Anda di halaman 1dari 20

Dasar-dasar keselamatan dan

kesehatan kerja
Meilya Farika Indah, SKM., M. Sc
DAFTAR PUSTAKA
•  Alli, BO (2008), Fundamental principles of Occupational Health and
Safety, 2nd edition, ILO, Geneva
• http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang–en/
inde…
• BPJS Ketenagakerjaan (2014), Program JKK Perlindungan Terhadap
Pekerja, disampaikan pada Seminar K3 Nasional, Departemen K3 FKM
UI, Depok, 13 Februari 2014
• HSE UK (2013), Statistics on fatal injuries in the workplace in Great
Britain 2013
BAB I. KONSEP DASAR K3
• Pengertian K3, Hubungan K3 dengan Kesehatan Masyarakat
• Ruang lingkup
• Sejarah K3
• Mengapa K3 Penting?
PENGERTIAN K3
Menurut pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah
RI nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3

K3 adalah segala kegiatan


untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
ILMU DAN SENI HUBUNGAN KESEHATAN
PENCEGAHAN PENYAKIT, FOKUS KEPADA
MEMPERPANJANG MASYARAKAT DENGAN K3
MASYARAKAT PEKERJA,
HIDUP DAN UNTUK DILAKUKAN
MENINGKATKAN PERLINDUNGAN DAN
KESEHATAN FISIK JAMINAN DALAM
MELALUI USAHA BEKERJA
PENGORGANISASIAN
MASYARAKT

KESELAMATAN
KESEHATAN DAN
MASYARAKAT KESEHATAN
KERJA
SEJARAH K3

Hingga revolusi industri pada abad ke


Dari jaman mesir purba (Firaun),
16, di Eropa terutama Perancis dan
hingga kerajaan babilonia
Inggris, masih belum ada aturan
(Hamurabi), ada bukti2 prasasti
untuk perlindungan tenaga kerja.
bahwa para pekerja, mereka telah
Bahkan, pada saat tersebut, banyak
memakai alat2 pelindung diri saat
karyawan yang dipekerjakan hingga
bekerja
16 jam sehari !!!
Lanjut
undang-undang pertama pada awal tahun 1800-an di Perancis, lalu diikuti
Inggris, yang berisi perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja di
pabrik pabrik, perkebunan dan pertambangan.

Sejak tahun 1970, di Eropa dan Amerika Serikat, kesadaran akan pentingnya
K3 sudah tinggi. Keadaan sebaliknya terjadi Asia dan Afrika.

Indonesia sendiri sudah mempunyai UU tentang K3 ditahun 1970, yaitu UU


no.1 tahun 1970 yang resmi diberlakukan tanggal 12 Januari tahun 1970
yang juga dijadikan hari lahirnya K3
Silakan baca majalah isafety, tentang
perkembangan sejarah K3 di Indonesia
MENGAPA K3 PENTING?

Dengan lingkungan kerja yang aman dan


sehat maka produktifitas perusahaan akan
meningkat dan menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan tersebut.
Selain itu, tuntutan regulasi nasional dan
internasional mewajibkan perusahaan
untuk menerapkan K3 di tempat kerja
sehingga implementasi K3 di tempat kerja
menjadi sangat penting
DATA KECELAKAAN KERJA DI DUNIA

Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta
pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja.
Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Angka
menunjukkan, biaya manusia dan sosial dari produksi terlalu tinggi (ILO, 2013)

Menurut perkiraan ILO terbaru, lebih dari 1,8 juta kematian akibat kerja terjadi setiap tahunnya di
kawasan Asia dan Pasifik.
Bahkan dua pertiga kematian akibat kerja di dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, lebih dari 2,78 juta
orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Selain itu, terdapat sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal setiap tahunnya,
yang banyak mengakibatkan absensi kerja (ILO, 2018)
• Di Indonesia sendiri, dilaporkan bahwa selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir kasus kecelakaan kerja meningkat. Dari 96.314 kasus kecelakaan
kerja di Tahun 2009, meningkat mencapai 103.285 kasus kecelakaan kerja
di Tahun 2013
• BPJS Ketenagakerjaan, yang semula dikenal dengan nama PT Jamsostek
mencatat, di Indonesia tidak kurang dari 9 orang meninggal dunia akibat
kecelakaan di tempat kerja setiap harinya2 dimana angka kematian akibat
kerja di Inggris sebagai pembanding, hanya mencapai angka 2 orang per
harinya3.
• Karena tingginya angka kecelakaan kerja ini, maka diperlukan upaya-upaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja.
Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, pada tahun 2018 telah terjadi kecelakaan
yang berada ditempat kerja sebanyak 114.148 kasus dan tahun 2019 terdapat
77.295 kasus. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan kasus kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja sebesar 33.05 persen

Sumber: 
https://www.nu.or.id/post/read/116659/menaker----jadikan-k3-sebagai-prioritas-
dalam-bekerja

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat terjadi 147.000 kasus 
kecelakaan kerja sepanjang 2018, atau 40.273 kasus setiap hari. Dari jumlah itu, sebanyak 4.678
kasus (3,18 persen) berakibat kecacatan,  dan 2.575 (1,75 persen) kasus berakhir dengan
kematian.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Data BPJS Ketenagakerjaan, Setiap Hari Terjadi 40.273 Kasus Kecelakaan Kerja, 
https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/28/data-bpjs-ketenagakerjaan-setiap-hari-terjadi-40273-kasus-kecelakaan-kerja.
Penulis: Mohamad Yusuf
Editor: Ika Chandra Viyatakarti
• kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya 71 juta jam orang kerja [71 juta jam yang
seharusnya dapat secara produktif digunakan untuk bekerja apabila pekerja-pekerja yang
bersangkutan tidak mengalami kecelakaan] dan kerugian laba sebesar 340 milyar rupiah
(The Jakarta Post, 17 September 2002)
• 57 persen dari kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun lalu, terjadi di luar tempat kerja.
Sedangkan kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi kerja di bawahnya, yakni 24 persen.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Data BPJS Ketenagakerjaan, Setiap
Hari Terjadi 40.273 Kasus Kecelakaan Kerja, 
https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/28/data-bpjs-ketenagakerjaan-setiap-hari-te
rjadi-40273-kasus-kecelakaan-kerja
.
Penulis: Mohamad Yusuf
Editor: Ika Chandra Viyatakarti
tempat kerja yang aman dan sehat penting?
• Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan
pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat
kerja tidak terorganisir dan banyak terdapat bahaya, kerusakan dan
absen sakit tak terhindarkan, mengakibatkan hilangnya pendapatan
bagi pekerja dan produktivitas berkurang bagi perusahaan.
• Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan
kerja adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang
ditimbulkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu perlu melihat penyebab
dan dampak yang ditimbulkannya.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai