Anda di halaman 1dari 38

- Elisa P.

Wilujeng
KELOMPOK - Margareth T. Raya
- Rosalia S. Kuway
14 - Wa Juliani Djampaka
- Yerni Palulun
 PPS ( Perdarahan pasca-salin) secara umum
didefinisikan sebagai kehilangan darah dari
saluran genitalia >500 ml setelah melahirkan
pervaginam atau >1000 ml setelah melahirkan
secara seksio sesarea
 PPS merupakan penyebab terbesar kematian maternal
¼ dari seluruh kematian di seluruh dunia dan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas maternal.
 Tahun 2012 AKI mengalami kenaikan 359 per 100.000
atau meningkat 57% dibandingkan tahun 2007 hanya
228 per 100.000 penduduk
 PPS primer (Primary post partum haemorrhage)
merupakan perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
pertama pasca-salin sedangkan PPS sekunder
(secondary post partum haemorrhage) merupakan
perdarahan yang terjadi setelah periode 24 jam.
 PPS dapat bersifat Minor (500-1000 ml) atau mayor
(>1000 ml), PPS sedang (1000 -2000 ml) atau berat
(>2000 ml)
TONE
70% disebabkan
atonia Uterus

THROMBIN
TRAUMA
Akibat abnormalitas
koagulasi yang jarang
terjadi sekitar <1%
4T 20% oleh karena
trauma jalan lahir

TISSUE
Kejadiannya sekitar
10% seperti adanya
retensio plasenta
 Kegagalan atau lemahnya kontraksi pada rahim
sehingga perdarahan dari tempat melekatnya
plasenta tidak dapat tertutup.
 Rahim ditemukan lembek dan pembulu darah darah
pada placental bed terbuka lebar.
Keadaan Regangan rahim yang berlebihan
• Dapat disebabkan oleh kehamilan kembar, polihidramnion, dan bayi yang berukuran
besar >3500 gr

Multiparitas
• Dapat menyebabkan timbulnya jaringan fibrosis pada oto rahim sehingga kontraksi rahim
tidak sebaik sebelumya →atonia uteri

Persalinan lama
• Dapat menyebabkan inersia uteri, dimana rahim tidak lagi berkontraksi

Plasenta previa
• Keadaan plasenta terletak pada segmen bawah rahim dapat menyebabkan segmen bawah
rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik untuk menghentikan perdarahan

Abrupsio plasenta
• Menyebabkan uterus tidak dapat berkontraksi dan dapat juga terjadi koagulasi dan
produk2 degradasi fibrin yang menghambat kontraksi rahim

Riwayat atonia uterus sebelumnya


 Dapat terjadi karena episiotomi yang melebar,
robekan spontan pada perineum, vagina, dan serviks
serta ruptura uteri, trauma karena forceps atau
ekstraksi vakum dan memulai persalinan sebelum
pembukaan lengkap
Faktor risiko
Persalinan Episiotomi Penggunaan Insisi Distonia
pervaginam malpresentasi makrosomia persalinan cervical
operatif terlalu cepat cerclage duhrssen bahu
 Adalah keadaan dimana plasenta masih belum bisa
dilahirkan setelah setengah jam bayi lahir.
 Waktu rata2 dari kelahiran janin sampai ekspulsi
plasenta adalah 8-9 menit.
 Bila melebihi 10 menit maka risiko kemungkinan
terjadinya perdarahan postpartum menjadi 2x lipat
(dikarenakan adanya adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus)
Plasenta Akreta Plasenta Inkreta Plasenta Perkreta
Bila vili korialis sampai melewati
Implantasi plasenta hingga desidua Implantasi plasenta menembus
miometrium hingga lapisan
basalis (menempel pada miometrium (masuk ke dalam
perimetrium (menembus sampai
permukaan miometrium) miometrium)
serosa)
Bekas sectio
Plasenta previa
caesarea

Faktor
risiko

Kehamilan usia Riwayat kuret


lanjut (usia ibu berulang dan
diatas 35 tahun) multiparitas
 Kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara
faktor pembekuan darah dan sistem fibrinolisis.
 Namun gangguan ini tidak selalu mengakibatkan
perdarahan yang pasif, umumnya menyebabkan
perdarahan postpartum tipe lambat atau eksaserbasi
perdarahan dan umumnya bersifat persisten.
Penyebab gangguan
pembekuan darah DIC (Disseminated
intravascular
coagulation)

Trombofilia
Preeklamsia

Sindrom
HELLP(hemolysis,el
evated liver enzym
levels, low platelet Solusia plasenta
levels)

ITP ( idiopathic
thrombocytopenic Kematian janin dalam
purpura) kandungan

vWD (von willbrand’s


disease) Emboli air ketuban
1. ANAMNESIS
 Pada anamnesis dapat ditemukan adanya
perdarahan setelah melahirkan yang jika dihitung
jumlahnya > 500 cc
 Pasien mengeluhkan rasa lemas, berkeringat
dingin, pucat dan menggigil
 Faktor-faktor risiko juga dapat ditanyakan pada
pasien
2. PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda-tanda vital pasien
- Perhatikan adanya takikardia, hiperpnea,
hipotensi, tanda2 syok
 Pemeriksaan obstetrik, perhatikan kontraksi letak
dan konsistensi uterus
 Perlu dilakukan pemeriksan dalam untuk menilai
adanya perdarahan, melihat keutuhan plasenta, tali
pusat dan robekan di daerah vagina.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Menilai Hb darah ( terutama bila Hb <8 gr/dL)
 USG : untuk melihat adanya gumpalan darah dan
retensi plasenta.
- USG periode antenatal dapat dilakukan untuk
mendeteksi pasien dengan resti yang memiliki faktor
predisposisi terjadinya perdarahan postpartum.
4. PENEGAKAN DIGNOSTIK
 PPS bukanlah sebuah diagnosis, tetapi suatu akibat
yang perlu dicari penyebabnya.
 Diagnosis yang tepat adalah :
- PPS karena atonia uteri
- PPS karena robekan jalan lahir
- PPS karena sisa plasenta
- PPS karena retensio plasenta
- PPS karena ruptura uteri
- PPS karena gangguan pembekuan darah
Masase fundus uteri, dilakukan untuk Rangsang putting, untuk merangsang
membantu menimbulkan kontraksi keluarnya oksitosin secara alami
pada rahim. Namun WHO tidak untuk membantu timbulnya kontraksi
merekomendasikan hal ini sebagai rahim untuk mencegahn PPS
tindakan pencegahan PPS pada Jika rangsang puting tidak berhasil,
wanita yang sudah mendapatkan berikan uterotonika.
oksitosin profilaksi
Peregangan tali pusat terkendali,
dilakukan pada saat ada kontraksi. Manual plasenta, diawali dengan memasukan
Diawali dengan meletakkan tangan di tangan menyusuri tali pusat. Lakukan
corpus uteri (tepat diatas simpisi pubis). gerakan menyusur di antara plasenta dan
Selama kontraksi lakukan gerakan uterus untuk melepas plasenta. Tahan fundus
mendorong ke arah dorsokranial ibu untuk sewaktu melepas plasenta, jika sudah
mencegah inversi uteri. berhasil, keluarkan tangan dari uterus.
Tangan lain memegang tali pusat didepan
vulva, selama kontraksi lakukan tarikan
terkendali pada tali pusat.
Penatalaksaan dilakukan dengan prinsip ‘ HAEMOSTASIS’

H Ask for HELP


- Segera meminta pertolongan/ dirujuk
ke RS bila persalinan di bidan/PKM.
- Kehadiran ahli obstetri, bidan, ahli
anastesi dan hematologis
A ASSESS (vital parameter, blood loss)
and Resuscitate
- Penilaian jumlah darah yang keluar
mungkin untuk menentukan derajat
perubahan hemodinamik
- Nilai tingkat kesadaran, nadai, tekanan
darah, satursi oksigen harus dimonitor
E Establish aetiology, Ensure Availability of
Blood, Ecbolic (Oxytocin, Ergometrin or
Syntometrine bolus IV/IM
- Sementara resusitasi sedang berlangsung,
dilakukan upaya menentukan etiologi PPS
- Nilai kontraksi uterus, cari adanya cairan
bebas diabdomen, bila ada risiko trauma (bekas
seksio, partus buatan sulit), bila kondisi pasien
lebih buruk dari jumlah darah yang keluar
M Massage the Uterus
- Perdarahan banyak yang terjadi setelah
plasenta lahir ditangani dengan massase dan
pemberian obat uterotonika
- Bila uterus tetap lembek, ;akukan kompresi
bimanual interna dengan menggunakan kepalan
tangan di dalam untuk menekan forniks
anterior hingga terdorong keatas & telapak
tangan di luar melakukan penekanan pada
fundus belakang sampai uetrus terkompresi
O Oxytocin infusion/prostaglandins
–IV/per rectal/IM/Intramyometrial
- Oksitosin 40 unit dalam 500cc salin
- Lini kedua: Ergometrin via IV/IM, dosis
awal 0,2 mg,dosis lanjutan 0.2 mg stelah
15 menit(bila diperlukan), MAX 1 mg/5
dosis/hr
Bila belum berhasil berikan misoprostol
per rektal 800-1000ug
S Shift to theatre-exclude retained
products and trauma/bimanual
compression
- Bila perdarahan masih masif, segera
evakuasikan ke ruang operasi
- Pastikan pemeriksaan untuk
menyingkirkan adanya sisa plasenta/selaput
ketuban
- Bila ada sisa jaringan segera lakukan
kuretase
T Tamponade ballon/uterine packing
- Bila perdarahan masih berlangsung,
pikirkan adanya koagulopati yang
menyertai atonia yang refrakter
- Dapat dilakukan tamponade test dengan
menggunakan tube sengstaken untuk
menilai keberhasilan penanganan PPS
- Tindakan ini dapat menghentikan
perdarahan dan mencegah koagulopati
karena perdarahan masif
A Apply compression sutures – B-
Lynch/modified
- Keputusan untuk laparotomi dilakukan
setelah informed consent terhadap segala
kemungkinan tindakan yang akan dilakukan
- Bila tindakan B-Lynch tidak berhasil,
pertimbangkan untuk dilakuka histerektomi
S Systematic pelvic devascularization-
uterine/ovarium/quadruple/internal
iliac
- Ligasi a. uterina dan ligasi a.
hipogastrika
I Interventional radiologis,
if appropriate, uterine
artery embolization
S Subtotal/ total
abdominal
hysterectomy
1. MENGUKUR DARAH YANG HILANG
- BRASSS-V DRAPE

Anda mungkin juga menyukai