Anda di halaman 1dari 73

BPJS

Ketenagakerjaan
Kelompok 6:
Program Studi Profesi Apoteker
Angkatan II
2018
pendahuluan
Pengertian
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
 badan hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.

UU No. 24 Tahun
2011 BPJS terbagi 2 :

BPJS
BPJS Kesehatan
Ketenagakerjaan
 badan hukum publik yang bertanggung
jawab kepada Presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan
kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
jaminan pensiun dan jaminan kematian.

BPJS Ketenagakerjaan
Menjadi badan penyelenggara
jaminan sosial berkelas dunia,
VISI
terpercaya, bersahabat dan unggul
dalam operasional dan pelayanan.
• tenaga kerja: memberikan perlidungan yang
layak bagi tenaga kerja dan keluarga.
• pengusaha : menjadi mitra terpercaya untuk
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
VISI dan meningkatkan produktivitas.
• negara : berperan serta dalam pembangunan.

VISI DAN MISI BPJS


KETENAGAKERJAAN
Program ini dikhususkan untuk para
tenaga kerja, baik pegawai negeri maupun
swasta yang dapat memberikan
perlindungan atau proteksi atas resiko
sosial ekonomi yang mungkin saja dialami
oleh pekerja.

Tenaga kerja
Tenaga kerja dalam
mandiri atau
hubungan kerja (PNS,
perorangan (diluar
TNI/POLRI, Pensiunan
Keanggotaan
PNS/TNI/POLRI,
hubungan kerja)
BUMN, BUMD dll
Pembentukan BPJS
Ketenagakerjaan
• Pemerintah mengubah PT Jamsostek
1 (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan
Januari atas perintah UU BPJS.
2014
• BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program
jaminan kecelakaan kerja, program jaminan kematian
dan program jaminan hari tua dan program jaminan
1 Juli pensiun sesuai dengan ketentuan UU SJSN bagi peserta
selain peserta program yang dikelola oleh PT Asabri
2015 (Persero) dan PT Taspen (Persero)

• PT Asabri (Persero) dan PT Taspen (Persero)


mengalihkan kepesertaan Pegawai Negeri Sipil,
31 Desember Prajurit TNI dan Anggota POLRI ke BPJS
2029 Ketenagakerjaan
2004
2011
UU 2014
SJSN UU BPJS 2015
Diunda BPJS Ketenaga 2029
ngkan Diunda kerjaan BPJS
Ketenagake
berdiri,
ngkan pengaliha rjaan JP, JHT,
beroperasi JKM, JKK
n BPK
Jamsoste
dan nasional
program
k ke BPJS JKK, JHT,
Ketenaga JKM, JP
kerjaan bagi
pekerja
non Peg.
Negri
Pembentukan BPJS
Ketenagakerjaan
1 Januari 2014  Pembubaran Jamsostek dan
Pengoperasian BPJS Ketenagakerjaan

Pengesahan laporan posisi keuangan pembuka BPJS


Ketenagakerjaan dan laporan posisi keuangan pembuka
dana jaminan ketenagakerjaan oleh MenKeu

Melanjutkan penyelenggaraan JKK, JHT, JKm Jamsostek


hingga 30 Juni 2015

Menyelenggarakan program JKK, JKM, JHT, JP sesuai UU


SJSN paling lambat mulai 1 Juli 2015

Pengoperasian BPJS
Ketenagakerjaan
Melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta

Memungut dan mengumpulkan Iuran dari Peserta


dan Pemberi Kerja

Menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah

Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentinga


n Peserta

Tugas
Mengumpulkan dan mengelola data Peserta
program Jaminan Sosial

Membayarkan Manfaat dan/atau membiayai


pelayanan kesehatan sesuai dengan ke
tentuan program Jaminan Sosial

Memberikan informasi mengenai penyelen


ggaraan
program Jaminan Sosial kepada Pes
erta dan masyarakat

Cont..
Wewenang

Menagih pembayaran iuran

Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi


jangka pendek dan jangka panjang

Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan


peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi
kewajibannya

Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai


besar pembayaran fasilitas kesehatan
Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
kesehatan

Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau


pemberi kerja yang tidak memenuhi kewajiban

Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang


berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam
memenuhi kewajiban

Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka


penyelenggaraan program jaminan sosial
Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan
program yang bersumber dari Dana Jaminan Sosial
dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Hak

Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi


penyelenggaraan program jaminan sosial dari DJSN
Kewajiban

Mengembangkan asset Dana


Memberikan nomor identitas Jaminan Sosial dan asset BPJS
tunggal kepada Peserta untuk sebesar-besarnya
kepentingan peserta

Memberikan informasi melalui


media massa cetak dan elektronik Memberikan manfaat kepada
mengenai kinerja, kondisi seluruh peserta sesuai dengan UU
keuangan, serta kekayaan dan SJSN
hasil pengembangannya

Memberikan informasi kepada Memberikan informasi kepada


peserta mengenai hak dan peserta mengenai prosedur untuk
kewajiban untuk mengikuti mendapatkan hak dan memenuhi
ketentuan yang berlaku kewajiban
Memberikan informasi kepada
Memberikan informasi kepada
peserta mengenai saldo JHT dan
peserta mengenai besar hak
pengembangannya 1 kali dalam
pensiun 1 kali dalam 1 tahun
1 tahun

Membentuk cadangan teknis Melakukan pembukuan sesuai


sesuai dengan standar praktik dengan standar akuntasi yang
aktuaria yang lazim dan berlaku berlaku dalam penyelenggaraan
umum jaminan sosial

Melaporkan pelaksanaan setiap


program, termasuk kondisi
keuangan, secara berkala 6
bulan sekali kepada Presiden
dengan tembusan kepada DJSN

menyelenggarakan program jaminan kecela
kaan kerja, program jaminan
kematian, program jaminan pensiun, dan
jaminan hari tua

Fungsi BPJS Ketenagakerjaan


Pengelolaan aset
Aset

Aset Dana Jaminan Sosial


Aset BPJS
(DJS).
• modal awal dari Pemerintah • iuran jaminan sosial
• hasil pengalihan aset BUMN • hasil pengembangan Dana
yang menyelenggarakan Jaminan Sosial
program jaminan sosial • hasil pengalihan aset
• hasil pengembangan aset program jaminan sosial
BPJS yang menjadi hak peserta
• dana operasional yang dari BUMN yang
diambil dari Dana Jaminan menyelenggarakan program
Sosial jaminan sosial
• sumber lain yang sah • sumber lain yang sah
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Aset dana jaminan sosial yang dikelola BPJS
Ketenagakerjaan :
1. Aset dana jaminan kecelakaan kerja
2. Aset dana jaminan hari tua
3. Aset dana jaminan pensiun
4. Aset dana jaminan kematian.

Aset Dana Jaminan Sosial


 Mulai 1 Januari 2014 aset lembaga PT Jamsostek (Persero)
dialihkan menjadi aset BPJS Ketenagakerjaan.
 Aset program JPK-Jamsostek yang menjadi hak peserta
JPK–Jamsostek, dialihkan dari PT Jamsostek menjadi aset
Dana Jaminan Sosial Kesehatan.
 Aset yang dialihkan mencakup uang tunai, surat berharga,
piutang iuran, dan uang muka pelayanan kesehatan.

Transfer Aset dari Persero ke


BPJS Ketenagakerjaan
Dana operasional yang bersumber dari aset DJS dibatasi
dengan ketentuan :

Paling tinggi 10% dari total iuran jaminan kecelakaan


kerja dan iuran jaminan kematian yang diterima oleh
BPJS Ketenagakerjaan

Paling tinggi 2% dari total iuran jaminan hari tua yang


telah diterima oleh BPJS Ketenagakerjaan dan hasil
pengembangannya.

DANA OPERASIONAL digunakan untuk membiayai operasional


penyelenggaraan program jaminan sosial, yang terdiri
dari biaya personel dan biaya non personel.
Pengawasan &

pertanggungjawaban
Pengawasan tehadap BPJS :

Pengawasan Internal Pengawasan Eksternal


• Dilakukan oleh organ • Dilakukan oleh institusi
BPJS atau satuan dari luar BPJS
pengawasan internal • Kewenangan  melakukan
yang dibentuk oleh organ monitoring dan evaluasi
BPJS untuk menjamin
• Melakukan pengawasan terselenggaranya program
fungsional sesuai dengan jaminan sosial, termasuk
bidang tugasnya untuk tingkat kesehatan
membantu pimpinan keuangan BPJS.
Pengawasan
mengelola organisasi.
Pengawas internal terdiri atas :
A. Dewan Pengawas
 Organ BPJS yang berfungsi
melakukan tugas pengawasan atas
pelaksanaan tugas BPJS

B. Satuan Pengawas Internal


 Unit khusus untuk membantu dan
atas nama pucuk pimpinan melakukan
pengawasan terhadap keseluruhan unit
organisasi dalam BPJS
Pengawas Eksternal terdiri atas :
A. Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN)
melakukan monitoring dan evaluasi untuk
menjamin terselenggaranya program
jaminan sosial

B. Lembaga Pengawas Independen,


yaitu :
1) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Ruang lingkup tugas OJK mencakup :
 kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan,
 kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal,
 kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian,
 kegiatan jasa keuangan dana pensiun,
 kegiatan jasa keuangan lembaga pembiayaan,
 kegiatan jasa keuangan lembaga jasa keuangan
lainnya, antara lain meliputi penyelenggaraan
jaminan sosial.

2) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Melakukan pemeriksaan sepanjang menyangkut
pengelolaan keuangan Negara yang dilakukan oleh
BPJS.
Pertanggungjawaban
 BPJS wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya dalam bentuk laporan pengelolaan
program dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
oleh akuntan publik kepada Presiden dengan tembusan
kepada DJSN paling lambat 30 Juni tahun berikutnya.
 Periode laporan pengelolaan program dan laporan
keuangan tahunan mulai 1 Januari sampai dengan 31
Desember.
 Laporan keuangan BPJS disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan.
 Ringkasan eksekutif laporan program dan ringkasan eksekutif
laporan keuangan dipublikasikan melalui media masa cetak dan
media masa elektronik paling lambat 31 Juli tahun berikutnya.
 Direksi bertanggung jawab secara renteng atas kerugian finansial
yang ditimbulkan atas kesalahan pengelolaan dana jaminan
sosial.
 Pada akhir masa jabatan, Dewan Pengawas dan Direksi wajib
menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya
kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

Cont..
Hubungan
Kelembagaan
Hubungan
Antar
1. BPJS dan Lembaga
Presiden
Negara
Selaku Kepala
Pemerintahan

1.Berkomunikasi melalui legislasi,


regulasi, dan laporan
pertanggung jawaban
2.BPJS secara berkala
mempertanggungjawabkan
kinerjanya pada presiden
Hubungan
Antar
Lembaga
1. BPJS dan
Negara
Presiden
Selaku Kepala
Administrasi

1. Membuat keputusan konkret, final individual,demi menegakkan


adm penyelnggaraan SJSN  prinsip “good governance”
2. UU BPJS menentukan 4 kepres mengenai tupoksi dan wewenang
BPJS
- penetapan Anggota Dewan Pengawas dan Anggota dan Dewan
Direksi BPJS
- Pengangkatan panitia Seleksi Anggota Dewan Pengawasan dan
Anggota Direksi BPJS
- Pengenaan Sanksi Adm Anggota Dewan Pengawas dan Anggota
Direksi BPJS
- pemindahtanganan Aset BPJS senilai 100 miliar-500 miliar rupiah
Hubungan
Antar
1.2. BPJS dan
Negara Lainnya Lembaga
Negara

• Bersifat fungsional
• Bersifat pengawasan

• Bersifat pelaporan
• Penyelesian sengketa
BPJS dan
Kementerian
BPJS dan DJSN
atau Lembaga
Negara di Pusat

BPJS dan BPJS dan


Pemerintahan Pengawas
Daerah Independen

Hubungan
Fungsional
• DJSN sbg perumus
BPJS kebijakan umum
SJSN

dan • DJSN sbg


penyelenggara

DJS
program jaminan
sosial
Hubungan
Fungsional
BPJS dan
Kementerian/
Lemabaga Negara di
Pusat

Membangun Kebijakan
Kebijakan
sistem pengupahan,
perpajakan
kesehatan keselamatan
dan jamsos
nasional kerja

Sistem Sistem Kebijakan


perlindungan manajemen penyediaan
sosial informasi statistik
terintegrasi kepegawaian jamsos
Hubungan
Pengawasan
BPJS dan DJSN

BPJS dan Pengawas Independen


• Diawasi oleh lembaga independen :
OJK, BPK
• Wajib menyampaikna
pertanggung jawaban atas
Hub Pelaporan
pelaksanaan tugas

• BPJS melaporkan Pemberi Kerja


kepada Instansi berwewenang
Hub mengenai ketidakpatuhannya
penyelesaian membayar iuran
sengketa
2. Hubungan
Kewenangan
2.1 BPJS dan Pekerja-
Pemberi Kerja

Menagih Pengawasa
Wajib
n
melakukan iuran pemeriksaa
pendaftaran jamsos n

Sanksi adm Izin BPJS Pemberian info


pada memperoleh saldo dana JHT
peserta manfaaat dan pensiun

BPJS berhak
mendapat
dana dari
jamsos
2. Hubungan
Kewenangan
2.2 BPJS dan Pemerintah selaku
Pembayara Iuran PBI

1. Kemenkes mendaftarkan sbg peserta


program jamkes, membayar iuran penerima
bantuan iuran program jamkes pada BPJS

2.
Wajib memberi no identitas tunggal
pada penerima
Hub hukum yg timbul di antara
dua pihak atau lebih atas
kesepakatan dalam kontrak
3. Hubungan
Perdata
hubungan kerjasama atas dasar
kesetaraan dua pihak yang bekerjasama.

4. Hubungan
Kemitraan
Tujuan strategis hubungan
kemitraan BPJS adalah untuk:

3. Menjamin
1. Meningkatkan 2. Meningkatkan peserta
kualitas kualitas BPJS dg meperoleh
penyelenggaraan prinsip asuransi manfaat
program JKN sosial - ekuitas pemeliharaan
kesehatan
BPJS dapat bertindak mewakili
Indonesia sebagai anggota
organisasi/anggota lembaga
internasional apabila ada
ketentuan bahwa anggota dari
organisasi/lembaga
5. Hubungan
internasional mengharuskan
atas nama Negara
Internasional
Program
bpjs ketenagakerjaan
1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
jaminan yang diberikan kepada tenaga
kerja peserta BPJS Ketenagakerjaan,
untuk menjamin para pekerja
meminimalisasi risiko hilangnya
penghasilan akibat kecelakaan kerja.
Persyaratan Untuk Mendaftarkan JKK Karyawan
memberikan perlindungan atas
risiko-risiko kecelakaan Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja
yang terjadi dalam hubungan kerja, yang dibayarkan (bagi peserta
termasuk kecelakaan yang terjadi penerima upah), tergantung pada
dalam perjalanan dari rumah menuju tingkat risiko lingkungan kerja,
tempat kerja atau sebaliknya dan yang besarannya dievaluasi
penyakit yang disebabkan oleh paling lama 2 (tahun) sekali
lingkungan kerja.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja


Manfaat Yang Diberikan
1
Pelayanan kesehatan (perawatan dan pengobatan)

• Pelayanan kesehatan diberikan tanpa batasan


plafon sepanjang sesuai kebutuhan medis (medical
need).
• Diberikan melalui fasilitas kesehatan yang telah
bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan
(trauma center BPJS Ketenagakerjaan).
• Penggantian biaya (reimbursement) atas perawatan
dan pengobatan, hanya berlaku untuk daerah
remote area atau didaerah yang tidak ada trauma
center BPJS Ketenagakerjaan.
2
Santunan berbentuk uang, antara lain:

a) Penggantian biaya pengangkutan peserta yang


mengalami kecelakaan kerja/penyakit akibat kerja, ke
rumah sakit dan/atau kerumahnya, termasuk biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan;.

 Angkutan darat/sungai/danau diganti maksimal


Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).
 Angkutan laut diganti maksimal Rp1.500.000 (satu
setengah juta rupiah).
 Angkutan udara diganti maksimal Rp2.500.000 (dua
setengah juta rupiah).

Perhitungan biaya transportasi untuk kasus kecelakaan kerja


yang menggunakan lebih dari satu jenis transportasi berhak atas

Keterangan biaya maksimal dari masing-masing angkutan yang digunakan dan


diganti sesuai bukti/kuitansi dengan penjumlahan batasan maksimal
dari semua jenis transportasi yang digunakan
2

b) Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), dengan perincian


penggantian, sebagai berikut:
 6 (enam) bulan pertama diberikan sebesar 100% dari upah.
 6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar 75% dari upah.
 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya diberikan sebesar 50% dari
upah.

Dibayarkan kepada pemberi kerja (sebagai


pengganti upah yang diberikan kepada tenaga kerja)
selama peserta tidak mampu bekerja sampai peserta
Keterangan dinyatakan sembuh atau cacat sebagian anatomis atau
cacat sebagian fungsi atau cacat total tetap atau
meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dokter
yang merawat dan/atau dokter penasehat.
2

(c) Santunan Kecacatan

 Cacat Sebagian Anatomis sebesar = % sesuai tabel x


80 x upah sebulan.
 Cacat Sebagian Fungsi = % berkurangnya fungsi x %
sesuai tabel x 80 x upah sebulan.
 Cacat Total Tetap = 70% x 80 x upah sebulan.

- jenis dan besar persentase kecacatan dinyatakan oleh dokter yang


merawat atau dokter penasehat yang ditunjuk oleh Kementerian
Ketenagakerjaan RI, setelah peserta selesai menjalani perawatan
Keterangan dan pengobatan.

