Systemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus Erythematosus
ERYTHEMATOSUS
DEFINISI
• Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) adalah gangguan
multisistemik yang sering febril, kronik, remiten, relaps,
radang pada jaringan ikat, onset akut atau insidosus,
ditandai terutama dengan terlibatnya kulit (lupus
eritematosus kutaneus), sendi, ginjal, dan membran
serosa. (Kamus-Dorland)
• Karakteristik SLE yang utama yaitu:
- LES merupakan penyakit episodik
- LES merupakan penyakit multisistem
- LES ditandai dengan adanya antibodi antinuklear
(khususnya anti dsDNA) dan autoantibodi lainnya
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi pada berbagai populasi bervariasi antara
2,9/100.000 – 400/100.000.
• Paling banyak pada usia 15-40 tahun (masa reproduksi)
• Frekuensi wanita : pria = (5,5-9) : 1, pada lupus
eritematosus yang disebabkan obat (drug induced LE)
frekuensinya 3 : 2.
• Insidens rata-rata di Yogyakarta tahun 1983-1986 ialah
sebesar 10,1 per 10.000 perawatan.
• Insidens rata-rata di Medan tahun 1984-1986 ialah
sebesar 1,4 per 10.000 perawatan.
ETIOLOGI
• Faktor genetik : penyakit genetik, seperti defisiensi
herediter komplemen (C1q, C1r, C1s, C4, dan C2) dan
imunoglobulin (IgA), atau kecenderungan fenotip HLA (-
DR2 dan DR-3)
• Disregulasi imun
• Faktor hormonal
• Faktor lingkungan
DISREGULASI IMUN
(LIMFOSIT B)
• Terjadi peningkatan aktivasi sel B akibat adanya
antigen eksogen yg merangsang proliferasi sel B,
atau abnormalitas intrinsik dari sel B.
↓
Menghasilkan peningkatan antibodi
• KELAINAN MUSKULOSKELETAL
- Artritis pada sendi kecil di tangan, pergelangan tangan,
siku, bahu, lutut, dan pergelangan kaki dpt berlangsung
beberapa hari ataupun persisten dan berpindah-pindah.
- Milagia dan kelemahan otot pada fase akut
- Osteonekrosis aseptik dengan lokalisasi tersering di daerah
temporal.
MANIFESTASI KLINIS
• LUPUS NEFRITIS
- Biasanya asimtomatik, meskipun beberapa memiliki gejala
awal hematuria mikroskopik, proteinuria, penurunan filtrasi
glomerular dan hipertensi. Penyakit ginjal nyata biasanya
muncul 2 thn stlh onset.
- Klasifikasi:
Lupus nefritis mesangial
Glomerulus proliferatif fokal
Glomerulonefritis proliferatif difus
Glomerulonefritis membranosa
MANIFESTASI KLINIS
• KELAINAN SSP
- Penyebab utama morbiditas & mortalitas
- Depresi, kesulitan berkonsentrasi atau mengingat dan
psikosis (halusinasi & paranoid)
- Sakit kepala
- Kejang merupakan gejala awal lupus SSP, biasanya tonik
klonik
- Gangguan atau defisit motorik dan sindrom ekstrapiramidal
biasanya timbul pada masa awal munculnya penyakit
MANIFESTASI KLINIS
• KELAINAN KARDIOVASKULAR
- Perikarditis, dpt ditandai dgn nyeri prekordial yg
dieksaserbasi oleh berbaring atau nafas dalam, dan
mereda dgn bangun duduk dan condong ke depan
- Miokarditis, dapat ditandai oleh adanya takikardi tanpa
demam
- Penyakit koroner, dapat terjadi bila masa sakit lebih lama
- Lesi klasik SLE pada jantung berupa endokarditis Libman-
Sacks, yg ditandai dgn nodul fibrinoid pada jaringan
kolagen di katup jantung (yg tersering katup mitral),
kadang disertai infeksi tambahan.
