Yoghurt
Mikroba: 1. Lactobacillusbulgaris pemberi rasa dan aroma
2. Streptococcus thermophilus menambah keasaman
Mentega
Mikroba: Leuconostoc cremoris
Yoghurt adalah bahan makanan yang berasal
dari susu sapi, yang merupakan hasil pemeraman
susu dalam bentuk mirip bubur atau es krim yang
mempunyai rasa agak asam sebagai hasil
fermentasi oleh bakteri-bakteri tertentu.
Yoghurt merupakan fermentasi susu oleh bakteri
asam laktat yang mempunyai flavor khas, tekstur
semi padat dan halus, kompak serta rasa asam
yang segar. Pada proses pembuatan yoghurt,
bakteri yang digunakan adalah Bakteri
Streptococcus thermophilus yang berfungsi
memberi rasa masam, dan Bakteri Lactobacillus
Diencerkan Dipanaskan
Susu + susu
dengan air sampai
murni hangat mendidih
skim bubuk
Dimasukkan ke
inkubasi 12-14
dalam botol
jam pada suhu YOGHURT
steril atau
ruang
gelas plastik
MENTEGA
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme
Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-
bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak
mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk
untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Skema Rekayasa Genetika Untuk Membuat Mentega
Perkembangan bioteknologi
Era bioteknologi generasi pertama bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi
makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka
Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos
Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.
Contoh:
produksi antibiotik dan hormon
Era bioteknologi generasi baru bioteknologi baru.
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
• Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur "wine",
rum), oleh ragi
• Kecap, oleh Aspergillus oryzae
• Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum
Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba
menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi
• Cuka, oleh Acetobacter aseti
Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob
B. Mikroorganismen Penghasil Protein
• Kelebihan SCP:
1. Kadar protein lebih tinggi dari protein kedelai atau hewan
2. Pertumbuhan cepat
C. Mikroorganisme Penghasil Obat
• Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-
sel sejenis. Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2
sel berbeda; penghasil sel Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi
adalah limpa. Fungsi antara lain diagnosis penyakit dan
kehamilan
• Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan
menyisipkan gen normal
•Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan
penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
• Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan
pemanasan atau pemberian bahan kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
D. Mikroorganisme dalam Penambangan /
Biohidrometalurgi
Thichacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya
atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi.
1. Pembuatan media
2. Inisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam
perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral,
vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga
bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain
(Zat pengatur tumbuh [hormon]). Media yang
digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian
tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur
jaringan adalah tunas
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur
jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di
laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.
Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu
menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata
pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan
kultur jaringan juga harus steril
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon
tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan
ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya
kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan
eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang
steril dengan suhu kamar
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses
kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan
yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti
berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri)
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar
dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan
secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan
sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari
udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil
Keuntungan :
Pengadaan bibit tidak tergantung musim
Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu
yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah
respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000
planlet/bibit)
Bibit yang dihasilkan seragam
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ
tertentu)
Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama,
penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki Metabolit
sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu
tanaman dewasa
Kerugian :
Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai
mahal dan sulit.
Membutuhkan modal investasi awal yang
tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus),
peralatan dan perlengkapan.
Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk
mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar
dapat memperoleh hasil yang memuaskan
Produk kultur jaringan pada akarnya kurang
kokoh
V. KLONING
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu
usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui
proses aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk
mengisolasi gen yang diinginkan dari seluruh gen yang ada
(kromoson) pada organisme donor. Untuk mencapai tujuan
tersebut, kloning dapat dilakukan dengan kloning embrio dan
transfer inti. Kloning embrio dilakukan dengan fertilisasi in
vitro, misalnya kloning pada sapi yang secara genetik identik
untuk memproduksi hewan ternak.
Sedangkan kloning dengan tanspfer inti yaitu pemindahan
inti sel yang satu ke sel lain sehingga diperoleh individu baru
yang memiliki sifat baru sesuai inti yang diterimanya.
Kloning dengan transfer inti dilakukan dengan
menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Contoh
kloning dengan transfer inti adalah domba Dolly.
Pada hewan dapat dilakukan dengan kloning
hewan itu sendiri
Pada manusia dapat dilakukan dengan
kloning embrio
Pada tumbuhan kloning dapat dilakukan
dengan teknik okulasi(perkembang biakan
tumbuhan dengan cara tempel tunas)
4 prinsip pengkloningan gen
Penyiapan gen
Penyiapan total DNA kromosom (kloning
"penembakan")
Penyisipan kedalam vektor
Ditempatkan di sel induk (host cell)
Perubahan sel induk (Host Cell)
Sel bakteri ini akan tumbuhdan
berkembang biak menghasilkan klon
Mendeteksi gen yang sudah klon.
Dengan menguji berdasarkan informasi
urutan asam amino protein
proses kloning
Menghasilkan keturunan yang diinginkan
atau memiliki sifat unggul
Memberi kesempatan pada pasangan
suami istri yang steril untuk mempunyai
keturunan
Organisme hasil kloning (klon) usianya relatif lebih
pendek dari pada organisme induknya
Populasi manusia meningkat drastis
Terjadi pengakuan akte kewarganegaraan atau akte
lain bagi para hasil kloning
Pelaksanaan kloning harus mempertimbangkan beberapa prosedur,
antara lain :
a. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu
pengetahuan serta didasarkan atas eksperimen dengan fakta-
fakta ilmiah yang sudah pasti.
b. Riset klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang
berkompeten dan di bawah pengawasan tenaga medis yang ahli
di bidangnya.
c. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu
observasi yang cermat terhadap bahaya yang mungkin terjadi
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
d. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam
menjalankan riset klinis; yang mengubah kepribadian orang
menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur percobaan.
VI. REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam tubuh
makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dan
mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang dikehendaki.
Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan karena
ditemukannya :
a) Enzim restriksi endonuklease yang dapat memotong benang DNA.
b) Enzim ligase yang dapat menyambung kembali benang DNA.
c) Plasmid yang dapat digunakan sbagai wahana memindahkan potongan
benang DNA tertentu ke dalam sel mikroorganisme.
Sel inang dengan
Pemotongan fragmen DNA Plasmid rekombinan plasmid rekombinan
dengan enzim restriksi
Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan melalui :
1. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari organisme yang
berbeda. Hasil penggabungan DNA dari individu yang tidak sama inj disebut
dengan DNA rekombinan. Gen dari satu individu yang disisipi atau
digabungkan pada gen individu yang lain disebut transgen, individunya
disebut transgenik. Rekombinasi DNA dapat terjadi secara alami dan buatan.
Secara alami dapat terjadi dengan cara :
(a) Tahapan kloning dengan transfer inti pada domba Dolly. (b) Domba Dolly.
Manfaat rekayasa genetik di bidang peternakan dan pertanian (3)