- Tabel kecacatan diatur dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah


No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
2

d) Santunan kematian dan biaya pemakaman


 Santunan Kematian sebesar = 60 % x 80 x upah sebulan,
sekurang kurangnya sebesar Jaminan Kematian.
 Biaya Pemakaman Rp3.000.000,-.
 Santunan berkala selama 24 bulan yang dapat dibayar
sekaligus= 24 x Rp200.000,- = Rp4.800.000,-.
3
Program Kembali Bekerja (Return to Work)
 pendampingan kepada peserta yang mengalami kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang berpotensi mengalami
kecacatan, mulai dari peserta masuk perawatan di rumah sakit
sampai peserta tersebut dapat kembali bekerja.

4
Kegiatan Promotif dan Preventif untuk mendukung
terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
5
Rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan/atau alat
ganti (prothese) bagi Peserta yang anggota badannya hilang
atau tidak berfungsi akibat Kecelakaan Kerja

6
Beasiswa pendidikan anak bagi setiap peserta
yang meninggal dunia atau mengalami cacat total
tetap akibat kecelakaan kerja sebesar Rp12.000.000,-
(dua belas juta rupiah) untuk setiap peserta.

Masa kadaluarsa klaim 2 tahun sejak kecelakaan


terjadi dan tidak dilaporkan oleh perusahaan.
Program yang memberikan manfaat berupa uang tunai yang
diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia s
kepesertaan aktif bukan akibat kecelakaan kerja.

>>> bentuk perlindungan sebagai upaya meringankan beba


keluarga baik berupa biaya pemakaman ataupun santunan
berupa uang.

2. Program Jaminan Kematian (JKM)


 Santunan sekaligus sebesar Rp16.200.000,00
(enam belas juta dua ratus ribu rupiah)
 Santunan berkala selama 24 Bulan, dengan
rincian 24 x Rp200.000,00 =
Rp4.800.000(empat juta delapan ratus ribu
rupiah) yang dibayar sekaligus

Manfaat  Biaya Pemakaman sebesar Rp3.000.000,00


(tiga juta rupiah)
 Bantuan Beasiswa bagi satu orang anak dari
peserta yang telah memasuki masa iur paling
singkat 5(lima) tahun sebesar Rp 12.000.000,-
(dua belas juta rupiah)

Total manfaat keseluruhan yang diterima 


Rp36.000.000,00
 Pekerja Penerima Upah : 0.3 % (dari upah
yang dilaporkan)
 Pekerja Bukan Penerima Upah : Rp 6.800,-
 jaminan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi
peserta dan atau ahli warisnya dengan memberikan
penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun

3. Program Jaminan Pensiun (JP)


MANFAAT JAMINAN
PENSIUN

Manfaat Manfaat Manfaat


Pensiun Pensiun Pensiun
Hari Tua Janda/Duda Anak

Manfaat Manfaat
Pensiun Pensiun
Orang Tua Cacat
Kepesertaan Program
Jaminan Pensiun

Pekerja
Pemberi
penerima
kerja
upah

1. Pekerja pada
perusahaan
2. Pekerja pada
perorangan
1. Mengisi formulir Jaminan Pensiun
2. Melampirkan kartu peserta jaminan pensiun BPJS
Ketenagakerjaan. Jika hilang, lampirkan surat
keterangan hilang dari kepolisian dan surat pengantar
dari perusahaan
3. Membawa KTP atau surat keterangan dari Disdukcapil
jika belum punya e-KTP.
4. Membawa kartu keluarga.

Syarat
5. Membawadan Cara
referensi Klaim
kerja/surat Manfaat
PHK/putusan PHI/SK

Jaminan Pensiun
direksi bagi peserta pensiun hari tua.
6. Buku tabungan asli (dicopy 1 lembar)
7. NPWP (fotokopi)
 Program jangka panjang yang
diberikan secara berkala atau sekaligus
sebelum peserta memasuki masa pensiun .

4. Program Jaminan Hari Tua


5,7% dari upah sebulan

2,0 %  pekerja

3,7 %  pemberi kerja

Besar Iuran
Berupa uang tunai yang besarnya
merupakan nilai akumulasi iuran + hasil
pengembangannya (rata-rata bunga
deposito bank pemerintah).
Dibayarkan sekaligus apabila :
 Peserta mencapai usia 56 tahun
 Meninggal dunia
 Cacat total tetap

Manfaat JHT
Manfaat JHT dapat diambil sebelum
usia 56 tahun dengan ketentuan :
 Telah mencapai kepesertaan 10
tahun
 Diambil max 10% dari total saldo
sebagai persiapan usia pensiun
 Diambil max 30% dari total saldo
untuk uang perumahan

Anda mungkin juga menyukai