Anda di halaman 1dari 42

Kuliah 6

3. MATRIKS, RELASI, DAN FUNGSI

Matematika Diskrit
Dr.-Ing. Erwin Sitompul
http://zitompul.wordpress.com
Pekerjaan Rumah (PR5)
No.1:
Untuk tiap-tiap relasi berikut pada himpunan A = { 1,2,3,4 },
tentukanlah apakah relasi tersebut refleksif, apakah
menghantar, apakah simetris, dan apakah anti simetris:
(a) R = { (2,2),(2,3),(2,4),(3,2),(3,3),(3,4) }
(b) S = { (1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,3),(4,4) }
(c) T = { (1,2),(2,3),(3,4) }

No.2:
Representasikan relasi R, S, dan T dengan menggunakan
matriks dan graf berarah.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/2


Solusi Pekerjaan Rumah (PR5)
No.1:
Diketahui: A = { 1,2,3,4 }
(a) R = { (2,2),(2,3),(2,4),(3,2),(3,3),(3,4) }
tidak refleksif,
karena (1,1) dan (4,4) bukan anggota R
menghantar,
dibuktikan dari (2,2) (2,3) (2,3)
(2,2) (2,4) (2,4)
(2,3) (3,2) (2,2)
(2,3) (3,3) (2,3)
(2,3) (3,4) (2,4)
(3,2) (2,2) (3,2) dst.
tidak simetris,
karena (4,2)  R
tidak anti simetris,
karena terdapat (2,3) dan (3,2) pada R padahal 2  3

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/3


Solusi Pekerjaan Rumah (PR5)
No.1:
Diketahui: A = { 1,2,3,4 }
(b) S = { (1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,3),(4,4) }
refleksif,
karena (a,a) adalah anggota R untuk semua a anggota A
menghantar,
dibuktikan dari (1,1) (1,2) (1,2)
(1,2) (2,2) (1,2)
simetris,
karena bila (a,b)  S maka juga (b,a)  S
tidak anti simetris,
karena terdapat (1,2) dan (2,1) pada R padahal 1  2

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/4


Solusi Pekerjaan Rumah (PR5)
No.1:
Diketahui: A = { 1,2,3,4 }
(c) T = { (1,2),(2,3),(3,4) }
tidak refleksif,
karena (1,1), (2,2), (3,3) dan (4,4) bukan anggota R
tidak menghantar,
karena (1,3) dan (2,4) bukan anggota R
tidak simetris,
karena (2,1), (3,2), dan (4,3)  R
anti simetris,
karena aturan tidak dilanggar

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/5


Solusi Pekerjaan Rumah (PR5)
No.2:
Representasikan relasi R, S, dan T dengan menggunakan
matriks dan graf berarah
(a) R = { (2,2),(2,3),(2,4),(3,2),(3,3),(3,4) }
(b) S = { (1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,3),(4,4) }
(c) T = { (1,2),(2,3),(3,4) }

0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 1 1  S 1 1 0 0  T 0 0 1 0 
M AR A  M A A   M A A  
0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
     
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/6


Solusi Pekerjaan Rumah (PR5)
No.2:
Representasikan relasi R, S, dan T dengan menggunakan
matriks dan graf berarah
(a) R = { (2,2),(2,3),(2,4),(3,2),(3,3),(3,4) }
(b) S = { (1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(3,3),(4,4) }
(c) T = { (1,2),(2,3),(3,4) }

R S T
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/7
Mengkombinasikan Relasi
 Relasi biner merupakan himpunan dari relasi-relasi yang
berpasangan.
 Oleh sebab itu, operasi himpunan seperti irisan, gabungan,
selisih, dan selisih simetris antara dua relasi atau lebih
akan berlaku pula pada relasi biner.
 Jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi antara
himpunan A dan himpunan B, maka R1  R2, R1  R2,
R1 – R2, dan R1  R2 adalah juga relasi dari A ke B.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/8


