Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI

SAYUR DENGAN KEJADIAN


ANEMIA PADA REMAJA PUTRI
DI SMPN 1 ALALAK KEC ALALAK
KAB BARITO KUALA
Oleh : firmansyah
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Survei Anemia pada anak remaja (anak sekolah) prevalensi
anemia berkisar antara 36 % - 43 %. Pada tahun 2014 di Kalsel
output prevalensi anemia pada remaja putri adalah sebesar
49 %.. Remaja putri rentan anemia karena setiap bulan
mengalami menstruasi yang secara otomatis mengakibatkan
kehilangan zat besi .
Berdasarkan WHO jika disuatu wilayah prevalensi anemia >
40 % maka terdapat masalah kesehatan tingkat berat.
Diantara berbagai faktor penyebab terbanyak anemia pada
remaja putri adalah anemia defisiensi zat besi dan
berhubungan erat dengan pila konsumsi sayur (WHO 2011).
Kelompok usia diatas 10 th mengonsumsi sayur
hanya 63, 3 % (Riskesdas 2013) dan 90 % anak
mengonsumsi sayuran < 3 porsi perhari (
Kumbuyono 2013)
Laporan Th 2017 Puskesmas Berangas hasil
pemriksaan Hb pada 124 orang remaja putri di
SMPN 1 Alalak didapatkan data 60, 4 %
dengan kadar Hb normal dan 39, 9 %
mengalami anemia.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan perilaku konsumsi sayur terhadap
kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 1 Alalak Kec
Alalak Kab Barito Kuala ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui hubungan perilaku konsumsi sayur terhadap
kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 1 Alalak Kec
Alalak Kab Barito Kuala
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dpt berguna bagi remaja dan
keluarga serta
pihak terkait .
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Anemia
Anemia adl suatu penyakit dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari normal .
Berdasarkan WHO batas ambang anemia untuk wanita
usia ≥ 11 th adlh 12 g/dl.
Klasifikasi anemia
1. Anemia Ringan : 10,0 – 11,9 g/dl
` 2. Anemia Sedang : 7,0- 9, 9 g/dl
3. Anemia Berat : < 7 g/dl
B. Tinjauan Umum Perilaku
Remaja adl usia 10- 19 th (WHO). Pada masa remaja
seseorang akan mengalami perubahan kognitif, sos-
emosional, dan gaya hidup yang dpt mnciptakan dampak
yang sangat besar dalam kebiasaan makan remaja Jenis
makanan ringan , kue manis, teh, kopi , cepat saji
serta permen adl makanan yang paling sering d konsumsi .
Golongan sayur dan buah jarang dikonsumsi sehingga dalam
diet mereka rendah zat besi, vitamin dll.
C. Tinjauan Umum Konsumsi Sayur
Berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang utk
memenuhi kebutuhan zat gizi sehari dianjurkan
agar anak makan secara teratur 3 x sehari.
WHO menganjurkan konsumsi sayuran untuk hidup
sehat adalah 400gr- 600 grperorang perhari, setara
dengan 2½ gelas sayur yang sudah di masak. Zat besi
heme yang terdapat pada protein hewani diserap 2x
lipat darp zat besi non heme dalam protein nabati.
Sumber besi non heme yang baik adalah kacang-
kacangan dan sayuran hijau. Namun beberapa jenis
sayuran hijau juga mengandung asam oksalat dan
asam fitat yang dapat menghambat penyerapan
besi. Tatapi efeknya lebih kecil dibandingkan asam
fitat di kopi dan teh.
D. Kerangka Teori
Asupan zat
Perilaku Makan/
Gizi
Minum
- Zat besi
- Pola konsumsi
- Energi
sayur
- Protein
- Perilaku minum
- Vitamin C
teh / kopi

ANEMIA Status Gizi

Kehilangan Sosial ekonomi


Darah - Pendapatan
(Perdarahan) ayah / ibu
- Investasi - Pendidikan
cacing ayah/ ibu
- Investasi - Pekerjaan ayah
parasit / ibu
- Infeksi
E. Kerangka Konsep
Pendidikan

Status sosial
ekonomi

Status Gizi Kejadian anemia


pada remaja putri
Perdarahan ( haid
)

Penyakit Infeksi

Kebiasaan minum
teh/ kopi

Perilaku konsumsi
sayur
F. Hipotesa
1. Hipotesis nol (Ho)
Tidak ada hubungan perilaku konsumsi sayur
dengan kejadian anemia pada remaja putri di
SMPN 1 Alalak Kec Alalak Kab Barito Kuala
2. Hipotesis Alternatif ( Ha)
Ada hubungan perilaku konsumsi sayur dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 1
Alalak Kec Alalak Kab Barito Kuala
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini survei analitik dengan
pendekatan cross sectional.
B. Populasi dan Objek Penelitian
Populasi adalah siswi kelas VII, VIII, dan IX SMPN 1
Alalak Kec Alalak Kab Barito Kuala .
Subjek Penelitian / responden adalah seluruh siswi
yang berjumlah 144 orang.
C. Instrumen Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalh Kuesioner dalam bentuk FFQ.
D. Variabel
1) Variabel Independent : Kejadian anemia pada
remaja putri
2) Variabel dependent : perilaku konsumsi sayur
E. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
I. Independen Kondisi Fotometer - Anemia Hb < Ordinal
t kesehatan 12 g/dl
Kejadian remaja putri - Normal jika Hb
anemia pd yang ≥ 12 g/ dl
remaja putri ditentukan
dengan kadar
Hb
II. Dependent frekuensi FFQ - Tidak baik ( < Ordinal
- Pola konsumsi remaja putri 2½ gelas
sayur mengosnumsi perhari)
sayur dalam - Baik ( ≥ 2½
sehari gelas
perhari)
- Jenis sayuran Sayuran yang FFQ
mengandung - Tidak pernah
zat besi dalam - Jarang ( <
seminggu 3x)
- Kadang-
kadang ( ≥ 3-
6x )
- Setiap hari
F. Tehnik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
a. Mengurus perizinan ke Dinkes Batola
b. Menyaring absensi seluruh siswa sehingga tersisa
nama siswi saja
c. Nama dan nomor yang dipilih di panggil dan diminta
kesediaanya untuk ikut serta dalam penelitian
2. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
H. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Juli – Agustus 2018
2. Tempat Penelitian
SMPN 1 Alalak Kec Alalak Kab Barito Kuala

Anda mungkin juga menyukai