Anda di halaman 1dari 18

Perdarahan

Saluran cerna
Hematemesis Dan Melena

 Hematemesis dan melena disebabkan oleh perdarahan


saluran cerna yang dapat bersifat nyata tersembunyi
(occult) yang berlangsung lambat dalam waktu yang
lama.
 Perdarahan nyata umumnya terjadi mendadak dan
dapat menimbulkan keadaan gawat.
Etiologi
A. Perdarahan saluran cerna bagian atas
1. Ulkus peptikum (tersering) ; komplikasi perdarahan terjadi
pada 20-30% penderita ulkus peptikum
2. Varises esofagus pada hipertensi portal
3. Gastritis erosif atau ulseratif :
 Alkohol dalam jumlah besar
 Obat-obatab : salisilat, fenilbutazon,
indometasin,kortikosteroid, reserpin dosis besar
(oral/parenteral)
 Stres berat: penyakit intrakranial, luka bakar (tukak
curling), trauma, sepsis.
4. Lain-lain; Esofagitis, karsinoma lambung (biasanya bersifat
perdarahan kronik), ruptur aneurisma aorta, laserasi hepar
(hemobilla), uremi.
B. Perdarahan saluran cerna bagian bawah
1. Lesi daerah anus : hemoroid, fisura ani, fistula ani
2. Penyakit rektum dan usus besar : karsinoma, polip, radang (kolitis ulseratif,
penyakit crohn, amuba) diventikulum.
3. Penyakit jejenum dan ileum : volvulus, enterokolitis nekrotikans (keduanya
pada bayi baru lahir) invaginasi (bayi dan anak < 2 tahun), diventikulum
Meckel (perdarahan banyak dan berulang pada anak dan dewasa muda),
tifoid.
Gejala & Tanda

 Gambaran kliniknya berbeda-beda, tergantung pada :


 Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus
 Kecepatan dan jumlah perdarahan
 Penyakit penyebab perdarahan
 Keadaan penderita sebelum perdarahan
Hematemesis

 Dimuntahkannya darah dari mulut; darah dapat berasal


dari saluran cerna bagian atas atau darah dari luar yang
tertelan (epitaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi,
tonsilektomi). Tergantung pada lamanya kontak dengan
asam lambung, darah dapat berwarna merah, coklat
atau hitam. Biasanya tercampur sisa makanan dan
beraksi asam
Malena
 Feses berwarna hitam seperti ter karena bercampur darah; umumnya
terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50 –
100 ml dan biasanya disertai hematemesis.
 Malena tanpa hematemesis terjadi pada perdarahan jejunum/ileum
asalkan perjalanannya dalam usus lambat.
 Biasanya malena berlangsung -3 hari, lalu berlangsung normal meskipun
darah samar mungkin menetap sampai 3-8 hari (perdarahan <50 ml,
diketahui dengan tes benzidin)
Hematokezia

 Keluarnya darah segar dari anus; umumnya terjadi


akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah. Dapat
juga desebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas
yang besar dan cepat disalurkan melalui usus.
Gejala lain :

 Tergantung banyaknya perdarahan dan usia penderita,


dapat timbul gejala presyok/syok
 Demam ringan antara 38 -39 derajat celsius
 Mungkin ada rasa nyeri; pada ulkus peptikum rasa nyeri
yang ada bahkan menghilang karena darah dalam
lambung / usus menetralkan asam lambung.
 Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus.
 Gejala lain sesuai dengan penyebab
 Laboratorik :
 Penurunan Hb dan Ht tanpak setelah beberapa jam
 Lekositosis dan tombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan
 Peninggian kadar ureum darah setelah 24-48 jam akibat pemecehan protein
darah oleh bakteri usus; pada sirosis hepatis, yang meningkat ialah kadar
amoniak darah dan dapat mencetuskan koma hepatik.
 Feses berwarna hitam dapat disebabkan oleh preparat besi, bismut,
charcoal (Norit), sedang warna merah/ungu oleh bit atau preparat
bromsulftalein intravena. Untuk membedakannya, lakukan tes benzidin.
Penatalaksanaan

 Perhatikan beberapa hal penting di bawah ini


 Keadaan umum penderita , kesadaran dan tanda-tanda vital
 Apakah masih ada perdarahan dan banyak
 Perkirakaan jumlah darah yang telah keluar dengan melihat
keadaan klinik penderita dan anamnesis tentang lama,
sifat, jumlah dan frekuensi perdarahan.
 Singkirkan kemungkinan sumber perdarahan dari luar
saluran cerna (epitaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi,
tonsilektomi dll)
Pengobatan Konservatif

1. Pemasangan sonde karet lunak ke dalam lambung


untuk aspirasi darah dan bilas lambung dengan air es;
juga untuk pemberian obat-obatan per oral
2. Pemasanagn CVP (Central Venous Pressure)
3. Tindakan mengatasi perdarahan dan mencegah
perdarahan ulang:
a. Koagulan lokal berikan topikal/oral : Thrombase 500 bubuk/dilarutkan
3-6 kali/ hari atau Topostasin 3-6 bungkus/hari (dilarutkan)
b. Koagulan parenteral; salah satu dari preparat dibawah ini:
 Adona AC-17 3 - 4 x 100 mg/hari iv
 Anaroxy 2 x 5 – 10 mg/hari im/iv
 Coagulen 3 – 4 x 10 – 20 ml/hari sk/im
 Coagumin 3 – 4 x 20 ml/hari im/iv
 Hesna 3 x 2 ml/hari sk/im/iv
 Thrombase 100 3 x 100 U/hari im/iv perlahan-lahan
c. Vitamin K 10 – 20 mg/hari im/iv
d. Vitamin B kompleks dengan asam folat
e. Jika perdarahan masih berlangsung, berikan infus pitresin
20 U dalam 200 ml glukosa 5 % selama 20 menit agar terjadi
vasokonstriksi daerah aplanknik. Dapat diulang tiap 4 jam
meskipun efeknya akan makin berkurang. Tidak dapat
diberikan pada penderita insufisiensi koroner.
f. Pada perdarahan akibat pecahnya varises esofagus dapat
dicoba pemasangan balon modifikasi 9kondom) dalam
esofagis, lalu ditiup agar menekan dinding esofagus.
g. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas dapat
ditambahkan :
 Menelan potongan es dan meletakkan balok diatas perut.
 Selama ada perdarahan sedang/banyak, hentikan makan peroral; bila telah
berkurang dapat diberikan makanan cair tidak merangsang.
4. Transfusi darah :
Diberikan bila Hb < 10 g% dan Ht < 30 g%; sedapat mungkin dalam bentuk
darah segar yang masih mengandung faktor pembekuan. Jika perdarahan
telah berhenti > 24 jam diberi Packed cell.
Jumlah darah yang diberikan ialah 1 ¼ kali jumlah taksiran perdarahan,
kecuali pada kasus hipertensi portal (cukup 2/3 kalinya) karena
peninggian tekanan darah didaerah portal dapat menimbulkan
perdarahan ulang.
5. Perhatian khusus terhadap :
a. Ensefalopati ; cegah dengan :
 Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
 Pemberian glukosa
 Pemberian neomisin 2 – 4 x 15 ml/hari per oral
 Pemberian Duphalac 3 x 15 ml/hari per oral
 Diet rendah protein
 Klisma tiap hari selama ada perdarahan
b. Infeksi sekunder; atasi dengan antibiotik spektrum luas
c. Asites; cegah dengan :
 Diuretik, misalnya furosemid (lasix) 1-3 x 40 mg/hari

 Suplemenrasi kalium, misalnya KCl 1-3 x 500 mg/hari

 Diet rendah garam


Pembedahan

 Pembedahan darurat dipikirkan bila pengobatan


konservatif diangap gagal; yaitu bila
 Dalaman 8 jam pertama, untuk memperbaiki dan
mempertahankan tekanan darah/sirkulasi diperlakukan
transfusi darah lebih dari 2 liter
 Dalam 24 jam berikutnya untuk mempertahankan sirkulasi
diperlukan transfusi darah lebih dari 2 liter
 Perdarahan belum juga berhenti setelah 3 x 24 jam sejak
dirawat, walaupun hanya sedikit-sedikit.

Anda mungkin juga menyukai