Anda di halaman 1dari 18

Oktober

2018

DIARE
DIARE
DIARE
IKM B 2017
Kelompok 9
∎ Sri Rezki (10011181722092)
∎ Lediya Ayusela (10011181722099)
∎ Zahratul Ulya (10011181722104)
∎ Suci Ramadhani Nasution (10011181722115)
∎ Marisa Nurhaliza (10011281722061)
∎ Athiyyah Aryaza Putri (10011281722071)
∎ Meilinda Rizkia (10011381722162)
Outline:
• Pengertian Diare
• Sejarah Diare
• Triad Epid Diare
• Riwayat Alamiah Penyakit Diare
• Daerah Persebaran Diare
• Distribusi Penyakit Diare
• Pencegahan Diare
• Pengobatan Diare
Tahukah, kamu?
Berdasarkan data Informasi
Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2017 dari Kemenkes RI,
jumlah kasus diare seluruh
Indonesia adalah sekitar 7 juta.
Apa itu-
Diare?
Diare berasal dari kata Diarrola (bahasa yunani)
yang berarti mengalir terus, merupakan suatu
keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang
terlalu frekuen. Diare adalah penyakit yang
membuat penderitanya menjadi sering buang air
besar, dengan kondisi tinja yang encer. Pada
umumnya, diare terjadi akibat makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Sejarah:
Diare merupakan salah satu penyakit tertua
pada manusia. Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit tersebut menempati
tempat yang khusus dalam sejarah kedokteran.
Dokter Sumeria pada tahun 3000SM telah
menggunakan sediaan anti diare dari opium.
Triad Epidemiologi
1. Agent
• Biologi: Rotavirus, E.Coli, Shigella, Salmonella, Campylobacter,
Norwalk, Cytomegalovirus, Giardia.
• Kimiawi: alergi makanan, pemanis buatan pada makanan, intoleransi
fruktosa (pemanis alami pada madu dan buah-buahan) dan
intoleransi laktosa (zat gula yang terdapat pada susu dan
produk sejenisnya), dan efek samping obat-obatan, misalnya
antibiotik yang dapat mengganggu keseimbangan alami
Bakteri dalam usus sehingga menimbulkan diare.
Triad Epidemiologi (lanjutan)
2. Host
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan diare pada pejamu adalah:
• Daya tahan tubuh terhadap penyakit
Apabila daya tahan tubuh baik maka virus tidak dapat masuk ke dalam
tubuh, apabila daya tahan tubuh buruk dan host tidak memelihara
personal hygiene yang baik maka virus dengan mudah masuk ke dalam
tubuh host.
• Umur
Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada kelompok usia
21-40 tahun (51,2%) dan pada anak-anak (75%) jadi diare lebih sering
menyerang pada anak-anak.
Triad Epidemiologi (lanjutan)
• Jenis kelamin
Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka kejadian diare sekitar 86,8% dan
jumlahnya lebih banyak dari pada perempuan sekitar 21% dikarenakan laki-laki
kurang bisa memelihara personal hygiene yang baik.
• Adat Kebiasaan
Bila host kurang bisa memelihara personal hygiene maka sangat mudah virus
masuk ke dalam tubuh.
3. Environment
• Lingkungan Fisik
Sanitasi yang kurang baik, terutama pada sumber air bersih, jamban dan pengelolaan
sampah juga membuat agent biologis penyebab diare menjadi mudah berkembang biak.
Triad Epidemiologi (lanjutan)
• Lingkungan Non-Fisik
Lingkungan dengan sosial ekonomi dan pengetahuan yang rendah serta adaptasi
kebiasaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik dalam memelihara
personal hygiene dan sanitasi lingkungan sangat berpotensi menimbulkan diare.
• Lingkungan Biologis
Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang kurang terjaga
kebersihannya seperti kotoran binatang dapat memudahkan virus masuk dalam
tubuh apabila host tidak menjaga kebersihan.
Riwayat Alamiah Penyakit
1. Tahap Prepatogenesis
Tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit,
maupun virus. Penyebaran mikroorganisme dapat terjadi melalui
jalan fecal dan oral. Pada tahap ini belum di temukan tanda-tanda
penyakit. Bila daya tahan tubuh penjamu baik, maka tubuh tidak
terserang penyakit dan apabila daya tubuh penjamu lemah, maka
sangat mudah bagi virus untuk masuk dalam tubuh.
RAP (lanjutan)
2. Tahap Patogenesis
• Tahap Inkubasi: Mikroorganisme masuk kedalam tubuh dengan menginfeksi usus
baik pada jejunum, ileum dan colon. Setelah virus menginfeki usus virus menembus
sel dan mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan memproduksi
enterotoksin. Masa inkubasi biasanya sekitar 2-4hari, pasien sudah buang air
bessar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.

• Tahap Penyakit Dini: Tahap dini dimulai dengan munculnya gejala


penyakit yang kelihatannya ringan, seperti:
- Kehilangan cairan 5% berat badan.
- Kesadaran baik (somnolen).
- Mata agak cekung.
- Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal.
- BAB cair 1-2 kali perhari.
- Lemah dan haus.
RAP (lanjutan)
• Tahap Penyakit Lanjut: Pada tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin
bertambah berat dengan segala kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah
bisa atau relatif mudah ditegakkan. Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.
- Keadaan umum gelisah.
- Rasa haus (++)
- Denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat.
- Mata cekung
- Turgor dan tonus otot agak berkurang.
- Ubun-ubun besar cekung.
- Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik.
• Tahap Akhir: Tahap akhir atau sering disebut juga pasca patogenesis yaitu
berakhirnya perjalanan penyakit yang dapat berada dalam pilihan keadaan, yaitu
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit berlangsung secara
kronik atau berakhir dengan kematian apabila tidak segera ditangani.
Daerah persebaran
Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare,
sebagian kematian tersebut terjadinya di negara berkembang.
Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar
3 juta penduduk setiap tahun. Di Indonesia, daerah persebaran diare
mencakup lima provinsi yang masih cukup tinggi prevalensinya pada
semua kelompok usia, hingga mencapai 7 persen. Lima provinsi itu
meliputi Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi
Tengah. Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia 10,2 persen.
Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi pada balita adalah Aceh, Papua,
DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Pencegahan
• Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan
menggunakan sabun dengan air yang mengalir.
• Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
• Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempat tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
• Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
• Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
• Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
• Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti
air bersih dan jamban/WC yang memadai.
• Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar.
Pengobatan
• Banyak minum cairan
• Minum oralit
• Konsumsi makanan yang tepat
• Konsumsi obat anti diare
• Perawatan di rumah sakit.
THANKS!
18

Anda mungkin juga menyukai