Preceptor
a. Definition
Merupakan protozoa pathogen yang dapat menyebabkan penyakit malaria.
Plasmodium terdiri > 1000 species.
b. Classification
Spesies Plasmodium pada manusia adalah:
a. Plasmodium falciparum (P. falciparum).
b. Plasmodium vivax (P. vivax)
c. Plasmodium ovale (P. ovale)
d. Plasmodium malariae (P. malariae)
e. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi)
d. Transmission
Melalui gigitan nyamuk Anopheles yang
terinfeksi Plasmodium sp.
a. Taxonomy
- Family: Culicidae
- Genus: Anopheles
- Species: Anopheles sp.
b. Morphology
- Sayap belang-belang hitam dan putih (bertotol)
- Terdapat garis dibadan dan proboscis
- Memiliki antena
c. Habitat
- Daerah tropis
- Kawasan pantai, kawasan pedalaman, dan
kawasan kaki gunung dan gunung
1. Malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit tropik
diperkirakan satu juta penduduk dunia meninggal tiap tahunnya
2. kasus malaria baru 200-300 juta/tahun dengan mortalitas lebih
dari 1 juta pertahun
3. P. falciparum dan P. malariae urnumnya di jumpai pada semua
negara dengan malaria; di Afrika, Haiti dan Papua Nugini
umumnya P. falciparurn;
4. P. vivax banyak di Amerika Latin. Di Amerika Selatan, Asia
Tanggara, negara Oceania dan India umumnya P falciparum dan P.
vivax.
5. P. Ovale biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan Timur
mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah samapai ke Utara,
Maluku, Irian Jaya dan dari Lombor sampai Nusatenggara Timur
serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan P.
falciparum dan P. vivax.
6. Beberapa daerah di Sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jambi
dan Batam kasus malaria cenderung meningkat.
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasienn
non-imun terdiri atas beberapa serangan demam dengan
interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh suatu periode
(periode laten) bebas demam.
Sebelum demam pasien biasanya merasa lemah, nyeri kepala,
tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Pada pasien dengan
infeksi majemuk/ campuran (lebih dari satu jenis Plasmodium
atau satu jenis Plasmodium tetapi infeksi berulang dalam
waktu berbeda), maka serangan demam terus- menerus
(tanpa interval), sedangkan pada pejamu yang imun gejala
klinisnya minimal.
Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang
berurutan yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam
(hot stage) dan stadium berkeringat (sweating stage). Paroksisme
ini biasanya terlihat jelas pada orang dewasa namun jarang
dijiumpai pada usia muda. Pada anak di bawah umur lima tahun,
stadium dingin seringkali bermanifestasi sebagai kejang.
Serangan demam yang pertama didahului oleh masa
iinkubasi (intrinsik).
Stadium dingin
Diawali dengan gejala menggigil atau perasaan yang sangat dingin. Gigi
gemeretak, nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari- jari pucatatau sianosis, kulit
kering dan pucat, pasien mungkin muntah pada anak sering terjadi kejang.
Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
Stadium demam
Pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa
sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala, mual dan muntah, nadi menjadi kuat
lagi. Biasanya pasien menjadi sangat haus dan suhu badan dapat meningkat
sampai 410 C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2- 12 jam. Demam
disebabkan oleh karena pecahnya skizon dalam sel darah merah yang telah
matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah.
Stadium berkeringat
Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian suhu badan
menurun dengan cepat, kadang- kadang sampai di bawah normal. Black water fever
yang merupakan komplikasi berat, adalah munculnya hemoglobin pada urin sehingga
menyebabkan warna urin berwarna tua atau hitam. Gejala lain dari black water
fever adalah ikterus dan muntah berwarna seperti empedu. Black water fever
biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi Plasmodium falciparum
berulang dengan infeksi yang cukup berat.2
Anemia merupakan gejala yang sering
ditemui pada infeksi malaria, dan lebih
sering ditemukan pada daerah endemik.
Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3
hari dari serangan akut dimana limpa
akan membengkak, nyeri dan
hiperemis(4,12).
Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan
bentuk yang paling berat, ditandai dengan panas yang
ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak
dan sering terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari.
Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit.
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam.
Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual,
pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang
jarang terjadi namun dapat terjadi seperti sindrom
nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria,
hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi.
Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)
Malaria ovale merupakan bentuk yang paling
ringan dari semua malaria disebabkan oleh
Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari,
walau pun periode laten sampai 4 tahun.
Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi
lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan
terjadi pada malam hari.
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam
dengan gejala klasik trias malaria dan
mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali
dengan puncak demam setiap 72 jam.
Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. Pada infeksi
P. falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan komplikasi umumnya
digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi
P. falciparum stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut :
Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit
>10.000/µl.
Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin >3mg%.
Edema paru.
Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau
perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.
Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.
Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat
antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler
jaringan otak.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan “ trias malaria” demam, menggigil, berkeringat
Demam hilang timbul, pada saat demam hilang
disertai dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai
dengan sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nafsu
makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan
diare.
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria.
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik
malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.
1. Malaria Falsiparum Disebabkan oleh Plasmodium falciparum.
Gejala demam timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis
malaria ini paling sering menjadi malari berat yang
menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivaks Disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang disebabkan
oleh Plasmodium vivax.
3. Malaria Ovale Disebabkan oleh Plasmodium ovale.
Manifestasi klinis biasanya bersifat ringan. Pola demam
seperti pada malaria vivaks.
4. Malaria Malariae Disebabkan oleh Plasmodium malariae.
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi.
Gejalademam menyerupai malaria falsiparum
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat
sampai di atas 40 C dan kulit kering. Pasien dapat juga terlihat pucat.,
Nadi teraba cepat, Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:
Kulit teraba dingin dan berkeringat
Nadi teraba cepat dan lemah.
Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.
2. Kepala: Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada
malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
3. Torak s : Terlihat pernapasan cepat.
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan
asites.
5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri
atau anuria.
6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok.
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/lapangan/
rumah sakit/laboratorium klinik untuk menentukan:
a) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif).
b) Spesies dan stadium plasmodium.
c) Kepadatan parasit.
Semi kuatitatif
(-) SD neagatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB).
(++) SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB).
(+++) SD positif 3 (ditemukan 1- 100 parasit dalam 1 LPB).
(++++) SD positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB).