AUDIT
LINGKUNGAN
LINGKUP A.L.:
1. Identifikasi dan analisis karakteristik & kuantitas limbah kegiatan pembangunan
2. Membandingkan dengan baku mutu limbah buangan yg berlaku
3. Analisis efisiensi penggunaan bahan baku dan kualitas produk
4. Analisis degradasi & kerusakan lingkungan
TUJUAN A.L.:
Membantu pemeliharaan dan peningkatan daya dukung/ kualitas lingkungan
di sekitar lokasi proyek sehingga fungsinya lestari
AUDIT LINGKUNGAN
Pembangunan Berkelanjutan
Audit Lingkungan
ISO 14000
FUNGSI & Fungsi utama: IDENTIFIKASI dan KONFIRMASI.
MANFAAT Konfirmasi bahwa suatu kegiatan proyek telah memenuhi segenap
peraturan lingkungan yg berlaku (mis. Baku mutu , Pengelolaan
A.L. limbah).
Manfaat ekonomi:
Efisiensi penggunaan bahan baku, biaya pengolahan limbah, pemeliharaan
& operasional, biaya jasa konsultasi hukum, dan lainnya.
PROSES & Pelaksanaan audit lingkungan:
MEKANISME 1. Mobilisasi & mnegarahkan tim audit
A.L. 2. Evaluasi peraturanpperundangan lingkungan
3. Koordinasi dengan pemrakarsa proyek
4. Penyusunan laporan secara cermat
1. PERSIAPAN
1.1. Pembuatan jadwal audit
1.2. Pemilihan tim audit
1.3. Penentuan tanggung-jawab dab kewenangan setiap anggota tim audit
1.4. Penelaahan segenap peraturan
1.5. Penyerahan kuesioner pre-audit
1.6. Pemberitahuan audit
4. Laporan tertulis
Penyajian yang jelas dan akurat, dengan bukti-bukti yang sahih dan
terdokumentasi
KUNCI 1. Dukungan Pimpinan
KEBERHASILAN
A.L.
2. CHECK-LIST
Menggunakan daftar yg rinci mengenai isu-isu yang akan di audit
3. DAFTAR PERTANYAAN
Auditor mempersia[pkan format baku untuk melaksanakan audit dan
menyusun laporan akhir
4. PEDOMAN
Pedoman ini memuat instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang harus
dilaksanakan oleh auditor, serta aspek yang harus diteliti
TAHAPAN 1. PENDAHULUAN
TATA
LAKSANA 2. PRA AUDIT
A.L.
3. Kegiatan lapangan
a. Pertemuan Pendahuluan
b. Pemeriksaan Lapangan
c. Pengumpulan Data
4. PENGUJIAN
6. PENEMUAN AKHIR
A.L. JENIS AUDIT LINGKUNGAN:
1. Audit Manajemen Lingkungan
DALAM
2. Audit Pentaatan Lingkungan
PERENCANAAN
(Environmental Compliance Audit)
PENGELOLAAN 3. AUDIT FASILITAS TEKNIS
LINGKUNGAN 4. AUDIT AMDAL
5. ENVIRONMENTAL IMPAIRMENT LIABILITY
INSURANCE AUDIT
6. AUDIT PEMASARAN LINGKUNGAN
Biaya ada dua macam: Biaya untuk investment dan Biaya untuk proses
produksi.
Biaya produksi terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel
Total biaya = biaya tetap + biaya variabel
Biaya
. Biaya variabel
Biaya tetap
EKSTERNALITAS:
Biaya Sosial
MSC – MPC = MEC
p, C Marginal Social Cost
p2 S
p0 P
q1 q2 q0
Quantity
Externality PENDUGAAN
EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya
2. Bidding game techniques: WTP
3. Travel cost method
4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
0 : sebelum pencemaran
p0 1 : setelah pencemaran
p1
D1 D0
Q
Externality PENDUGAAN
EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya
2. Bidding game techniques: WTP
3. Travel cost method
4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
MSC-MPC = Marginal
P, C External Cost pd orang yg
MSC MPC kena dampak negatif akibat
net impact Q1 menjadi Q0
P1
MSB-MPB = Marginal
External Benefit pd orang
P0 yg kena dampak positif,
akibat Q1 menjadi Q0
MPB MSB
Q1 Q0 Q
INDIKATOR LINGKUNGAN
Misalnya:
Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi
SO2 atmosfer melampaui baku mutu
Contoh:
PROFIL KUALITAS UDARA PERKOTAAN
PROFIL KUALITAS HUTAN
PROFIL KUALITAS LAHAN SAWAH
PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN PANTAI
PROFIL KUALITAS SUNGAI
Dll.
Agregasi sub-indeks:
Pengukuran Lingkungan
AGREGASI:
I = g(I1,I2,…In)
INDEKS I
SIKLUS P DALAM PERAIRAN SAMPAH
Jaringa
n Jaringa
tanama n
n binatan
g
DIP
P-
Batua anorganik POP & DOP
n larut particulate &
dissolved
fosfat
SEDIMEN Jaringa
n
Bakteri
SUB-INDEKS
FUNGSI LINEAR:
I= α X ………………… I : subindeks
X : Variabel polutan
α : Konstante
1. ADDITIVE FORM:
Linear-sum Unweighted
Linear-sum Weighted
2. ROOT-SUM-POWER
3. ROOT-MEAN-SQUARE
4. MAXIMUM OPERATOR:
I = Max (I1, I2, I3, ………………… In)
5. Multiplicative form
Unweighted : I= ∏ Ii
Weighted : I = ∏ Ii wi
KISARAN DO DALAM AIR NORMAL: 7.1 - 14.6 ppm
Kurva fungsional DO
Indeks Kualitas
1.0
0.8
Sampah
0.6
0.2
0.0 2 4 6 8
ppm DO
KUALITAS AIR: BOD
Indeks Kualitas
1.0
0.8 Sampah
0.6
wadu
0.4 k
Sungai
0.2
0.0
10 20 30 40 50 60 70
ppm BOD
VARIABEL ESTETIKA UDARA:
ODOR & VISUAL QUALITY
Indeks Kualitas
1.0
Pleasant odor
0.8
Lacking odor
0.4
Disagreeable odor
0.0
Moderat Jernih/cerah
Polusi berat
Kualitas visual
VARIABEL KUALITAS PERAIRAN:
FECAL COLIFORM
Indeks Kualitas
1.0
0.8
0.4
0.0
10o 102 103 104 106
MPN/100 ml
KUALITAS AIR: FOSFAT- ANORGANIK
1.0
0.8 sampah
0.6
0.4
0.2
1.0
0.8
0.6 sampah
0.4
0.2
Kurva fungsional
Indeks Kualitas
1.0
0.8
Lacking
0.6 odor
Noticeable
0.4
0.2
Disagreeable
0.0
None Light Moderate Heavy
Floating material
KUALITAS ESTETIKA AIR:
Water appearance
Kurva fungsional
Indeks Kualitas
1.0
Clear
0.8
0.4
0.2
Turbid
0.0
Static Slow Moderate Whitewater
Flow characteristics
PROFIL KUALITAS: LAHAN SAWAH
Fisik:
Komposisi vegetasi yang sesuai ……………… ……….. …………..
Tempat terbuka ……………… ……….. …………..
Kondisi iklim yang nyaman ……………… ……….. …………..
Lokasi kamping atau slope <15% ……………… ……….. ………….
Aksesibilitas eksternal ……………… ……….. …………..
Aksesibilitas internal ……………… ……….. …………..
Fasilitas rekreasi ……………… ……….. …………..
Non-fisik:
Input tenagakerja ……………… ……….. …………..
Investasi kapital ……………… ……….. …………..
Teknologi ……………… ……….. …………..
Taraf pengelolaan ……………… ……….. …………..
Pengetahuan hutan wisata. ……………… ……….. …………..
1.0
0.8
0.6 sampah
0.4
0.2
1. Umum
Coastal areas dapat untuk kegiatan pertanian lowlands dan uplands
Aneka kultivar padi agak toleran salinitas
Pertanian lahan kering: Buah-buahan, sayuran, tanaman
industri/perkebunan.
