Anda di halaman 1dari 15

SISTEM REPRODUKSI

ENDOMETRIOSIS

ANGGOTA:
DIMAS ARI SABELLA
LUSI WINDA MENTARI
PENGERTIAN
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan
dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di
luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium,
tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di
ureter dan pelvis. (Mary Baradero dkk, 2012).

Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan diluar uterus yang


bersifat jinak, ditandai dengan nyeri saat menstruasi dan apabila
tidak ditangani segera maka bisa terjadi infertilitas atau tidak
bisa memiliki keturunan.
PREVALENSI
• Prevalensi endometriosis pada wanita usia
reproduktif saat ini merupakan perkiraan saja
yaitu antara 10%-30%. Pada wanita-wanita
asimptomatik diperkirakan 2-22%. Prevalensi
penyakit endometriosis dengan keluhan nyeri
panggul dan infertilitas diperkirakan 20-90%
sedangkan 15% wanita dengan infertilitas
sekunder juga ditemukan endometriosis. Wanita
dengan endometriosis mempunyai risiko
infertilitas 20 kali lebih besar dibanding yang
tanpa endometriosis (Neal dan Aydin, 2013).
ETIOLOGI

1. Kongenital,sudah ada sel-sel endometrium di luar uterus.


Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi darah atau
sirkulasi limfe.
2. Paparan toksik, biasanya toksik yang berasal dari pestisida,
pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah
medis dan sampah-sampah perkotaan.
3. Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita yang
ibunya juga mengalami endometriosis.
Manifestasi Klinis
1. Nyeri panggul
2. Disminorea
3. Infertilitas
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laparoskopi.
2. Endoskopi, endoskopi dapat dilaksanakan
untuk mengetahui luasnya endometriosis.
3. Biopsi, biopsi untuk mengetahui apakah ada
keganasan
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi, obat-obat antigonadotropik
seperti Danasol dapat juga di pakai untuk
menekan kegiatan ovarium.
2. Pembedahan, pembedahan ini melepas
adhesi dan menghancurkan jaringan
endometrium yang ada dalam rongga pelvis
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Dahulu


2. Riwayat kesehatan sekarang
• Dysmenore primer ataupun sekunder.
• Nyeri saat latihan fisik.
• Nyeri ovulasi.
• Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam
paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama
siklus menstruasi
4. Riwayat obstetri dan menstruasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau
perubahan pada status kesehatan
INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri klien akan berkurang.


Kriteria hasil : Klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang
punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.

Intervensi:
• Observasi karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik)
klien.
Rasional: untuk mendapatkan indikator nyeri.
• Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
Rasional: memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
• Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol.
Rasional: analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol
sebagai relaksan uterus.
2. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada
endometriosis

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan melakukan


perilaku yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Kriteria hasil: Pasien akan mengetahui kekuatan pribadi, berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan perawatan.

Intervensi:
• Berikan motivasi kepada pasien
Rasional: meningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan.
• Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan
tentang dirinya.
Rasional: meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat
dalam membuat penyelesaian.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status
kesehatan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas berkurang.
Kriteria hasil:
Pasien tampak rilek, tidak menunjukkan perilaku yang menggambarkan
ansietas.

Intervensi:
• Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien
Rasional: Dengan mengetahui tingkat kecemasan pasien perawat dapat
melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien
saat ini.
• Observasi pasien tentang teknik relaksasi yang telah dimiliki, dan belum
dimilki
Rasional: menentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai