http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pandangan Ahli Kimia tentang Klasifikasi Unsur
Efek pemerisaian ini terjadi karena elektron-elektron terluar pada atom berusaha untuk
memposisikan diri pada keadaan terstabilnya. Efek pemerisaian ini berguna untuk
memprediksikan panjang jari-jari dari suatu atom, karena dengan mengetahui efek
pemerisaian (shielding effect) maka kita dapat menghitung muatan inti efektif (Zeff).
Energi Ionisasi
Energi ionisasi (EI) adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron terlu
ar dari atom dalam keadaan gas. EI diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh i
nti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. EI dipengaruhi oleh muata
n inti efektif dan susunan elektron dalam kulit valensinya. Umumnya muatan inti efektif yang
besar mengakibatkan pengeluaran elektron dari atom menjadi sukar sehingga di
perlukan EI yang lebih besar.
Atom Na memiliki no.atom 11, maka
konfigurasi elektronnya 2.8.1
Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau dengan kata la
in atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada atom ini diperlukan ener
gi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah jumlah energi yang dilepaskan saat suatu
unsur dalam wujud (fasa) gas menangkap elektron membentuk anion.
Unsur yang mudah menangkap elektron akan melepaskan energi
dalam jumlah besar. Semakin mudah unsur menangkap elektron,
semakin besar pula energi yang dilepaskan.
Nilai afinitas elektron untuk beberapa
unsur dalam satu golongan dan satu
periode tidak teratur. Sebagai contoh,
unsur-unsur dalam golongan IIIA, IVA,
dan VA. Meskipun demikian, secara
umum keperiodikan afinitas elektron
dalam tabel periodik adalah dalam
satu periode, dari kiri ke kanan,
afinitas elektron cenderung semakin
besar. Adapun dalam satu golongan,
dari bawah ke atas, afinitas elektron
cenderung semakin besar.
Jari Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar.
Selanjutnya senyawa NO akan bereaksi membentuk NO2 dengan reaksi seperti berikut.
2) Nitrogen hanya dapat bereaksi dengan fluor membentuk nitrogen trifluorida dengan reaksi
seperti berikut.
3) Nitrogen dapat bereaksi dengan logam membentuk nitrida ionik, misalnya seperti berikut.
6Li(s) + N2(g) → 2Li3N(s)
6Ba(s) + N2(g) → 2Ba3N(s)
6Mg(s) + N2(g)→ 2Mg3N(s)
Golongan VI A
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan. Biasanya o
ksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan bereaksi dengan bu
kan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan membentuk oksida.
a) Oksida asam
Oksida asam adalah oksida dari unsur nonlogam dan oksida unsur blok d dengan bilangan ok
sidasi besar.
d) Oksida netral
Oksida ini tidak bereaksi dengan asam maupun basa, misal NO, N2O, dan CO.
e) Oksida campuran
Oksida ini merupakan campuran dari oksida sederhana, misalnya P3O4 merupakan campuran P
bO (dua bagian) dan PbO2 (satu bagian).
3. Kereaktifan
a. Logam transisi (1B)
Bersifat kurang reaktif. Hal ini terkait dengan jumlah electron di subkulit ns dan(n-1)d nya yang lebih
banyak dibanding logam utama. Akibatnya lebih besar energy yang dibutuhkan untuk melepas electro
n-elektron blok d dibanding blog s pada periode yang sama. Hal ini tampak dari perbandingan nilai
energy ionisasi kedua logam.
b. Logam utama (1A)
Bersifat sangat reaktif karena jumlah elektronnya lebih sedikit, sehingga nilai energy ionisasinya
lebih rendah.
SIFAT OKSIDA UNSUR PERIODE KETIGA