2. Problematik
Ancaman banjir/genangan dan intrusi garam
Tanah mengandung logam-logam toksik bagi tanaman pertanian
Gangguan hama dan penyakit
Perubahan regime salinitas yg dapat membahayakan ekosistem yg sensitif
Dampak bahan agrokimia thd coastal ecosystems
3. Arahan Pengelolaan
Kultivaryang toleran salinitas tinggi
Sarana pengendalian air dan drainage: Flood control, Salt intrusion control, Water table
control, Waterpollution control
Hindari reklamasi “important” coastal ecosystem menjadi lahan pertanian
Minimize the alteration of natural drainage patterns
Good management of irrigation systems
Nonpersistent biocides
MANAGEMENT GUIDELINES: Mangrove Forestry
1. Umum
Hasil-hasil ekologis dari ekosistem mangrove biasanya under-valued, sehingga
sering dikonversi menjadi sistem yang lebih ekonomis
Lokasi tumbuh: Seashores, Estuaries, Lagoons, Tidal areas
Rhizophora, Avicennia & Bruquiera
2. Problematik
3. Arahan Pengelolaan
Harus dikelola sebagai renewable resources
Harus dianggap sebagai bagian integral dari coastal zones
Aktivitas konversi harus dikendalikan
Proses-proses kritis: Suplai air tawar dan air asin, suplai nutrient, stabilitas substrat
MANAGEMENT GUIDELINES: Urban Development
1. Umum
2. Problematik
Nutrients dalam limbah buangan menstimulir pertumbuhan jasad akuatik
secara tidak berimbang
Limbah domestik mengandung patogen yg dpt mengkontaminasi shellfish
Konversi lahan mangrove menjadi lahan / kawasan terbangun
Bangunan sipil terlalu dekat dengan garis pantai dapat mendorong erosi dan
menghalangi akses publik
3. Arahan Pengelolaan
Permukiman jauh dari area mangrove
Pengolahan limbah domestik sebelum dibuang ke laut
Mempertahankan foredunes alamiah
Setback line untuk coastal structures
Mengenali karakyteristik dan perilaku ekosistem alamiah
MANAGEMENT GUIDELINES: Industrial Siting
1. Umum
Coastal zone dianggap lokasi ideal untuk lokasi industri karena kemudahan
akses thd sistem transportasi laut dan daratan
Banyak industri berlokasi di sekitar dermaga, coastal zones
Biasanya aktivitas industri memerlukan banyak air untuk cooling, washing
dan diluting processes.
2. Problematik
Air limbah buangan industri biasanya mengandung bahan toksik, air panas,
yang membahayakan kehidupan berbagai jenis jasad akuatik
3. Arahan Pengelolaan
Analisis ekonomis dan ekologis diperlukan untuk industrial siting
Site plan harus dilengkapi dengan buffers , dan tidak mengandung sensitive habitat
Natural pattern dari surface-water flow & tidal inundation dipertahankan
Fasilitas pengolahan limbah, termausk limbah air panas
MANAGEMENT GUIDELINES: Tourism
1. Umum
Wisata bahari semakin penting sumbangannya bagi pembangunan daerah
Aneka obyek alami di coastal zone mempunyai daya tarik yang unik
2. Problematik
Pencemaran perairan akibat pembuangan limbah melalui aliran sungai atau
langsung ke perairan pantai
Pembangunan aneka fasilitas fisik:
Mengganggu pandangan bebas alamiah
Merusak keindahan alamiah, Limbah buangan
Gangguan terhadap terumbu karang
3. Arahan Pengelolaan
Zoning plans harus memperhatikan kondisi geografis alamiah & kondisi sosial-ekonomi
Site clearing dilakukan secara hati-hati dan terkendali
Fasilitas akomodasi harus terkonsentrasi pada jarak ideal dari beach
Fasilitas pengelolaan limbah dan sampah
Wass. Wr. Wb.
AUDIT
LINGKUNGAN
Bahan kajian MK Perencanaan Lingkungan dan Pengembangan
Wilayah
PSDAL PDIP PPS FPUB
Soemarno, Oktober 2011