Anda di halaman 1dari 11

ENSEFALITIS

Heru Febriyadi
NIM. 1711901044
Pembimbing:
dr. Asril Tanjung. Sp. S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


NEUROLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUMAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
2018
ENSEFALITIS
Infeksi jaringan otak oleh berbagai macam
mikroorganisme.

ETIOLOGI
Yg paling sering yaitu virus
- virus bersifat epidemik
- Virus bersifat sporadik
- Ensefalitis pasca infeksi
Klasifikasi
• Ensefalitis primer
 Langsung menyerang SSP
• Ensefalitis sekunder
 Menginfeksi bagian tubuh lain kemudian ke SSP

Penyebab yang lebih umum dari ensefalitis


• Virus herpes
– Herpes simpleks virus
– Varisella zoster virus
– Virus epstein-barr
• Infeksi pada anak
– Rubeola
– Mumps
– rebella
Faktor Risiko
• Umur
• Sistem kekebalan tubuh semakin melemah
• Geografis daerah
• Kegiatan luar
• Musim
• Ensefalitis bakterial
• Radang fokal di bagian lain dekat otak
• Plasmodium falsifarum
• Toksoplasmosis kongenital
Patofisiologi
Hematogen Neuronal
• Virus masuk dalam tubuh → • Dari perifer dan kranial
bermultifikasi di RES → →Transmisi melalui aksonal
viremia → dapat menembus sepanjang endoneurium, sel
sawar darah otak → pleksus schwan → SSP
koroideus
Manifestasi klinis
Pada umumnya ensefalitis memiliki gelaja yang hampir serupa

Demam tinggi Gejala disertai dengan:


1-4 hari
-Sakit kepala
-Pusing
-Muntah
-Nyeri tenggorokan
Kejang ↓ kesadaran

Trias ensefalitis
Diagnosis
Trias ensefalitis
Jika →abses serebri terjadi gejala peningkatan TIK :
- nyeri kepala kronik dan progresif
- muntah
- penglihatan kabur
- kejang
- kesadaran menurun
- papil edema
- defisit neurogis sesuai lokasi dan luasnya abses
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Punksi lumbal
• EEG
• Radiologis
– CT Scan
– MRI
Tatalaksana
• Suportif (A,B,C,D,E) • Etiologi
• Simptomatik – Pengobatan AB sesuai kuman
– Antikonvulsi DZP 0,3- • Rehabilitasi
0,5mg/Kg  fenobarbital
– Antipiretik PCT 10-15 mg/kg
– Edema serebri dexa 0,2mg/kg
– ↑ TIK : Manitol 0,5-2mg/kg
dalam 8-12 jam
– Nyeri kepala analgesik
Komplikasi
• Motorik
– Motorik halus 72 %, lumpuh 44% gerakan abnormal 8%
• Prilaku
– Agresif 72%, emosi tak stabil 72%, gg.perhatian 55%, depresi 38%
• Intelektual
- Abnormal 72%, retardasi 22%
• Fungsi nuerologis
– Gg.ingatan 46%,afasia 38%, epilepsi 20%, paralisis SC 16% kebutaan 2%
Prognosis
• Pengobatan yang terlambat bisa meningkatkan
angka kematian hingga 70-80%
• Pasien yang mengalami koma seringkali
meninggal atau sembuh dengan gejala sisa
yang berat

Anda mungkin juga menyukai