Appendisitis
Appendisitis
Identitas Pasien
Anamnesis
1
Keluhan utama :
Nyeri perut kanan 2
bawah hilang timbul
yang memberat 3
sejak 1 hari SMRS
4
5
Anamnesis
1
2
Riwayat Penyakit 3
4
5
Pemeriksaan Fisik
1
2
3
4
5
Pemeriksaan Fisik
1
Abdomen
2
Kuadran Kanan 3
Bawah
4
5
Pemeriksaan Penunjang
1
2
3
4
5
Diagnosa Kerja
Penatalaksanaan
- Tramadol 50 mg drip
- Ranitidin 2 x 1 ampul
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Parasimpatis
•arteri apendikular (cabang dari
• Cabang N.vagus mengikuti a.mesenterika superior dan bagian bawah arteri ileocolica)
a.apendikularis
Epidemiologi
• Pada semua umur terutama 20-30 thn
• Anak <1thn jarang
Obstruksi (90%) Bakteri
• Fekalit • Areeob
• Ascariasis • anaerob
• Hiperplasia jar limfoid
• Tumor pada appendik
Etiologi
Tanda awal nyeri mulai di epigastrium atau region umbilikalis disertai mual dan anoreksia
Nyeri pindah ke kanan bawah menunjukkan tanda rangsangan peritoneum local dititik McBurney
Nyeri tekan
Nyeri lepas
Defans muskuler
Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (rovsing sign)
Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg sign)
Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak, seperti bernafas dalam, berjalan, batuk, mengedan
Pemeriksaan Fisik
Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5 oC. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi
perforasi
Inspeksi
Penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.
Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering
terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada
massa atau abses appendikuler yang besar
palpasi
rovsing sign
Psoas sign: ditemukan pada apendiks yang
terletak retrosekal. Psoas sign terjadi karena
adanya rangsangan m. psoas oleh peradangan
yang terjadi pada apendiks.
PSOAS sign
Obturator Sign:
Bila sudah terjadi perforasi, maka pada foto abdomen tegak akan tampak udara bebas di bawah diafragma
Bila terjadi peritonitis yang biasanya disertai dengan kantong-kantong pus, maka akan tampak udara yang
tersebar tidak merata dan usus-usus yang sebagian distensi dan mungkin tampak cairan bebas, gambaran
lemak preperitoneal menghilang, pengkaburan psoas shadow
Foto polos abdomen supine pada abses apendiks kadang-kadang memberi pola bercak udara dan air fluid
level pada posisi berdiri/LLD, kalsifikasi bercak rim – like (melingkar) sekitar perifer mukokel yang asalnya
dari apendiks
Ultrasonography
Mual/muntah 1
Nyeri lepas 1
Febris 1
Laboratorium Leukositosis 2
Total poin 10
Diagnosis Banding
Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan
mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi
seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh
perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik.
Peritonitis
Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun
kronis akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada
permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik
berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit
hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok.
Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus
menghilang
Massa Periapendikuler
Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum.
Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis
generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum
masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri.
Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik,
suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan,
lekosit dan netrofil normal.
prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada beberapa
kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix
gangrenosa.