Anda di halaman 1dari 32

Bayi Berat Lahir Rendah:

Morbiditas dan Mortalitas

Dr fahrul wakil spa


Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum
Peserta mampu memahami bayi berat lahir
rendah (BBLR) atau prematur sebagai dasar
dalam melakukan asuhan sehari-hari.
Tujuan Khusus:

 Memahami pengertian BBLR dan prematur


 Mengidentifikasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi pada BBLR atau prematur
 Menjelaskan berbagai upaya untuk
menyelesaikan masalah
DEFINISI BBLR
Bayi yang lahir dengan berat <2500 gram, atau tampak lebih
kecil dari bayi normal tanpa memandang usia kehamilan
Beberapa Pengertian
 Bayi berat lahir rendah
(BBLR) adalah bayi-bayi
yang berat lahirnya < 2500
gram.

 Bayi prematur adalah bayi


yang lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu tanpa
mempertimbangan berat
badan.
Bayi
Prematur
Murni

Bayi
Kecil Masa
Kehamilan
(KMK)
Morbiditas dan Mortalitas
 BBLR atau prematur sangat rentan untuk sakit
dan kematian karena karakteristiknya yang
belum matur.

 Kelahiran prematur dan hipotermi merupakan


penyebab kematian tertinggi di Indonesia
(SUSENAS, 2005).
Beberapa Masalah Kesehatan Pada
BBLR/Prematur
 Pengaturan suhu /hipotermia
 Hipoksemia/ Sindrom gawat nafas
 Penyakit metabolik seperti hipoglikemia dan
hiperbilirubinemia
 Perdarahan intraserebral dan intraventrikular
 Infeksi
 Pemberian minum
 Masalah gangguan mental dan fisik
 Penyakit yang kronik
Masalah pengaturan suhu

Batasan hipotermia
Suhu normal neonatus : 36.5 - 37.5ºC
Stres dingin : 36 - 36.4ºC
Hipotermia sedang : 32 - 35.9ºC
Hipotermia berat : < 32ºC
Hindari pengukuran suhu tubuh melalui anus
Masalah pengaturan suhu

BBLR mudah mengalami hipotermia karena:


Luas permukaan relatif besar dibandingkan
massa tubuh
 Lapisan lemak subkutan masih kurang
Brown fat belum terbentuk atau masih
sedikit
 Pusat pengaturan suhu yang belum
sempurna
Cara kehilangan suhu tubuh
Konveksi
Evaporasi

Radiasi

Konduksi
Bayi akan kehilangan panas karena:

1. Evaporasi: cairan amnion yang tidak


secepatnya dikeringkan, atau bayi setelah
mandi tidak secepatnya dikeringkan.
2. Konduksi: bila bayi ditempatkan di atas
permukaan yang dingin.
3. Radiasi: bila panas berpindah dari bayi ke
objek lain tanpa kontak langsung.
4. Conveksi: karena hembusan udara dingin
Beberapa Masalah Kesehatan Pada Bayi
Prematur/BBLR (lanjutan)

Ketidakstabilan suhu tubuh


Hal ini erat kaitannya dengan:
 Peningkatan hilangnya panas
 Lemak di bawah kulit masih sedikit
 Luas permukaan tubuh lebih besar dibanding
berat badan
 Bayi memerlukan suhu lingkungan yang
netral yaitu suhu dimana bayi memungkinkan
untuk mempertahankan suhu tubuh normal
dengan laju metabolisme dan penggunaan
oksigen yang minimal
(Merestein & Gardner, 2002).
Upaya mengatasi masalah:

 Suhu lingkungan bayi harus hangat,


24 - 26°C
 Pastikan alas tidur dan selimut bayi hangat
 Pastikan inkubator transpor hangat
 Saat melakukan tindakan, pastikan bayi
hangat
 Pintu inkubator jangan sering dibuka
 Bila sudah stabil: lakukan perawatan metode
kanguru (PMK)
Beberapa Masalah Kesehatan
(lanjutan)

Kesulitan bernapas berhubungan dengan:


 Defisiensi surfaktan yang dapat mengarah ke
sindroma gawat napas
 Otot respirasi yang masih lemah
Sindrom Gawat Napas
 Penyebab :
Kekurangan surfaktan
 Surfaktan adalah zat yang akan
mempertahankan tekanan permukaan
alveolus paru.
 Surfaktan dibentuk setelah usia
kehamilan 22 minggu, tetapi baru stabil
setelah usia 34 minggu.
Apnea of prematurity
 Definisi : berhenti napas > 20 detik atau lebih
pendek disertai bradikardi (LN<100
kali/menit) atau sianosis
 Timbul pada usia 2 hari , biasanya pada 7 hari
awal kehidupan membaik setelah usia gestasi
37 minggu
 Terapi aminofilin
Kriteria tidak sesak:
 Frekuensi pernapasan normal: 40-60 x/menit

 Sianosis tidak ada

 Retraksi dada tidak ada

 Bayi tidak merintih


Evaluasi Distres Pernapasan dengan Menggunakan
Skor Down
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80x/mnt >80x/menit
napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Sianosis Sianosis hilang dg Sianosis menetap
O2 walaupun diberi O2

Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara


udara masuk masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar dg Dpt didengar tanpa


stetoskop alat bantu
Analisis:
 Skor < 4: tidak ada gawat napas

 Skor 4 – 7: gawat napas

 Skor > 7: ancaman gagal napas (pemeriksaan


gas darah harus dilakukan
Upaya mengatasi masalah:

 Berikan O2 nasal 0,5 – 2 L/ menit


 O2 head box 3 – 10 L/menit
 CPAP/ventilator dll

Kriteria Keberhasilan:
 Target SpO2 BBL: 88 - 92%
Beberapa Masalah (lanjutan)

Masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.


Hal ini berhubungan dengan:
 Refleks mengisap dan menelan masih lemah
terutama sebelum usia gestasi 34 minggu
 Motilitas usus lemah
 Pengosongan lambung lambat
Upaya mengatasi masalah:

 Bila isapan bayi masih lemah, perah ASI


dengan menggunakan tangan untuk merangsang
produksi ASI melalui refleks letdown
 Bila kemampuan mengisap dan menelan belum
terkordinasi atau ada kelainan mengisap, cari
alternatif pemberian ASI yang lain, seperti
dengan menggunakan sendok, cangkir atau
selang.
Masalah pemberian minum
 Refleks menghisap > 34 minggu
 Refleks menelan > 32 minggu
 Ibu perlu diajarkan
- agar percaya diri
- cara memerah ASI
- cara menyimpan ASI perah
- cara pemberian ASI perah
Infeksi
 Bayi kurang bulan lebih mudah menderita
infeksi oleh karena pembentukan daya
tahan tubuhnya belum cukup sempurna.
Beberapa Masalah (lanjutan)
Risiko infeksi

Hal ini disebabkan karena:


 Bayi prematur tidak mengalami transfer IgG
dari ibu melalui plasenta selama trimester III
kehamilan
 Pagositosis terganggu
Upaya mengatasi masalah (lanjutan):

Mencegah infeksi lebih baik daripada mengobati

 Cucilah tangan sebelum memegang bayi


 Beri bayi ASI
Gangguan Mental dan Fisik
 Keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan
 Palsi serebral
 Gangguan pendengaran
 Gangguan penglihatan
 Gangguan belajar
 Gangguan perilaku
Gangguan penglihatan
 Retinopati pada bayi prematur (ROP)
terjadi akibat efek toksik O2 pada retina
yang masih imatur
Penyakit kronik
 Bronchopulmonary dysplasia
 Infeksi berulang, asma
 Refluks GE, kolik, dan hernia
inguinalis atau umbilikal
Kesimpulan
 Bayi berat lahir rendah atau prematur
sangat rentan untuk mengalami berbagai
masalah kesehatan.
 Pemantauan yang terus menerus dan
pemberian asuhan yang tepat dapat
mencegah atau mengatasi masalah yang
mungkin terjadi pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai