What is Spritual ? • Hope and strength • Trust • Meaning and purpose • forgiveness • belief and faith in self, others, and for some this includes a belief in a deity/higher power • peoples’ values • love and relationships • morality • creativity and self expression Spritual care is not
• Hanya tentang keyakinan dan praktik agama
• Tentang memaksakan keyakinan dan nilai Anda sendiri • Menggunakan posisi Anda untuk berkonversi • Kegiatan spesialis • Satu-satunya tanggung jawab dari pendeta Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti bernafas atau angin. Ini berarti segala sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari kehidupan seseorang (McEwan, 2005) Spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui
atau ketidakpastian dalam kehidupan 2. Menemukan arti dan tujuan hidup 3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri 4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi. Perawatan spritual dalam pelayanan keperawatan Hasil analisis situasi menunjukan, asuhan keperawatan untuk memenuhi, kebutuhan spiritual belum diberikan oleh perawat secara optimal. Hasil survey Kementerian Kesehatan terhadap Rumah Sakit di Indonesia tahun 2014 (Puskom Depkes) 1. 54 – 74 % perawat melaksanakan instruksi medis, 2. 26 % perawat melaksanakan pekerjaan administrasi rumah sakit, 3. 20 % melaksanakan praktik keperawatan yang belum dikelola dengan baik, dan 4. 68 % tugas keperawatan dasar yang seharusnya dikerjakan perawat dilakukan oleh keluarga pasien Spiritual care definition ? Perawatan yang mengenali dan merespon kebutuhan human spirit ketika 1. menghadapi trauma, 2. kesehatan yang buruk 3. Kesedihan 4. Kebutuhan tentang pengertian,dan harga diri, 5. Kebutuhan untuk mengekspresikan diri, untuk dukungan iman, 6. Kebutuhan untuk ritual atau doa atau sakramen, atau hanya untuk sensitive listener.
Perawatan spiritual dimulai dengan mendorong kontak manusia dalam
hubungan penuh kasih, dan bergerak ke arah mana pun kepada yang membutuhkan (NHS Education for Scotland, 2009) Pengalaman Pasien terhadap “spritual care” Practising spiritual care
• Spiritual care is a fundamental part of nursing currently much
neglected through ignorance and misunderstanding”. • The practice of spiritual care is about meeting people at the point of deepest need. • It is about not just ‘doing to’ but ‘being with’ them. • It is about our attitudes, behaviours and our personal qualities i.e. how we are with people. • It is about treating spiritual needs with the same level of attention as physical needs. Apa yang Pasien butuhkan dalam “spritual care ” • Adopting a caring attitude and disposition. • Recognising and responding appropriately to people’s needs. • Using observation to identify clues that may be indicative of underlying spiritual need e.g. peoples’ disposition (sad/withdrawn), personal artefacts (photographs, religious/ meditational books and symbols). • Giving time to listen and attend to individual need. • Being aware of when it is appropriate to refer to another source of support e.g. chaplain, counsellor, another staff member, family or friend. Proses Keperawatan Pengkajian • Pengkajian aspek spiritual memerlukan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien. • Pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat dengan pasien, atau perawat telah merasa nyaman untuk membicarakannya Petunjuk pengkajian Spritual 1. Kepercayaan terhadap Tuhan 2. Pentingnya ibadah pada klien 3. Apakah ada perubahan di dalam kepercayaan atau ibadahnya akhir-akhir ini? 4. Apakah kepercayaan/agam yang dimiliki memberikan adanya harapan, ketenangan atau rasa bersalah, malu takut atau marah? 5. Apakah dengan kondisi sakit berpengaruh terhadap kepercayaan/ibadah 6. Apakah cara yang digunakan untuk mengekspresikan perasaan? Diagnosa Keperawatan
• Menurut NANDA ada 3 diagnosa keperawatan yang
berkaitan masalah spiritual yang masingmasing merupakan 1 diagnosa keperawatan aktual, 1 diagnosa risiko dan 1 diagnosa keperawatan wellness atau kesejahteraan.
1. distress spiritual, 2. risiko distress spiritual 3. dan potensial peningkatan spiritual yang lebih baik Batasan karakteristik distres spiritual
• Pengertian dari distres spiritual adalah kerusakan
kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (NANDA, 2006) 1. Berhubungan dengan diri, meliputi; pertama mengekspresikan kurang dalam harapan, arti dan tujuan hidup, kedamaian, penerimaan, cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua marah, ketiga rasa bersalah, dan keempat koping buruk. 2. Berhubungan dengan orang lain, meliputi; menolak berinteraksi dengan pemimpin agama, menolak berinteraksi dengan teman dan keluarga, mengungkapkan terpisah dari sistem dukungan, mengekspresikan terasing. 3. Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam, meliputi; tidak mampu mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi, mendengar / menulis musik), tidak ada ketertarikan kepada alam, dan tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama. 4. Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi; tidak mampu ibadah, tidak mampu berpartisipasi 'alam aktifitas agama, mengekspresikan ditinggalkan atau marah kepada Tuhan, tidak mampu untuk mengalami transenden, meminta untuk bertemu pemimpin agama, perubahan mendadak dalam praktek keagamaan, tidak mampu introspeksi dan mengalami penderitaan tanpa harapan. Perencanaan dan implementasi
dalam Nursing Interventions Classification (NIC),
intervensi keperawatan dari diagnose distres spiritual salah satunya adalah support spiritual. Definisi support spiritual adalah membantu pasien untuk merasa seimbang dan berhubungan dengan kekuatan Maha Besar.
Adapun aktivitasnya meliputi:
1. Buka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan ketidakberdayaan, 2. Beri semangt untuk menggunakan sumber-sumber spiritual, jika diperlukan, 3. Siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien, 4. Tunjuk penasihat spiritual pilihan pasien, 5. Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi kepercayaan dan nilai, jika diperlukan, 6) mampu untuk mendengar perasaan pasien • berekspersi empati dengan perasaan pasien, • fasilitasi pasien dalam meditasi, berdo'a dan ritual keagamaan lainnya • dengarkan dengan baik-baik komunikasi pasien, dan kembangkan rasa pemanfaatan waktu untuk berdo'a atau ritual keagamaan • yakinkan kepada pasien bahwa perawat akan dapat mensupport pasien ketika sedang menderita • buka perasaan pasien terhadap keadaan sakit dan kematian, • bantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan rasa marah dengan cara yang baik (McCloskey dan Bulechek, 2006). Evaluasi • Pencapaian Tujuan • mampu beristirahat dengan tenang, • mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan, • menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama, • mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya • menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan. Beberapa indikator terpenuhi kebutuhan spiritualnya seseorang adalah apabila ia mampu:
• Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan
kehidupan di dunia. • Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan. • Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih yang tinggi. • Membina integritas personal dan merasa diri berharga. • Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan. • Mengembangkan hubungan antar manusia dengan positif. Tugas Individu 1. Setiap mahasiswa mencari 1 jurnal internasional tentang “ Spritual care in nursing” 2. Membuat kesimpulan terhadap jurnal yang telah didapatkan