DISTRES
LAPORAN KASUS
DEPARTEMEN ILMU ANESTESI
Oleh
SITI RUBIAH
NIM 130611024
Pembimbing
dr. Anna Millizia, M.Ked(An), Sp.An
BAB1. PENDAHULUAN
• Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tertinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara ASEANMenurut World Health Organization (WHO) tahun 2009 angka kejadian
gawat janin sebesar 21,6%.Indonesia menunjukkan kejadian gawat janin relatif cukup banyak
(34,7%) terutama terjadi pada persalinan yang diantaranya bradikardi sebesar 11,4% dan takikardi
DEFINISI sebesar 13,2% dari 100.000 kelahiran hidup.
• Anestesi spinal atau epidural paling umum dilakukan dalam bedah caesaria.
• Secara international, guideline anestesi untuk obstetri merekomendasikan digunakan spinal dan
epidural dibandingkan menggunakan anestesi umum untuk sebagian besar sectio caesarea (SC)
23/10/2018 2
2.1 Identitas Pasien
2.2 Anamnesis
1. Keluhan Utama
Keluar flek berwarna coklat
2. Keluhan Tambahan 23/10/2018 3
Nyeri perut dan lemas
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang rujukan bidan dengan G1P0A0 hamil 39-40
minggu, pasien datang ke IGD tanggal 18 Agustus 2018 pukul 09.00,
pasien datang dengan keluhan keluar flek berwarna kecoklatan sejak
± 3 SMSR. Selain itu os juga mngeluhkan nyeri perut dan lemas.
Ketuban pecah (-),BAB dan BAK tidak ada keluhan.Di Rumah Sakit
Umum Cut Meutia kemudian dilakukan induksi oksitosin, partus tak
maju sehingga dilakukan sectio caessaria.
23/10/2018 4
4. Riwayat Penyakit Dahulu
23/10/2018 5
2.3 Objektif
1. Status Generalis
Status Generalis Kesadaran Compos Mentis
TD 130/80 mmHg
Suhu 37,0oC
Berat badan 67 kg
Status Gizi
Tinggi badan 156 cm
23/10/2018 6
Kepala Normosefali, edema (-), scar (-) rambut tidak mudah dicabut
Wajah Edema (-), kulit kuning langsat
Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-)
23/10/2018 9
2.7 Rencana Anestesi:
• 2.4 Assesment
Anestesi Regional
G1A0P0 dengan Fetal Distres
Induksi : Bupivacain
• 2.5 Penggolongan Status Fisik
Pasien Menurut ASA
2.8 Kesimpulan
ASA II
Pasien perempuan usia 22 tahun dengan status fisik ASA
• 2.6 Rencana Pembedahan II. Pasien akan dilakukan Sectio Caesaria dengan rencana
anestesi regional.
Sectio Caessaria
• 2.9 Laporan Anestesi • Di Ruang Persiapan
• Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di ruang
• Pre Operatif persiapan.
• Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan :: TD=(130/70
• Persiapan Pasien mmHg), nadi= 80x/menit, suhu=36,70C, RR=23x/menit
23/10/2018 14
Post Operatif
• 18 Agustus 2018 Pukul 20.50 WIB INSTRUKSI POST OP
• Setelah tindakan selesai, pasien dibawa ke Recovery Room,
lalu diberikan O2 2 liter/menit dengan nasal canul, kemudian
dilakukan pemantauan terhadap 6B:
• IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/I + drip ketorolac
1 amp/fls
• B1 : Airway : clear
• B5 : mual (-), muntah (-), bising usus (+) dalam batas normal • Diet MB
• B6 : area operasi ditutup dengan kain.
23/10/2018 15
BAB3PEMBAHASAN
1. Fetal Distres
Etiologi
definisi
Kontraksimengurangi darah ke placenta,
dapat terjadi karena:
23/10/2018 16
- Wanita hamil usia > 35 tahun - Mekonium kental berwarna hijau
Faktor - Wanita dengan riwayat: Tanda terdapat di cairan ketuban pada
dan letak kepala
Resiko -Bayi lahir mati
-Pertumbuhan janin terhambat gejala - Takikardi/ bradikardi/ iregularitas
-Oligohidramnion atau dari denyut jantung janin
polihidramnion Untuk mengetahui adanya tanda-
-Kehamilan ganda/ gemelli tanda seperti di atas dilakukan
-Sensitasi rhesus pemantauan menggunakan
kardiotokografi
-Hipertensi
-Diabetes dan penyakit- - Asidosis janin
penyakit kronis lainnya Diperiksa dengan cara mengambil
-Berkurangnya gerakan janin sampel darah janin.
23/10/2018 17
. Tata - Reposisi pasien ke sisi kiri - Jika denyut
Laksana - Hentikan pemberian oksitosin jantung abnormal
- Identifikasi penyebab
maternal ( demam ibu, obat-
menetap atau
obatan), dan diterapi sesuai ada tanda
dengan penyebab
tambahan gawat
- Jika penyebab ibu tidak ada
tetapi denyut jantung tetap janin, rencanakan
abnormal minimal 3 kontraksi,
lakukan pemeriksaan vaginal
persalinan SC
23/10/2018 18
2. Spinal Anestesi SAB
DEFINISI Indikasi
Anestesi spinal pertama kali Ra-Sab
1885 1. Transurethral
Anestesi regional adalah prostatectomy
pemberian anestesi ke bagian Hysterectomy
tubuh tanpa terjadi hilangnya
2. Caesarean section (T6)
kesadaran atau berkurangnya
kesadaran 3. Semua prosedur yang
melibatkan ekstrimitas
bagian bawah
4. Prosedur yang
melibatkan pelvis dan
perianaL
23/10/2018 19
KONTRAINDIKASI
• Pasien menolak
Komplikasi
• Deformitas pada lokasi injeksi • Nyeri tempat suntikan, Nyeri
punggung
• Hipovolemia berat
• Nyeri kepala karena kebocoran
• Sedang dalam terapi likuor
antikoagulan
• Retensio urine
• Cardiac ouput yang terbatas;
seperti stenosis aorta • Meningitis
• Peningkatan tekanan
intracranial.
23/10/2018 20
Teknik Anastesi
23/10/2018 21
• Penilaian Preoperatif
• Tatalaksana evaluasi
Preoperatif (anamnesis, pemeriksaan
fisik, penunjang dan
konsul, tentuin prognosis
ASA )
• Masukan oral
Persiapan
• Terapi Cairan
Preoperatif2
• Premedikasi
MANAJEMEN
ANESTESI
• Persiapan Pasien
Durante • Pemakaian Obat Anestesi
Operasi • Terapi Cairan
• Monitoring
23/10/2018 22
Tabel 2.3 Klasifikasi ASA
ASA 1 pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.
ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemikringan
sampai sedang
ASA 3 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang disebabkan karena berbagai penyebab tetapi tidak mengancam
nyawa.
ASA 4 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang secara langsung mengancam kehidupannya.
ASA 5 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat
yang sudah tidak mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24
jam pasien meninggal.
ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk
donor.
E Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan
diikuti “E” (Misal, “2E”)
23/10/2018 23
Obat yang diberikan pada pasien
Bupivakain(Markain)
0,5% dalam air 1.005 Isobarik 5-20mg(1-4ml)
0,5% dalam Dekstrose 1.027 Hiperbarik 5-15 mg(1-3 ml)
8,25%
Obat Anestesi
Lidokain
• 1 ampul = 100 mg/5ml.
• Dosis pada lidokain 1-1,5 mg/kgBB iv.
• Indikasi: ekstrasistol ventrikel, aritmia ventricular, fibrilasi ventrikel
residif.
• Kontraindikasi : blok derajat tinggi, gangguan irama, bradikardi,
gagal jantungdekompensasi
• Efek samping: pada dosis berlebih dapat terjadi gangguan saraf pusat ,
anatra lain: kejang, blok AV, bradikardi, penurunan tekanan darah.
Fentanyl
• Indikasi: anestesia pembedahan
• 1 ml= 50 mcg
• Dosis: dosis 1-3 mcg/kgBB analgesinya kira-kira berlangsung 30 menit.
Dosis besar 50-150 mcg/kgBB digunakan untuk induksi anestesia dan
pemeliharaan anestesia dengan kombinasi bensodiazepin dan
anestetik inhalasi dosis rendah, pada bedah jantung.
• Efek samping: kekakuan otot punggung. Dosis besar dapat mencegah
peningkatan kadar gula, katekolamin plasma, ADH, renin, aldosteron
dan kortisol. Efek depresi napasnya lebih lama dibanding efek
analgesinya
Bunascan(Bupivacaine)
• Indikasi: anestesi spinal untuk operasi abdomen, urologi dan tungkai
bawah.
• Anestesi spinal pada orang dewasa7,5- 20 mg
• Kontraindikasi: meningitis, tumor, polio mielitis, perdarahan kranial, TBC
aktif, septikemia, anemia pernisiosa, infeksi piogenik pada kulit /ptempat
injeksi, syok kardiogenik /hipovolemik, gangguan koagulasi darah atau
sedang menjalani terapi dengan antikoagulan.
• Perhatian: gangguan fungsi ginjal, hati dan kardiovaskular, hamil dan
laktasi.
• Eefk samping: hipotensi, bradikardi, dakit kepala pasca anestesi spinal
Midazolam
• induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi, induksi dan
pemeliharaan anestesi. Efek obat timbul dalam 2 menit setelah
penyuntikan.
• Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikan dengan
umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. pada orang tua dan
pasien lemah dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.
• Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyut nadi
dan pernafasan, umumnya hanya sedikit
Ketorolac (NSAID),
• Dosis: inj IM/IV bolus. IV bolus diberikan dalam 15 menit.
• Kontraindikasi: hipersensitif terhadap aspirin atau AINS lain, riwayat
tukak peptik atau perdarahan GI, sindrom polip nasal angioedema,
bronkospasme, hipovolemia, gagal ginjal, asma, perdarahan
serebrovaskular, diatesis hemoragik, hemostasis inkomplit, risiko tinggi
perdarahan, sindrom Stevens-Johnson atau lesi vesikulobulosa , hamil,
laktasi, anak <18 tahun.
• Perhatian: riwayat perdarahan GI, tukak peptik, gangguan ginjal atau
hati, perdarahan, gangguan pembekuan darah, retensi cairan(edema)
• Efek samping: diare, disepsia, nyeri GI, mual, sakit kepala, mengantuk,
pusing, konvulsi, asma, dispnea, pruritus, urtikaria, vasodilatasi, pucat
Odansentron
• mencegah mual dan muntah sesudah kemoterapi, bedah dan
radioterapi.
• Dosis: pencegahan mual dan muntah pasca op, awal 8mg 1 jam sebelum
anestesi, diikuti pemberian 2 dosis 8 mg tiap 8 jam. Pengobatan mual
dan muntah pasca oop 4 mg IM sebagai dosis tunggal atau inj IV lambat.
• Efek samping: sakit kepala, rasa panas, hangat pada kepala dan
epigastrium,konstipasi, reaksi hipersensitivitas, penglihatan kabur,
pusing
BAB IV
KESIMPULAN
Pada pasien ini, keluhan utama ialah keluar flek berwarna
kecoklatan sejak 3 hari SMRS. Selain itu itu pasien merasa nyeri
kontraksi tidak teratur atau jarang, serta lemas . Pada tanggal 18
Agustus 2018 pukul 09.30 pasien datang ke IGD Rumah Sakit
Umum Cut Meutia kemudian dilakukan induksi oksitosin, setelah
10 jam induksi diameter satu jari longgar, terjadi fetal distres
dilakukan sectio caessaria. Pemeriksaan fisik dari tanda vital sign
didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 80x/ menit, DJJ 170 x/menit,
pernapasan 23x/ menit, suhu 36,2oC.Os tampak lemah.
Pemeriksaan laboratorium darah rutin dalam batas normal. Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan bahwa pasien masuk dalam ASA II karena pasien
mengalami perdarahan dan partus tak maju. Cairan yang
dibutuhkan pada jam pertama 1.071 ml. Operasi sectio cessaria
dilakukan dengan anestesi spinal. Pada saat post operasi pasien di
bawa ke Recovery Room setela itu dibawa ke ruang nifas.
32 23/10/2018
Terima kasih