EMBRYOLOGY SYSTEMA

NERVOSUM
dr. May Valzon
 LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pembentukan neural
plate
2. Mahasiswa mampu memahami tentang pembentukan Neural
Tube (Neurulasi)
3. Mahasiswa mampu memahami tentang differensiasi sel-sel
penyusun sistem saraf
4. Mahasiswa mampu memahami tentang pemebentukan saraf
tepi
5. Mahasiswa mampu memahami tentang pembentukan Medulla
Spinalis
6. Mahasiswa mampu memahami tentang Pembentukan Otak
7. Mahasiswa mampu memahami kelainan-kelainan terkait
proses embryologi sistem saraf
 TAHAPAN PEMBENTUKAN SISTEM
SARAF
NEURAL PLATE

NEURAL TUBE NEURAL CREST

VESICLE PRIMER PEMBENTUKAN GANGLION

SENSORIS
VESICLE SEKUNDER
PEMBENTUKAN GANGLION
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN SYMPHATICUS
DINDING VESIKEL SALURAN
MELANOSIT
 PEMEBENTUKAN NEURAL PLATE
• Teori induksi neural vs Teori supresi epidermal
• Sel-sel ektoderm mengekspresikan molekul
BMP4  akan berdiferensiasi menjadi galur
epidermis
• Sel-sel nodus primitive, notochord, dan
prechordal plate menghasilkan molekul anti-
BMP4 chordin, noggin dan follistatin
• Sel-sel ektoderm dianterior nodus primitive pada
linea mediana  tidak mengekspresikan BMP4
 menjadi neuroektoderm/neuro epithelial
PEMEBENTUKAN NEURAL PLATE
 NEURULASI
• Definisi: Proses pembentukan neural tube
• Ada dua mekanisme neurulasi pada
vertebrata
– Neurulasi primer
• Proses pembentukan neural tube dari neural plate
(sel-sel neuroepithelial) yang akan menjadi otak dan
sebagian medulla spinalis
– Neurulasi Sekunder
• proses pembentukan neural tube dari sel-sel
mesenkim yg padat  kemudian berlubang 
menjadi tabung
Neurulasi primer
 Menutup
pada stage 11
(hari ke-24)

 Caudal neuripore menutup

pada level somite 27-31 (L1-
S2)
 Neurulasi sekunder terjadi
dibawah level tersebut

Menutup
pada stage 12

Gambaran dorsal embryo manusia hari ke-22 (A) dan ke-23 (B). Sistem saraf
dihubungakna dengan cairan amnion melalui dua lubang (neuropores): cranial
neuropore dan caudal. PROSES NEURULASI PRIMER BERSAMAAN DG
SOMITOGENESIS
Perbandingan neurulasi primer
dan sekunder
 SUSUNAN SELULER NEURAL TUBE
• Dinding lateral neural tube
menebal  disusun oleh sel-
sel epithelium
pseudostratifikatum
• Dibagi menjadi tiga zona:
– Zona ventrikuler (lapisan
ependymal); neuroephitelial 
sel-sel bermitosis
– Zona intermediate (lapisan
mantel)  sel berasal dari
migrasi zona ventriculer
– Zona marginal
DIFFERENSIASI SEL NEUROEPITHELIAL
PEMBENTUKAN MEDULLA SPINALIS
• Berkembang dari neural tube distal somite IV
• Terjadi perubahan ketebalan dinding tidak merata:
– Penebalan di ventral  basal plate  cornu ventral (anterior) ; motorik
– Penebalan di dorsal  alar plate  cornu dorsalis (posterior); sensoris
• Akson sel pada cornu dorsalis masuk ke lapisan marginal dan
naik ke segmen di cranialnya atau turun ke segemen di
caudalnya  neuron asosiasi
• Akson sel pada cornu ventral masuk ke lapisan marginal dan
memebus membran limitan external membentuk radix motorius
ventralis (radix anteiror)
• Sel-sel neural crest membentuk ganglion sensorius  sel-sel
pseudounipolar; axonnya menembus lapisan marginal dan
berakhir pada cornu dorsalis  bersinap dg neuron asosiasi
 NEURAL CREST

• Kumpulan sel pada perbatasan neuroectoderm dan

epidermis
• Ketika neural tube menutup sel-sel ini masuk ke
dalam  mesenkim
• Sel neural crest bermigrasi melalui dua jalur:
– Jalur dorsal  masuk ke dermis  melanosit
– Jalur ventral  kearah somite: ganglion sensorius (spinal
dan cranial), ganglion symphaticus, Neuron entericus,
Sel schwann, Sel medulla adrenal (sel chromaffin)
• Sel neural crest juga membentuk tulang cranio-facial
 Myelinisasi

Motor horn cell with naked rootlet. B. In the spinal cord, oligodendroglia cells surround
the ventral rootlet; outside the spinal cord, Schwann cells begin to surround the rootlet.
C. In the spinal cord, the myelin sheath is formed by oligodendroglia cells; outside the
spinal cord, the sheath is formed by Schwann cells.
 PERUBAHAN POSISI MEDULLA SPINALIS

Diagrams showing the position of the caudal end of the spinal cord in relation to the vertebral column and
meninges at various stages of development. The increasing inclination of the root of the first sacral nerve is also
illustrated. A, At 8 weeks. B, At 24 weeks. C, Newborn. D, Adult.
Lumbal Puncsi / Lumbar Puncture
 KEGAGALAN NEURULASI
• Kelainan yg terajdi disebut NTD (neural tube defecrt), a. l:
• Craniorachischisis totalis
• Cranioschisis (anencephaly)
• Spina bifida:
– Spina bifida occulta  Kegagalan fusi arcus vertebralis
– Spinal bifida cystica  melibatkan penonjolan meninges dan
terjadi defisit neurologi. Bisa dengan meningocele atau
meningomyelocele
• Keadaan 2 yg telah dibuktikan terlibat dalam NTD:
Hyperthermia, valproic acid, and hypervitaminosis A
• Pemberian Asam folat 400μg perhari mulai dari 2 bln
sebelum hamil dan dilanjutkan selama masa kehamilan
telah terbukti mengurangi insidensi NTD 70%
PEMBENTUKAN VESIKEL PRIMER &
SEKUNDER
PEMBENTUKAN TIGA FLEXURA
PERKEMBANGAN
DINDING & RONGGA
NEURAL TUBE
A, embryo of approximately 23 days showing fusion of the neural folds. B,embryo of approximately 24 days showing the forebrain prominence
and closing of the rostral neuropore. C, Diagrammatic sagittal section of the embryo showing the transitory communication of the neural canal
with the amniotic cavity (arrows). D, Lateral view of an embryo of approximately 27 days.
PEMBENTUKAN OTAK
 PEMBENTUKAN OTAK
• Pada rhombencephalon & mesencephalon 
alar plate dan basal plate
• Pada prosencephalon alar plater berkembang
sedangkan basal plate mengalami regresi
MYELENCEPHALON VESIKEL OTAK PALING
CAUDAL

RHOMBENCEPHALON
FLEXURA PONTINUS –
METENCEPHALON ISTHMUS
ROHOMBENCEPALICUS
PERKEMBANGAN MYELENCEPHALON
PERKEMBANGAN METENCEPHALON
PERKEMBANGAN CEREBELLUM
Stages in development of the cerebellar cortex. A. The external granular layer on the
surface of the cerebellum forms a proliferative layer from which granule cells arise.
They migrate inward from the surface (arrows). Basket and stellate cells derive from
proliferating cells in the cerebellar white matter. B. Postnatal cerebellar cortex showing
differentiated Purkinje cells, the molecular layer on the surface, and the internal
granular layer beneath the Purkinje cells.
PERKEMBANGAN MESENCEPHALON
PERKEMBANGAN DIENCEPHALON
PEMBENTUKAN HYPOPHYSIS
PERKEMBANGAN TELENCEPHALON
KORELASI KLINIS (CRANIAL DEFECT)
• Holoprosencephaly (HPE)
• Schizencephaly
• Meningocele, meningoencephalocele, and
meningohydroencephalocele
• Exencephaly: Anencephaly dan
craniorachischisis
• Hydrocephalus
• Microcephaly
Cranio meningocele
 Craniorachischisis totalis
Cranioschisis (anencephaly)

• Dapat terjadi karena Hypertermia pd ibu

hamil karena demam atau karena sauna
 HYDROCEPHALUS

 Kondisi dimana terjadi

penumpukan LCS pada sistem
ventrikel
 Pada sebagain besar kasus
hidrosefalus pada neonatus terjadi
karena tersumbatnya aquaductus
mesencephaly (sylvius)  stenosis
aquaductus

Arnold-Chiari malformation
• Herniasi cerebellum melalui for
magnum
• Spina bifida cystica
• Hydrocephalus
 Microcephalus
• Calvaria cranii kecil  karena otak
kecil
• Terjadi secara genetic (autosomal
resesif)
• Gangguan prenatal: infeksi (TORCH),
toratogen, obat-obatan
• Radiasi pada waktu hamil 
microcephaly
• Gangguan mental (retardasi)  >>
separoh kasus

Pemberian Asam folat 400μg perhari mulai

dari 2 bln sebelum hamil dan dilanjutkan
selama masa kehamilan telah terbukti
mengurangi insidensi NTD 70%
 KEPUSTAKAAN
• Langman’s Medical Embryology, Chapter 6th
& 12th
• The Developing Human; Moore & Preud
• Gray’s Anatomy: The Antomical Basis of
Clinical Practice, Section 2nd