Anda di halaman 1dari 31

Kelompok 6 IKM A 2010

Teguh Kusnur 100911167


Agesty Sucianingtyas 101011053
Adelia Perwita Sari 101011056
Dwi Ayu Septiana 101011087
Febry Ayu Wulan 101011115
Pestisida yang digunakan sacara luas oleh
petani dapat menimbulkan berbagai masalah
lingkungan dan ketidakseimbangan
ekosistem. Pestisida nabati dianggap dapat
menstubtitusi pestisida sintetis karena aman
untuk lingkungan. Salah satu bahan nabati
yang dianggap dapat diolah menjadi pestisida
adalah bawang putih. Seberapa efektifkah
manfaat bawang putih untuk membasmi kutu
khususnya untuk hama kutu putih?
 Tujuan umum
◦ Untuk menguji keefektifkan pestisida nabati yang
telah dibuat untuk membasmi hama kutu putih.
 Tujuan khusus
◦ Mampu mempraktekan cara pembuatan pestisida
nabati dari bawang putih.
◦ Mampu merumuskan waktu dan tempat pembuatan
pestisida nabati dan melaksanakannya dengan
tepat waktu.
◦ Mampu menggunakan pestisida nabati untuk
membasmi hama pada tanaman dengan benar.
TEMPAT WAKTU
1. Pembuatan cairan pestisida : Presentasi proposal : 13 Maret
Lab. Kesling Fakultas 2013
Kesehatan Masyarakat, Pembuatan pestida : 15 Maret
Universitas Airlangga. 2013
Mulyorejo Surabaya Uji Hasil pestisida : 22 – 24
2. Penyemprotan cairan pestisida : Maret 2013
Taman Fakultas Kesehatan presentasi laporan : 24 April
Masyarakat, Universitas 2013
Airlangga, Mulyorejo Surabaya.
 Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida
yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang
relatif mudah dibuat dan biodegradable.
 Bawang putih memiliki berbagai kandungan
untuk mengusir hama, diantaranya minyak atsiri
sebagai anti bakteri, aliin dan alisin dalam
bawang putih merupakan repellan yang ampuh,
zat allisin dan dialil sulfida dapat bertindak
sebagai bahan yang dapat merusak sistem
koordinasi dan hormonal hama
 Planococcus sp atau sering disebut kutu putih
atau mealybug masuk dalam klasifikasi ordo
homoptera dan family pseudococcodiae.
 Serangga ini polfag (pemakan segala tanaman)
dan tersebar luas didaerah tropis dan subtropis.
Kutu putih termasuk hama tanaman karena
bersifat merusak bagian tanaman inangnya. Kutu
ini ada yang hidup diatas tanah dan ada yang
diakar. Hama yang diatas menyerang tunas,
daun, buah, tangkai bunga, tangkai buah, batang
dan lain – lain
Praktikum ini menggunakan metode eksperimental
yaitu dengan mencoba membuat pestisida nabati
berbahan baku bawang putih.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan
bahan yang dibutuhkan.
Selanjutnya adalah membuat pestisida nabati
berdasarkan dosis dan prosedur yang telah
disusun.
Setelah produk pestisida nabati jadi langsung
diujicobakan terhadap hama sasaran untuk
menguji keefektifannya.
Alat Bahan
Blender Bawang putih 250 gram
Alat pengaduk Bakteri EM4 25 cc
Ember Gula pasir 25 gr
Botol biasa dan botol spray Air matang 1,25 liter
Timbangan
Kain saring
1. Siapkan 250 gram bawangputih yang sudah dikupas,
25 cc EM4, 25 gr gulapasir, dan 1,25 liter air putih.
2. Haluskan 250 gram bawang putih dengan cara
diblender.
3. Masukkan 250 gram bawang putih halus, 25 cc EM4,
250 gram gula pasir ke dalam tempat pengadukan
dan aduk hingga rata
4. Tambahkan 1,25 liter air putih dan aduk
5. Masukkan bahan yang sudah dicampur tadi kedalam
sebuah botol
6. Diamkan atau fermentasikan selama 7 hari
7. Saring hasil fermentasi menggunakan saringan
sebelum digunakan untuk pestisida hama.
1. Siapkan 3 botol kosong, untuk setiap
botolnya diisi masing-masing sebesar :
a. Botol A pengenceran 1:10 yaitu 40 cc ekstrak +
400 cc air (9%)
b. Botol B pengenceran 1:5 yaitu 40 cc ekstrak +
200 cc air (16%)
c. Botol C pengenceran 1:1 yaitu 40 cca ekstrak +
40 cc air (50%)
2. Siapkan kutu putih yang menempel pada daun
mangga, dengan cara memetik daun dari
pohonnya dan meletakkannya dalam wadah
transparan berventilasi
3. Semprotkan campuran tersebut pada bagian yang
terdapat hama kutu putih. Untuk setiap daun
dilakukan tiga kali semprotan dalam satu hari.
Penyemprotan dilakukan di bagian tengah daun
karena kutu putih berada di permukaan daun.
Penyemprotan dilakukan dalam kurun waktu 3
hari.
a. Botol A Daun A
b. Botol B Daun B
c. Botol C Daun C
4. Karena sifat zat kimia pestisida mudah terurai
maka penyemprotan hasil dilakukan secara sering
dan berkala agar hasilnya efektif.
Nama Barang Harga

250 gram bawang putih Rp. 20.000

250 gram gula pasir Rp. 3.000

Air Mineral Botol Rp 5.000

Kain saring Rp. 6.000

Pengaduk (irus) Rp. 5.000

Ember Rp. 10.000

Corong Rp. 4.000

Total Rp 53.000
Konsentrasi 9% Konsentrasi 16% Konsentrasi 50%
Daun A Daun B Daun C
Hari 1 - Kutu masih - Kutu masih - Kutu masih
hidup hidup hidup
- Sarang kutu - Sarang kutu - Sarang kutu
masih baik masih baik masih baik
Hari 2 - 3 kutu masih - 2 kutu masih - Semua kutu mati
hidup hidup (bergerak) (tidak bergerak)
(bergerak) - Sarang kutu - Sarang kutu
- Sarang kutu sedikit rusak rusak (kerusakan
sedikit rusak lebih parah dari
konsentrasi 9%
atau 16%)

Hari 3 - 3 kutu yang - 2 kutu yang - Struktur tubuh


tersisa mati tersisa mati kutu yang
(tidak bergerak) (tidak bergerak) sebelumnya mati
- Sarang kutu - Sarang kutu rusak
rusak rusak parah. - Sarang kutu
rusak parah
Pembahasan
1.Pada daun A digunakan konsentrasi 9% berarti
perbandingan yang dipakai adalah 1:10. Artinya adalah 40
ml ekstrak pestisida nabati dicampurkan dengan 400 ml
air.
Hari pertama pada daun A didapatkan bahwa kutu tersebut
masih hidup dan belum ada kerusakan pada sarang yang
ditempati kutu itu.
Hari kedua, terdapat 3 kutu dari yang kita amati yang masih
dapat bergerak dan kerusakan yang terjadi belum cukup
parah.
hari ketiga pemberian pestisida terhadap daun A didapatkan
hasil bahwa 90% kutu yang ada mati dan sarang kutu juga
rusak.
2. Daun B digunakan konsentrasi 16% dengan
perbandingan 1:5 atau 40 ml dengan
dicampurkan air sebanyak 200 ml.
 Hari pertama percobaan, kutu dan sarangnya
masih nampak normal.
 hari kedua percobaan tersisa 2 kutu yang masih
dapat bertaman dengan penyemprotan pestisida
dan sarangnyapun belum rusak parah.
 Hari ketiga pengamatan pada pemberian
pestisida, semua kutu yang ada pada daun B mati
dan strukturnya rusak serta sarang yang ada juga
rusak.
3. Daun C
konsentrasi pada daun C adalah 50% yaitu 1:1
yang artinya adalah ekstrak pestisida 40 ml
dicampur dengan 40 ml air. Semua kutu mati
dan sarangnya sudah rusak pada hari kedua .
 Pestisida yang digunakan sacara luas oleh petani dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, lingkungan, dan
ketidakseimbangan ekosistem. Pestisida nabati dianggap dapat
menstubtitusi pestisida sintetis karena aman untuk lingkungan.
Salah satu bahan nabati yang dianggap dapat diolah menjadi
pestisida adalah bawang putih.
 Bawang putih cukup efektif untuk mampu membasmi kutu putih
karena memiliki berbagai bahan aktif yang dapat melumpuhkan
hama. Percobaan dilakukan dengan menguji keefektifan pestisida
bawang putih pada berbagai konsentrasi terhadap daya bunuh hama
kutu putih . Terdapat tiga variasi konsentrasi yaitu 9%, 16%, dan 50%
yang diujikan pada hama kutu putih selama tiga hari.
 Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi pestisida nabati
bawang putih yang efektif menghilangkan kutu lebih cepat adalah
pestisida dengan konsentrasi tertinggi yaitu 50%. Pada konsentrasi
ini dapat membunuh semua kutu putih yang dicobakan selama 2
hari, sedangkan pada konsentrasi lain baru dapat membunuh semua
kutu setelah penyemprotan ketiga.
 Hal ini menunjukkan bahwa pestisida bawang putih memiliki daya
basmi hama kutu putih yang cukup efektif. Berbagai kandungan zat
dalam bawang putih memiliki fungsi anti hama. Kandungan aliin dan
alisin dalam bawang putih merupakan repellan yang ampuh karena
dengan baunya yang menyengat hama pengganggu enggan
 Alat dan Bahan
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai