Kelompok II
Aduhhh.. Sakitnya kepala saya..
Keluhan penyerta
Keluhan utama - Telinga berdenging
- Sakit kepala - Mual
- Onset : Sejak 3 - Muntah
bulan dan 2 hari - Mudah lelah
terakhir dirasakan - Penglihatan kabur
- Lokasi : diseluruh sewaktu waktu
area kepala - Gatal – gatal pada kulit
Perkiraan diagnosis - Rasa terbakar pada salah
1. Anemia satu tungkai bawah
2. Trombositomia - Nafsu makan menurun
esensial
3. Mielofibrosis
4. Polistemia vera
Dx : Polistemia Vera
Definisi Diagnosis
Hipotesis
Laki – laki 45 tahun ke IGD dengan
keluhan sakit kepala sejak 3 bulan lalu dan
memberat 2 hari lalu dengan tanda dan gejalanya
pasien di diagnosis terkena polistemia vera.
Pertanyaan terjaring
1. Interpretasi data tambahan
2. Tabel DD
3. Polistemia vera
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Faktor resiko
Tanda dan gejala
Klasifikasi
Pemeriksaan penunjang
Tata laksana dan edukasi
Komplikasi
Prognosis
4. Jenis jenis pemeriksaan penunjang ?
5. Jelaskan kriteria diagnosis polistemia vera ?
6. Hubungan gatal gatal dengan polistemia vera ?
7. Kenapa penglihatan bisa sewaktu kabur pada pasien ini ?
8. Apa hubungan telinga berdenging dengan polistemia vera ?
Interpretasi data tambahan
Anamnesis :
Riwayat penyakit keluarga :
– Keluarga tidak pernah mengalami keluhan serupa
– DM (-)
– Hipertensi (-)
– Asma bronkiole (-)
Riwayat pengobatan : Tidak ada, pasien baru pertama kali berobat
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – tanda vital :
• Tekanan darah : 120/90 mmHg
• Suhu : 36,5°C
• Nadi : 81x / menit
• Respirasi : 22x / menit ( Takipnea )
Pemeriksaan fisik
Head :
• Wajah : Terlihat kemerah- merahan (facial Plethora )
• Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterus (-)
• Leher : pembesaran KGB (-), JVP ( Dalam batas normal ), kelenjar tiroid (-)
Paru : Vesikuler, Dalam batas normal
Jantung : S1S2 tunggal, Murmur (-)
Abdomen :
– Inspeksi : datar dan lemas
– Auskultasi : Bising usus (+), normal
– Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), Hepar tidak teraba (-), lien teraba, teraba sampai
umbilicus (schuffner ) ginjal tidak teraba
– Perkusi : ditemukan ruang traube ( traube’s space ), pekak, Asites (-)
– Ekstremitas : Akral hangat, edema (-) ekstremitas bawah kanan terasa terbakar
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
• Leukosit : 15
• HB : 18 g/dl
• HT : 55%
• Eritrosit : 6,2x10⁶/ Mm³
• Trombosit : 450.000 / Mm³
• Retikulosit : 3-5% (N : 0,1 – 1,5%)
• Basofil : 0,01
• Eosinofil : 0,01
• Neutrofil batang : 0,01
• Neutrofil segmen : 67% ( N: 50-70%)
• Limfosit : 89%
• Monosit :55
Hitung Jumlah :
• MCV : 70
• Asam urat : 7,37 g/dl
• Gula darah Sewaktu : 120 mg/dl
Tabel diagnosis banding
Penyakit Anemia
1. gg.pembentukan eritrosit o/
sumsum tulang
Etiologi 2. Kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan)
3. Proses penghancuran eritrosit
dalam tubuh sebelum waktunya
(hemolisis)
Penyakit Anemia
Patogenesis
Ketika reseptor sitokin mengikat ligan dan JAKs (melalui domain SH2) memicu
dimerisasi dan transposforilasi STAT (Signal Transducer and Activator of
Transcription) yang dihasilkan dan bertranslokasi ke nukleus (inti sel) kandungan
STAT mempengaruhi perubahan gen.