Mengkombinasikan Relasi
Contoh:
Misalkan
A = { a,b,c } dan B = { a,b,c,d },
Relasi R1 = { (a,a),(b,b),(c,c) },
Relasi R2 = { (a,a),(a,b),(a,c),(a,d) },

maka
R1  R2 = { (a,a) }
R1  R2 = { (a,a),(b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d) }
R1  R2 = { (b,b),(c,c) }
R2  R1 = { (a,b),(a,c),(a,d) }
R1  R2 = { (b,b),(c,c),(a,b),(a,c),(a,d) }.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/9


Komposisi Relasi
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B,
dan S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Maka komposisi relasi R dan S, dinotasikan dengan S ‫ ס‬R,
adalah relasi dari himpunan A ke himpunan C yang
didefinisikan oleh:
S ‫ ס‬R = { (a,c)  a  A, c  C, dan untuk beberapa b  B,
(a, b)  R dan (b, c)  S }
Contoh:
Misalkan
R = { (1,2),(1,6),(2,4),(3,4),(3,6),(3,8) } adalah relasi dari
himpunan { 1,2,3 } ke himpunan { 2,4,6,8 }; dan
S = { (2,u),(4,s),(4,t),(6,t),(8,u) } adalah relasi dari himpunan
{ 2,4,6,8 } ke himpunan { s,t,u }.
Maka komposisi relasi R dan S adalah
S ‫ ס‬R = { (1,u),(1,t),(2,s),(2,t),(3,s),(3,t),(3,u) }.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/10


Komposisi Relasi
Komposisi relasi R dan S dapat direpresentasikan pula
dengan menggunakan diagram panah:

R = { (1,2),(1,6),(2,4),(3,4),(3,6),(3,8) }
S = { (2,u),(4,s),(4,t),(6,t),(8,u) }
S ‫ ס‬R = { (1,u),(1,t),(2,s),(2,t),(3,s),(3,t),(3,u) }

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/11


Komposisi Relasi
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan
matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
komposisi dari kedua relasi tersebut adalah:
MR2 ‫ ס‬R1 = MR1  MR2

Dengan kata lain, matriks komposisi relasi dapat diperoleh dari


perkalian antara dua matriks relasi yang menyusunnya,
dengan aturan:
 Nilai 1 dianggap True (T), nilai 0 dianggap False (F)
 Operasi perkalian diganti operasi logika “dan” ()
 Operasi penjumlahan diganti operasi logika “atau” ()

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/12


Komposisi Relasi
Contoh:
Sebelumnya,
R = { (1,2),(1,6),(2,4),(3,4),(3,6),(3,8) }
S = { (2,u),(4,s),(4,t),(6,t),(8,u) }
S ‫ ס‬R = { (1,u),(1,t),(2,s),(2,t),(3,s),(3,t),(3,u) }

0 0 1
1 0 1 0  1 0 1 1 
0 
M R  0 1 0 0 M S   M R  M S  1 1 0 
1
0 1 0
0 1 1 1    1 1 1 
0 0 1

0 1 1 
MS R  1 1 0
1 1 1 

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/13


Komposisi Relasi
0 0 1
1 0 1 0  1 0 
M R  0 1 0 0
1
MS  
0 1 0
0 1 1 1   
0 0 1
MR MS  0 1 1
 (1  0)  (0  1)  (1  0)  (0  0) (1  0)  (0  1)  (1  1)  (0  0) (1  1)  (0  0)  (1  0)  (0  1) 
(0  0)  (1  1)  (0  0)  (0  0) (0  0)  (1  1) 1  (0  0)  (0  1) 
(0  1)  (1  0) 0
 1  (0  1)  (0  0)
 (0  0)  (1  1)  (1  0)  (1  0) (0  0)  (1  1)  (1  1)  (1  0) (0  1)  (1  0)  (1  0)  (1  1) 
1 1 1

0 1 1 
M R  M S  1 1 0 
1 1 1 

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/14


Relasi n-er (n-ary)
 Relasi biner hanya menghubungkan antara dua buah
himpunan.
 Relasi yang lebih umum menghubungkan lebih dari dua buah
himpunan. Relasi tersebut dinamakan relasi n-er atau n-ary.
 Jika n = 2, maka relasi tersebut dinamakan relasi biner (bi=2).

 Relasi n-ary mempunyai terapan penting di dalam Basis Data.


 Misalkan A1, A2, …, An adalah himpunan.
Maka relasi n-ary R pada himpunan-himpunan tersebut
adalah himpunan bagian dari A1  A2  …  An , atau dengan
notasi R  A1  A2  …  An.
 Himpunan A1, A2, …, An disebut daerah asal relasi dan n
disebut derajat.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/15


Relasi n-er (n-ary)
Contoh:
Misalkan,
StudentID = { 001200900023, 001200900091, 001200900007,
001200900038, 001200900069, 001200900070 }
Nama = { Amir, Budi, Cora, Dudi, Encep, Florina }
Kuliah = { Discrete Mathematics (DM), Data Structure and
Algorithm (DSA), State Philosophy (SP),
English III (E3) }
Nilai = { A, B, C, D, E }
Didefinisikan relasi MHS yang terdiri atas 4-tupel
(StudentID, Nama, Kuliah, Nilai), dimana
MHS  StudentID  Nama  Kuliah  Nilai.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/16


Relasi n-er (n-ary)
Maka, salah satu contoh relasi MHS adalah
MHS = { (001200900023, Amir, DM, B),
(001200900023, Amir, E3, A),
(001200900007, Budi, DSA, A),
(001200900070, Cora, DSA, B),
(001200900070, Cora, SP, A),
(001200900070, Cora, E3, A),
(001200900069, Dudi, DM, D),
(001200900069, Dudi, SP, C),
(001200900038, Encep, DM, E),
(001200900038, Encep, DSA, E),
(001200900038, Encep, SP, E),
(001200900038, Encep, E3, E) }

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/17


Relasi n-er (n-ary)
Relasi MHS dapat pula dituliskan dalam bentuk tabel.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/18


Basis Data
 Basisdata (database) adalah kumpulan tabel.
 Salah satu model basisdata adalah model basisdata
relasional (relational database), yang didasarkan pada
konsep relasi n-ary.
 Pada basisdata relasional, satu tabel menyatakan satu relasi.
 Setiap kolom pada tabel disebut atribut.
 Daerah asal dari atribut adalah himpunan tempat semua
anggota atribut tersebut berada.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/19


Basis Data
 Setiap tabel pada basisdata diimplementasikan secara fisik
sebagai sebuah file.
 Satu baris data pada tabel menyatakan sebuah record, dan
setiap atribut menyatakan sebuah field.
 Secara fisik basisdata adalah kumpulan file, sedangkan file
adalah kumpulan record, dan setiap record terdiri atas
sejumlah field.
atribut atribut atribut atribut

field field record field field


Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/20
Basis Data
 Atribut khusus pada tabel yang mengidentifikasikan secara
unik anggota relasi disebut kunci (key).
 Operasi terhadap basisdata dilakukan dengan perintah
pertanyaan yang disebut query.
 Contoh query:
 “Tampilkan semua mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Matematika Diskrit.”
 “Tampilkan daftar nilai mahasiswa dengan StudentID
001200900007.”
 “Tampilkan daftar mahasiswa yang terdiri atas StudentID
dan mata kuliah yang diambil.”
 Query terhadap basisdata relasional dapat dinyatakan secara
abstrak dengan operasi pada relasi n-ary.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/21


Fungsi
 Misalkan A dan B himpunan,

PENTING
maka relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi
jika setiap anggota di dalam A dihubungkan dengan
tepat satu anggota di dalam B.
 Notasi fungsi dituliskan dengan f : A  B.
 Dibaca “f memetakan A ke B.”
 A disebut daerah asal (domain) dari f dan
B disebut daerah hasil (codomain) dari f.

 Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.


 Kita menuliskan f(a) = b jika a  A dihubungkan dengan
b  B.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/22


Fungsi
 Jika f(a) = b, maka b dinamakan bayangan (image) dari a
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.
 Himpunan yang berisi semua nilai pemetaan f disebut
jelajah (range) dari f.
 Perhatikan bahwa jelajah dari f adalah himpunan bagian
(improper subset) dari B.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/23


Fungsi
 Fungsi adalah relasi dengan sifat khusus:
 Tiap anggota di dalam himpunan A harus digunakan
oleh prosedur atau kaidah yang mendefinisikan f.
 Kalimat “anggota di dalam A dihubungkan dengan tepat
satu anggota di dalam B” berarti bahwa jika (a,b)  f
dan (a,c)  f, maka b = c.
 Atau dengan cara lain, bila b = f(a) dan c = f(a),
maka b = c.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/24


Fungsi
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi berikut:
(a) f = { (1,u),(2,v),(3,w) }
adalah fungsi dari A ke B.
Di sini, f(1) = u, f(2) = v, dan f(3) = w.
Daerah asal f adalah A dan daerah hasil f adalah B.
Jelajah f adalah { u,v,w }, yang dalam hal ini sama dengan
himpunan B.
(b) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi dari A ke B, meskipun u merupakan
bayangan dari dua anggota A.
Daerah asal f adalah A dan daerah hasil f adalah B.
Jelajah f adalah { u,v } saja.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/25


Fungsi
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi berikut:
(c) f = { (1,u),(2,v) }
bukan fungsi dari A ke B,
karena tidak semua anggota A dipetakan ke B.
(d) f = { (1,u),(1,v),(2,v),(3,w) }
bukan fungsi dari A ke B,
karena 1 dipetakan ke dua buah anggota B, yaitu u dan v.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/26


Fungsi Satu-ke-satu (Injektif)

 Fungsi f dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif


(injective) jika tidak ada dua anggota himpunan A yang
memiliki bayangan sama.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/27


Fungsi Satu-ke-satu (Injektif)
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w,x },
maka relasi berikut:
(a) f = { (1,w),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi satu-ke-satu,
karena tidak ada anggota A yang memiliki bayangan sama.
(b) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
bukan fungsi satu-ke-satu,
karena f(1) = f(2) = u.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/28


Fungsi Pada (Surjektif)

 Fungsi f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif


(surjective) jika setiap anggota himpunan B merupakan
bayangan dari satu atau lebih anggota himpunan A.
 Dengan kata lain seluruh anggota B merupakan jelajah dari f.
 Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/29


Fungsi Pada (Surjektif)
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi berikut:
(a) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
bukan fungsi pada,
karena w tidak termasuk jelajah dari f.
(b) f = { (1,w),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi pada,
karena semua anggota B merupakan jelajah dari f.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/30


Fungsi Korespondensi Satu-ke-satu (Bijeksi)

 Fungsi f dikatakan berkorespondensi satu-ke-satu atau


bijeksi (bijection) jika f adalah fungsi satu-ke-satu dan
sekaligus juga fungsi pada.

Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka relasi f = { (1,w),(2,u),(3,v) } adalah fungsi
berkorespondensi satu-ke-satu, karena f adalah fungsi satu-
ke-satu dan juga fungsi pada.
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/31
Latihan

satu-ke-satu, bukan pada bukan satu-ke-satu, pada

bukan satu-ke-satu, bukan pada bukan fungsi


Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/32
Inversi Fungsi

 Inversi dari fungsi f akan didapatkan jika dan hanya jika f


adalah suatu fungsi yang berkorespondensi satu-ke-satu
dari A ke B.
 Inversi fungsi f dilambangkan dengan f –1, yang merupakan
fungsi berkorespondensi satu-ke-satu dari B ke A.
 Misalkan a  A dan b  B, jika f(a) = b maka f –1(b) = a.

 Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu disebut juga


fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena inversi
fungsinya dapat didefinisikan.
 Sebuah fungsi dikatakan not invertible (tidak dapat
dibalikkan) jika fungsi tersebut bukan fungsi yang
berkoresponden satu-ke-satu, karena fungsi balikannya
tidak ada.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/33


Inversi Fungsi
Contoh:
Misalkan A = { 1,2,3 } dan B = { u,v,w },
maka untuk relasi berikut:
(a) f = { (1,u),(2,u),(3,v) }
bukan fungsi berkorespondensi satu-ke-satu.
f –1= { (u,1),(u,2),(v,3) }
bukan fungsi sama sekali inversi tidak terdefinisikan.
(b) f = { (1,w),(2,u),(3,v) }
adalah fungsi berkorespondensi satu-ke-satu.
f –1= { (w,1),(u,2),(v,3) }
adalah fungsi  inversi dapat didefinisikan
 f adalah fungsi yang invertible

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/34


Komposisi Fungsi
Misalkan f adalah fungsi dari himpunan A ke
himpunan B, dan g adalah fungsi dari himpunan B
ke himpunan C.
Komposisi f dan g, dinotasikan dengan g ‫ ס‬f, adalah
fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh:
(g ‫ ס‬f)(a) = g(f(a))

Contoh:
Diberikan fungsi f = { (1,u),(2,u),(3,v) } yang memetakan
A = { 1,2,3 } ke B = { u,v,w }, dan fungsi g = { (u,y),(v,x),(w,z) }
yang memetakan B = { u,v,w } ke C = { x,y,z }.
Fungsi komposisi dari A ke C adalah:
g ‫ ס‬f = {(1, y), (2, y), (3, x) }

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/35


Komposisi Fungsi
Contoh:
Diberikan fungsi f(x) = x – 1 dan g(x) = x2 + 1.
Tentukan f ‫ ס‬g dan g ‫ ס‬f.

Solusi:
(a) (f ‫ ס‬g)(x) = f(g(x)) = f(x2 + 1) = (x2 + 1) – 1 = x2
(b) (g ‫ ס‬f)(x) = g(f(x)) = g(x – 1) = (x –1)2 + 1 = x2 – 2x + 2

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/36


Beberapa Fungsi Khusus
1. Fungsi Floor dan Ceiling
Misalkan x adalah bilangan riil yang nilainya berada diantara
dua bilangan bulat.
Fungsi floor dari x, dinotasikan x,
menyatakan nilai bilangan bulat terbesar yang lebih kecil
atau sama dengan x.
Fungsi ceiling dari x, dinotasikan x
menyatakan nilai bilangan bulat terkecil yang lebih besar
atau sama dengan x.

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/37


Beberapa Fungsi Khusus
Contoh:
Beberapa contoh nilai fungsi floor dan ceiling:
3.5 = 3 3.5 = 4
0.45 = 0 0.45 = 1
4.8 = 4 4.8 = 5
– 0.5 = – 1 – 0.5 = 0
–3.75 = – 4 –3.75 = – 3

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/38


Beberapa Fungsi Khusus
2. Fungsi Modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m adalah
bilangan bulat positif, maka
a mod m memberikan sisa pembagian bilangan
bulat bila a dibagi dengan m
a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r,
dengan q adalah sembarang bilangan bulat
dan 0  r < m

Nilai r dapat dicari dengan rumus:


r = a – mq dimana q = a/m

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/39


Beberapa Fungsi Khusus
Contoh:
Beberapa contoh nilai fungsi floor dan ceiling:
25 mod 7 = 4,
25/7 = 3 dan 25 – 73 = 4
15 mod 4 = 3,
15/4 = 3 dan 15 – 43 = 3
3612 mod 45 = 12,
3612/45 = 80 dan 3612 – 4580 = 12
0 mod 5 = 0,
0/5 = 0 dan 0 – 50 = 0
–25 mod 7 = 3,
–25/7 = –4 dan –25 – 7(–4) = 3

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/40


Pekerjaan Rumah (PR6)
New
No.1:
Tentukan apakah relasi-relasi berikut ini adalah satu-ke-satu,
pada, atau korespondensi satu-ke-satu, atau bukan salah
satunya.
a 1 a 1 a 1
b 2 b 2 b 2
c 3 c 3 c 3
4 d 4 4
(a) (b) (c)
a 1 a 1
b 2 b 2
c 3 c 3
d d 4
(d) (e)
Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/41
Pekerjaan Rumah (PR6)
New
No.2:
Bila f:RR dan g:RR didefinisikan sebagai f(x) = 2x + 1 dan
g(x) = x2 – 2, tentukanlah rumus untuk komposisi fungsi berikut
ini:
(a) f○f○g
(b) g○g○f

Erwin Sitompul Matematika Diskrit 6/42

Anda mungkin juga menyukai