CASE REPORT

CHOLELITHIASIS

DR. CENDHY G ERSEDYABHAKTI

KASUS
IDENTITAS

• Nama : SST
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 30 tahun 11 bulan 2 hari
• Alamat : Rapak Indah Gang Pandawa
• Tanggal Kedatangan : 07/03/2018
KELUHAN UTAMA
MATA KUNING
• Riwayat Penyakit Sekarang
Mata berwarna kuning kira-kira sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Terkadang pasien
merasa mual-mual, terutama setiap setelah
makan (makanan yang berlemak). Nyeri perut
juga dirsakan dibagian atas kanan dan
tembus ke punggung. BAB seperti dempul
juga dirasakan dan BAKnya terlihat lebih
pekat seperti air teh. Demam tidak dikeluhkan
pasien.
PEM. FISIK (+)
• Kesadaran : Composmentis, E4V5M6
• Keadaan umum : Sakit sedang

• Tanda Vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 84 x/menit regular, isi cukup, kuat angkat
• RR : 18 x/menit
• T : 37,7 0C (axila)  Demam
KEPALA/LEHER
• Kulit muka : tampak kuning
• Sklera : ikterus (+/+)
ABDOMEN
• Palpasi : Nyeri tekan (+) kuadran
kanan atas, massa (-), hepar/lien/ginjal
tidak teraba
RAWAT INAP
IKTERIK E.C
SUSP.
CHOLELITHIASIS
PENATALAKSANAAN
• IVFD NaCl 0.9 % 20 tpm
• Omeprazole 2x1 drip
• Domperidone 3x1
• Sucralfat 3x1C
• Santagesic 3x1 ampul
• Curvit 3x1
• Urdafak 2x1
FOLLOW UP
USG
Kesan :
• - Gastritis
• - Cholecystitis
• - Cholelithiasis
Single stone
(diameter 2,0
cm)
NICE TO
KNOW
 BATU EMPEDU YANG DAPAT
DITEMUKAN DI DALAM KANDUNG
BATU PADA SISTEM BILIARIS
EMPEDU ATAU DIDALAM DUCTUS
CHOLEADUCTUS, ATAU PADA
KEDUANYA

L ATA R B E L A K A N G
10.000
KEMATIAN/
TAHUN
D I A M E R I K A S E R I K AT
CAIRAN EMPEDU AKAN DIANTARKAN KE DUODENUM
SETELAH RANGSANGAN MAKANAN.

Pengaliran cairan empedu diatur oleh 3

faktor, yaitu :
• Sekresi empedu oleh sel hati
• Kontraksi kandung empedu
• Tahanan sfingter koledokus
 SETELAH MAKAN, KANDUNG
EMPEDU BERKONTRAKSI,
SFINGTER RELAKSASI DAN
EMPEDU MENGALIR KE DUODENUM.

MEMAKAN MAKANAN AKAN

MENIMBULKAN PELEPASAN
HORMONE DUODENUM, YAITU
KOLESISTOKININ (CGK), YANG
MERUPAKAN STIMULUS YANG
LEBIH KUAT.
 Memakan makanan
Setelah makan,
akan menimbulkan
kandung empedu
pelepasan hormone
berkontraksi,
duodenum, yaitu
sfingter relaksasi
kolesistokinin
dan empedu
(CGK), yang
mengalir ke
merupakan stimulus
duodenum.
yang lebih kuat.
 KOLESTERO
L PIGMEN
CAMPURA
N
JENIS BATU
 • Usia
• jenis kelamin
• latar belakang etnis.
• Obesitas, kehamilan
PREVALENSI BATU • faktor makanan
EMPEDU • penyakit Crohn
BERHUBUNGAN • reseksi ileum
DENGAN BANYAK terminal
• operasi lambung
FAKTOR • sferositosis
herediter
• penyakit sel sabit
• talasemia
MANIFESTASI
• DISPEPSIA
• KOLIK BILIER
• Penyebaran nyeri dapat ke
punggung bagian tengah,
scapula, atau puncak bahu,
disertai mual dan muntah
• MURPHY SIGN
• LABORTORIUM  MIRRIZZI SIGN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• LABORATORIUM
• RADIOLOGI  FOTO POLOS
ABDOMEN
• USG  SENSITIFITAS &
SPESIFISITAS 90%
• Kolesistografi
KOMPLIKASI

• KOLESISTITIS AKUT
• KOLESISTITIS KRONIK
• KEGANASAN
• KOLANGITIS
KOLANGITIS

• TRIAS CHARCOT demam dan

menggigil, nyeri di daerah hati dan icterus
• pentade “Reynold”  TRIAS CHARCOT
+ syok, kekacauan mentau atau
penurunan kesadaran sampai koma.
PENATALAKSANAAN
• Kolesistektomi terbuka
• Kolesistektomi laparoskopi  80-
90%
• Disolusi medis
• Litotripsi Gelombang Elektrosyok
(ESWL)
• Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP)
TERIMAKASIH