Sejarah Singasari
Sejarah Singasari
Oleh Kelompok 5 :
1. Habibah
2. Irma
3. Tria
Sejarah singasari
3. Tohjaya
Memerintah hanya sebentar pada tahun 1248
Meninggal karena dibunuh oleh Ranggawuni
dan dibantu oleh Mahesa Cempaka
Mereka berebut kekuasaan tahta Singosari
4. Wisnuwardhana
Memerintah tahun 1248-1268
Kehidupan rakyatnya aman dan damai
Mengangkat putranya ( Kertanegara) sebagai
yuvaraja ( raja muda )
Satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh
5. Kertanegara
Memerintah tahun 1268-1292
Singosari mencapai kejayaan
Memiliki cita-cita mempersatukan nusantara di
bawah panji Singosari
Perbaikan Politik pada masa
Kertanegara
a) Politik Dalam Negeri
Melakukan rotasi terhadap para pejabat istana
Mengganti Mahapatih Raganata dengan Aragani
Mengangkat pegawai tinggi dari kalangan rakyat biasa
Berhubungan baik dengan lawan-lawan politik
Memperkuat angkatan perangnya
b) Politik Luar Negeri
Melakukan ekspedisi Pamalaya tahun 1275
Membentuk garis Pahang
Tanjung Putra
Menjalin hubungan dengan Campa
Kehidupan Sosial kerajaan
singasari
Beberapa Raja Singosari sangat
memperhatikan kehidupan sosial rakyatnya,
termasuk Ken Arok. Jadi, wajar jika para
Brahamana banyak meminta perlindungan
ketika bersengketa dengan Raja Kediri.
Namun, pada masa Anusapati, raja itu sibuk
dengan kehidupan pribadinya, sehingga
kehidupan sosial masyarakatnya banyak yang
terabaikan. Pada masa pemerintahan
Wishnuwardana, kehidupan sosial masyarakat
kembali diperhatikan.
Kehidupan Ekonomi Kerajan
Singasari
Letak kerajaan Singosari di tepi sungai Bengawan
Solo. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa
masyarakatnya aktif dalam kegiatan
perekonomian pelayaran. Selain itu, dengan
suburnya bumi Jawa, maka sektor pertanian pun
menjadi bagian dari aspek perekonomian yang
maju di Singosari beserta hasil buminya.
Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh
Kertanegara merupakan salah satu bukti bahwa
negara berusaha meningkatkan kehidupan
ekonominya dengan menguasai jalur
perdagangan yang strategis.
Kehidpan Keagamaan Kerajaan
Singasari
Diangkat seorang Dharmadyaksa (kepala agama Buddha).
Disamping itu ada pendeta Maha Brahmana yang
mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara
didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi Jawi, di Sagala
bersama – sama dengan permaisurinya yang diwujudkan
sebagai Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di candi
Singasari.
Terdapat prasasti pada lapik (alas) arca Joko Dolog yang ada di
taman Simpang di Surabaya, yang menyebutkan bahwa
Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha
yaitu sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu
sendiri merupakan arca perwujudannya. Sebagai seorang
Jina ia bergelar Jnanasiwabajra
Prasasti-prasasti
Akhir dari Kerajaan Singasari