Anda di halaman 1dari 46

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM INTERGUMEN“

OLEH

SANTI D. S. LUBIS
INFEKSI KULIT Pengertian

OLEH VIRUS Infeksi kulit oleh virus adalah


infeksi kulit yang disebabkan
oleh berbagai jenis virus yang
masuk kedalam tubuh baik
melalui kulit secara langsung,
maupun melawati sistem
pernapasan, virus bereplikasi
atau multiplikasi dan akhirnya
menyebabkan proses
peradangan.
Sebagian besar jenis Virus
yang masuk melalui kulit dan menjadi
penyebab infeksi kulit adalah
Papillomavirus / HPV pada tipe
veruka dan kandiloma, Herpesvirus
pada tipe herpes simpleks, Poxvirus
pada tipe molluscum contagiosum.
Klasifikasi Dan
Manifestasi Klinis

1. Infeksi Kulit oleh HPV


2. Infeksi Kulit oleh
Herpesvirus
3. Infeksi kulit oleh Poxvirus
Pathway
1. percobaan Tzanck
2. pemeriksaan histopatologik
Pengertian
Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis
adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan
mukosa yang disebabkan infeksi jamur.
Etiologi

Kebanyakan infeksi jamur pada manusia


disebabkan oleh tiga jenis jamur yang disebut
dermatofita. Tiga jenis jamur tersebut adalah
Epidermophyton, Trichopyton, dan Mocrosporum
dan merupakan penyebab utama terjadinya
infeksi Tinea yang menghasilkan bentuk klinis
yang berbeda, bergantung pada lokasi
antominya.
Klasifikasi Dan Manifestasi Klinis
1. tinea kapitis (rambut, alis, dan bulu mata)
2. tinea korporis (badan dan anggota badan, selain tangan,
kaki da daerah tinea kruris)
3. tinea kruris (genitokrural sampai bokong, pubis, paha atas
medial)
4. tinea pedis (kaki dan telapak kaki)
5. tinea ungium (kuku).
Gambarn klinis bervariasi
tergantung pada lokasi kelainan,
respon imun seluler pasien
terhadap penyebab, serta jenis
spesies dan galur penyebab.
Morfologi khas yaitu kelainan
yang terbatas tegas, terdiri atas
bermacam macam efloresensi
(polimorfi), bagian tepinya lebih
aktif dan terasa gatal.
Jamur
Epidermophyton, Trichopyton, dan Mocrosporum

Menghasilkan Keratinase

Bersifat mencerna Keratin

Invasi ke Stratum Korenuum

Kolonisasi Hifa pada jaringan yang telah mati

Hifa ; Enzim Keratolitik

Berdifusi ke jaringan epidermis

Proses Peradangan Pelepasan Histamin

Muncul Lesi - lesi : skuama sampai berupa Pruritus


alopesia

Kerusakan/ Resiko kerusakan integritas


Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program
kulit
terapeutik

Resiko harga diri rendah situasional Resiko penularan infeksi


Pemeriksaan
Penunjang

1. pemeriksaan kerokan kulit


2. pemeriksaan mikrokopis
3. pemeriksaan lampu Wood.
Tipe dan Lokasi Terapi
Tinea Kapitis Grisefulvin
(jamur kulit kepala) Keramas 2-3 kali seminggu menggunakan sampo

Tinea Korporis Ketokonazol


(jamur badan) Griselfuvin
Tinea kruris Keadaan yang ringan :
(jamur lipat paha “ jock itch”) Obat obat topikal seperti ketokonazol, mikonazol, haloprogin
Keadaan yang berat :
Griseofulvin oral

Tinea pedis Infeksi yang akut :


(jamur kaki “ethiet’s foot) Rendam dengan larutan salin Burowi atau larutan kalium permaganat. Antifungus topikal
sperti mikonazol, klotrimazol
Infeksi yang resisten :
Terbinafin, griseofulvin jangka panjang.

Tinea ungium (6 bulan sampai 1 tahun) :


(jamur kuku) Griseofulvin (untuk kuku jari tangan)
Losion amfoterisin B, mikonazol ; klotrimazol, nistatin (jika disebabkan oleh Candida
albicans).

Penatalaksanaan
Infeksi Kulit Primer oleh
Bakteri

Pengertian
Infeksi kulit oleh bakteri disebut Pioderma.
Pioderma adalah infeksi kulit oleh
Staphylococus aureus, streptokokus atau
kedua duanya.
Etiologi

Jenis bakteri utama yang


banyak menjadi penyebab
infeski pada kulit adalah
Staphylococus aureus atau
streptokokus group A.
KLASIFIKASI DAN
MANIFESTASI KLINIS

1. Impetigo
2. Selulitis
3. Folikulitis, Furunkel dan Karbunkel
Impetigo
Definisi
Impetigo merupakan infeksi superfisial kulit
yang disebabkan oleh stafilokokus,
streptokokus atau lebih dari satu jenis
bakteri.
MANIFESTASI KLINIS

Lesi dimulai dari makula yang kecil dan berwarna merah,


yang dengan cepat menjadi vesikel yang diskrit, berdinding
tipis dan segera mengalami ruptur serta tertutup oleh krusta
yang melekat secara longgar dan berwarna kuning
keemasan seperti warna madu. Krusta ini mudah terlepas
dan memperlihatkan permukaan yang licin, merah serta
basah, dan pada permukaan ini segera tumbuh krusta yang
baru. Jika terkena kulit kepala, rambut menjadi kusut dan
gejala ini membedakannya dengan tinea kapitis
SELULITIS
Definisi
Selulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan subkutan
yang pada orang – orang dengan imunitas normal biasanya
disebabkan oleh Streptococcus pyrogenes. Erisipelas adalah
istilah untuk selulitis streptokokus yang superfisial dimana
tepinya berbatas tegas. Kadang – kadang, bakteri lain ikut
terlibat Haemophilus influenzae merupakan penyebab yang
penting dari selulitis fasial pada anak – anak, yang sering
berhubungan dengan otitis media ipsilateral.
Selulitis sering terjadi pada
tungkai walaupun bisa
terdapat pada bagian lain
tubuh. Daerah yang terkena
menjadi eritema, terasa
panas dan bengkak serta
terdapat lepuhan – lepuhan
dan daerah nekrosis. Pasien
menjadi demam dan merasa
tidak enak badan bisa terjadi
kekakuan dan pada orang tua
dapat terjadi penurunan
kesadaran.
Folikulitis, Furunkel dan
Karbunkel
Folikulitis merupakan infeksi stafilokokus yang timbul
dalam folikel rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau
dalam. Papula atau pustula yang tunggal atau
multipel muncul di dekat folikel rambut. Folikulitis
sering terlihat di daerah dagu pada laki – laki yang
mencukur janggutnya dan pada tungkai wanita.
Daerah lainnya adalah aksila, batang tubuh dan
bokong.
Bakteri patogen
Staphylococus aureus atau Streptokokus

Menyerang kulit dan jaringan subkutan

Merangsang pelepasan sel radang

Proses peradangan akut

Eritema Local Color Rubor, Calor, Tumor / edema

Lesi : pustula
Nyeria akut
Hipertermia

Kerusakan/ Resiko kerusakan integritas kulit Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
Penatalaksanaan

1. Terapi antibiotik sistemik


2. Kompres basah dan hangat
3. Pemberian obat topikal
bentuk salep atau krim
INFEKSI KULIT
SEKUNDER OLEH
BAKTERI (MRSA)
Pengertian
MRSA adalah setiap strain Staphylococcus aureus
yang telah berkembang, melalui proses alami,
serta menjadi resistensi terhadap antibiotik, yang
meliputi penisilin (methicillin, dicloxacillin, nafcillin,
oksasilin, dll) dan sefalosporin.
ETIOLOGI
MRSA disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang menginfeksi kulit dan telah mengalami
resistensi terhadap pengobatan antibiotik. MRSA
muncul karena tiga alasan yaitu : meluasnya
penggunaan antibiotik atau sering mengkonsumsi
antibiotik pada situasi penyakit yang sebenarnya tak
membutuhkan antibiotik, seleksi genetik pada
bakteri S.aureus itu sendiri dan penggunaan
antibiotik yang tak teratur selama proses perawatan
dengan infeksi akibat Staphylococcus aureus .
Manifestasi Klinis
adanya infeksi ringan pada kulit, tapi bisa juga oleh
infeksi kulit serius atau infeksi luka setelah operasi.
Gejala biasanya ditandai dengan bengkaknya kulit
yang terinfeksi, berupa benjolan merah dan kadang
mengeluarkan nanah. Gejala awal pada bakteri ini
adalah kulit yang terinfeksi memerah, bengkak,
menjadi lembek, demam tinggi, merasakan sakit
hebat pada titik tertentu. Bila diperhatikan sekilas
penyakit ini mirip dengan bisul, yaitu berupa
benjolan pada kulit disertai nanah.
Pemeriksaan
Penunjang

1. Diagnostik laboratorium
mikrobiologi
2. Uji laboratorium
PENATALAKSANAAN

Karena MRSA adalah tahan terhadap beberapa antibiotik


yang berbeda, lebih sulit untuk mengobati daripada non-
bakteri resisten. Namun, MRSA tidak tahan terhadap setiap
antibiotik dan sebagian besar strain MRSA masih bisa diobati
dengan vankomisin, teicoplanin dan mupirocin.
Continue….

Untuk orang dengan sistem kekebalan yang


lemah yang telah terinfeksi MRSA, perawatan
terbaik adalah dengan vankomisin antibiotik
atau teicoplanin. Kedua antibiotik diberikan
sebagai suntikan atau melalui infus sehingga
hanya diberikan kepada orang-orang di
rumah sakit.
Proses
Perawatan /
Pencegahan
1. Jika pasien dicurigai terinfeksi MRSA, ambil sampel
dari luka yang terinfeksi atau sampel darah atau urin.
Setiap bakteri dalam sampel yang tumbuh di
laboratorium kemudian akan diidentifikasi adanya
MRSA.
2. Jika pasien yang memilki daya tahan tubuh yang baik
ditemukan membawa MRSA, mereka bisa diobati
dengan krim antibiotik – mupirocin pada area luka.
3. Jika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah terinfeksi MRSA, mereka diperlakukan dengan
baik dengan pemberian vankomisin atau teicoplanin.
Kedua antibiotik diberikan sebagai suntikan atau
melalui infus sehingga hanya diberikan kepada orang-
orang di rumah sakit.
CONTINUE...
1. Di rumah sakit, untuk mencegah pasien lain terinfeksi, orang dengan MRSA
diperlakukan menggunakan teknik perawatan yang adekuat. Bentuk
keperawatan berarti bahwa orang tersebut dapat ditempatkan di ruang
perawatan yang terpisah dan mereka akan dirawat oleh dokter dan perawat
yang akan mengenakan sarung tangan sekali pakai / steril dan celemek. Untuk
mencegah orang lain dari terinfeksi MRSA, sarung tangan dan celemek akan
dibuang dan tangan akan dicuci sebelum petugas merawat pasien lain.
2. Dalam melukukan perawatan luka, lakukan perawatan luka dengan prinsip
perawatan steril dan gunakan langkah-langkah pengendalian infeksi di rumah
sakit, seperti mencuci tangan steril sebelum dan setelah merawat luka pasien
MRSA auntuk meminimalkan kemungkinan bakteri bisa menular pada pasien lain
dalam melakukan perawatan.
3. Menjaga agar tidak terjadi resistensi antibiotik dengan cara mendorong pasien
untuk menyelesaikan keseluruhan kursus antibiotik yang diresepkan, terlepas dari
apakah mereka merasa lebih baik sebelumnya atau tidak.
4. Pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang proses penyakit,
pengobatan dan perawatan dan cara pencegahan penulran infeksi harus
dilakukan.
ASUHAN KEPERWATAN

PENGKAJIAN :
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSA
1. Hipertermia b.d proses inflamasi
2. kerusakan integritas kulit b,d lesi dan reaksi inflamasi
3. Nyeri akut b.d penekanan serabut saraf akibat proses
inflamasi
4. Resiko penularan infeksi b.d sifat menular dari
organisme
5. Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik b.d ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi penyakit dan perawatan.
6. Resiko harga diri rendah situasional b.d penampilan dan
respon orang lain
Hiprtermia b.d proses
inflamasi
noc nic
Klien akan mempertahakan suhu 1. Jelaskan pada klien tentang
tubuh dalam rentang normal selama penyebab demam.
proses perawatan. 2. Anjurkan klien untuk intake
Dengan kriteria hasil: Klien tidak cairan 1500 – 3000 cc/ hari.
mengeluh demam, suhu tubuh dalam 3. Beri kompres hangat.
batas normal 36,5-37,5ºC. 4. Beri antipiretik sesuai
pesanan dokter.
5. Observasi perubahan suhu
tubuh.
Kerusakan/resiko kerusakan integritas
kulit b,d lesi dan reaksi inflamasi
Noc Nic
Klien akan mempertahankan 1. Jelaskan pada klien tentang
keutuhan integritas kulitnya selama jenis dan sifat lesi
dalam proses perawatan. 2. Anjurkan klien untuk tidak
Dengan kriteria hasil: Lesi tidak menggaruk, memencet atau
meluas, lesi utuh sampai pada proses menggosok lesi.
penyembuhannya yang optimal, lesi 3. Pertahankan kebersihan kulit
tidak berubah menjadi lesi yang baru yang terinfeksi.
/ jenis baru. 4. Anjurkan klien untuk tidak
menyentuh atau memegang
lesi setelah memegang
sesuatu.
5. Lakukan perawatan kulit
dengan teratur.
6. Pantau / observasi
kemungkinan terjadi
perluasan area lesi dan
perubahan bentuknya.
7. Layani pengobatan sesuai
Nyeri akut b.d penekanan serabut
saraf akibat pproses inflamasi
Noc Nic
Klien akan mempertahankan rasa 1. Kaji keluhan nyeri (P,Q,R,S,T)
nyaman ; bebas dari nyeri selama 2. Jelaskan pada klien penyebab
proses perawatan. nyeri
Dengan kriteria hasil: Klien 3. Ajarkan klien tekhnik kontrol
melaporkan nyeri yang dirasakan nyeri yang adaptif ; tekhnik
berkurang, klien dapat napas dalam atau distraksi
mendemonstrasikan tekhnik 4. Beri kompres hangat pada area
mengontrol nyeri yang adaptif, klien infkesi (untuk infeksi oleh
nampak rileks. bakteri), beri bedak khusus
antigatal (untuk infeksi virus)
dan beri salp antigfungi sesuai
resep dokter (untuk infeksi
jamur).
5. Obsevasi kemampuan klien
mengontrol nyeri yang adaptif.
RESIKO PENULARAN INFEKSI ;
PADA DIRI SENDIRI MAUPUN
ORANG LAIN B.D SIFAT
MENULAR DARI ORGANISME
Noc Nic
Klien akan menurunkan resiko 1. Jelaskan jenis dan sifat lesi pada
penularan infeksi selama proses klien.
perawatan. 2. Anjurkan klien untuk tidak
Dengan kriteria hasil: lesi tidak menggaruk atau memegang
meluas dan menyebar, tidak ada megang lesi.
anggota keluarga atau klien lain 3. Jelaskan jenis dan sifat lesi pada
yang menderita penyakit yang keluarga.
sama. 4. Batasi kunjungan keluarga.
5. Hindari penggunaan pakaian / laken
yang sama dengan klien yang lain.
6. Isolasi klien pada ruang perawatan
khusus.
7. Gunakan alat pelindung diri yang
tepat ; bagi perawat selama beri
perawatan.
8. Gunakan alat perawatan sekali
pakai jika perlu.
9. Isolasi bahan sampah medis sisa
perawatan klien.
10.Beri pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga tentang proses
penyakit dan penymbuhannya.
Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program
terapeutik b.d ketidakcukupan pengetahuan
tentang kondisi penyakit dan perawatan.
Noc Nic
Klien akan melaksanakan program 1. Jelaskan jenis penyakit,
terapeutik yang optimal selama penyebab, pengobatan, dan cara
proses perawatan. perawatan penyakit pada klien
Dengan kriteria hasil: klien dan keluarga.
berpartisipasi aktif dalam program 2. Jelaskan tentang obat yang
perawatan, klien dapat menjelaskan digunakan klien; indikasi, kontra
indikasi, kontra indikasi,efek indikasi,efek samping dan dosis
samping dan dosis obat yang di obat.
gunakannya, klien dapat mencapai 3. Motivasi klien untuk mengikuti
kesembuhan yang optimal. program pengobatan dengan
sunguh sungguh.
4. Yakinkan klien bahwa penyakit
klien dapat disembuhkan dengan
pengobatan yang tepat dan
teratur.
Resiko harga diri rendah situasional b.d
penampilan dan respon orang lain
Noc Nic

Klien akan mempertahankan 1. Jelaskan proses penyembuhan


pandangan positif pada diri selama penyakit pada klien.
proses perawatan. 2. Motivasi klien ikuti program
Dengan kriteria hasil: klien perawatan yang diberikan.
mengungkapkan penerimaanya 3. Yakinkan klien bahwa penyakit
terhadap keadaan penyakit, klien klien dapat disembuhkan dengan
mengungkapkan keyakinan terhadap pengobatan dan perawatan yang
kesembuhan peyakit. tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai