Anda di halaman 1dari 17

Elli (14/376451/PTK/10154)

Ferdi (15/378389/PTK/10498)
Nosafarma Muda P (15/389390/PTK/10510)
Zhilal Shadiq (15/PTK/389396/10516)
• Belerang/ sulfur (S) adalah unsur kimia (nomor atom 16) yang merupakan mineral
yang dihasilkan oleh proses vulkanisme. Belerang/ sulfur merupakan unsur non-logam
yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.

• Sifat-sifat fisik belerang antara lain berbentuk kristal padat berwarna kuning,
kuning kegelapan maupun kehitam-hitaman. Berat jenis belerang = 2,05 - 2,09 g/
cm3, kekerasan = 1,5 - 2,5 (skala Mohs), getas/ mudah hancur (brittle), dan tidak
rata.
• Asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa turunan dari sulfur
dan merupakan salah satu elemen penting dalam berbagai
industri.
• Asam sulfat banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat,
plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet
dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia, bahan
peledak, pertenunan, film dan fotografi maupun industri logam
dan besi baja.
• Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat.
• Belerang di alam dapat ditemui dalam bentuk padatan
seperti pada kawah gunung berapi, berbentuk gas seperti
hidrogen sulfida (H2S) maupun sulfur dioksida yang biasa
terdapat pada gunung berapi serta yang terlarut dalam air
sebagai ion sulfat (SO4).
• Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari
hidrogen sulfida (H2S) menjadi sulfur dioksida (SO2) lalu
menjadi sulfat (SO42-) dan kembali menjadi hidrogen sulfida
(H2S).
• Siklus sulfur didahului oleh pembentukan sulfur dari kerak bumi
dan atmosfer. Secara alami, sulfur terkandung di dalam tanah
dalam bentuk mineral tanah. Dimana kerak bumi umumnya
mengandung sekitar 0,06 % belerang.
• Proses Kimia
Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam
permukaan tanah. contoh persamaan reaksi pembentukan sulfat
melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya mineral besi sulfida.
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+
• Proses Biologi
Dalam daur sulfur, mikroorganisme yang bertanggung jawab
pada setiap proses transformasi adalah sebagai berikut :
• H2S → S → SO4-2
Bakteri fotoautotrof anaerob seperti chromatium akan
menggunakan hidrogen sulfida (H2S) yang akan melepaskan
sulfur dan oksigen.
• SO4-2 → H2S (reduksi sulfat anaerobik)
Bakteri desulfomaculum dan desulfibrio digunakan untuk mereduksi
sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).

• H2S → SO4-2 (pengoksidasi sulfide aerobik)


Bakteri kemolitotrof seperti thiobacillus akan mengoksidasi sulfur
menjadi sulfat.
• Salah satu penyebab ketidakseimbangan sulfur adalah semakin
banyaknya kandungan SO2 di udara akibat meningkatnya
jumlah pabrik dan kendaraan bermotor.
• Hal ini dapat diperparah dengan semakin sedikitnya jumlah
tanaman akibat penebangan liar. Akibatnya siklus sulfur dapat
terhenti karena tidak ada tanaman yang mengasimilasi sulfat
menjadi sulfur organik.
• Manusia dan Hewan
Pada manusia, udara yang tercemar sulfur oksida
(SOx) menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. Hal ini
karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang
selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang
lain sampai ke paru-paru.
• Tanaman dan Lingkungan
Pada tumbuhan, adanya gas SO2 pada konsentrasi tinggi
dapat membunuh jaringan pada daun, tepi daun dan
merusak daerah diantara tulang-tulang daun.
Pada lingkungan, kadar SO2 yang tinggi selain dapat
menyebabkan hujan asam dapa juga mengurangi jarak
pandang karena gas maupun partikel SO2 mampu
menyerap cahaya sehingga menimbulkan kabut.
• Manusia
Kekurangan sulfur dapat mengakibatkan berkurangnya
komponen penyusun protein yang dapat digunakan sebagai
penghasil energi selain karbohidrat.
• Tanaman
Kekurangan Sulfur dapat menghambat pembentukan klorofil
yang erat hubungannya dengan proses fotosintesis dan dalam
beberapa reaksi metabolisme seperti karbohidrat, lemak, dan
protein.
• Mengurangi kandungan SO2 hasil pembakaran batubara
melalui desulfurisasi, dimana hal ini dapat dilakukan dengan
tiga metode, yaitu fisika, kimiawi, dan biologis.
• Penyingkiran sulfur secara biologis atau biodesulfurisasi
dilakukan dengan menggunakan bakteri thiobacillus
ferrooxidans dan thiobacillus thiooxidans.
Pada tahap pertama, disulfida dioksidasi secara spontan menjadi tiosulfat
melalui ion ferri (Fe3+), yang selanjutnya akan direduksi untuk menghasilkan ion
ferro (Fe2+) :
• FeS2 + 6 Fe3+ + 3 H2O  7 Fe2+ + S2O32- + 6 H+
Ion ferro kemudian dioksidasi oleh bakteri menggunakan oksigen (aerob) :
• 4Fe2+ + O2 + 4 H+  4 Fe3+ + 2 H2O
Tiosulfat juga dioksidasi oleh bakteri untuk menghasilkan sulfat :
• S2O32- + 2 O2 + H2O  2 SO42- + 4 H+
Ion ferri yang dihasilkan dalam reaksi (II) dioksidasi sulfida lebih banyak
seperti pada reaksi (I), menutup siklus dan reaksi bersihnya sebagai berikut :
• 2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O  2 Fe2+ + 4 SO42- + 4 H+
Produksi bersih dari reaksi ini adalah ferrro sulfat yang larut dan asam sulfat
yang selanjutnya dapat dimurnikan menjadi beberapa produk kimia.
• Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk
mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan thiobacillus thiooxidans
tidak mampu mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun
tumbuh pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.

Anda mungkin juga menyukai