Anda di halaman 1dari 40

seminar

UJI DAYA HAMBAT SEDIAAN GEL


GETAH JARAK CINA (Jatropha multifida L.)
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
SECARA IN VITRO

Oleh :
Nura Ustrina (1108109010004)
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Getah jarak cina

Handayani, 2005

antibakteri
mengandung

Alkaloid Flavonoid Saponin Tanin


Cont..
Menurut penelitian Muntiaha, dkk (2014)
krim getah jarak cina memberikan efek antibakteri
untuk pengobatan luka sayat yang terinfeksi bakteri
Staphylococcus aureus.

Rumusan Masalah
Apakah variasi konsentrasi (4%, 5%, 6%, 7%, 8% dan
9%) getah Jarak Cina dapat mempengaruhi formulasi
sediaan gel dan berapakah konsentrasi gel getah Jarak
Cina yang menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus terbesar.
Tujuan Penelitian

• Penelitian ini bertujuan untuk menentukan organoleptis,


homogenitas, viskositas, pH, dan konsistensi formulasi gel getah
Jarak Cina, serta menentukan konsentrasi gel getah jarak cina
yang dapat memberi daya hambat terbesar.
Metode Penelitian

• Persiapan sampel
Getah Jarak Cina (Jatropha multifida L.)
diambil dengan cara batang Jarak Cina
disayat dan dikumpulkan getahnya.

Uji Fitokimia

Uji Flavonoid Uji Tanin

Uji Alkaloid Uji Saponin Uji Glikosida


Konsentrasi Gel
• Pembuatan Gel

2 g korbopol Dimasukkan dalam Ditambahkan air


lumpang panas

Ditambahkan 2 mL
TEA

Ditambahkan 0,24 Ditambahkan 0,04 g


g nipagin nipasol

Ditambahkan getah
jarak cina

Di gerus hingga
homongen
Uji Sediaan Gel

Uji Organoleptis

Uji Homogenitas

Uji Sediaan Gel Uji pH

Uji Viskositas

Uji Konsistensi Gel


Uji Aktivitas Bakteri
Sterilisasi Alat Uji Aktivitas Antibakteri Gel Sterilisasi Bahan
(oven) Getah Jarak Cina (autoklaf)

Pembuatan Media NA

Kultur Staphylococcus aureus


pada media NA

Pembuatan suspensi bakteri sesuai


standar Mc Farland 0,5

0,5 mL suspensi bakteri


dicampurkan dalam 100 mL media
NA, digojog hingga merata
Cont...
0,5 mL suspensi bakteri dicampurkan
dalam 100 mL media NA, digojog
hingga merata

Dituangkan kedalam cawan petri sebanyak


20 mL

Diletakkan kertas cakram yang telah direndam dalam gel


getah jarak cina dengan berbagai konsentrasi, kontrol
positif dan kontrol negatif pada permukaan media NA

Gel getah jarak cina (+) antibiotik gentamisin


dengan konsentrasi 4%, (-) gel tanpa getah jarak
5%, 6%, dan 7% cina
Diinkubasi selama 24 jam

Pengukuran daya hambat gel antiseptik dengan mengukur


zona bening disekitar cakram menggunakan jangka sorong
(mm)
Hasil
1. Determinasi Tanaman
spesies : Jatropha multifida L.
famili : Euphorbiaceae

2. Hasil Uji Fitokimia


Endapan putih
Meyer krem

alkaloid Wagner Endapan coklat

Dragendorf Endapan
kemerahan
flavonoid Larutan merah

Terbentuk
Saponin
busa

Larutan Biru
Tanin kehijauan

Terbentuknya cincin
Glikosida berwarna ungu dan
terbentuknya warna
biru kehijauan
3. Hasil Gel Getah Jarak Cina
Keterangan :
a. Gel dengan
konsentrasi getah
jarak Cina 4%

a. Gel dengan
a konsentrasi getah
b
jarak Cina 5%

b. Gel dengan
konsentrasi getah
jarak Cina 6%

c. Gel dengan
konsentrasi getah
jarak Cina 7%
c d
e f

keterangan :
e. Gel dengan konsentrasi getah jarak Cina 8%
f. Gel dengan konsentrasi getah jarak Cina 9%
3.1. Hasil Uji Sediaan Gel
Hasil Uji Organoleptis
Uji Sediaan Gel
4. Hasil Uji Daya Hambat Gel
5%
6%

+
4%
7%

-
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan :
1. Hasil uji organoleptis gel getah jarak cina dengan konsentrasi 4%-7%
menghasilkan gel warna kuning transparan, sedangkan gel konsentrasi 8%
dan 9% menghasilkan gel berwarna coklat agak sedikit keruh dengan bau
khas getah jarak cina.

2. Hasil uji pH gel dengan konsentrasi 4%-9% diperoleh pH 5,14-4,66

3. Hasil uji homogenitas, viskositas, konsistensi gel dengan konsentrasi getah


jarak cina 4%- 7% memiliki gel yang homogen, dengan nilai viskositas
2445,32-3761,92cP dan tidak terjadi pemisahan pada uji konsistensi.

4. Hasil uji homogenitas, viskositas, konsistensi gel dengan konsentrasi getah


jarak cina 8% dan 9% memiliki gel yang tidak homogen, nilai viskositas
yang tidak baik dan terjadi pemisahan pada uji konsistensi.

5. Hasil uji daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus gel


konsentrasi 4%-7% memiliki diameter zona hambat rata-rata 11,30 mm-
12,85 mm, klasifikasi dalam respon hambat gel memiliki potensi dengan
skala kuat.
TERIMA KASIH
Uji fitokimia
Menurut Morales et al 2003
Rumus perhitungan jumlah
pengulangan
(n - 1)(t - 1) ≥ 15.
Keterangan :
• n = jumlah konsentrasi
• t = jumlah pengulangan

Penye : (6-1)(t-1) ≥15


(6)(t-1) ≥15
6t-6 ≥15
6t ≥15+6
t ≥21/6
t= 3,5 = 4 kali pengulangan
Pereaksi Wagner
• Komposisi:
• Iodin :2g
• Kalium iodida :6g
• Akuades ad : 100 mL

• Cara pembuatan:
Sebanyak 2 g iodin dimasukkan ke dalam beaker glass,
kemudian ditambahkan 6 g kalium iodida, dilarutkan
dengan penambahan akuades secukupnya. Larutan ini
dimasukkan ke dalam labu ukur ukuran 100 mL, dan
ditambahkan akuades hingga tanda batas.
Pereaksi Meyer

• Komposisi:
HgCl2 : 1,36 g
Kalium Iodida :5g
Akuades ad : 100 mL

• Cara pembuatan:
• Sebanyak 1,36 g HgCl2 dimasukkan ke dalam gelas
kimia dan dilarutkan dengan 60 mL akuades. Pada
gelas kimia lainnya dilarutkan 5 g kalium iodida dengan
10 mL akuades. Dicampurkan kedua larutan tersebut
dan ditambahkan akuades sampai 100 mL.
Pereaksi Dragendorf
• Komposisi:
Larutan bismuth nitrat P 40% dalam asam nitrat P : 20 mL
Kalium iodida 54,4% : 50 mL
Akuades ad : 100 mL

• Cara pembuatan:
Dibuat larutan bismuth nitrat 40% dalam asam nitrat dengan cara
mencampurkan 40 g bismuth nitrat dan ditambahkan asam nitrat P
hingga 100 mL. Kemudian dibuat larutan kalium iodida dengan cara
mencampurkan 54,4 g kalium iodida dan ditambahkan akuadest
sampai 100 mL. Diambil sebanyak 20 mL larutan bismuth nitrat P
40% dalam asam nitrat P dimasukkan ke dalam labu ukur ukuran
100 mL, ditambahkan 50 mL kalium iodida 54,4% dan didiamkan
hingga larutan memisah sempurna. Diambil bagian larutan yang
jernih, dan diencerkan dengan akuades hingga 100 mL.
Evaluasi sediaan
1. Uji Organoleptis (Muntiaha dkk, 2014)
mengamati sediaan gel meliputi pengamatan terhadap, bau gel dan warna gel.

2. Uji Konsistensi (Djajadisastra, 2009)


sediaan disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5 jam. Perubahan fisik diamati
apakah terjadi pemisahan atau bleeding antara bahan pembentuk gel dan pembawanya

3. Uji Homogenitas (Muntiaha dkk, 2014)


diambil bagian atas, tengah, dan bawah gel. Kemudian, gel dioleskan di atas kaca
transparan. Gel dikatakan homogen jika tidak ada butiran kasar yang teramati.
Pengujian ini dilakukan 24 jam setelah pembuatan gel.

4. Uji pH (Guleri dkk., 2013)


dilarutkan gel dalam 100 mL akuades dan disimpan selama 2 jam, selanjutnya dilakukan
pengukuran pH menggunakan pH meter. Pengukuran pH dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan setiap 24 jam.

5. Uji viskositas (Reckitt, 2011)


ditempatkan sampel dalam viskosimeter Brookfield hingga spindel terendam. Viskositas
diukur pada kecepatan 20 rpm menggunakan spindel nomor 6.
Karbopol
Karbopol (karbomer) merupakan polimer asam akrilat yang
mana zat ini dapat menyebar dalam air untuk membentuk
disperse koloid alkali, saat karbopol dinetralkan akan
membentuk gel yang sangat kental. Karbopol memiliki
pemerian serbuk berwarna putih, halus, berasa asam,
bubuk higroskopik, serta memiliki bau yang khas. Bahan ini
digunakan pada sediaan semisolid untuk mempengaruhi
zat alir sari suatu sediaan. Konsentrasi karbopol untuk
dapat membentuk gel digunakan sebesar 0,5-2% (Rowe et
al., 2009).
Struktur Karpobol (Rowe et al., 2009)
Gliserin

• Gliserin berfungsi sebagai humektan, emolien, serta sebagai


pelarut. Pemerian dari gliserin adalah cairan jernih tidak
berwarna, tidak berbau, higroskopis, dan rasanya manis.
Gliserin telah digunakan secara luas pada pembuatan sediaan
topikal (Rowe et al., 2009).
TEA
Trietanolamin berfungsi sebagai agen pembentuk alkali, dan
sebagai pembentuk emulsi. Pemerian dari trietanolamin
adalah cairan kental, tidak berwarna atau kuning pucat,
memiliki bau seperti ammonia (Rowe et al., 2009).
Nipagin
• Nipagin (metil paraben) berfungsi sebagai pengawet. Nipagin
merupakan serbuk hablur tidak berwarna atau putih, tidak
berbau, serta memiliki rasa terbakar. Bahan ini lebih efektif
membunuh bakteri gram positif dari pada gram negatif.
Sebagai pengawet pada sediaan topikal dapat digunakan
sebanyak 0,02-0,3% (Rowe et al., 2009).
Nipasol
• Nipasol (propil paraben) berfungsi sebagai pengawet.
Pemerian dari nipasol adalah serbuk atau hablur putih, tidak
berwarna, dan tidak berasa. Bahan ini lebih efektif
membunuh bakteri gram positif dari pada gram negatif.
Sebagai pengawet pada sediaan topikal dapat digunakan
sebanyak 0,01-0,6% (Rowe et al., 2009).
Kelebihan gel

Gel

Proses pelepasan obat


yang sangat baik
Daya penyebaran yang
Mudah dicuci baik pada kulit

Memberikan rasa dingin


yang lebih lama
Kekurangan gel

Gel kandungan air

kontaminasi mikroba

Anda mungkin juga menyukai