Anda di halaman 1dari 12

PENATAAN KAKI LIMA

DI KAWASAN PASAR TENGAH


TANGGUNG JAWAB SIAPA
(Sebuah Pengantar Diskusi)

c 2006, Sasana Putra

SASANA PUTRA
e-mail: sasana69@gmail.com
Latar Belakang
• Kota tidak siap mengantisipasi pertumbuhan
dan perkembangan dirinya (kota) sendiri
• Pengaruh krisis ekonomi
• Pertumbuhan ekonomi yang belum optimal
• Kebijakan publik yang tumpang tindih
• Kejahatan lahan

c 2006, Sasana Putra


Fakta dan Realita
• Kemunculan kegiatan informal (salah satunya “kaki lima”)
karena ketidak-mampuan pemerintah menciptakan lapangan
kerja ?
• Sektor informal tidak memerlukan keahlian dan ketrampilan,
serta cenderung “nebeng” pada sektor formal
• Terdapat korelasi positif antara kegiatan sektor informal
dengan slums dan squatters
• Kebijakan yang tidak transparan, terkadang saling
berlawanan
• Tidak dilibatkannya masyarakat dalam proses pengambilan
kebijakan
• Kebijakan yang tidak disosialisasikan
• Terabaikannya penyediaan dan penataan ruang publik untuk
aspirasi masyarakat
• Pergeseran nilai budaya dan hilangnya semangat
kebersamaan (gotong royong)

c 2006, Sasana Putra


c 2006, Sasana Putra
Permasalahan
• Every man is his own expert in housing (Payne, 1977)
• Konflik kepentingan antara keindahan, kebersihan dan
ketertiban kota di satu sisi dengan sosial ekonomi di sisi
yang lain
• Konflik kepentingan antara kelompok formal dan informal
(marginal)
• Kesemrawutan dan kemacetan khususnya pada daerah
pusat keramaian (pasar maupun mall)
• kekacauan dan ketidak-teraturan yang tiada ujung
• Penolakan terhadap kebijakan Pemerintah Kota
berkaitan penataan dan relokasi !!!

c 2006, Sasana Putra


Alasan Penolakan Relokasi
• Kehilangan konsumen
• Aksesibilitas (dalam kaitan keterjangkauan
pelayanan oleh transportasi angkutan
umum)
• Biaya sewa (lokasi) yang terlalu tinggi
sehingga tidak terjangkau
• Kenyamanan tempat relokasi
• dll

c 2006, Sasana Putra


Pendekatan Yang Diusulkan
Untuk penyelesaian masalah diusulkan 3 (tiga)
cara :
• Otonom, kegiatan ekonomi formal dan informal
dipandang sebagai dua kepentingan ekonomi
yang bergerak bebas, mandiri dan
berdampingan secara damai melayani
kelompoknya
• Integratif, keterkaitan antara kelompok formal
dan informal dalam bentuk komplementer
maupun eksploitatif-involutif
• Alternatif, pendekatan otonomi yang masih
terdapat unsur ketergantungan

c 2006, Sasana Putra


Konsep Penataan Kaki Lima
Realisasi Penataan dan
Rekokasi menuntut
persyaratan minimal
yang sangat mendasar

Kenapa tidak diciptakan Pelaksanaannya harus


tempat relokasi yang secara bersamaan dan
murah dan strategis ??? menyeluruh pada suatu
kawasan !!!

Kompetensi, Komitmen, Konsekwensi, Konsistensi, Komunikasi

c 2006, Sasana Putra


Strategi Penataan dan Relokasi
• Diperlukan tenggang waktu • Bagi perencana perlu
yang cukup untuk kesiapan mempertegas makna bahwa
relokasi (misal 3 tahun) keindahan tidak identik
dengan kemegahan (formal),
• Selama proses menunggu perlu dipikirkan pendekatan
dilaksanakan penataan dan budaya/perilaku keseharian
pengaturan lokasi secara masyarakat (informal)
swakelola • Bagi perencana perlu lebih
mengeksplorasi kemampuan
kreatifnya agar tercipta ide-ide
ecopolis
• Bagi Pemerintah pertimbangan
lokasi dan alokasi sangat
menentukan keberhasilan
penataan
• Bagi pemerintah sangat
dituntut adanya kompetensi,
komitmen, konsistensi,
konsekwensi dan komunikasi

c 2006, Sasana Putra


Simpulan Sementara
• Kesemrawutan, kekacauan dan ketidak-
teraturan di Kota Bandar Lampung adalah
akumulasi kesalahan masa lalu dari seluruh
komponen masyarakat
• Perlu dikedepankan pendekatan partisipatif
masyarakat dalam penataan Kota Bandar
Lampung
• Dalam perencanaan Kota Bandar Lampung
menuntut adanya komunikasi positif antara
masyarakat, agen perencana dan pemerintah

c 2006, Sasana Putra


• Memang baik jadi orang penting, tetapi lebih
penting jadi orang baik

Sekian & terima kasih


c 2006, Sasana Putra
Ruang Publik (tambahan)
• Ruang publik adalah tempat dimana
transaksi komunikasi yang bebas bisa
dilakukan oleh warga masyarakat
• Dalam konsep civil society, ruang publik
harus menjamin berlangsung perilaku,
tindakan, dan refleksi mandiri, yang tidak
terbelenggu oleh kondisi material dan juga
tidak terserap di dalam jaring-jaring
kelembagaan politik resmi.

c 2006, Sasana Putra

Anda mungkin juga menyukai