- Vaskulitis pada SLE di pembuluh darah kecil, seperti arteriol
dan venul
MANIFESTASI KLINIS
• KELAINAN PARU
- Pleuropulmonal klinis atau subklinis, ditandai dgn efusi
pleura dan pleuritis, pneumonitis akut dan kronik serta
perdarahan pulmonal
- Pleuritis biasanya menyebabkan nyeri dada pleuritik
unilateral atau bilateral yg dicetuskan oleh nafas dalam
- Pneumonitis akut terdiri dari infiltrat pulmonal dan
atelektasis
- Perdarahan pulmonal ditndai dgn takikardi dan hemoptisis
MANIFESTASI KLINIS
• KELAINAN HEMATOLOGI
- Anemia, biasanya gambaran darah tepi terlihat normositik
normokrom, dgn kapasitas pengikatan zat besi rendah
- Leukopenia, petanda penting SLE akut, biasanya dgn
predominasi neutrofil, sering ditemukan antibodi antilimfosit
atau antigranulosit
- Trombositopenia, dgn komplikasi perdarahan berat yg
memerlukan pengobatan segera (kortikosterid atau
gamaglobulin)
• KELAINAN MATA
- Vaskulitis retina, ditandai dgn bercak kapas (cotton-wool
spots) atau badan sitoid, terletak di para-arteriolar di polus
posterior retina
- Edema subretina, perdarahan, oklusi vena sentralis retina
dan episkleritis
VASKULITIS RETINA
MANIFESTASI KLINIS
• KELAINAN GASTROINTESTINAL
- Gangguan pencernaan umumnya akibat vaskulitis,
misalnya perdarahan intestinal, pankreatitis, perfrasi usus,
atau ulserasi hemoragis
- Pankreatitis, dgn gejala nyeri abdominal, mual, dan
muntah
- Hepatosplenomegali derajat ringan
- Splenomegali derajat sedang
• KELAINAN GINEKO-OBSTETRIK
Kehamilan pada penderita lupus membawa risiko besar
karena selain risiko fetal dan perinatal, kehamilan sendiri
dapat memacu timbulnya manifestasi lupus terutama bila
penyakit ini tidak dikontrol dgn baik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(INDIKATOR INFLAMASI)
• Fase akut akan menunjukkan peningkatan indikator
inflamasi, seperti laju endap darah,
hipergamaglobulinemia poliklonal dan alfa 2-globulin
serum. Sedangkan C-reactive protein biasanya dalam
batas normal, namun dapat meningkat bila disertai
infeksi sistemik, atau serositis & artritis.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(HEMATOLOGI)
• Anemia ringan sampai sedang (normositik, hipokrom),
disertai penurunan serum besi dan iron-binding
capacity.
• Limfositopenia (<1500 sel/mm3) dan neutropenia sering
ditemukan
• Pemeriksaan sumsum tulang menunjukkan peningkatan
megakariosit
• Pemanjangan waktu aPTT dan protrombin
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(UJI AUTOANTIBODI)
• Antibodi terhadap DNA (antibodi anti dsDNA)
• Antibodi terhadap antigen nuklear (antibodi anti Sm,
Ro/SS-A, dan La/SS-B)
• Antibodi antihiston
• Antibodi antifosfolipid
• Kompleks imun
• Komplemen yang menurun
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(URINALISIS & ANALISIS CAIRAN
INFLAMASI)
• URINALISIS
Terdapat proteinuria, hematuria dan silinder sel darah merah.
Pada penyakit ginjal berat terdapat sedimn berupa silinder
lemak (fatty cast) ataupun badan lemak (fat bodies). Adanya
kadar anti-dsDNA yg tinggi, komplemen yg rendah, khususnya
C4, dan abnormalitas urinalisis menandakan lupus nefritis yg
aktif.
• ANALISIS CAIRAN INFLAMASI
- Cairan sinovial biasanya mengalami inflamasi dgn sel
darah putih yg rendah (<2000 sel/mm3) dan kadar
komplemen rendah
- Cairan pleura dapat mengandung protein yg meningkat
(2500-5000 sel/mm3) dgn dominasi sel mononuklear, serta
penurunan kadar C3 dan C4
DIAGNOSIS
• Diagnosis SLE ditegakkan bila terdapat paling sedikit 4 dari 11
kriteria ACR berikut.
1. Bercak malar (butterfly rash)
2. Bercak diskoid
3. Fotosensitif
4. Ulkus mulut
5. Artritis
6. Serositif : pleuritis atau perikarditis
7. Gangguan ginjal : proteinuria persisten >0,5 g/hr atau cellular cast
(eritrosit, Hb, granular, tubular, atau campuran)
8. Gangguan saraf
9. Gangguan darah : anemia hemolitik (dgn retikulositosis), leukopenia
(<4000/mm3 pada ≥1 pemeriksaan), limfopenia (<1500/mm3 pada
≥2 pemeriksaan), trombositopenia <100.000/mm3 tanpa intervensi
obat).
10. Gangguan imunologi
11. Antibodi antinuklear : Tes ANA (+)
PENATALAKSANAAN
UMUM
Terapi suportif berupa:
• Edukasi
• Hindari paparan sinar matahari
• Diet seimbang dgn masukan kalori yg sesuai
• Pencegahan infeksi dengan imunisasi