- Sakit kepala/ migrain
- Pruritus (gatal)
- Tinitus (berdengung)
- Pusing
Manifestasi
- Sinkop
Klinis - Nyeri perut (App akut/ Gastroenteritis/ Dispepsia)
- BB turun, lesu
- Nyeri tulang/ sendi
- Demam dan keringat malam
Terdiri dari gejala mayor dan minor (WHO 2008). Yakni :
Gejala Mayor : Hb > 18,5 (Pria), 16,5 (wanita) g/dL, ditemukan mutasi JaK2v617F/ mutasi lain
yang sama secara fungsional.
Gejala Minor : Hiperseluritas (sumsum tulang, eritroid, granulosit dan megakariosit), serum
Diagnosis EPO (eritropoetin) dibawah nilai normal dan pembentukkan koloni eritroid endogen.
Dikatakan positif jika terdapat 2 gejala mayor dan atau salah satu gejala mayor ditambah salah
satu atau lebih diantara tiga gejala minor ditambah hematokrit yang meningkat dari nilai normal.
Tujuan terapi : mengurangi risiko trombosis dan perdarahan, meminimalkan risiko berkembangnya PV ke
arah Leukemia akut dan Mielofibrosis
- Baik jika PV terdeteksi sejak dini dan diterapi, maka angka harapan
hidup dapat mencapai > 10 tahun lebih panjang pada 80% pasien PV.
Laki-laki memiliki angka harapan hidup lebih baik dibandingkan
Prognosis perempuan. Semakin tinggi usia, semakin kecil angka harapan hidup.
Begitu pula sebaliknya.
- Perkembangan penyakit ini dapat mengarah ke keganasan akut
myeloid.
Parameter Trombositosis Esensial (TE)
Definisi Kelainan klonal sel induk hematopoietik multipotensial, termasuk kelainan mieloproliferatif
dengan ekspresi fenotipe predominan pada jalur megakariosit dan trombosit.
Epidemiologi Terdapat 30/ 100.000 populasi, rata-rata usia 65-70, tetapi dapat terjadi semua umur, perempuan
2, laki-laki 1.
Etiologi - Produksi trombopoieitin yang berlebihan
- Abnormalitas pengikatan dan pemakaian trombopoieitin oleh trombosit dan megakariosit
dibuktikan dengan menurunnya ekspresi c-mpl pada trombosit
- Mutasi somatik tunggal protein tirosin kinase JaK 2, memperlihatkan bahwa JaK2 berperan
terhadap berkurangnya c-MPL
Patogenesis -Trombopoetin sebagai hormon pengatur diferensiasi megakariosit pertumbuhan
megakariosit (sel pluripoten/ sel induk sampai produksi trombosit) dan dibantu sitokin-sitokin
lain.
-Trombopoetin ditangkap oleh reseptor trombosit yang disebut C-MPL dan memiliki fungsi lain
(dari reseptor trombosit tersebut) memobilisasi trombopoetin dari plasma.
-Pada TE, kadar trombopoetin bisa tinggi membuat reseptor trombopoetin (C-MPL) menjadi
abnormal pada sel trombosit dan abnormal pada megakariosit merangsang proliferasi
trombosit yang berlebih. Dapat di buktikan dengan penurun ekspesi reseptor C-MPL pada
trombosit (Penderita ET).
-Teori lain (mutasi genetik JaK2) berkurangnya reseptor C-MPL (menjadi abnormal)
proliferasi trombosit berlebihan.
Manifestasi Klinis Perdarahan pada kulit (memar/ ekimosis), perdarahan gusi, gangguan neurologi berat, gangguan
jantung atau pembuluh darah perifer (DVT), trombosis arteri besar, sakit kepala, dan atau
parestesia.
Diagnosis The British Commite for Standart in Haematology (BCSH 2010) membuat kriteria
diagnosis yakni :
Syarat ditemukannya A1 - A3 atau A1 + A3 – A5
A1. Jumlah trombosit > 45.000 /mL
A2. Ditemukan hasil mutasi gen (JaK 2 atau MPL)
A3. Tidak ditemukan tanda-tanda penyakit PV, CML atau MDS
A4. Bersifat non reaktif untuk tromobistosis dan normal nilai Fe nya.
A5.Hasil aspirasi sumsum tulang dan biopsi menunjukkan peningkatan sel
megakariosit yang terlihat dalam sediaan dan dominan megakariosit yang
membesar.
Tatalaksana Berdasarkan pertimbangan tingkat risiko untuk terjadinya komplikasi trombosis. Faktor
risiko trombosis adalah :
Usia (risiko tinggi usia > 60 tahun);
Risiko trombosis;
Memiliki risiko kardiovaskuler (DM, hipertensi, merokok, hiprlipidemia);
Adanya mutasi gen JaK2 V67F.
A. Resiko rendah :
a. Hindari obat-obatan sitoreduktif (dapat dipertimbangkan bila ada komplikasi)
b. Aspirin dosis rendah (100-300 mg/hari) untuk gejala-gejala mikrovaskuler (misalnya
eritromelalgia)
B. Resiko tinggi :
a. Sitoreduksi
b. Hidroksiurea sebagai pilihan pertama
c. Pertimbangkan interferon atau Anagrelide pada penderita berusia muda (< 40 tahun)
pertimbangkan Busulfan pada penderita usia tua (> 70 tahun) Aspirin dosis rendah bila ada
riwayat trombosis.
Terapi Farmakologi
Tatalaksana 1. Obat Anti Trombosit
Terdiri dari NSAID, anti platelet dan anti koagulan : Aspirin dosis rendah 80 mg/ hari (sediaan
80 mg tablet) mencegah penggumpalan darah.
2. Obat Cytoreductive
a. Hydroxycarbamide (Hydroxiurea/ HC)
Sebagai anti metabolit bekerja pada sel-sel dengan menghambat sintesis dan aktivitas enzim
ribonucleoside difosfat reduktase. Obat ini merupakan pilihan pertama pada Trombositosis
Esensial dengan risiko tinggi karena obat ini memiliki efek samping yang minimal. Dosis yang
dianjurkan 15-20/KgBB/ hari. Pemberian Hidroksiurea menurunkan jumlah trombosit di
bawah 500.000 /mm3 dalam waktu 8 minggu pad 80 % penderita.
b. Interferon Alfa (IFN-α)
Memiliki efek sitoreduktif tanpa efek samping mutagenik sehingga memiliki kemampuan
mielosupresif dan menekan produksi PDGF (Platelet Derifed Growth Factor). Dosis 21-35 juta
unit/ minggu dalam 4-6 minggu. Menurunkan produksi trombosit.
c. Anagrelide
Mempunyai efek inhibisi agregasi trombosit melalui inhibisi cyclic nucleotide
phosphodiesterase dan phospholipase sehingga megakariosit matur dihambat proliferasinya.
Dosis rendah dapat menurunkan jumlah trombosit 4 x 0,5 mg/ hari selama 1 minggu.
Komplikasi Komplikasi yang sering disebabkan ialah :
1. Trombosis (paling sering)
Mekanismenya : Dampak mutasi JaK2 aktivasi dan interaksi leukosit dan
trombosit memicu inflamasi disfungsi endotel pembuluh darah.
Kemudian ketika terjadi eritrositosis (peningkatan eritrosit)
hiperviskositas darah memicu trombosis.
2. Perdarahan
Akibat fase dekompensasi endotel pembuluh darah yang rusak dan
akumulasi trombus yang meningkat.
• Polisitemia Primer
• Polisitemia Sekunder
• Polisitemia Relatif
h. Pemeriksaan Penunjang
Penyakit ini biasanya terdeteksi melalui tes darah,
khususnya pada pengecekan jumlah sel darah
merah dalam tubuh.
• Peningkatan jumlah sel darah merah disertai
peningkatan jumlah platelet dan sel darah putih
• Presentasi sel darah merah dalam darah
(hematokrit) yang meningkat
• Pemingkatan kadar hemoglobin
• Rendahnya kadar hormon eritropoietin yang
merangsang sel-sel sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah merah
i. Tatalaksana
Prinsip pengobatan
• Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal kasus dan mengontrol
eritropoesis dengan flebotomi.
• Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/polisitemia yang belum
terkontrol.
• Menghindari pengobatan berlebihan (over treatment)
• Menghindari obat mutagenik, teratogenik dan berefek sterilisasi pada pasien usia
muda.
• Mengontrol panmielosis dengan dosis tertentu fosfor radioaktif atau kemoterapi
sitostatika pada pasien >40th. Bila didapatkan:
a. Trombositosis persisten >800.000/ml, terutama jika disertai gejala trombosis.
b. Leukositosis progresif.
c. Splenomegali simptomatik atau menimbulkan sitopenia problematik.
d. Gejala sistemik yang tidak terkontrol seperti pruritus yang sukar dikendalikan,
penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit diatasi.
Tatalaksana
Media pengobatan
Flebotomi
Indikasi:
• Polisitemia sekunder fisiologis, hanya dilakukan jika Ht > 55 %
• Polisitemia sekunder non fisiologis bergantung pada derajat
beratnya gejala yang ditimbulkan akibat hiperviskositosis dan
penurunan shear rate, atau sebagai penatalaksanaan terbatas
gawat darurat sindrom paraneoplastik.
Tujuan: mempertahankan hematokrit <42% pada perempuan, dan
<47% pada laki-laki untuk mencegah timbulnya hiperviskositosis
dan penurunan shear rate. Indikasi flebotomi terutama pada semua
pasien pada permulaan penyakit, dan pada pasien yang masih
dalam usia subur.
Tatalaksana
Kemoterapi Sitostatika
Indikasi:
• Hanya untuk polisitemia rubra primer (PV)
• Flebotomi sebagai pemeliharaan dibutuhkan >2 kali
sebulan.
• Trombositosis yang terbukti menimbulkan trombosis,
• Urtikaria berat yang dapat diatasi dengan antihistamin
• Splenomegali simptomatik/mengancam ruptur limpa.
Tatalaksana
Kemoterapi Biologi (Sitokin)
Tujuan: mengontrol trombositemia (hitung trombosit
>800.000 mm3). Produk yang digunakan adalah
Interferon alpha (IFN-α ) dosis yang dianjurkan 2 juta
IU/m3 /sc atau im 3 x seminggu.
Kebanyakan klinisi mengkombinasikan dengan sitostatika
Siklofosfamid dengan dosis 100 mg/m2 /hari, selama
10-14 hari atau sampai target tercapai (hitung
trombosit <800.000/mm3 ). Dapat dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 100 mg/m2 1-2 minggu.
Tatalaksana
Aspirin
Aspirin dalam dosis rendah aman dan efektif
untuk menurunkan risiko infark miokard,
stroke, dan angka kejadian kematian akibat
kardiovaskular.
Aspirin dapat diberikan pada semua kasus PV
bila tidak ada kontraindikasi pemberian
aspirin. Dosis aspirin yang direkomendasikan
yaitu 75 mg/hari.
Tatalaksana
Pengobatan Suportif
1. Hiperurisemia diobati dengan Allupurinol 100-600
mg/hari pada pasien dengan penyakit yang aktif
dengan memerhatikan fungsi ginjal.
2. Pruritus dan urtikaria dapat diberikan antihistamin,
jika diperlukan dapat diberikan Psoralen dengan
penyinaran Ultraviolet range A (PUVA)
3. Gastritis/ulkus peptikum dapat diberikan penghambat
reseptor H2.
4. Anti agregasi trombosit Analgrelide disebutkan juga
dapat menekan trombopoiesis.
Tatalaksana
Pembedahan pada Pasien PV
1. Pembedahan Darurat
2. Pembedahan Berencana
dr. Jaehwan Kim
SIP.FAA/116/039
Jl.Yos Soedarso No.47 Telp.(0536) 334567
Jadwal Praktek: Senin-Kamis
Pukul: 17.00 – 21.00 WIB
Palangka Raya, 17 Oktober 2018
R/ Hidroxyurea 500 mg Tab No.VII
S. s.d.d. I Tab
R/Aspirin 81 mg Tab No.VII
S. s.d.d I Tab
R/Allupurinol 100 mg Tab No.VII
S. s.d.d I Tab
R/ Chlorfeniramin Maleat 4 mg Tab No.VII
s. q.d.d I Tab
↑ Viskositas darah
↓ Kecepatan aliran
darah & vasodilatasi
↓ laju transport
oksigen & kompresi
saraf pendengaran
Oksigenasi jaringan
terganggu
Telinga berdenging
Prognosis
Penyakit PV mempunyai prognosis yang baik dan jika PV
terdeteksi sejak dini dan diterapi, maka angka harapan hidup
dapat mencapai >10 tahun lebih panjang pada 80% pasien PV.
Perkembangan penyakit ini akan mengarah ke penyakit seperti
splenomegali, anemia, mielodisplasia dan atau leukemia myeloid
akut (Acute Myeloid Leukaemia/AML).