Anda di halaman 1dari 27

PNEUMONIA

CASE REPORT
Novina Firlia F Putri
Pendahuluan
• Pneumonia dapat menjadi salah satu masalah kesehatan utama pada
geriatri.
• Proses penuaan sistem organ (di antaranya sistem respirasi, sistem imun,
sistem pencernaan) dan faktor komorbid banyak berperan pada
peningkatan frekuensi dan keparahan pneumonia pasien geriatri.
• Pasien geriatri lebih mudah terinfeksi pneumonia karena adanya gangguan
refleks muntah, melemahnya imunitas, gangguan respons pengaturan
suhu dan berbagai derajat kelainan kardiopulmoner. Kelainan sistem saraf
pusat dan refl eks muntah juga turut berperan mengakibatkan pneumonia
aspirasi.
• Karakteristik dominan pneumonia pada pasien geriatri adalah presentasi
klinisnya yang khas, yaitu jatuh dan bingung, sedangkan gejala klasik
pneumonia sering tidak didapatkan.
• Meningkat nya kejadian pneumonia pada usia lanjut saat ini di kategorikan
sebagai pneumonia komunitas atau Community Acquired Pneumonia (
CAP )
Definisi
• Pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan
paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
jamur, parasit), tidak termasuk Mycobacterium
tuberculosis.
- (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia komuniti, pedoman dan penatalaksanaan di Indonesia..
Balai Penerbit FK UI, 2003)

• Pneumonia komunitas adalah salah satu penyakit


infeksius yang dapat menyebabkan angkat morbiditas
dan mortalitas yang signifikan. - (Mandel et.al. 2007)
• Pneumonia komunitas adalah penyakit yang meningkat
kejadiannya pada usia lanjut dengan angka kejadian
pneumonia komunitas yang meningkat pada populasi
lanjut usia. -(Centers for Disease Control and Prevention, 2003)
Faktor predisposisi CAP
• penurunan efisiensi bersihan mukosiliar nasal. (Ho et al 2001).
• Pertahanan imun pada paru seperti mekanisme barrier, aktifitas fagositik,
imun humeral dan sel T mengalami penurunan fungsi (Meyer, 2001;
Renshaw et al. 2002; Janssens and Krause, 2004).
• Penyakit paru, penyakit jantung, penurunan berat badan, status fungsional
yang rendah dan merokok adalah factor predictor independen pneumonia
komunitas pasien lanjut usia. (Jackson et al. 2009).
• Masalah menelan, aspirasi dalam volume besar, malnutrisi,
hipoproteinemia (<60 mg/dl), hipoalbuminemua (<30 mg/dl), terapi
antibiotic sebelumnya, kualitas hidup yang menurun berkaitan dengan
resiko tinggi pneumonia komunitas. (Riquelme et al. 1996).
• Terdapat juga hubungan antara riwayat dirawat inap di rumah sakit 2 tahun
sebelumnya, diabetes mellitus, imunosupresan, penyakit ginjal dan intake
alcohol (Skull et al. 2009), penggunaan obat antipsikotik (Trifiro` et al.
2010), status sosioekonomi (Farr et al. 2000) dan kontak dengan anak-anak
(Fung and Monteagudo-Chu, 2010), mempunyai resiko yang lebih tinggi
terkena pneumonia komunitas. Tetapi mekanisme pastinya belum dapat
dijelaskan. (Donowitz and Cox, 2007).
Mikroorganisme penyebab CAP
Perbedaan gejala CAP pada lanjut usia
dan dewasa muda

• Menurut Sir William Osler, pada usia lanjut, pneumonia


menjadi laten, tanpa demam, batuk dan gejala lainnya
tidak khas.
• 36% dari pasien lanjut usia tidak menunjukkan demam
dan 7% tidak terdapat gejala atau tanda infeksi.
(Riquelme et al. 1997).
• Biasanya terdapat gangguan status mental, kapasitas
fungsional yang tiba-tiba memburuk, dan penyakit
komorbid menjadi lebih berat. Oleh karena hal itu,
diagnose pneumonia komunitas sering terlambat.
(Metlay et al. 1997).
Pneumonia Severity Index (PSI)
CURB-65
Faktor yang berkaitan dengan
prognosis yang buruk
Tatalaksana cap

• Menurut panduan dari, terapi empiris penyakit ini adalah macrolide untuk
pasien yang sebelumnya sehat atau tidak mengkonsumsi antibiotic selama
3 bulan terakhir. Kecuali pada beberapa Negara dengan S. pneumonia
resisten terhadap macrolide. (Jones et al. 2010; European Centre for
Disease Prevention and Control, 2005-2013).
• Fluoroquinolon respiratori atau beta lactam ditambah dengan macrolide
diperuntukkan pada pasien dengan penyakit komorbid.
• Pada pneumonia komunitas yang berat dapat diberikan kombinasi
antibiotic. Dapat diberikan beta lactam ditambah azithromycin atau
fluoroquinolone respiratori.
• Pada pasien dicurigai dengan P. aeruginosa atau Gram-negative bacilli
lainnya, dapat diberikan antipneumococcal, antipseudomonal beta-lactam
ditambah quinolone atau aminoglycoside dan azithromycin (Mandell et al.
2007).
• Jika pasien dengan MRSA perlu ditambahkan vancomycin atau linezolid.
Case Report
• Tn. D , 76 th , laki-laki.
• Keluhan Utama : tidak mau makan sejak ± 1 bulan SMRS

• RPS : Pasien datang di bawa anaknya karena tidak mau makan sejak
± 1 bulan SMRS. Setiap makan hanya 1 – 2 suap sendok makan
sisanya menolak untuk di telan. Sebelum kejadian pasien sempat di
rawat di rsu uki akibat jatuh dan di diagnosa ada patah pada tulang
paha kiri pasien, semenjak itu pasien jadi sulit berjalan maupun
bergerak, pasien menjadi mudah marah dan menolak untuk
melakukan pemeriksaan atau pengobatan termasuk untuk makan.
Pasien juga sulit tidur seperti gelisah, dan terkadang acuh ketika
diajak berkomunikasi.
• ± 1 minggu ini pasien mengeluh bengkak pada kaki kiri dan batuk
berdahak, sesak (-), mual muntah (-) , bab-bak ( baik ), demam (-)
• RPD :
– Pasien di diagnosa CHF dan CKD (2012)
– Terpasang Pace Maker pemanent a/i AV Blocked
total (2013)
– DM tipe II sejak ± 10 th ( terkontrol dengan Galvus
50 mg )
– Pasien juga memiliki gangguan pendengaran dan
di bantu dengan menggunakan alat bantu dengar
namun ± 1 bulan ini pasien kadang menolak
menggunakannya.
Pemeriksaan di IGD RSU UKI , 30
Desember 2014
• Paru
Keadaan umum : tampak sakit sedang • Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan belakang.
Kesadaran : komposmentis E4 V5 M6 • Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan dan kiri,
depan dan
• belakang.
• TD : 130/80 mmHg • Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor.
• Frekuensi Nadi : 128x/menit, reguler • Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkial,kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-
• Pernafasan : 24x/menit, normal • Abdomen
• Suhu : 36,7 oC • Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-),
• Status : BB kg , TB : cm, IMT • gerakan hiperperistaltik (-), jejas (-), kelainan kulit (+).
• BB (kg) = 76 = 24,5 • Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit
• TB (m) (1,76x 1,76) • Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba membesar, nyeri
• Status Gizi : Normal tekan (-), defencemuscular (-), balotement -/-.
• Kriteria • Perkusi : Timpani diseluruh regio
• Kurang : <18,5
• Ekstremitas
• Normal : 20,5- 22,9
• Pre Obes : > 23 • Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-/-),
• Obes kelas I : > 23 -24,9 • hipotonus, atrofi.
• Obes kelas II : >30 • Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2 detik, edema (-/+) ,
• Klasifikasi : Normoweight hipotonus, atrofi.
• • Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik • Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Kepala : mesochepal • Kulit : Warna kulitputih, turgor menurun
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor •
• Leher : • Pemeriksaan Lab IGD : H2TL
• KGB : tidak teraba
• Tyroid : tidak teraba
• Hb : 8,0 H g/dl
• JVP : meningkat • Ht : 26 %
• THT • Leukosit : 5.7 ribu / ul
• Telinga : membrane timpani : intak • Trombosit : 321 ribu/ ul
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak membesar • GDS : 154 mg/dl
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : tidak hiperemis • Diagnosis kerja :
• Mulut : normal • Intake sulit
• Jantung • DM tipe II
• Inspeksi : iktus cordis terlihat
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula
• CHF dengan Pacemaker
sinistra • CKD
• Perkusi • Fr. Femur sinistra
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra •
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • Rencana tatalaksana dan pemeriksaan selanjutnya (UGD) :
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • Rawat Inap
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra
• Diet : Lunak
• Kesan : Ada pembesaran jantung
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • IVFD : II NS 0,9% / 24 jam
• • Mm / :
• Ranitidine 2 x 1 (iv)
• Neurobion 1x 1 (iv)
Follow up PH : 1
• Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-),
• S :Os masih susah untuk makan, intake kurang, bab (-) 2 hari, batuk berdahak
(+) sesak (-) demam (-) mual-muntah (-), kedua kaki bengkak (+) sulit tidur. • gerakan hiperperistaltik (-),
jejas (-), kelainan kulit (+).
• O:
• Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit
• KU : tampak sakit sedang
• Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba membesar,
• Kesadaran : komposmentis nyeri tekan (-), defencemuscular (-), balotement -/-.
• TD : 130/80 mmHg • Perkusi : Timpani diseluruh regio
• Frekuensi Nadi : 82x/menit • Ekstremitas
• Pernapasan : 20x/menit • Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-/-),
• Suhu : 36,5 C • hipotonus, atrofi.
• Kepala : mesochepal • Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2 detik, edema
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor (+/+) , hipotonus, atrofi.
• Leher : • Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• KGB : tidak teraba • Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Tyroid : tidak teraba • Kulit : Warna kulit putih, turgor
• JVP : tidak meningkat menurun, terdapat decubitus pada pantat kiri
• THT • ASSESMENT :
• Telinga : membrane timpani : intak • Intake sulit
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak • DM tipe II
membesar • CHFdengan Pacemaker
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : tidak hiperemis • CKD
• Mulut : normal • Fr. Femur sinistra
• Jantung • ISPA dd/ Pneumonia
• Inspeksi : iktus cordis terlihat • Planning :
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula • - Pemeriksaan :
sinistra • Lab : DPL, SGOT, SGPT, Ur, Cr, UL
• Perkusi • Ro : Thorax
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra •
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • Mm/ :
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • -Diet : lunak lauk cincang , DM 1900 kkal
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra • 24 jam
• Kesan : Ada pembesaran jantung • -IVFD : futrolit II RL I
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • -Mm / :
• Paru • -Flumicyl 3 x d caps
• • -Galvus 1 x 50 mg
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan • -Levofloxacin 1 x 500 gr ( iv)
belakang.
• Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan
dan kiri, depan dan belakang.
• Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor.
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkial,kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-
Follow up, PH : II • Kulit : Warna kulit putih, turgor menurun
• S : sudah mau makan ±4-5 sdm setiap di sediakan, batuk berdahak (+) terkadang sesak setelah
batuk, demam (-) sulit tidur • Hasil pemeriksaan 01 januari 2015
• O: • Elektrolit ( Na, K, Cl )
• KU : tampak sakit sedang • Natrium ; 125 mmol/L
• Kesadaran : komposmentis • Kalium : 4,9 mmol/L
• TD : 130/80 • Clorida : 101 mmol/L
• Frekuensi Nadi : 80x/menit • Darah lengkap ( HEMATOLOGI )
• Pernapasan : 24x/menit • Laju Endap darah: 43 mm/jam
• Suhu : 36,2 oC • Hemoglobin : 10 L g/dl
• - Kepala : mesochepal • Leukosit : 8,4 ribu/ul
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor • Hematokrit : 28,1 L %
• Leher : • Trombosit : 305 ribu/ul
• KGB : tidak teraba • Eritrosit : 3,22 L juta/ml
• Tyroid : tidak teraba • MCV : 87,4 /fl
• JVP : tidak meningkat • MCH : 31,1 H pg
• THT • MCHC : 35,5 %
• Telinga : membrane timpani : intak • Basofil : 0%
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak membesar • Eosinofil : 5H%
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : hiperemis • Batang : 1L%
• Mulut : normal • Segmen : 80 H %
• - Jantung • Limfosit : 11 L %
• Inspeksi: iktus cordis terlihat • Monosit : 3 %
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula sinistra • Kimia Klinik
• Perkusi • SGOT : 17 U/L
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra • SGPT : 16 U/L
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • Ureum Darah : 107 mg/dl
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • Creatinin Darah : 5,14 mg/dl
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra • Kimia Klinik
• Kesan : Ada pembesaran jantung • Protein :4,5 gr/dl
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • Albumin : 1,9 gr/dl
• Paru • Urine Lengkap
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan belakang. • Warna : Kuning Keruh
• Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan dan kiri, • Berat Jenis : 1.015
depan dan • PH : 6.0
• belakang. • BLOOD : +3
• Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor. • Leukosit Esterase : +1
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkial,kanan dan kiri, Rh +/+, Wh -/- • NITRIT : POSITIF
• Abdomen • Protein : +3
• Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-), • Bilirubin : NEGATIF
• gerakan hiperperistaltik (-), jejas • Aseton : NEGATIF
(-), kelainan kulit (+). • Reduksi : NEGATIF
• Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit • Urobilinogen : 0,2
• Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba membesar, nyeri tekan • Leukosit : 20-30 / LBP
(-), defence muscular (-), balotement -/-.
• Eritrosit : 80-100 / LBP
• Perkusi : Timpani diseluruh regio
• Epitel : +1
• - Ekstremitas
• Bakteri : POSITIF
• Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-/-),
• Silinder : Hialyn 0-1 / LPK
• hipotonus, atrofi.
• Kristal : NEGATIF
• Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2 detik, edema (+/+) ,
hipotonus, atrofi. •
• Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• ASSESMENT : • Planning :
• Intake sulit • Pemeriksaan :
• DM tipe II • EKG
• CHF • Ro thorax
• Post permanent pace maker A/i AVB total • Terapi
• CKD gr V • Mm/ :
• ISPA dd/ Pneumonia • -Diet : lunak lauk cincang , DM 1900 kkal
• ISK • 24 jam
• Fr. Femur sinistra • -IVFD : futrolit II RL I
• -Mm / :
• Flumicyl 3 x d caps
• Galvus 1 x 50 mg
• Levofloxacin 1 x 500 gr ( iv)
• voltaren gell
• Tramal supp k/p
• neurobion 1x1 tab
Follow up, PH : V
• Abdomen
• S : batuk berdahak, sesak (+) , kedua kaki bengkak
• Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-
• O: ),
• KU : tampak sakit sedang • gerakan hiperperistaltik
• Kesadaran : komposmentis (-), jejas (-), kelainan kulit (+).
• TD : 150/80 mmHg • Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit
• Frekuensi Nadi : 88x/menit • Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba
• Pernapasan : 31x/menit membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-), balotement -/-.
• Suhu : 36,2 oC • Perkusi : Timpani diseluruh regio
• - Kepala : mesochepal • - Ekstremitas
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor • Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema
• Leher : (-/-),
• KGB : tidak teraba • hipotonus, atrofi.
• Tyroid : tidak teraba • Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2 detik,
edema (+/+) , hipotonus, atrofi.
• JVP : tidak meningkat
• Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• THT
• Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Telinga : membrane timpani : intak
• Kulit : Warna kulit putih,
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak turgor menurun.
membesar
• ASSESMENT :
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : hiperemis
• Intake sulit
• Mulut : normal
• DM tipe II
• - Jantung
• CHF
• Inspeksi: iktus cordis terlihat
• Post permanent pace maker A/i AVB total
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula
sinistra • CKD gr V
• Perkusi • Pneumonia
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra • Anemia ( hb 10.0)
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • Hipoalbumnemia ( alb 1,9)
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • ISK
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra • Fr. Femur sinistra
• Kesan : Ada pembesaran jantung • Planning :
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • Pemeriksaan :
• Paru • GDS / hari
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan • Terapi
belakang. • -Diet : lunak lauk cincang , DM 1900 kkal
• Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan • -IVFD : Futrolit II / 24 jam
dan kiri, depan dan • NS 0,9% I / 24 jam
• belakang. • -Mm / :
• Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor. • Levofloxacin 1 x 500 gr ( iv)
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkial,kanan dan kiri, Rh +/+, Wh -/- • Neurobion ( dripp )
• Transfusi Albumin 20%

• GDS : 78 mg/dl


• Abdomen
Follow Up , PH : VIII • Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi
vena (-),
• gerakan
• S : sesak (+) , bengkak tangan dan kaki, muntah 2x hiperperistaltik (-), jejas (-), kelainan kulit (+).
