Anda di halaman 1dari 39

Appendisitis

Tiar Ilman Hernawan


030.13.188
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Kepaniteraan Bedah RSUD Karawang
Mei-September 2017
Pendahuluan
Pendahuluan
Pendahuluan
Case

Identitas Pasien
Anamnesis

1
Keluhan utama :
Nyeri perut kanan 2
bawah hilang timbul
yang memberat 3
sejak 1 hari SMRS
4
5
Anamnesis

1
2
Riwayat Penyakit 3

4
5
Pemeriksaan Fisik

1
2
3
4
5
Pemeriksaan Fisik

1
Abdomen
2
Kuadran Kanan 3
Bawah
4
5
Pemeriksaan Penunjang

1
2
3
4
5
Diagnosa Kerja
Penatalaksanaan

- Tramadol 50 mg drip
- Ranitidin 2 x 1 ampul
Tinjauan Pustaka
Anatomi

Apendiks : suatu organ yang terdapat pada sekum


yang terletak pada proximal kolon.
Panjang 3 – 15 cm
Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di
bagian distal
menghasilkan lendir 1-2 ml perhari  caecum
PERSARAFAN PERDARAHAN

Parasimpatis
•arteri apendikular (cabang dari
• Cabang N.vagus mengikuti a.mesenterika superior dan bagian bawah arteri ileocolica)
a.apendikularis

•Arteri pada apendiks termasuk


Simpatis end arteri yang merupakan arteri
tanpa kolateral.
•n.torakalis X  nyeri
•Bila arteri ini tersumbat, misal
visceral pada apendisitis karena adanya trombosis pada
bermula di sekitar infeksi, apendiks akan
umbilicus mengalami gangren
Definisi
• Apendisitis merupakan peradangan pada umbai cacing atau apendisitis vermiformis
• merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan operasi
abdomen kegawatdaruratan

Epidemiologi
• Pada semua umur terutama 20-30 thn
• Anak <1thn  jarang
Obstruksi (90%) Bakteri
• Fekalit • Areeob
• Ascariasis • anaerob
• Hiperplasia jar limfoid
• Tumor pada appendik

Etiologi

Kecenderungan familiar Faktor ras dan diet


• terjadinya malformasi yang herediter dari • Bangsa kulit putih  kebiasaan
organ apendiks yang terlalu panjang, makannya ke pola makan tinggi serat
• vaskularisasi yang tidak baik, • pola makan rendah serat, memiliki resiko
• letaknya yang mudah terjadi apendisitis apendisitis yang lebih tinggi
Bakteri penyebab

Bakteri aerob fakultatif Bakteri anaerob

 Escherichia coli  Bacteroides fragilis


 Viridans streptococci  Peptostreptococcus micros
 Pseudomonas aeruginosa  Bilophila species
 Enterococcus  Lactobacillus species
Gejala klinis

Gambaran klinis apendisitis akut

 Tanda awal  nyeri mulai di epigastrium atau region umbilikalis disertai mual dan anoreksia
 Nyeri pindah ke kanan bawah menunjukkan tanda rangsangan peritoneum local dititik McBurney
 Nyeri tekan
 Nyeri lepas
 Defans muskuler
 Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
 Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (rovsing sign)
 Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg sign)
 Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti bernafas dalam, berjalan, batuk, mengedan
Pemeriksaan Fisik

Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 oC. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi
perforasi
Inspeksi
Penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.
Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering
terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada
massa atau abses appendikuler yang besar
palpasi

Nyeri tekan Mc.Burney : Pada palpasi didapatkan


titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc
Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
Nyeri lepas : Rebound tenderness (nyeri lepas
tekan) adalah rasa nyeri yang terjadi akibat
rangsangan pada peritoneum
Rovsing sign :

Penekanan perut sebelah kiri akan menyebabkan


nyeri sebelah kanan.

Hal ini disebabkan karena tekanan tersebut


menyebabkan organ dalam terdorong kearah kanan
dan memberikan tekanan pada apendiks yang
meradang.
Blumberg Sign : nyeri kanan bawah bila tekanan
sebelah kiri dilepaskan.

rovsing sign
Psoas sign: ditemukan pada apendiks yang
terletak retrosekal. Psoas sign terjadi karena
adanya rangsangan m. psoas oleh peradangan
yang terjadi pada apendiks.

PSOAS sign
Obturator Sign:

Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila


panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan
kearah dalam,

terjadi karena peradangan appendiksmenyentuh


m.Obturator Internus yang merupakan dinding
panggul kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa
apendiks terletak pada rongga pelvis.
Rectal toucher

Pemeriksaan ini dilakukan pada appendicitis, untuk


menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit
diketahui.

Jika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa


nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang
terletak didaerah pelvis.

Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis pada


appendicitis pelvika

Pemeriksaan rectal toucher pada apendisitis


Pemeriksaan Penunjang

Pada hasil laboratorium


didapatkan hasil Leukositosis dan
pada hitung jenis Leukosit
didapatkan hasil Shift to the Left.
Abdominal X-Ray

Bila sudah terjadi perforasi, maka pada foto abdomen tegak akan tampak udara bebas di bawah diafragma
Bila terjadi peritonitis yang biasanya disertai dengan kantong-kantong pus, maka akan tampak udara yang
tersebar tidak merata dan usus-usus yang sebagian distensi dan mungkin tampak cairan bebas, gambaran
lemak preperitoneal menghilang, pengkaburan psoas shadow
Foto polos abdomen supine pada abses apendiks kadang-kadang memberi pola bercak udara dan air fluid
level pada posisi berdiri/LLD, kalsifikasi bercak rim – like (melingkar) sekitar perifer mukokel yang asalnya
dari apendiks
Ultrasonography

Pada kasus appendicitis akut akan nampak adanya :


Dinding apendiks nampak jelas, dapat dibedakan.
Diameter luar appendix lebih dari 6 mm.
Adanya appendicolith / fecalith.
Adanya timbunan cairan periappendicular
Tampak lemak pericaecal echogenic prominent.
Keadaan apendiks perforasi ditandai dengan tebal dinding apendiks yang asimetris, cairan bebas
intraperitonial, dan abses tunggal atau multipel
CT-Scan

Diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm,


ada penebalan dinding appendiks
gambaran perubahan inflamasi periappendicular, termasuk diantaranya inflammatory fat stranding,
phlegmon, free fluid, free air bubbles, abscess, dan adenopathy.
Ct-Scan sangat baik untuk mendeteksi apendiks dengan abses atau flegmon
Alvarado Score untuk membantu menegakkan
diagnosis

0-4 : bukan appendicitis


Manifestasi Skor
5-6 : kemungkinan kecil

Gejala Adanya migrasi nyeri 1


7-8 : kemungkinan besar appendicitis
Anoreksia 1 9-10 : hampir pasti appendicitis

Mual/muntah 1

Tanda Nyeri RLQ 2

Nyeri lepas 1

Febris 1

Laboratorium Leukositosis 2

Shift to the left 1

Total poin 10
Diagnosis Banding

Gastroenteritis : Limfadenitis mesenterika :


Ditandai dengan mual, muntah dan diare
mendahului rasa sakit. Biasanya didahului oleh enteritis atau
gastroenteritis. Ditandai dengan nyeri perut kanan
Sakit perut lebih ringan, hiperperistaltis sering disertai dengan perasaan mual dan nyeri tekan
ditemukan, panas dan leukositosis kurang perut.
menonjol dibandingkan dengan appendisitis akut
Kehamilan ektopik : Pelvic Inflammatory Disease seperti salpingitis
Hampir selalu ada riwayat terlambat haid dengan akut kanan sulit dibedakan dengan appendicitis
keluhan yangtidak jelas seperti ruptur tuba dan akut.
abortus.
Suhu biasanya lebih tinggi daripada appendisitis
Kehamilan di luar rahim disertai pendarahan dan nyeri perut bagian bawah lebih difus.
menimbulkan nyeri mendadak difus di pelvic dan
bisa terjadi syok hipovolemik Infeksi panggul pada wanita biasanya diserai
keputihan dan infeksi urin.
tatalaksana

1. Apendiktomi adalah terapi utama


2. Antibiotic pada apendisitis digunakan sebagai:
– Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi kejadian
infeksi pasca pembedahan.
– Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis
• Antibiotic diteruskan sampai 5-7 hari post operatif untuk kasus apendisitis ruptur atau
dengan abses.
• Antibiotic diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus apendisitis rupture dengan
peritonitis diffuse.
Komplikasi

Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan
mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi
seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh
perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik.
Peritonitis
Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronis akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada
permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik
berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit
hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok.
Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus
menghilang
Massa Periapendikuler
Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum.
Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis
generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum
masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri.
Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik,
suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan,
lekosit dan netrofil normal.
prognosis

Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada beberapa
kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix
gangrenosa.

Anda mungkin juga menyukai