempat tidur bayi kuning , bisa
dengan kedudukan atau di ikat dengan tambang jemuran ke
atap kamar/ hati-hati dalam mengikat jangan ke bagian yang
akan panas, karena setelah beberapa menit akan ada bagian-
bagian yang panas.
 Selama disinar bayi dibuka bajunya, biasanya dingin, supaya
tidak dingin dikasih lampu bohlam 75 W (u/penghangat)
dengan dudukan lampu belajar.
 Lampu biru menurunkan kadar bilirubin.
 Lampu bohlam untuk penghangat saja.
 Menurut Indikator dari laboratorium kadar bilirubin
dibawah 12 itu masih wajar.
 Bila bilirubin di atas 10 sudah menganjurkan untuk disinari
karena dalam 14 hari bilirubin masih akan naik, dan baru
akan turun setelah hari ke 14.
 Di Rumah sakit dengan bilirubin 11 pun bayi terus-terusan
di sinari tiap 2 jam lalu istirahat (di berikan ASI) 2 jam
kemudian di sinar lagi.
 Ada juga yang 2 jam disinar, istirahat 1 jam.
 Demikian terus-terusan sampai bilirubin dianggap normal.
(dirumah kita bisa sesuaikan dengan situasi kondisi)
 Asi harus diberikan tiap 2 jam, ibu harus minum susu dan
suplemen (asi melimpah).
kalau asi telat bilirubin akan cepat sekali naik (sangat berbahaya).
 Mata bayi harus di tutup kain (beberapa lapis dan ada kain
hitamnya)
 Tiap 5 menit sebaiknya tutup mata diperiksa.
 Alat kelamin bayi juga harus ditutup (biasanya dengan pempers)
Gambar
 Kalau tidak mendung sebaiknya pagi hari tetap disinar
matahari asli (jam 07.30 – 09.30). Selama disinar matahari.
 Mata tetap harus ditutup dan baju dibuka (dipempers saja).
Bayi dibolak balik tiap 15 menit atau tiap 30 menit
tergantung panasnya matahari.
 Setelah dari matahari pagi, kemudian siang lalu sore dan malam
tetap disinar Lampu biru (bila bilirubin masih dibawah 12
sebetulnya cukup pagi + sore + malam saja (masing-masing 2
jam).
 Tapi bila bilirubin di atas 12 sebaiknya harus tiap 2 jam seperti di
Rumah sakit (2 jam disinar lalu 2 jam istirahat /ASI)
 Bayi sebaiknya di cek kadar bilirubin tiap 2 atau 3 hari ke
laboratorium.
 Kalau kadar bilirubin diatas 20 akan berbahaya bisa
penumpukan ke otak, dan bayi bisa kejang.
 Setelah 2 minggu kadar bilirubin akan turun (bila kondisi
normal).
Gambar
KESIMPULAN
 TTG adalah teknologi sederhana dan dapat dibuat oleh
masyarakat atau keluarga pasien, memakai bahan yang banyak
terdapat di sekitar lingkungan tempat tinggal.
 TTG bukan teknologi tradisional tetapi selangkah lebih maju
dan terjangkau oleh kemammpuan masyarakat
 TTG suatu cara memberdayakan potensi yang ada di suatu
daerah sehingga potensi tersebut menjadi komoditi dan dapat
menaikkan taraf hidup masy
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai