Anda di halaman 1dari 78

MALNUTRISI ENERGI

PROTEIN

Dr. Ifo Faujiah Sihite, M Ked (Ped), SpA


MEP

Masalah Gizi di Indonesia

t Malnutrisi Energi Protein (MEP)

t Anemia defisiensi besi

t Gangguan akibat kurang iodium (GAKI)

t Defisiensi Zn

t Defisiensi vitamin A

t Obesitas
MEP

PERMASALAHAN MEP :

t merupakan masalah kesehatan utama

t primadona peny. gizi

t berperan pd. morbiditas & mortalitas balita

t deteksi dini dan tatalaksananya penting sebagai


upaya pencegahan melanjutnya MEP
t MEP berat perlu perawatan di RS

t dampak thd. kualitas SDM


Malnutrisi Energi Protein

t Penyakit akibat kekurangan energi dan protein,


umumnya disertai defisiensi nutrien lain.

t Primer : - masukan makanan <<


- kualitas / kwantitas <<

t Sekunder : - kebutuhan / keluaran (output) >>


Malnutrisi Energi Protein

T Status gizi merupakan spektrum :

BB/TB

buruk kurang baik lebih


70 80 90 110 120 %
-3SD -2SD +2SD +3SD

MEP berat sedang ringan overweight obese


-Kwashiorkor ringan
-Marasmus sedang
-M-K berat
super
MEP.

Klasifikasi Gizi Buruk (WHO,1999) :


Gizi kurang Gizi buruk

Edema simetris -- + (oedematous


malnutrition)

BB/TB -3< Z-score <-2 < -3 Z-score


(70-79%) (<70%)
(severe wasting)

TB/U -3< Z-score <-2 < -3 Z-score


(85-89%) (<85%)
(severe stunting)
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK
1. KWASHIORKOR

- Edema
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit,rontok
- Perubahan status mental: apatis & rewel
TANDA-TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

Edema

- Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
- Derajat edema:
+  Pada tangan & kaki
++  Tungkai & lengan
+++  Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema utk menentukan jumlah cairan
yang diberikan
KWASHIORKOR (lanjutan)

- Pembesaran hati
- Otot mengecil (hipotrofi)
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
- Sering disertai: peny. infeksi (umumnya
akut), anemia, dan diare
Gizi buruk : Kwashiorkor

 edema
 rambut
kemerahan,
mudah dicabut
 kurang aktif,
rewel/cengeng
 pengurusan otot
 crazy pavement
dermatosis
Gizi buruk : Kwashiorkor
Gizi buruk : Kwashiorkor
Kwashiorkor

Hepatomegali

Pitting Edema
KWASHIORKOR (lanjutan)
TANDA-TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

2. MARASMUS

- Tampak sangat kurus, hingga seperti


tulang terbungkus kulit
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis
sangat sedikit sampai tidak ada
(~pakai celana longgar-baggy pants)
MARASMUS (lanjutan)

- Perut umumnya cekung


- Iga gambang
- Sering disertai:
penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang) dan diare
Marasmus

 wajah seperti orang


tua
 kulit terlihat longgar
 tulang rusuk tampak
terlihat jelas
 kulit paha berkeriput
 terlihat tulang
belakang lebih
menonjol dan kulit di
pantat berkeriput
( baggy pant )
Marasmus
Marasmus
MARASMUS (lanjutan)
MARASMUS (lanjutan)
TANDA-TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

3. MARASMIK - KWASHIORKOR

Gambaran klinik merupakan campuran dari


beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/TB <-3 SD disertai
edema yang tidak mencolok
MARASMIK - KWASHIORKOR
MEP.

DIAGNOSIS :

1. Anamnesis

2. Pem.fisis

3. Pem. Penunjang : - laboratorium


- antropometri
- analisis diet
MEP.

Checklist : anamnesis
• Makanan sehari-hari sebelum sakit
• Pemberian ASI
• Makanan/minuman beberapa hari terakhir
• Mata cekung
• Lama & frekuensi muntah-diare, penampilan
muntahan / feses
• Kapan kencing terakhir?
• Kematian pada saudara kandung
• Berat lahir?
• Perkembangan psikomotor
• Kontak dgn. penderita KP atau Campak
• Imunisasi
MEP.

Checklist: pemeriksaan fisik


• BB, TB atau PB
• Tanda gangguan sirkulasi: tangan/kaki
dingin, nadi lemah, kesadaran menurun
• Suhu : hipotermia atau demam
• Frekuensi dan tipe pernafasan : tanda
pneumonia atau gagal jantung
• Sangat pucat --> anemia berat
• Mata: - lesi tanda defisiensi vit.A
- cekung dehidrasi
MEP.

Checklist: pemeriksaan fisik


• Rasa haus, mukosa mulut kering,
• THT : tanda infeksi
• Abdomen : kembung, bising usus ?
• Pembesaran atau nyeri pd hati; ikterus
• Kulit : tanda infeksi, purpura, lemak SC
• Edema, atrofi otot
• Penampilan feses
MEP berat : Kwashiorkor
Rambut
Wajah

‘Puffy’

Edema
MEP berat : Kwashiorkor

Hepatomegali
Crazy pavement Edema
dermatosis
MEP berat : Marasmus
Wajah

Rambut

Atrofi otot
Lemak SC <<
Iga gambang
MEP berat : Marasmus

limfadenopati
MEP berat : Marasmus + KP
‘Caverne’

‘Destroyed lung’ 6 mgg setelah terapi


MEP.

Pemeriksaan laboratorium :
• Ada manfaatnya :
 k Gula darah : < 54 mg/dl = hipoglikemia
 k prep.apus darah : parasit malaria
 k Hb atau Ht : < 4 g/dl atau < 12% = anemia berat
 k Urin rutin/kultur: bakteri + atau > 10 lekosit/LPB = infeksi
k Feses : darah + = disentri
Giardia + / parasit lain = infeksi
 k Foto Rontgen : - toraks : l Pneumonia
l Gagal jantung

- tulang : rikets, fraktur


 k Tes tuberkulin : seringkali negatif

• Kurang manfaatnya : protein serum, HIV, elektrolit


MEP/tatalaksana.

TATALAKSANA:

- MEP ringan-sedang :
- gejala klinik - , tampak kurus / hipotrofi
- tidak perlu dirawat
- identifikasi penyebab
- penyuluhan & suplementasi

- MEP berat : rawat di RS


MEP/tatalaksana.

Kriteria lain utk perawatan di RS :


BB sangat rendah : - BB/TB < 70%
- BB/U < 60%
(- BB/U > 60% + edema)
dengan gejala lain :
- edema (M-K)
- dehidrasi berat
- diare persisten dan/atau muntah
- sangat pucat, hipotermia, syok
- tanda infeksi sistemik/lokal, sal nafas
- anemia berat ( Hb < 5 g/dl)
- ikterus
- tidak nafsu makan
- usia < 1 thn
MEP/tatalaksana.

Tanda / gejala dehidrasi pd. MEP-berat :

- Anak lemas, apatis sp.tidak sadar


- Nadi cepat dan lemah
- Tidak ada air mata bila menangis
- Mata & UUB cekung
- Mukosa mulut kering
- kulit pucat, dingin, turgor <
- Diuresis << / -
MEP/tatalaksana.
A : “10 langkah utama”
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
h 1-2 h 3-7 mg-2 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia
2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Beri diit awal
8. Beri diit T.kejar
9. Beri stimulasi
10. Siapkan tindak
lanjut
MEP/tatalaksana.

 Hipoglikemi
 Seringkali menjadi penyebab kematian pd 2 hari pertama perawatan
 Terjadi karena inf berat atau tdk mendpt makanan selama 4-6 jam
 Kgd < 54 mg/dl
 Jika tdk memungkinkan utk memeriksa kgd, maka semua anak gizi
buruk hrs dianggap menderita hipoglikemia
 50 ml larutan gula 10% atau 1 sdk teh munjung gula + 50 ml air
 Mulai pemberian F75 setiap 2 jam, utk 2 jam pertama berikan ¼ dari
dosis makanan setiap 30 mnt
 Bila anak tdk sadar  glukosa 10% 5ml/kg iv atau larutan
glukosa/gula pasir 50 ml/NGT
 Antibiotik spektrum luas
MEP/tatalaksana.

 Hipotermi
 Suhu 36.5 – 37.5 ºC
 Pastikan anak tertutup pakaian atau selimut, tempatkan di dekat
penghangat atau lampu, letakkan anak pd dada ibu (skin to skin)
 Berikan makanan setiap 2 jam siang dan malam
 Jaga agar anak tetap kering
 Hindari paparan langsung dgn udara
MEP/tatalaksana.

 Dehidrasi
 Jangan gunakan infus utk rehidrasi kec dehidrasi berat
dgn syok
 Sulit menentukan adanya dehidrasi
 Dx pasti jika bj urin >1.030
 Beri Resomal, sec oral atau NGT
 2 jam pertama : 5 ml/kgBB setiap 30 mnt
 Setelah 2 jam : 5-10 ml/kg/jam selang seling dgn F75 dgn jlh yg
sama setiap jam selama 10 jam
 Selanjutnya F75 setiap 2 jam
 Jika masih diare berikan Resomal setiap kali diare (<1 thn 50-100
ml/x diare, >1 thn 100-200 ml/x diare)
MEP/tatalaksana.
MEP/tatalaksana.

 Gangguan Keseimbangan Elektrolit


MEP/tatalaksana.
 Infeksi
MEP/tatalaksana.
 Mikronutrien
MEP/tatalaksana.
 Pemberian makan awal
MEP/tatalaksana.
MEP/tatalaksana.
 Tumbuh kejar
MEP/tatalaksana.
 Stimulasi sensoris
MEP/tatalaksana.
 Persiapan pulang
MEP/tatalaksana

KEGAGALAN PENGOBATAN :

1. Pasien meninggal :
= dlm 24 jam pertama :
- hipoglikemia
- hipotermia
- dehidrasi
- sepsis

= dlm 24 – 72 jam :
- volume formula >>
- densitas kalori >>
MEP/tatalaksana

2. Kenaikan BB tidak adekwat :


- infeksi
- diet
- psikologik

Kenaikan BB :
= baik : > 10 g/kgbb/h baik =
= sedang : 5-10 g/kgbb/h > 50 g/kgbb/mg
= kurang : < 5 g/kgbb/h atau < 50 g/kgbb/mg
MEP/prognosis

PROGNOSIS :

- Jangka pendek : mortalitas masih tinggi


( 20-30 % )

- Jangka panjang : kualitas SDM <


KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan)

1. Kekurangan Vitamin A (KVA)


KLASIFIKASI XEROFTALMIA

Xn Rabun Senja

X1 (Dryness of conjunctiva/ kekeringan


konjungtiva), terdiri dari:
X1a  Kekeringan pada konjungtiva (Dryness
of conjunctiva)
X1b  Bercak putih seperti busa sabun/keju
pada sisi mata luar (bitot spot)
KLASIFIKASI XEROFTALMIA (Lanjutan)

X3 (Corneal ulcer/ ulkus pada kornea)

Terdiri dari X3a dan X3b


Tanda-tanda:

kornea melunak seperti bubur & dapat menjadi


ulkus X3a < 1/3 kornea , X3b  ≥ 1/3 kornea
Keadaan umum anak sangat buruk, dapat
terjadi perforasi kornea/ pecah
X1a (Dryness of conjunctiva/ kekeringan
konjungtiva)

Tanda-tanda:

• Penumpukan keratin & sel epitel yang khas


• Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
• Keluhan orang tua mata anaknya bersisik
X1a

Kerutan dan hiperpigmentasi


Bitot’ spot
‘Foam-like’ substance

Hyperpigmentation & wrinkle


(X-1b)
KLASIFIKASI XEROFTALMIA (Lanjutan)

X2 (Dryness of cornea/ kekeringan pada kornea)


Tanda-tanda :
•Kekeringan meluas sampai kornea
•Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
•K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain)

Kerutan dan hiperpigmentasi


X3a

Corneal ulcer < 1/3

Conjunctival & ciliary injection


X3b

Ulkus kornea > 1/3

Keratomalacea
KLASIFIKASI XEROFTALMIA
(Lanjutan)
XS (Corneal scar/ jaringan parut pada kornea)
Tanda-tanda:

Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil


Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
Menjadi buta & tidak dpt sembuh, walau dioperasi
cangkok kornea

Corneal scar
Pencegahan dan Terapi

Def vit dpt diatasi dan dicegah dgn suplementasi dan


fortifikasi makanan dgn vit A
Bayi < 1 thn : vit A 100 000 sekali setahun
Anak 1-5 thn : vit A 200 000 2x setahun
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan)

2. Anemia (kekurangan Fe, Cu, Vit. B12,


Asam folat)
ANEMIA

Kadar Hb dibawah normal

Kadar Hb normal:
6 bulan – 5 tahun : 11 g/ dl
6 tahun – 11 tahun : 11, 5 g/ dl
12 tahun – 13 tahun : 12 g/ dl

Tanda-tanda klinis:
- daya tahan terhadap penyakit menurun
- mudah lelah
- pucat (mata, telapak tangan)

(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its
prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998)
ANEMIA (lanjutan)

• Anemia kekurangan Fe (zat besi)

Fe (zat besi):

- Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat,


lemak dan protein.
- Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan.
ANEMIA (lanjutan)

• Anemia kekurangan Fe (zat besi)

Fe (zat besi):

- Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat,


lemak dan protein.
- Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan.
ANEMIA (lanjutan)

• Anemia kekurangan Cu (Copper)

Cu: pertumbuhan, kekebalan, homeopoesis,


metabolisme glukosa dan lemak, kofaktor enzim

Defisiensi Cu:
- Absorpsi zat besi turun
- Zat besi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh sel darah merah.
- Pengeluaran cadangan zat besi meningkat
- Anemia hipokromik dan netropenia
ANEMIA (lanjutan)

• Anemia kekurangan vitamin B12 (Kobalamin)

Defisiensi B12:

- glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap)


- stomatitis (sudut mulut retak-retak)
- mual, muntah, diare bergantian dgn konstipasi
- getah lambung tidak ada (achlorhydria &
achylia gastrica)
- anemia makrositik hiperkromis
ANEMIA (lanjutan)

• Anemia kekurangan asam folat

Defisiensi asam folat:


- perubahan pada eritrosit
- anemia makrositik megaloblastik
- perubahan mukosa gastro-intestinum
- diare

(Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK)
ANEMIA
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan)

3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C)

• Kekurangan vitamin B2 (riboflavin), B6


(adermin), B12 (kobalamin)

• Kekurangan vitamin C (asam askorbik)


KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan)

4. Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan


(kekurangan Zn)

Seng (Zn) berfungsi sebagai koenzim pada


berbagai sistem enzim.

Tanda-tanda kelainan pada kulit:


- Hipo/ hiperpigmentasi
- Deskuamasi (mengelupas)
- Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka
bakar) sering disertai infeksi sekunder
(candida)
Kelainan kulit (defisiensi Zn)
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan)

5. Beri-beri
(kekurangan vitamin B1/ Thiamin)

Vit.B1 sebagai ko-enzim metabolisme karbohidrat


PENYAKIT BERI-BERI

Tanda-tanda klinis:

- Beri-beri infantil (keadaan akut)


Tidak ada kenaikan berat badan, pilek, diare,
kelainan jantung, kongesti paru-paru, edema

- Beri-beri late infancy & childhood (keadaan


menahun). Postur lebih kecil dari anak yang
sehat, gizi kurang, edema, perut membuncit
oleh meteorismus)

(Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK)
Terimakasih
atas
perhatian

Anda mungkin juga menyukai