Anda di halaman 1dari 19

Ca SISTEM REPRODUKSI (Ca SERVIKS)

Oleh :
1. DHEA AMANDA PUTRI ( 201502048 )
2. MARLINA AMBARSARI ( 201502060)
Definisi

Kanker serviks adalah proses keganasan atau bisa disebut


juga tumbuhnya tumor ganas pada leher rahim/serviks
(bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina) sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat
melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya (Sukaca,
2009; Nugroho dan Utama, 2014).
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada
serviks yang merupakan pintu masuk kearah rahim
(uterus) yang terletak antara rahim dan liang senggama
(vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang
telah berumur diatas 30 tahun, tetapi bukti statistic
menunjukan bahwa kanker serviks juga dapat terjadi pada
wanita yang berumur antara 22 sampai 55 tahun
(Diananda, 2009).
Prevalensi
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks
uterus merupakan kanker pembunuh wanita nomor
dua di dunia setelah kanker payudara. Setiap
tahunnya, terdapat kurang lebih 500 ribu kasus baru
kanker leher rahim (cervical cancer), sebanyak 80
persen terjadi pada wanita yang hidup di negara
berkembang. Sedikitnya 231.000 wanita di seluruh
dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Dari
jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara
berkembang.
Di dunia, lebih dari 700 wanita meninggal setiap hari
karena kanker serviks. Di Indonesia, kanker serviks
menempati urutan pertama kanker pada wanita.
Etiologi
Etiologi
Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden
karsinoma serviks, antara lain infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) dan spermatozoa.
Menurut Wiknjosastro Hanifa (2007) ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
serviks, antara lain adalah :
Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada
usia muda
Berganti-ganti pasangan seksual
Faktor genetik
Kebiasaan merokok
Defisiensi zat gizi (vitamin A dan C)
Multiparitas
Gangguan sistem kekebalan
Status sosial ekonomi lemah
Manifestasi klinis
1. Perdarahan bercak pasca koitus atau leukorea yang
bercampur darah
2. Metroragi merupakan tanda keganasan serviks
invasive yang paling sering.
3. Ketidaknyamanan atau disfungsi kandung kemih atau
rectum dan fistula
4. Rasa sakit sering kali pada satu sisi dan menjalar ke
pinggul
5. Anemia, anoreksia, dan kehilangan berat badan
6. Kanker serviks mungkin asimtomatik, atau
menimbulkan perdahanan setelah berhubungan intim
atau bercak-bercak darah di antara masa haid
7. Perdarahan vagina bersifat abnormal.
8. Keputihan tidak normal
Patofisiologi
Proses terjadinya kanker serviks uteri sangat erat
hubungannya dengan proses metaplasia Masuknya
bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel secara
genetik atau mutagen pada saat fase aktif metaplasia
dapat menimbulkan sel-sel yang berpotensi ganas.
Perubahan biasanya terjadi pada daerah SSK atau
daerah transformasi. Mutagen tersebut berasal dari
agen-agen yang ditularkan secara hubungan seksual
dan diduga bahwaHuman Papilloma Virus (HPV)
memegang peranan penting.
Sel-sel yang mengalami mutasi dapat berkembang
menjadi sel displasia. Dimulai dari displasia ringan,
displasia sedang, displasia berat, karsinoma in situ dan
kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif.
WOC
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Sitologi Pap Smear
Test ini mendeteksi adanya perubahan-
perubahan sel leher rahim yang abnormal, yaitu
suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan
pada laher rahim dengan spatula kemudian
dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop.

2. Kolposkopi
Pemeriksaan dengan pembesaran (seperti
mikroskop) yang digunakan untuk mengamati
secara langsung permukaan serviks dan bagian
serviks yang abnormal.
3. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
Prosedur pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan serviks/leher
rahim diolesi dengan asam asetat, akan tampak bercak-bercak putih
pada permukaan serviks yang tidak normal.

4. Serviksografi
Servikografi terdiri dari kamera 35 mm dengan lensa 100 mm dan lensa
ekstensi 50 mm. Fotografi diambil oleh tenaga kesehatan dan slide
(servikogram) dibaca oleh yang mahir dengan kolposkop.
5. Gineskopi
Gineskopi menggunakan teleskop monokuler, ringan dengan pembesaran
2,5 x dapat digunakan untuk meningkatkan skrining dengan sitologi.
6. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT)
Penanda tumor adalah suatu substansi yang dapat diukur secara
kuantitatif dalam kondisi prakanker maupun kanker.
7. Pemeriksaan darah lengkap
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
 Cryosurgery
 Bedah laser konisasi
 Histerektomi
 Trachelektomi
 Ekstenterasi Panggul

2. Radioterapi untuk Kanker Serviks


Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi
tinggi (seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker
ataupun menyusutkan tumornya.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan
pemberian obat melalui infus, tablet, atau intramuskuler.
Komplikasi
Komplikasi biasanya berkitan dengan efek dari
intervensi pembedahan yang berkaitan dengan
teknik-teknik saat melakukan
pembedahan.Komplikasi tersebut meliputi fistula
uretra, disfungsi kandung kemih, emboli
pulmonal, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus
besar dan fistula rektovaginal.
Pencegahan

1. Pencegahan Primer
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan
perilaku hidup sehat untuk mengurangi atau
menghindari faktor resiko seperti kawin muda,
pasangan seksual ganda dan lain-lain. Selain itu
juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan
imuisasi HPV pada kelompok masyarakat.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan
dengan deteksi dini dan skrining kanker serviks
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan
- Status kesehatan saat ini
-Status kesehatan masa lalu
- Riwayat penyakit keluarga
d. Pola fungsi kesehatan
1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah
kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang
mengandung zat – zat kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks.
2. Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat
progresivitas dari kanker serviks ataupun karena gangguan pada saat
kehamilan.gangguan pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang
dialami oleh ibu.
3. Pola eliminasi
Dapat terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang menekan kandung
kemih. Dapat pula terjadi disuria serta hematuria. Selain itu biisa juga terjadi
inkontinensia alvi akibat dari peningkatan tekanan otot abdominal
4. Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada Ibu dengan kanker serviks harus banyak. Kaji
jenis makanan yang biasa dimakan oleh Ibu serta pantau berat
badan Ibu . Kanker serviks pada Ibu yang sedang hamil juga
dapat mengganggu dari perkembangan janin.
5. Pola kognitif – perseptual
Pada Ibu dengan kanker serviks biasanya terjadi gangguan pada
pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan, pengecap. Bila sudah metastase ke organ tubuh
6. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit kanker serviks, akibat dari persepsi yang
salah dari masyarakat. Dimana salah satu etiologi dari kanker
serviks adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan
seksual.
7. Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan.
Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat
bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4=
tergantung total).
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi
pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola
seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri yang
selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual
(dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan.
Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari
vagina.
9. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya.
Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat
menerima kondisinya setelah sakit.
10. Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau
lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat
mempengaruhi pola peran dan hubungannya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan
nilai yang diyakini.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan
pembedahan dan terapi tambahan lainnya.
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d status hipermetabolik
berhubungan dengan kanker dan
konsekuensi kemoterapi , radiasi dan
pembedahan
Diagnosa Tujuan dan kriteria intervensi
keperawatan hasil

Nyeri akut Setelah dilakukan proses 1. Pantau tanda-tanda


berhubungan keperawatan selama 1 x vital pasien, intensitas
dengan 24 jam diharapkan nyeri dan skala nyeri
pembedahan dan dapat berkurang. 2. Anjurkan klien untuk
terapi tambahan Kriteria Hasil : banyak istirahat.
lainnya. Melaporkan 3. Atur posisi pasien
penghilangan nyeri senyaman mungkin.
maksimal/kontrol 4. Ajarkan teknik
dengan pengaruh relaksasi dan nafas
minimal. dalam.
5. Kolaborasikan untuk
pemberian analgetik.
Diagnosa Tujuan dan kriteria intervensi
keperawatan hasil
Setelah dilakukan proses 1. Kaji riwayat nutrisi,
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x 24 termasuk makan yang
kebutuhan tubuh b/d jam maka kebutuhan nutrisi disukai.
status hipermetabolik klien dapat terpenuhi, dengan 2. Observasi dan catat
berhubungan dengan kriteria hasil : masukkan makanan pasien.
kanker dan
1.Menunujukkan 3. Timbang berat badan setiap
konsekuensi
peningkatan/mempertahanka
kemoterapi , radiasi hari
dan pembedahan. n berat badan.
4. Berikan makan sedikit
2.Tidak mengalami mual dan
dengan frekuensi sering dan
muntah
atau makan diantara waktu
3. Menununjukkan perilaku,
makan.
perubahan pola hidup untuk
5. Observasi dan catat
meningkatkan dan atau
kejadian mual/muntah, flatus
mempertahankan berat badan
dan dan gejala lain yang
yang sesuai.
berhubungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai