Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

KIMIA MEDISINAL

Dwi susiloningrum.S.Farm.,Apt
Kontrak Pembelajaran
•  Jadwal Kuliah : Sabtu (3 minggu)
Koordinator : Dwi Susiloningrum. S.Farm.,Apt

Pengampu : Dwi Susiloningrum.S.Farm.,Apt


Sistem Penilaian
Tugas (mandiri/kelompok) (15%)
Keaktifan (10%)
UTS (35%)
UAS (45%)
Topik yang dipelajari dalam Kimia
Medisinal
 Pendahuluan Kimia Medisinal
 Hubungan struktur kimia dengan proses Absorpsi,
Distribusi dan Ekskresi obat
 Hubungan struktur kimia, kelarutan dan aktivitas obat
 Hubungan aspek stereokimia dengan aktivitas obat
 Hubungan kuantitatif struktur-aktivitas obat (QSAR)
 Ikatan kimia dan teori interaksi obat-reseptor
 Hubungan sifat kimia fisika terpilih dan aktivitas obat
 Hubungan struktur, metabolisme dan aktivitas obat
 Hubungan metabolisme dan rancangan obat (UAS)
PUSTAKA
1.Siswandono dan Bambang Soekardjo, Eds.
2017. Kimia Medisinal I dan II. Surabaya:
Airlangga University Press.
2. Foye WO. 2007. Principles of Medicinal Chemistry, 6th
ed., Philadelphia: Lea and Febiger.
3. Block JH & Beale JM. 2004. Wilson and Gisvold's
Textbook of Organic Medicinal and Pharmaceutical
Chemistry, 11th Ed.
4. Jurnal Kimia Medisinal yang berkaitan.
Kimia Medisinal (Burger, 1970):
ilmu pengetahuan cabang dari ilmu kimia dan biologi, digunakan
untuk memahami dan menjelaskan mekanisme kerja obat.
Dasar: menetapkan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis
obat, serta menghubungkan perilaku biodinamik melalui sifat-sifat
fisik dan reaktifitas kimia senyawa.

IUPAC (1998):
ilmu pengetahuan yang mempelajari pencarian, penemuan,
rancangan, identifikasi dan pembuatan senyawa aktif biologis
(obat), studi metabolisme obat, interpretasi cara kerja obat pada
tingkat molekul, dan studi hubungan struktur-aktivitas.
Kimia medisinal melibatkan berbagai disiplin keilmuan yaitu ilmu
kimia, biologi, kedokteran dan farmasi.
Ruang lingkup Kimia Medisinal (Burger, 1980):
1. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dalam tanaman yang
secara empirik telah digunakan untuk pengobatan.
2. Sintesis struktur analog dari bentuk dasar senyawa yang
mempunyai aktivitas pengobatan potensial.
3. Mencari struktur induk baru dengan cara sintesis senyawa
organik, dengan atau tanpa berhubungan dengan zat aktif
alamiah.
4. Mengembangkan rancangan obat.
5. Menghubungkan struktur kimia dengan cara kerja obat.
6. Mengembangkan hubungan struktur kimia dan aktivitas
biologis melalui sifat kimia fisika dengan bantuan statistik
(QSAR).
Kimia Medisinal (Medicinal Chemistry)
Kimia Farmasi (Pharmaceutical Chemistry)
Farmakokimia (Farmacochemie, Pharmacochemistry)
Kimia Terapi (Chimie Therapeutique).

Hubungan dengan bidang ilmu lain :


Kimia Analisis
Kimia Organik Farmasetika
Kimia Fisik Biofarmasi
Biokimia

Kimia Medisinal Farmakologi Kedokteran Klinik

Biologi Toksikologi
Mikrobiologi Patologi
Fisiologi
Kimia Medisinal
Beberapa abad yg lalu, pada perode perkembangan
bahan obat organik : mencari kemungkinan adanya
hubungan antara struktur kimia, sifat fisika kimia,
dan aktivitas senyawa biologi aktif

Pada abad ke 19, bahan alamiah yang secara empirik telah


digunakan oleh manusia untuk pengobatan, mulai
dikembangkan lebih lanjut dengan cara isolasi zat aktif,
identifikasi struktur, kemudian diusahakan untuk dapat dibuat
secara sintetik

Modifikasi struktur zat aktif dengan cara


sintesis untuk mendapatkan senyawa baru
dengan aktifitas yang lebih tinggi.
Penggolongan Sumber Obat :
1. Obatalamiah : obat yang terdapat di alam yaitu pada tanaman
contoh kuinin dan atropin, pada hewan contohnya : minyak ikan
dan hormon serta mineral contoh belerang (S) dan kalium
bromida (KBr)

2. Obat Semisintetik : obat


hasil sintetik yang bahan awalnya dari
obat yang terdapat di alam contoh morfin menjadi kodein,
diosgenin menjadi progesteron

3.. Obat sintetik murni : obat yang bahan dasarnya tidak


berkhasiat setelah disintesis akan didapatkan senyawa dengan
khasiat farmakologis tertentu. Contoh : obat-obat golongan
analgetik-antipiretik, antihistamin dan diuretik
Dari 252 obat daftar obat essensial yang dikeluarkan oleh
WHO

8.70% Sintesis kimia


Semisintetik
11.10%
Mikroorganisme
9.10% Vaksin
48.90%
2% Sera
4.30% Mineral
6.40% Tumbuh-tumbuhan
9.50%
Hew an

Golongan 1 sampai 6 yaitu sekitar 80% obat dipelajari dalam


kimia medisinal sedangan sisanya 20% (7-8) ditekankan pada
bidang farmakognosi.
Pharmacy Practice
Drug Distributor

Industry Pharmacy
Dispensary

Dosage Form

Hospital Researcher, Lecturer, Government


Drug-Receptor Interaction
Functional Group of Drug Molecule
Structure-Activity Relationship of
Analgesic Drugs

pharmacophore

COX-2
receptor

Analgesic
effect
Penicillins Development
pharmacophore

from Aspergilus sp or Penicillium sp

Acid instable  p.o. (-)  i.v.

+ electronegative groups (O, N) in C

Acid stable  p.o. (+)


Senyawa dengan gugus fungsional sama dengan aktivitas
biologis sama

R Hidroksi
OH fenol
H : Fenol

2-CH 3 : Kresol
R
2-OCH 3, 4-CH 2CH=CH 2 : Eugenol Antibakteri
2-CH(CH 3)2, 5-CH 3 : Timol

R
NH2 sulfonamida
H : Sulfanilamid
COCH 3 : Sulfasetamid
C NH2 : Sulfaguanidin
SO2NH - R NH
: Sulfametoksazol
CH3
N O
Senyawa dengan struktur kimia berbeda,
aktivitas biologis sama

O
H3CH2C CH3
Br H3C
Anestesi N
H3CH 2COCH 2CH 3 H2C CH2 F3C C H H3CH2CH2CHC
SNa
Sistemik C
H2
Cl O N

Eter Siklopropan Halotan Tiopental Na

H3COCHN S SO2NH2
OCH3
H2NCONHCH2 CH CH2 Hg . Cl N N

Klormerodrin Asetazolamid
Diuretik O

CH3 O
H
Cl N
CH3

NH
H2NO2S S
O2 O SCOCH3

Hidroklorotiazid Spironolakton
Senyawa dengan unit struktur sama, aktivitas
biologis bermacam-macam

H3CO OCH3

H2N SO2 NH2 H2N SO2NH N


N

Dapson Antibakteri
Sulfadoksin
Antilepra Antimalaria
H2N SO2NH2

Sulfanilamid

H2N SO2NHCONHC3H7 HOOC SO2N(C3H7)2


H
Cl N
Karbutamid Probenesid
NH
Antidiabetes H2NO2S S Urikosurik
O2

Hidroklorotiazid
Diuretik
Struktur Kimia  menjelaskan sifat kimia fisika senyawa.
Sifat-sifat kimia fisika  dasar penting untuk menjelaskan
aktivitas biologis obat.
1. Sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam transpor
obat untuk mencapai reseptor.
 Sifat kimia fisika obat (lipofilik, elektronik) berperan dalam
proses absorpsi dan distribusi obat, sehingga kadar obat pada
waktu mencapai reseptor cukup besar.

2. Hanya obat yang mempunyai struktur dengan spesifisitas tinggi


saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis.  Sifat
kimia fisika obat (sterik, elektronik) berperan dalam menunjang
orientasi spesifik molekul pada permukaan reseptor.
Sifat-sifat lipofilik, elektronik dan sterik suatu gugus atau
senyawa  dinyatakan dalam berbagai parameter sifat
kimia fisika [, log P, ClogP (lipofilik) - , EHOMO,
MolDock (elektronik) – Es, B1, MR, CMR (sterik) dll.] :
digunakan untuk menghubungkan secara kuantitatif
struktur kimia dan aktivitas biologis obat, dengan bantuan
statistik (regresi linier/nonlinier , 2D  3D).
Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA atau
Quantitative Structure-Activity Relationships = QSAR) 
bagian penting dari Kimia Medisinal dalam usaha
mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang
dikehendaki dan biaya yang lebih ekonomis, dan untuk
menjelaskan mekanisme aksi obat pada tingkat molekul.
Contoh perkembangan Ilmu Kimia Medisinal terkini:
Kimia Medisinal
• Prospektif  Penelitian pengembangan obat baru
• Retrospektif  Hubungan Struktur-Aktivitas

KIE
Khas untuk Bidang Ilmu Kefarmasian
 menjelaskan dan memilih obat terbaik dari
senyawa seturunan atas dasar hubungan struktur-
aktivitas.
Komunikasi, Informasi & Edukasi Obat

Dokter Umum Drugs Informer

Dokter Spesialis
Apoteker
Dokter Gigi
Dokter Hewan

Pasien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai