Anda di halaman 1dari 37

PERMANGANOMETRI

PENGERTIAN

Permanganometri :
Merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer, tekniknya
didasarkan atas reaksi oksidasi-reduksi, kalium permanganate merupakan
oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam, netral dan basa. Dimana
kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat yang dijadikan
sebagai titran.
Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau
garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang
tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
• (1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat.
• (2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat.
TITRASI MENGGUNAKAN
PERMANGANOMETRI

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium


permanganat. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda
yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan
untuk menunjukkan kelebihan pereaksi.
Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium
oksalat atau sebagai standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada proses
pembakuan kalium permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang


disebabkan kelebihan permanganat.
Kalium permanganat sukar diperoleh secara sempurna murni dan
bebas sama sekali dari mangan oksida. Dalam larutan asam, permanganat
(VII) akan tereduksi sehingga tidak berwarna dan bilangan oksidasinya
menjadi +2 (Mn2+)
8 H+ + MnO4− + 5 e− → Mn2+ + 4 H2O
Dalam larutan basa kuat, permanganat(VII) akan tereduksi, warnanya
menjadi hijau, dengan bilangan oksidasi +6 (MnO42−).
MnO4− + e− → MnO42−
Dalam larutan netral, ion ini akan tereduksi sehingga bilangan
oksidasinya menjadi +4, warnanya hijau (MnO2).

2 H2O + MnO4− + 3 e− → MnO2 + 4 OH−

Zat organik air dioksidasikan dengan KMNO4 direduksikan oleh asam


oksalat . Kelebihan asam oksalat dititrasi dengan KMNO4
Dalam permanganometri kita menggunakan larutan standar untuk
menentukan konsentrasinya. Dalam titrasi permanganometri KMnO4 tidak
dapat dipakai sebagai larutan standar primer, sebab:
a. Tidak dapat diperoleh dalam keadaan murni bebas dari MnO2.
b.Aquades yang digunakan untuk melarukan biasanya mengandung bahan-
bahan reduktor yang akan mereduksi KMnO4 menjadi MnO2. Adanya MnO2
merupakan katalisator pada penguraian KMnO4 sendiri.
Hal yang dilakukan pertama kali
adalah menstandarisasi larutan
KMnO4 dengan Na2C2O4 setelah
didapatkan konsentrasi KMnO4,
kalium permanganat ini dipakai
untuk menitrasi larutan yang
mengandung ion logam, seperti
Fe3+dan lainnya.
Penentuan kadar Ca²⁺ (Kalsium) dalam CaCO₃
dengan menggunakan Permanganometri

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan


KMnO40,1 N, aquades, larutan H2SO4 0,75 N, larutan sampel nitrit, padatan
CaCO3, indikator metil merah, garam NH4 oksalat, larutan Na2C2O4, larutan
H2SO41:8.

PROSEDUR KERJA
A. Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
Pertama-tama ambil 10 ml larutan Na2C2O4 dengan menggunakan pipet volum
10 ml. Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N. Dilakukan duplo.
• B. Penentuan Kalsium (Ca2+) dalam CaCO3

• 1. Ditimbang 0,1 gram padatan CaCO3 dengan menggunakan neraca analitik.


Dimasukkan ke dalam beaker glass 400 ml.

• 2. Aquades ditambahkan sampai volume menjadi 100 ml. Ditambahkan


beberapa tetes indikator metil merah ke dalam larutan. Dipanaskan larutan
tersebut sampai mendidih.

• 3. Ditambahkan larutan dari 0,75 gram NH4 oksalat dalam 12,5 ml aquades
secara perlahan-lahan. Dipanaskan pada temperatur 70-80°C selama 15
menit.
• 4. tiga tetes larutan amonia (1:1) ditambahkan sambil diaduk secara perlahan.
Dibiarkan larutan dalam keadaan panas selama 1 jam. Disaring endapan dengan
menggunakan kertas saring Whatman No.540.

• 5. Dicuci endapan dengan aquades hingga bebas dari oksalat. Dilubangi kertas
saring dengan menggunakan pengaduk.

• 6. Dibilas endapan dengan larutan asam sulfat (1:8) ke dalam erlenmeyer yang
lain. Dicuci kertas saring dengan aquades panas sampai volume 50 ml. Dititrasi
dengan larutan KMnO4 0,1 N setelah semua endapan larut.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :
1. Pembuatan larutan baku yang kurang tepat
2. Kurang teliti pada percampuran larutan
3. Kurang akurat dalam penimbangan bahan

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri yang lain


antara lain :
1. larutan pentiter KMnO4 pada buret apabila terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2.
2. Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi
kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai
menjadi air.
2. Contoh Soal

Pada percobaan ini, asam oksalat 25 ml ditambahkan H2SO4 pekat kemudian dipanaskan
mencapai suhu 60-65o C ternyata mempunyai warna larutan tetap bening.
Tabel Hasil Titrasi Asam Oksalat dengan H2SO4 oleh KMnO4
Keterangan :
Warna berubah menjadi warna ros.
V1 . N1 = V2 . N2
N asam oksalat . Vasam Oksalat = N KMnO4 . V KMnO4
Percobaan Titik Ekivalen (mL)
N1 = N2 . V2 1 5,7 mL
V1 2 5,7 mL
Rata-rata TE 5,7 mL
= 0,03 . 5,7 mL
25 mL
= 0,171
25
= 0,00684 N
= 6,84 X 10-3
Jadi N asam oksalat adalah 6,84 X 10-3 N
IODIMETRI
Iodimetri

Pembuatan Standarisasi
Pengertian
Larutan Larutan
Iodimetri
Iodium Iodium

Standarisasi Standarisasi
Larutan Iodium Larutan Iodium
dengan BBP dengan Larutan
As₂O₃ Na₂S₂O₃
Pengertian iodimetri

Merupakan proses penitaran redoks yang


mengoksidasikan suatu persenyawaan yang bereaksi
dengannya. Iodimetri ini merupakan metode titrasi
secara langsung dengan menggunakan titran iod (i2) dan
menggunakan indikator kanji dalam suasana asam
dengan warna titik akhir biru muda
Pengertian iodimetri

Iodimetri termasuk ke dalam :


 Termasuk kedalam reaksi redoks
 Termasuk kedalam oksidimetri
 Metode reaksi secara langsung
 Sebagai titrannya digunakan Iodium (I2)
 Digunakan indikator kanji pada awal titrasi
Iodimetri

Zat-zat penting yang merupakan pereaksi reduksi (reduktor) cukup kuat


untuk dititrasi secara langsung dengan iodium adalah tio (Na2S2O3), arsenat (III),
antimon (III) sulfida, sulfit, timah putih (II), dan ferisianida (Fe(CN)2). Kekuatan
reduksi beberapa zat tersebut tergantung pada konsentrasi ion hidrogen dan
hanya dengan mengatur ph yang sesuai, reaksi dengan iodium ini dapat dibuat
secara kuantitatif.
Pembuatan Larutan Iodium 0,1 N (KI3 0,1 N)

18,00 gr
12, 70 gr I2
KI

Ditimbang I2 Ditimbang KI
sebanyak 12,70 gr sebanyak 18,00 gr

Diencerkan sampai
1 liter
Perhitungan
Bagan Kerja

Indikato
H₂SO r kanji
310ml
gr PP
₄ 4N
NaHCO₃
NaOH 4N

Timbang ± 1,0 Pipet 10,00ml Masukkan ke Titar dengan I₂


Masukkan ke dalam
gram As₂O₃ larutan Erlenmeyer asah 0,05N
labu ukur, larutkan.
TA: biru muda
seulas
Standarisasi larutan I₂ dengan Larutan Na₂S₂O₃

Dasar Reaksi
Na₂s₂o₃ yang baru di standarisasi
dengan KI dapat digunakan untuk 2Na2S2O4 + I2  Na2s4o6 + 2nai
menstandarisasi larutan I₂ dengan
cara penitaran. Na₂s₂o₃ sebagai
titran dan I₂ sebagai titrat serta
penambahan kanji maka akan di
peroleh titik akhir tidak berwarna.
Bagan kerja

Indikato
r kanji

Pipet 25ml larutan


Iod Pindahkan ke Titar dengan
Erlenmeyer larutan Na₂S₂O₃
TA: tidak berwarna
perhitungan

𝑉₁. 𝑁₁ = 𝑉₂. 𝑁₂
Titrasi iodometri
Prinsip dari iodi/iodometri adalah reaksi reduksi
oksidasi. Reaksi-reaksi yang terjadi meliputi
perubahan bilangan oksidasi atau perpindahan
elektron-elektron dari zat-zat yang bereaksi.
Banyak agen pengoksidasi yang
membutuhkan suatu larutan asam untuk
bereaksi dengan iodin, natrium thiosulfat
biasanya dipergunakan sebagai titrannya.
Natrium Thiosulfat

Natrium thiosulfat umumnya dibeli sebagai penhidrat, Na2S2O3.5H2O, dan larutan-larutan tersebut tidak
stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali ditambah
sebagai bahan pengawet.

Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat :


I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Jika pH dari larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat:
4I2 + S2O32- + 5H2O 8I- + 2SO42- + 10H+
• Tembaga
• Tembaga murni dapat dipergunakan sebgai standar primer untuk
natrium tiosulfat dan disarankan untuk dipakai ketika tiosulfatnya
akan dipergunakan untuk menentukan tembaga. Telah ditemukan
bahwa iodin ditahan oleh adsorpsi pada permukaan dari endapan
tembaga(I) iodida dan harus dipindahkan untuk mendapatkan hasil-
hasil yang benar. Kalium tiosianat biasanya ditambahkan sesaat
sebelum titik akhir titrasi tercapai untuk menyingkirkan iodin yang
diadsorbsi.
Penentuan-penentuan Iodometrik
Penentuan iodometrik tembaga banyak
dipergunakan baik untuk bijih maupun
paduannya. Metoda ini memberika hasil-hasil
yang sempurna dan lebih cepat daripada
penentuan elektrolotik tembaga.
Menetukan Titik Akhir Titrasi
• Larutan iodium dalam air yang mengandung iodida berwarna kuning sampai coklat tergantung
kadarnya. Iodium dapat berlaku sebagai indikator sendiri tapi penglihatan kurang dapat
menagkap perubahan warnanya, maka digunakan indikator amilum.
• Dalam lingkungan asam kuat amilum tidak dapat digunakan sebagai indikator karena amilum
akan terhidrolisa. Kepekaan warna indikator akan menurun apabila :
• Suhu dinaikan
• Larutan mengandung alkaohol, pada konsentrasi alkohol >50% menjadi tidak berwarna
Prosedur Perlakuan
• Penetapan konsentrasi/pembakuan dengan baku primer
• Dibuat 100 ml larutan baku primer
• Dipipet 10 ml larutan tersebut ke dalam erlenmeyer
• Ditambahkan 5 ml larutan HCl pekat dan KI 10 % 5 ml
• Larutan dititar dengan di dalam buret dari warna kuning coklat tua
menjadi kuning muda
• Ditambahkan larutan amium sebagai indikator
• Titrasi dilanjutkan sampai titik akhir ( hijau terang/tosca)
• Percobaan dilakukan minimal tiga kali
• Penentuan kadar CuSO4:
25 ml CuSO4 + 5 ml H2SO4 2 M + 0,5 gram KI
Campuran berwarna kuning + larutan kanji / indicator amilum perlahan sampai
warna keunguan
Titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna ungu tersebut menghilang
REAKSI REDOKS
Kelebihan dan Kelemahan Iodometri

A. KELEBIHAN IODOMETRI
• Prosedur analisa mudah dilakukan
• Tidak memerlukan waktu yang lama
• Instrumen yang dibutuhkan cukup sederhana
• Perhitungan analisa dapat langsung didapatkan
B. KELEMAHAN IODOMETRI
• Hasil analisa yang diperoleh kurang akurat karena penggunaan
standar na2so3 tidak stabil dalam pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai