Anda di halaman 1dari 7

KASUS KIMIA FARMA

EKA WIDAYATI
HETTY SETIYANI
SEKILAS TENTANG PT.KIMIA
FARMA
 Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di
Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda t
 Tahun 1817 Pemerintah Republik Indonesia melakukan
peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
(Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma.
 Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga
nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma
(Persero).
SEKILAS TENTANG KAP HANS
TUANAKOTTA & MUSTOFA
• Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa (KAP HTM)
merupakan hasil merger tiga KAP besar , yaitu KAP Hans K & Co.,
KAP Capelle & Tuanakotta, dan KAP Mustofa, Tony & Suryadinata.
• KAP Hans K & Co didirikan pada tahun 1973 dan pada tahun 1987
KAP Hans K & Co berhasil menjadi perusahaan korespondensi dari
Delloite Haskins & Sell(DH&S), peringkat keenam dari The Big
Eight.
• Kemudian KAP Hans K & Co mengajak KAP Capelle & Tuanakotta
yang sudah lama dikenalnya, ajakan ini langsung ditanggapi dengan
baik dan kemudian mengajak KAP Mustofa, Tony & Surjadinata.
Pada bulan Juli 1990 KAP HTM terbentuk.
MASALAH
• KAP HTM menemukan adanya kesalahan dalam penilaian
persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan yang
menyebabkan terjadinya pelaporan laba yang lebih tinggi yaitu 132
miliar dari yang seharusnya sebesar 99,5 miliar
• Markup laba ditemukan oleh KAP HTM pada saat mereka
mendapat penugasan untuk melakukan Audit Laporan
Keuangan Kimia Farma untuk masa lima bulan yang
berakhir tanggal 31 Mei 2002.
Penjelasan Kimia Farma

Kimia Farma melakukan penyajia kembali LK 2001 dan ada 2 penyebab koreksi keuangan
Kimia Farma :
1. Pada pos penjualan
a. Unit Industri Bahan Baku koreksi pengurangan penjualan sebesar Rp 2,7 miliar
b. Industri obat Kesalahan koreksi penambahan 8,2 miliar dalam cadangan dan
koreksi pengurangan penjualan sebesar 9,5 miliar.
c. Unit Logistik Sentral dilakukan koreksi pengurangan sebesar 23,9 miliar.
d. Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF dilakukan koreksi pengurangan sebesar 8,1
miliar dan dilakukan koreksi pengurangan sebesar Rp 10,7 miliar.
2. Pada pos pajak terjadi koreksi kelebihan 13,8 miliar

 Namun kenyataannya, koreksi yang dilakukan tidak hanya pada pos penjualan (dan beban
pokok penjualan), persediaan, dan pajak, tetapi juga meliputi pos Kas dan Setara kas,
liabilitas jangka pendek/kewajiban lancar, liabilitas jangka panjang/ kewajiban jangka
panjang dan beban usaha.
Hasil Pemeriksaan BAPEPAM
Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam, diperoleh bukti sebagai berikut :
1. terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF,
adapun dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada
laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7
miliar yang merupakan 2,3% dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih PT
Kimia Farma Tbk.
1. Bahwa kesalahan penyajian tersebut, dilakukan oleh Direksi periode 1998–
Juni 2002 dengan cara Membuat 2 (dua) daftar harga persedian (master
prices) yang berbeda masing-masing diterbitkan pada tanggal 1 Pebruari
2002 dan 3 Pebruari 2002, serta melakukan pencatatan ganda atas
penjualan dan pencatatan ganda tersebut dilakukan pada uniy-unit yang
tidak dipilih menjadi sampel oleh akuntan.
Atas kesalahan tersebut Kimia Farma dikenai sanksi denda sebesar 500 juta dan
direksi lama Kimia Farma dikenai sanksi 100 juta. Sementara itu sanksi 100 juta
diberikan kepada ludovicus sensi karena tidak berhasil mendeteksi adanya
markup oleh perusahaan.
Pelanggaran Etika Profesi
Berdasarkan kasus yang terjadi didalam PT. Kimia Farma kami
dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi adanya pelanggaran kode
etik profesi akuntansi diantaranya sebagai berikut:
1. Tanggung jawab
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
5. Perilaku Profesional
6. Standar Teknis

Anda mungkin juga menyukai