Anda di halaman 1dari 20

CARPAL TUNNEL SYNDROME

DEFINISI
 Carpal tunnel syndrome (CTS), atau neuropati
median di pergelangan tangan, adalah kondisi
medis di mana saraf median dikompresi di
pergelangan tangan, menyebabkan parestesia,
mati rasa dan kelemahan otot di tangan.
ETILOGI
 Trauma pada tangan bisa karena fraktur riwayat
immobilisasi lama akibat operasi ataupun
karena over use yang bersifat kronik pada
pergelangan tangan.
 Kelainan anatomis bawaan (herediter)
 Gangguan pada otot dan tulang
seperti akromegali osteofit yang dapat
mempengaruhi struktur pergelangan tangan
 Kehamilan juga bisa menyebabkan sindroma ini
diduga karena retensi air pada jaringan ikat
sekitar pergelangan tangan, sindroma biasanya
terjadi pada trisemester ketiga yang biasanya
bilateral (Rambe, 2004).
 Penebalan fleksor retinaculum karena proses radang.
 CTS dapat timbul juga pada penderita
dengan Osteoarthritis, Diabetes Melitus, Miksedema,
Amiloidosisatau wanita yang hamil (Sidharta,1984).
 Obesitas dan menopause karena gangguan
keseimbangan hormon yang mengakibatkan
penimbunan lemak atau cairan yang menimbulkan
penyempitan dalam terowongan karpal (Katz, 2002).
PATOLOGI
 CTS terjadi pada dua fase yakni fase akut dan
kronik.
 Pada CTS yang akut, biasanya terjadi kompresi yang
melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga terjadi
gangguan mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi
iskemik, terjadi peninggian tekanan fasikuler yang
juga akan memperberat keadaan iskemik ini.
Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan edema yang menimbulkan
terganggunya sawar darah saraf dan merusak saraf
tersebut. Pengaruh mekanik atau tekanan langsung
pada saraf tepi dapat pula menimbulkan invaginasi
nodus Ranvier dan demieliminasi setempat sehingga
konduksi saraf terganggu Hal inilah yang
menyebabkan nyeri dan kesemutan di pergelangan
tangan pasien.
 Pada CTS yang kronik, terjadi penebalan fleksor
retinaculum yang menyebabkan tekanan
terhadap Nervus Medianus. Tekanan yang berulang-
ulang dan lama akan mengakibatkan peninggian
tekanan intrafasikuler. Akibatnya aliran darah vena
intrafasikuler melambat. Kongesti yang terjadi ini
akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti
oleh anoksia yang akan merusak endotel.
Kerusakan endotel ini akan mengakibatkan
kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural.
Apabila kondisi ini terus berlanjut akan
terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf.
Kemudian saraf dan otot menjadi atrofi dan
digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan
fungsi Nervus Medianus terganggu secara
menyeluruh
GEJALA
 Gangguan Sensorik
 Parasthesia menonjol di malam hari
 Mati rasa (numbness)
 Kesemutan
 Nyeri pada tangan
 Oedema
 Gangguan Motorik
 Pada tahap lanjut dapat terjadi gangguan pada
nerves medianus yang menimbulkan kelemahan otot
tenar sehingga jari-jari tidak dapat digunakan untuk
bekerja, misalnya menjahit, menulis, mengancingkan
baju, mengendarai motor.
PROGNOSIS GERAK DAN FUNGSI
 Carpal Tunnel Syndrom yang kasusnya idiopatik
mempunyai gejala yang timbul dan hilang dalam
beberapa bulan atau tahun tapi rasa tidak enak
pada malam hari dapat lebih menonjol dan
berlangsung sehingga mengganggu penderita
progresitifitasnya lebih sering terjadi pada
penyakit yang melatarbelakangi. Bila ada
kelainan sensorik, kelainan ini bersifat
reversible, tetapi bila dijumpai kelainan motorik
maka kesembuhan akan lebih lama walaupun
telah melakukan banyak terapi.
PROBLEMATIK FT’S
 Impairment
 Nyeri. Terjadi karena tekanan yang berulang-ulang dan
penjepitan nerves medianus sehingga tekanan intrafesikuler
meningkat.
 Parestesia. Terjadi karena penjepitan pada nerves medianus
sehingga aliran darah ke otot-otot yang disyarafi nerves
medianus berkurang
 Penurunan kekuatan otot dan kemampuan fungsional terjadi
karena yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang
menyebabkan otot inaktif sehingga elastisitasnya berkurang.
 Functional limitation
 Penderita mengalami gangguan dalam aktivitas sehari-hari seperti
mengendarai motor, menyapu, mencuci, dan lain-lain.
 Participation restriction
 Aktifitas sehari-hari yang berhubungan dengan tangan
terganggu dalam melakukan aktifitasnya sebagai ibu rumah
tangga, sebagai anggota keluarga serta dalam lingkungan
masyarakat.
PEMERIKSAAN FT’S
 Sistem review
 Kardiovaskuler
 Neuromuscular
 Musculoskeletal
 Integumen
1. Anamnesis
 Umum
 Khusus
 Pertanyaan seputar keluhan utama
 Riwayat pekerjaan yang dilakukan

 Riwayat penyakit dahulu

2. Inspeksi
 Keadaan umum pasien
 Tanda-tanda inflamasi
 Deformitas
 Atrofi otot-otot sekitar pergelangan tangan

3. Palpasi
 Adanya nyeri tekan
 Suhu
 Adanya pembengkakan
 Quick tes
 Extensi-pronasi-flexi wrist-extensi wrist
 Tes gerak aktif
 Flexi-extensi
 Ulnar-radial deviasi

 Tes gerak pasif


 Flexi-extensi
 Ulnar-radial deviasi

 TIMT
 Pemeriksaan spesifik
 Phalen tes

Pergelangan
tangan penderita
dipertahankan
selama kira-kira
30 detik dalam
posisi flexi
palmar penuh.
Hasil yang
diperoleh hasil
positif
menunjukkan
nyeri pada
pergelangan
tangan kanan
dan kiri.
 Thinel tes
 Test ini mendukung diagnosa jika timbul
parestesia atau nyeri pada daerah distribusi
nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit
dorsi fleksi. Dan hasil yang diperoleh adalah
positif pada pergelangan tangan kanan dan kiri.
 Reverse phallen tes
Ekstensikan pergelangan tangan dengan maksimal
tahanan selama 30 detik kemudian lepaskan maka
akan timbul nyeri di pergelangan tangan. Dan hasil
yang diperoleh adalah positif pada pergelangan
tangan kanan dan kiri.

 Pengukuran ROM, nyeri dan kekuatan otot


 Tes dermatom
TINDAKAN FT’S

 Ultrasound (US)
 Paraffin Bath

 Terapi Latihan

 Tendon glide exercise, Tujuan dari tendon


glide exercise adalah untuk meningkatkan
sirkulasi darah ke tangan dan pergelangan
tangan sehingga akan mengurangi
pembengkakan dan meningkatkan perbaikan
pada jaringan lunak (otot, ligamen dan tendon)
 . Tujuan utama dari latihan ini adalah untuk
mengurangi hambatan padaterowongan carpal
sehingga tendon dapat bergerak bebas. tetapi
tidak untuk meningkatkan kekuatan otot pada
pergelangan tangan. Latihan2 ini tampak
sederhana, tetapi jika dilakukan secara teratur
bersamaan dengan latihan lain, seperti
memakai splint saat tidur, dan memakai carpal
tunnel braces saat beraktifitas, menggunakan
salep/gel utk penghilang nyeri dan juga
menggunakan therapydingin, maka akan
dirasakan perbedaan setelah therapy.
Gerakan ini dapat dilakukan 3 atau 4 kali
setiap hari.
step2=hook, step4= fist, step 8=straight
 Nerve Glide Exercise
Tujuan dari Nerve Glide Exercise adalah untuk
memelihara flexibilitas dari nerves dan
ligament

Gerakan dapat diulang


5-10 kali gerakan
statik thenar splint untuk mencegah adduksi kontraktur.

Anda mungkin juga menyukai