• O: • Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit
• KU : tampak sakit sedang • Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba
• Kesadaran : komposmentis membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-), balotement -/-.
• TD : 120/70 mmHg • Perkusi : Timpani diseluruh regio
• Frekuensi Nadi : 100x/menit • - Ekstremitas
• Pernapasan : 24x/menit • Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik,
edema (-/-),
• Suhu : 36,2 oC
• hipotonus, atrofi.
• - Kepala : mesochepal
• Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor detik, edema (+/+) , hipotonus, atrofi.
• Leher : • Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• KGB : tidak teraba • Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Tyroid : tidak teraba • Kulit : Warna kulit putih,
• JVP : tidak meningkat turgor menurun.
• THT • ASSESMENT :
• Telinga : membrane timpani : intak • Intake sulit
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak membesar • DM tipe II
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : hiperemis • CHF
• Mulut : normal • Post permanent pace maker A/i AVB total
• - Jantung • CKD gr V
• Inspeksi: iktus cordis terlihat • Pneumonia
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula sinistra • Anemia ( hb 10.0)
• Perkusi • Hipoalbumnemia ( alb 1,9)
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra • Fr. Femur sinistra
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • ISK
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • Planning :
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra • Pemeriksaan :
• Kesan : Ada pembesaran jantung • GDS / hari
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • Cek ulang albumin protein
• Paru • Pasang NGT bila kesadaran menurun
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan belakang. • Terapi
• Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan dan kiri, • -Diet : cair , DM 1900 kkal
depan dan • -IVFD : NaCL 3 % I / 24 jam
• belakang. • NS 0,9% I / 24 + tramal dripp
• Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor. • -Mm / :
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkobronkial,kanan dan kiri, Rh +/+, Wh -/- • Flumicyl 3 x d caps
• Levofloxacin 1 x 500 gr ( iv)
• Laxadine syr 1 x 2 c
• Mycostatin drops 4 x 1 cc
• Pct dripp
• Lab 7/1/2015
• GDS : 148 mg/dl
• Ureum : 96
• Creatinin : 6,43
Follow Up, PH: X • Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar, umbilikus tidak menonjol, distensi vena (-),
• S : batuk berdahak (+) , bengkak kaki dan tangan, demam
• gerakan hiperperistaltik (-
• O: ), jejas (-), kelainan kulit (+).
• KU : tampak sakit sedang • Auskultasi : Bising usus (+), normal 6x/menit
• Kesadaran : komposmentis • Palpasi : Hepar, lien dan ginjal tidak teraba
• TD : 130/90 mmHg membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-), balotement -/-.
• Frekuensi Nadi : 80x/menit • Perkusi : Timpani diseluruh regio
• Pernapasan : 24x/menit • - Ekstremitas
• Suhu : 38,7 oC • Atas : Turgor baik,akral hangat, capilarry refill time < 2 detik, edema (-
• - Kepala : mesochepal /-),
• Mata : Konjungtiva : pucat, Sclera : normal, Pupil : isokor • hipotonus, atrofi.
• Leher : • Bawah : Turgor menurun , akral hangat,capilarry refill time < 2 detik,
• KGB : tidak teraba edema (+/+) , hipotonus, atrofi.
• Tyroid : tidak teraba • Anus dan rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
• JVP : tidak meningkat • Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
• THT • Kulit : Warna kulit putih, turgor
menurun.
• Telinga : membrane timpani : intak
• ASSESMENT :
• Hidung : septum ditengah, cavum nasi lapang, konkha tidak
membesar • Intake sulit
• Tenggorokan : tonsil T1-T1, faring : hiperemis • DM tipe II
• Mulut : normal • CHF e.c HHD
• - Jantung • Post permanent pace maker A/i AVB total
• Inspeksi: iktus cordis terlihat • CKD gr V
• Palpasi : Iktus kordis teraba di IC. 5 garis midclavicula • Pneumonia
sinistra • Anemia ( hb 10.0)
• • Hipoalbumnemia ( alb 1,9)
• • Fr. Femur sinistra
• Perkusi • ISK
• Batas Paru Hati : IC. 6 garis midclavicula dextra • Planning :
• Batas Paru Lambung : IC. 5 garis axilaris anterior sinistra • Pemeriksaan :
• Batas Jantung kanan : IC. 5 garis parasternal dextra • GDS / hari
• Batas Jantung kiri : IC. 6 garis axilaris anterior sinistra • Terapi
• Kesan : Ada pembesaran jantung • -Diet : cair , DM 1900 kkal
• Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-) S1=S2 reguler • -IVFD : NaCL 3 % I / 24 jam
• Paru • NS 0,9% I / 24 jam
• Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, depan dan • -Mm / :
belakang. • Flumicyl 3 x d caps
• Palpasi : Vokal fremitus teraba simetris normal kanan • Levofloxacin 1 x 500 gr ( iv)
dan kiri, depan dan • Laxadine syr 1 x 2 c
• belakang. • Mycostatin drops 4 x 1 cc
• Perkusi : Paru kanan dan kiri, depan dan belakang sonor. • Pct dripp
• Auskultasi : Bunyi nafas dasar bronkobronkial,kanan dan kiri, Rh +/+, Wh -/- • Albumin dripp 20% seri ke III
• Lab 7/1/2015
• GDS : 103 mg/dl
Pembahasan
• Telah diuraikan keadaan pasien dengan tinjaun pustaka yang didapat dari berbagai
sumber. Pada keadaan pasien Tn. D usia 76 tahun Pasien datang di bawa anaknya
karena tidak mau makan sejak ± 1 bulan SMRS. Setiap makan hanya 1 – 2 suap
sendok makan sisanya menolak untuk di telan. Sebelum kejadian pasien sempat di
rawat di rsu uki akibat jatuh dan di diagnosa ada patah pada tulang paha kiri
pasien, semenjak itu pasien jadi sulit berjalan maupun bergerak, pasien menjadi
mudah marah dan menolak untuk melakukan pemeriksaan atau pengobatan
termasuk untuk makan.
• Dari keluhan tersebut pasien dengan usia 76 tahun masuk dalam kategori geriatric,
dengan keluhan intake sulit dengan riwayat pasien berbaring setiap harinya tidak
ada aktivitas hanya di tempat tidur, yang menandakan pasien imobilisasi dalam
waktu yang cukup lama.
• Sehingga pada anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
ditemukan pasien mengalami komplikasi dari imobilisasi diantaranya yaitu
pneumonia ortostatik, infeksi saluran kemih, dan gangguan nutrisi
(hipoalbuminemia). Pada tinjauan pustaka telah dijelaskan bahwa komplikasi dari
imobilisasi, pada pasien terdapat beberapa komplikasi dari imobilisasi.
• Pada pasien terdapat penurunan kesadaran yaitu ACS (acute confusion
state). Factor predisposisi terjadinya ACS yaitu pada pasien usia lanjut,
pasien sedang mengkonsumsi obat untuk Parkinson disease yang
menggaggu faal neurotransmitter otak. Pada pasien terdapat factor
pencetus yang ditemui yaitu pneumonia. Gejala yang dapat dijumpai pada
sindrom delirium pada pasien yaitu gangguan memori (recent memori =
jangka pendek ), gangguan persepsi (hlusinasi, ilusi) atau gangguan proses
pikir (disorientasi waktu, tempat, orang), kadang pasien tampak seperti
mengomel terus, hipoaktif, gangguan siklus tidur.
• Pada penatalaksaan infeksi pada pasien geriatric tidak hanya dengan
antibiotic saja , tetapi terapi terhadap Penyakit komorbidnya dan
perbaiakn keadaan umum (nutrisi, hidrasi, oksigenisasi, elektrolit,
albumin, dll) sangat diperlukan juga untuk mengeliminasi infeksi. Terapi
nutrisi sangat penting untuk usila dan bahwa usila tidak sudah susah untuk
makan apalagi bila sakit, karena evaluasi terhadap diet harus sangat ketat.
Bila pasien tidak dapat/ tidak mau makan seperti biasa, perlu diberikan
per- sonde atau kalau perlu secara parenteral.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai