Anda di halaman 1dari 33

SISTEM PERIODIK UNSUR

- Anugrah Wija Gau


- Elang Primavera Saleh
- Muhammad Farid

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pandangan Ahli Kimia tentang Klasifikasi Unsur

Johan Dobereiner John Newlands Lothar Meyer Dmitri Mandeleev


Triade Dobereiner Oktaf Newlands Sistem Periodik Meyer Sistem Periodik Mandeleev
TRIADR DOBEREINER
JOHAN DOBEREINER
Dobereiner seorang ahli kimia jerman, merupak
an orang pertama yang menemukan adanya h
ubungan antara sifat unsur dan massa atom rel
atifnya. Dobereiner mengatakan massa a
tom relatif unsur yang kedua merupakan rata-r
ata massa atom relatif unsur pertama dan ketig
a. Teori Dobereiner disebut Triade Dob
ereiner. Saat itu Doberainer mengamati 3 je
nis unsur sebagai satu kelompok dan setiap sat
u kelompok unsur disebut satutriade. Menu
rut Doberainer unsur-unsur yang berada d
alam satu triade menunjukan kemiripan sifat da
n unsur kedua dalam satu triade memiliki sifat
diantara unsur pertama dan unsur ketiga.
OKTAF NEWLANDS
JOHN NEWLANDS
Newland (1863-1865) mengatakan apabila unsur-unsur disusun berdasarkan ken
aikan massa atom relatifnya unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur nomor 1
dengan nomor 8, unsur nomor 2 dengan nomor 9 dan seterusnya) menunjukan k
emiripan sifat. Artinya Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa ato
m maka sifat unsur-unsur akan berulang setelah unsur kedelapan. Aturan ini dise
but Hukum OktafNewland.
SISTEM PERIODIK MEYER
LOTHAR MEYER
Meyer (1869) mengatakan jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa a
tom relatif maka sifat-sifat unsur akan berulang secara periodik. Sifat-sifat yang
dimaksud meyer adalah sifat fisika unsur yaitu dengan membuat grafik denga
n mengalurkan volume molar atom unsur terhadap massa atom relatif (volume mola
r atom vs Mr atom). Volume molar atom unsur diperoleh dengan cara membagi mas
sa atom relatif dengan massa jenis unsur.
SISTEM PERIODIK MANDELEEV
DMITRI MANDELEEV
Bersamaan dengan Meyer, Mendelev ahli kimia Rusia menyusun sebuah daftar unsu
r berdasarkan sifat fisika dan kimia unsur-unsur, yang pada waktu itu telah diketahui
sekitar 65 unsur. Mendelev mengatakan sifat unsur–unsur merupakan fungsiberk
ala dari massa atom relatifnya artinya jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan
massa atom relatifnya maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Unsur-
unsur disusun horisontal berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya diseb
ut Periode sedangkan unsur-unsur yang menunjukan kemiripan sifat ditempatkan p
ada satu lajur tegak yang disebut Golongan. Daftar ini disebut Sistem Periodik Me
ndelev.
1.Muatan inti efektif
2.Energi ionisasi
3.Afinitas elektron
4.Jari jari atom
5.Kelektronegatifan
6.Titik didih
7.Kepolaran
Muatan inti Efektif
Muatan inti efektif adalah muatan inti total karena adanya
gaya tarik antara inti dengan elektron yang dipengaruhi
gaya tolak antar elektron yang melindungi inti dengan
elektron terluar yang dilambangkan dengan Zeff. Efek
pemerisaian adalah efek yang ditimbulkan akibat adanya
tolakan antar elektron antar atom yang melindungi inti
dengan elektron terluar.

Efek pemerisaian ini terjadi karena elektron-elektron terluar pada atom berusaha untuk
memposisikan diri pada keadaan terstabilnya. Efek pemerisaian ini berguna untuk
memprediksikan panjang jari-jari dari suatu atom, karena dengan mengetahui efek
pemerisaian (shielding effect) maka kita dapat menghitung muatan inti efektif (Zeff).
Energi Ionisasi
Energi ionisasi (EI) adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron terlu
ar dari atom dalam keadaan gas. EI diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh i
nti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. EI dipengaruhi oleh muata
n inti efektif dan susunan elektron dalam kulit valensinya. Umumnya muatan inti efektif yang
besar mengakibatkan pengeluaran elektron dari atom menjadi sukar sehingga di
perlukan EI yang lebih besar.
Atom Na memiliki no.atom 11, maka
konfigurasi elektronnya 2.8.1

Gambar. Perubahan Atom Na menjadi Na+

Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau dengan kata la
in atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada atom ini diperlukan ener
gi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah jumlah energi yang dilepaskan saat suatu
unsur dalam wujud (fasa) gas menangkap elektron membentuk anion.
Unsur yang mudah menangkap elektron akan melepaskan energi
dalam jumlah besar. Semakin mudah unsur menangkap elektron,
semakin besar pula energi yang dilepaskan.
Nilai afinitas elektron untuk beberapa
unsur dalam satu golongan dan satu
periode tidak teratur. Sebagai contoh,
unsur-unsur dalam golongan IIIA, IVA,
dan VA. Meskipun demikian, secara
umum keperiodikan afinitas elektron
dalam tabel periodik adalah dalam
satu periode, dari kiri ke kanan,
afinitas elektron cenderung semakin
besar. Adapun dalam satu golongan,
dari bawah ke atas, afinitas elektron
cenderung semakin besar.
Jari Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar.

Bagi unsur-unsur yang segolongan, jari


-jari atom makin ke bawah makin besar
sebab jumlah kulit yang dimiliki atom
makin banyak, sehingga kulit terluar
makin jauh dari inti atom.

Unsur-unsur yang seperiode memiliki


jumlah kulit yang sama. Akan tetapi,
tidaklah berarti mereka memiliki jari - jari
atom yang sama pula. Semakin ke
kanan letak unsur, proton dan elektron
yang dimiliki makin banyak, sehingga
tarik-menarik inti dengan elektron makin
kuat. Akibatnya, elektron-elektron terluar
tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi,
bagi unsur - unsur yang seperiode, jari-
jari atom makin ke kanan makin kecil.
KELEGTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk bermuatan
negatif atau untuk menangkap elektron dari atom lain. Besarnya
keelektronegatifan dapat diukur dengan menggunakan skala Pauling.
Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 – 4,0.
Pada tabel periodik, unsur florin yang
ditetapkan memiliki keelektronegatifan 4
(terbesar) berada di ujung kanan paling atas.
Adapun Unsur fransium yang memiliki
keelektronegatifan terendah yaitu 0,7 berada
di kiri paling bawah dalam tabel periodik.

Dalam satu periode dengan bertambahnya


nomor atom, keelektronegatifan cenderung
makin besar, dan dalam satu golongan dengan
bertambahnya nomor atom, keelektronegatifan
cenderung makin kecil.
TITIK LELEH & TITIK DIDIH
Titik leleh dan titk didih termasuk sifat fisis. Unsur logam
dalam suatu golongan dari atas ke bawa, titik leleh dan titik didi
hnya cenderung makin rendah, sedangkan unsur non g
olongan cenderung makin tinggi. dalam suatu periode dari kiri k
ekanan , titik lelehnya naik sampai maksimum golongan IVA
kemudian turun secara teratur, sedangkan titik didih naik sampa
i maksimum golongan IIIA, kemudian turun secara teratur.
KEPOLARAN
Polaritas atau kepolaran adalah pemisahan
muatan listrik yang mengarah ke molekul
atau gugus yang memiliki momen dipol.
Polaritas molekul tergantung pada
perbedaan elektronegativitas antara atom -
atom dalam suatu senyawa dan struktur
senyawa yang tidak simetris. Polaritas
berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik
suatu bahan kimia yaitu tegangan
permukaan, kelarutan, titik leleh dan titik
didih. Molekul polar
berinteraksi melalui gaya antarmolekul dipol
-dipol dan ikatan hidrogen.
SIFAT KIMIA UNSUR
1. Hidrogen
2. Gol Alkali
3. Gol Alkali Tanah
4. III A / VIII A
5. Unusr Unsur Periode ketiga
6. Perbandingan Unsur Gol IA da
n IB
7. Sifat Oksida Unsur Periode keti
HIDROGEN
Hidrogen merupakan unsur yang paling berlimpah, yang membentuk sekitar tiga perempat
massa alam semesta. Hidrogen terdapat dalam air yang menutupi 70% permukaan bumi
dan di semua bahan organik.
Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2
Energi ionisasi 1 : 1312 kJmol
Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
Panas atomisasi : 218 kJ/mol
Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
Jumlah kulit :1
Biloks minimum : -1
Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
Konfigurasi electron : 1s1
Biloks maksimum :1
Volume polarisasi : 0,7 Å3
Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
Jari-jari atom : 25 pm
Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK
Berat atom : 1,0079
Potensial ionisasi : 13,5984 eV
GOL. ALKALI
1. Bilangan oksidasi unsur golongan alkali adalah +1
2. Reduktor kuat
3. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam
4. Oksidanya dalam air bersifat basa sehingga disebut
oksidan basa
5. Senyawanya selalu bersifat ionik
6. Logam golongan alkali bereaksi dengan air menghas
ilkan gas hidrogen dan logam hidroksida
7. Logam golongan alkali bereaksi dengan oksigen
membentuk oksida.
8. Logam golongan alkali bereaksi dengan alkohol
menghasilkan alkoksida.
GOL. ALKALI TANAH
1. Unsur-unsur golongan logam alkali tanah bersifat basa
2. Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter. Artinya bisa bersifat asam
atau pun basa.
3. Unsur Ra bersifat Radioaktif.
4. Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong
reaktif, meskipun kurang reaktif dibandingkan dengan unsur
alkali.
5. Logam alkali tanah relatif lunak dan dapat menghantarkan panas
dan listrik dengan baik, kecuali Berilium.
6. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga
ionisasi yang kecil.
7. Dari Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin
besar.
8. Semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan
teratur mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil dan
daya reduksi yang semakin kuat dari Berilium ke Barium.
GOL III A S/D VIII A
GOLONGAN III A
Unsur golongan IIIA sering disebut juga unsur golongan Boron-Aluminium.
Unsur aluminium memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 3. Oleh karena memiliki 3
elektron valensi maka aluminium dapat membentnuk kation bermuatan +3. B
Adapun sifat fisika dan kimia nya yaitu
1. Merupakan unsur yang sangat reaktif dan reduktor yang baik
2. Memiliki titik didih 2729 K (660,32 oC)
3. Memiliki titik leleh 933,47 k (660,32 oC)
4. Kalor Peleburan : 10,71 Kj/Mol Mol-1
5. Kalor Penguapan : 294,0 Kj/Mol Mol-1
Golongan IV A
Karbon termasuk unsur golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya adalah germanium (Ge), timah (Sn),
plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat unsur karbon dan silikon.
Karbon tidak reaktif pada suhu biasa. Karbon membentuk kation sederhana seperti C4+ Sifat kimia karbon antara lain
sebagai berikut.
1) Karbon bereaksi langsung dengan fluor, dengan reaksi seperti berikut.
C(s) + 2 F2(g) → CF4(g)
2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
2 C(s) + O2(g) → 2 CO(g)
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
3) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk CO2 dan jika CO2 ini bereaksi
dengan air akan membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) →H4CO3(l)
asam karbonat
4) Membentuk garam asam oksi.
GOLONGAN V A
Nitrogen adalah unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa
dalam semua bilangan oksidasi dari tiga sampai lima. Senyawa nitrogen dapat mengalami
reaksi reduksi dan oksidasi. Adapun sifat kimia nitrogen antara lain seperti berikut.
1) Reaksi nitrogen dengan oksigen terjadi apabila bereaksi di udara dengan bantuan bunga
api listrik tegangan tinggi, dengan reaksi seperti berikut.

N2(g) + O2(g) → 2NO(g)

Selanjutnya senyawa NO akan bereaksi membentuk NO2 dengan reaksi seperti berikut.

2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

2) Nitrogen hanya dapat bereaksi dengan fluor membentuk nitrogen trifluorida dengan reaksi
seperti berikut.

N2(g) + 3F2(g) → 2NF2(g)

3) Nitrogen dapat bereaksi dengan logam membentuk nitrida ionik, misalnya seperti berikut.
6Li(s) + N2(g) → 2Li3N(s)
6Ba(s) + N2(g) → 2Ba3N(s)
6Mg(s) + N2(g)→ 2Mg3N(s)
Golongan VI A
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya o
ksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi dengan bu
kan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk oksida.

Terdapat enam macam oksida, yaitu:

a) Oksida asam

Oksida asam adalah oksida dari unsur nonlogam dan oksida unsur blok d dengan bilangan ok
sidasi besar.

SO3(aq) + H2O(l) → 2H+(aq) + SO42¯(aq)


CO2(g) + H2O(l) → 2H+(aq) + CO32¯(aq)
CrO3(s) + H2O(l) → 2H+(aq) + CrO42¯(aq)

b) Oksida basa, dengan air membentuk basa.

CaO(s) + H2O(l) → Ca2+(aq) + 2OH¯(aq)


Na2O(s) + H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH¯(aq)
c) Oksida amfoter, oksida ini dapat bereaksi dengan asam atau basa.
ZnO(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(s) + H2O(l)
ZnO(s) + 2OH¯(aq) → Zn(OH)42¯(aq)

d) Oksida netral
Oksida ini tidak bereaksi dengan asam maupun basa, misal NO, N2O, dan CO.

e) Oksida campuran
Oksida ini merupakan campuran dari oksida sederhana, misalnya P3O4 merupakan campuran P
bO (dua bagian) dan PbO2 (satu bagian).

f) Peroksida dan superperoksida


Oksigen membentuk peroksida H2O2, N2O2dan BaO2 dengan bilangan oksidasi oksigen –1 serta R
bO2, CsO2 dengan bilangan oksidasi oksigen –1/2.
UNSUR UNSUR PERIODE KETIGA
Natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan
oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium
merupakan reduktor kuat, tetapi kereaktifannya berkurang dari Na ke
Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi
hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klori
n
Didan
lainoksigen.
pihak selain sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidat
or lemah yang dapat mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam
aktif. Sedangkan belerang yang mempunyai daya reduksi leb
ih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi le
bih kuat daripada fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi ha
mpir semua logam dan nonlogam karena klorin adalah oksidator ku
at.
PERBANDINGAN UNSUR GOL IA DAN IB
1. Kerapatan, titik leleh, dan titik didih

a. Logam transisi (IB)


Memiliki kerapatan, titik leleh, titik didih yang lebih tinggi. Hal ini dikarenaka
n ikatan logamnya yang lebih kuat karena memiliki lebih banyak electron-elekt
ron dari subkulit ns dan (n-1)d yang terlibat dalam ikatan logamnya.
b. Logam utama (IA)
Memiliki kerapatan, titik leleh, titik didih yang relative lebih rendah. Hal ini di
karenakan ikatan logamnya hanya melibatkan electron-elektron di subkulit ns s
ehingga sedikit sekali electron yang terlibat dalam membentuk ikatan logam.
2. Tingkat Oksidasi/Biloks
a. Logam transisi (Gol 1B)
Memiliki berbagai bilangan oksidasi, karena dapat melepas electron baik di subkulit ns maupun di
subkulit (n-1)d .
b. Logam utama (Gol 1A)
Memiliki bilangan Oksidasi yang terbatas, karena hanya dapat melepas electron di subkulit ns saja.

3. Kereaktifan
a. Logam transisi (1B)
Bersifat kurang reaktif. Hal ini terkait dengan jumlah electron di subkulit ns dan(n-1)d nya yang lebih
banyak dibanding logam utama. Akibatnya lebih besar energy yang dibutuhkan untuk melepas electro
n-elektron blok d dibanding blog s pada periode yang sama. Hal ini tampak dari perbandingan nilai
energy ionisasi kedua logam.
b. Logam utama (1A)
Bersifat sangat reaktif karena jumlah elektronnya lebih sedikit, sehingga nilai energy ionisasinya
lebih rendah.
SIFAT OKSIDA UNSUR PERIODE KETIGA

Titik leleh dan titik didih


Struktur raksasa (oksida logam dan silikon dioksida) memiliki titik leleh dan titik didih
yang tinggi karena dibutuhkan energi yang besar untuk memutuskan ikatan yang kuat
(ionik atau kovalen) yang bekerja pada tiga dimensi.
Oksida-oksida fosfor, sulfur dan klor terdiri dari molekul-molekul individual, beberapa
diantaranya kecil dan sederhana, dan yang lainya berupa polimer.
Daya hantar arus listrik
Tidak ada diantara oksida-oksida ini yang memiliki elektron bebas atau yang dapat
bergerak. Ini berarti bahwa tidak ada satupun dari oksida-oksida ini yang dapat
menghantarkan arus listrik dalam keadaan padatnya.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai