PENGERTIAN
Permanganometri :
Merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer, tekniknya
didasarkan atas reaksi oksidasi-reduksi, kalium permanganate merupakan
oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam, netral dan basa. Dimana
kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat yang dijadikan
sebagai titran.
Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau
garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang
tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
• (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat.
• (2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat.
TITRASI MENGGUNAKAN
PERMANGANOMETRI
PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
Pertama-tama ambil 10 ml larutan Na2C2O4 dengan menggunakan pipet volum
10 ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Dilakukan duplo.
• B. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3
• 3. Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades
secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15
menit.
• 4. tiga tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan.
Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan dengan
menggunakan kertas saring Whatman No.540.
• 5. Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi kertas
saring dengan menggunakan pengaduk.
• 6. Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer yang
lain. Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50 ml. Dititrasi
dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :
1. Pembuatan larutan baku yang kurang tepat
2. Kurang teliti pada percampuran larutan
3. Kurang akurat dalam penimbangan bahan
Pada percobaan ini, asam oksalat 25 ml ditambahkan H2SO4 pekat kemudian dipanaskan
mencapai suhu 60-65o C ternyata mempunyai warna larutan tetap bening.
Tabel Hasil Titrasi Asam Oksalat dengan H2SO4 oleh KMnO4
Keterangan :
Warna berubah menjadi warna ros.
V1 . N1 = V2 . N2
N asam oksalat . Vasam Oksalat = N KMnO4 . V KMnO4
Percobaan Titik Ekivalen (mL)
N1 = N2 . V2 1 5,7 mL
V1 2 5,7 mL
Rata-rata TE 5,7 mL
= 0,03 . 5,7 mL
25 mL
= 0,171
25
= 0,00684 N
= 6,84 X 10-3
Jadi N asam oksalat adalah 6,84 X 10-3 N
IODIMETRI
Iodimetri
Pembuatan Standarisasi
Pengertian
Larutan Larutan
Iodimetri
Iodium Iodium
Standarisasi Standarisasi
Larutan Iodium Larutan Iodium
dengan BBP dengan Larutan
As₂O₃ Na₂S₂O₃
Pengertian iodimetri
18,00 gr
12, 70 gr I2
KI
Ditimbang I2 Ditimbang KI
sebanyak 12,70 gr sebanyak 18,00 gr
Diencerkan sampai
1 liter
Perhitungan
Bagan Kerja
Indikato
H₂SO r kanji
310ml
gr PP
₄ 4N
NaHCO₃
NaOH 4N
Dasar Reaksi
Na₂s₂o₃ yang baru di standarisasi
dengan KI dapat digunakan untuk 2Na2S2O4 + I2 Na2s4o6 + 2nai
menstandarisasi larutan I₂ dengan
cara penitaran. Na₂s₂o₃ sebagai
titran dan I₂ sebagai titrat serta
penambahan kanji maka akan di
peroleh titik akhir tidak berwarna.
Bagan kerja
Indikato
r kanji
𝑉₁. 𝑁₁ = 𝑉₂. 𝑁₂
Titrasi iodometri
Prinsip dari iodi/iodometri adalah reaksi reduksi
oksidasi. Reaksi-reaksi yang terjadi meliputi
perubahan bilangan oksidasi atau perpindahan
elektron-elektron dari zat-zat yang bereaksi.
Banyak agen pengoksidasi yang
membutuhkan suatu larutan asam untuk
bereaksi dengan iodin, natrium thiosulfat
biasanya dipergunakan sebagai titrannya.
Natrium Thiosulfat
Natrium thiosulfat umumnya dibeli sebagai penhidrat, Na2S2O3.5H2O, dan larutan-larutan tersebut tidak
stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali ditambah
sebagai bahan pengawet.
A. KELEBIHAN IODOMETRI
• Prosedur analisa mudah dilakukan
• Tidak memerlukan waktu yang lama
• Instrumen yang dibutuhkan cukup sederhana
• Perhitungan analisa dapat langsung didapatkan
B. KELEMAHAN IODOMETRI
• Hasil analisa yang diperoleh kurang akurat karena penggunaan
standar na2so3 tidak stabil dalam pengamatan.