Anda di halaman 1dari 35

DK1P3

KATA SULIT
• G4A1P2
KATA KUNCI
• Perempuan 35th, periksa kehamilan
Gravida: 4
Abortus: 1
Partus: 2
• Usia kehamilan 20 minggu
• Usia anak 1: 5 th
Usia anak 2: 4th
• 2 tahun lalu didiagnosa DM
• PF
Hb: 8
TD: 110/80mmHg
• Riwayat persalinan sebelumnya oleh dukun beranak
• Disarankan kontrol ke puskesmas dan melahirkan di RS
• Pasien tidak memiliki asuransi dan tidak memiliki biaya
• Pasien menolak rujukan melahirkan di RS
IDENTIFIKASI MASALAH
• Bu Fatimah 35 th, G4A1P2 datang dengan usia
kehamilan 20 minggu dan memiliki riwayat persalinan
terakhir dengan dukun beranak dengan diagnosa DM 2
tahun terakhir. Dari hasil pemeriksaan, bidan yang
bersangkutan menyarankan agar melahirkan di RS
namun pasien menolak karena tidak memiliki biaya dan
asuransi.
ANALISIS MASALAH
HIPOTESIS
• Bu Fatimah 35th, khawatir melahirkan di RS akibat
kendala biaya dan asuransi.
PERTANYAAN TERJARING
1. Apa yang dimaksud dengan G4A1P2?
2. Bagaimana antenatal care dari kasus ini?
3. Apa yang dimaksud dengan Antenatal Care dan
fungsinya?
4. Bagaimana cara pelayanan Antenatal Care di Indonesia?
5. Bagaimana sistem asuransi kesehatan di Indonesia?
6. Apa saja syarat-syarat dan alur pendaftaran asuransi
kesehatan?
7. Bagaimana pengaturan gizi untuk ibu Fatimah?
8. Solusi yang tepat sebagai dokter untuk diberikan kepada
ibu Fatimah
9. Mengapa bidan merujuk dan menyarankan ibu Fatimah
ke RS?
1. Apa yang dimaksud dengan G4A1P2
• Gravida 4, abortus 1, partus 2
• Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Diikuti dengan jumlah seluruh
kehamilan (Dorland,2002)
• Abortus, jumlah kehamilan yang diakhiri dengan aborsi spontan atau
terinduksi pada usia kehamilan sebelum 20 minggu tau memiliki berat kurang
dari 500 gram.
• Partus, jumlah kehamilan yang diakhiri dengan kelahiran janin yang
memenuhi syarat untuk melangsungkan kehidupan (28 minggu dan memiliki
berat 1000 gram)
2. apa yang di maksud dengan antenatal
care dan apa fungsinya
• pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil. sehingga mampu menghadapi persalinan,
kala nifas, persiapan pemberian asi dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar.
tujuan antenatal care
• tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia
sebaik baiknya, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
mereka post partum sehat dan normal tidak hanya fisik
akan tetapi juga mental. ini berarti dalam antenatal care
harus di usahakan agar :
• wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat
• adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan
diobati
• wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
pula fisik dan mental.
fungsi antenatal care
• fungsi ANC adalah
• promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana
dan aktifitas pendidikan
• melakukan screening, identifikasi dengan wanita
dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu
• memantau kesehatan selama hamil dengan usaha
mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
keuntungan antenatal care
• dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan
rujukan kerumah sakit.
3. CARA PELAYANAN
ANTENATAL CARE DI
INDONESIA
• Poli KIA hanya merujuk
pemeriksaan
laboratorium rutin ANC
• Poli KIA hanya
melakukan penapisan
ibu hamil
berdasarkankeluhan
dan gejala klinis
• Alur pelayanan
disesuaikan dengan
kondisi wilayah masing-
masing.
Pelayanan antenatal terpadu
dan berkualitas secara keseluruhan
meliputihal-hal sebagai berikut:

• Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk


gizi agarkehamilan berlangsung sehat
• Melakukan deteksi
dini masalah penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
• Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman
• Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk
melakukanrujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.
• Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat
dan tepatwaktu bila diperlukan
• Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam
menjagakesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan
persalinan dan kesiagaanbila terjadi penyulit/komplikasi
Pelayanan sesuai standart :
• Timbang berat badan
• Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
• Ukur tekanan darah
• Ukur fundus uteri
• Hitung denyut jantung janin (DJJ)
• Tentukan presentasi janin
• Beri imunisasi tetanus toksoid
• Beri tablet tambah darah (tablet besi)
• Pemeriksaan laboratorium (golongan darah, Hb, protein
urin, gula darah, HIV, dll)
KIE efektif :
• Kesehatan ibu
• Perilaku hidup bersih
• Peran suami/keluarga dalam perencanaan persalinan
• Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas dan kesiapan
ibu atas komplikasi
• Asupan gizi seimbang
• Gejala penyakit menular dan tidak menular (IMS, TBC, DM)
• Ibu menyusui dini dan ASI eksklusif
• KB setelah melahirkan
• Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan
(Brain booster)
• Test HIV
4. Bagaimana sistem asuransi kesehatan
indonesia
• Secara umum dapat dibedakan 9 (sembilan) syarat penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang baik, yakni tersedia (available),
menyeluruh (comprehensive), berkesinambungan (countinues),
terpadu (integrated), wajar (appropiate), dapat diterima (acceptable),
bermutu (quality), tercapai (accessible) serta terjangkau (affordable).
(Azwar Azrul ,1999).
• Dalam kamus atau perbendaharaan kata bangsa Indonesia, tidak
dikenal kata asuransi yang dikenal adalah istilah “jaminan” atau
“tanggungan”. Akan tetapi sistem dan tujuannya sama saja
• Asuransi adalah suatu mekanisme gotong royong yang dikelola
secara formal dengan hak dan kewajiban yang disepakati secara
jelas.
• Bentuk gotong-royong tersebut, didalam asuransi dikenal juga
dengan istilah risk sharing.
• Dana yang terkumpul dari masing-masing penduduk digunakan
untuk kepentingan bersama.

• Awal mula kenapa asuransi dibentuk:


• Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara sporadik dan tidak
dapat diprediksikan, sehingga tidak mudah untuk memastikan bahwa
setiap individu mempunyai cukup uang ketika memerlukan pelayanan
kesehatan.
• Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga sangat mahal,
misalnya pelayanan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan
canggih (operasi dan tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan
keadaan sakit jangka panjang yang tidak akan mampu ditanggung
pembiayaannya oleh masyarakat umum.
• Berdasarkan karakteristik tersebut, sebuah sistem pembiayaan pelayanan
kesehatan haruslah bertujuan untuk:
• Risk spreading, pembiayaan kesehatan harus mampu meratakan besaran
resiko biaya sepanjang waktu sehingga besaran tersebut dapat terjangkau
oleh setiap rumah tangga. Artinya sebuah sistem pembiayaan harus mampu
memprediksikan resiko kesakitan individu dan besarnya pembiayaan dalam
jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun). Kemudian besaran tersebut
diratakan atau disebarkan dalam tiap bulan sehingga menjadi premi (iuran,
tabungan) bulanan yang terjangkau.
• Sistem pembiayaan harus mampu menghitung dengan mengakumulasikan
resiko suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar individu dalam suatu
komunitas sehingga kelompok masyarakat dengan tingkat kebutuhan rendah
(tidak terjangkit sakit, tidak membutuhkan pelayanan kesehatan) dapat
mensubsidi kelompok masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Unsur-unsur asuransi
• Transfer risiko -> gotong royong hadapi risiko
• Premi/iuran -> pra upaya
• Jaminan (guarantee) -> ikatan kontrak
Bentuk pokok asuransi
5. SYARAT DAN ALUR
PENDAFTARAN
ASURANSI KESEHATAN
A. Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan
Iuran/ PBI

• Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu yang


menjadi peserta PBI dilakukan oleh lembaga yang
menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang statistik
(Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh
Kementerian Sosial.
• Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat,
juga terdapat penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah berdasarkanSK Gubernur/Bupati/Walikota bagi
Pemda yang mengintegrasikan program Jamkesda ke
program JKN.
B. Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja
Penerima Upah / PPU
1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh
karyawan beserta anggota keluarganya ke Kantor
BPJS Kesehatan dengan melampirkan :
- Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
- Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai
format yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan.
2. Perusahaan / Badan Usaha menerima nomor Virtual
Account (VA) untuk dilakukan pembayaran ke Bank yang
telah bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI)
3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS
Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN atau mencetak e-ID
secara mandiri oleh Perusahaan / Badan Usaha.
C. Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja
Bukan Penerima Upah / PBPU dan
Bukan Pekerja
• Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
1. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS
Kesehatan
2. Mendaftarkan seluruh anggota keluarga yang ada di Kartu Keluarga
3. Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dengan melampirkan :
- Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- Fotokopi KTP/Paspor, masing-masing 1 lembar
- Fotokopi Buku Tabungan salah satu peserta yang ada didalam Kartu
Keluarga
- Pasfoto 3 x 4, masing-masing sebanyak 1 lembar.
4. Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual Account
(VA)
5. Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama
(BRI/Mandiri/BNI)
6. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk
dicetakkan kartu JKN. Pendaftaran selain di Kantor BPJS
Kesehatan, dapat melalui Website BPJS Kesehatan
• Pendaftaran Bukan Pekerja Melalui Entitas Berbadan
Hukum (Pensiunan BUMN/BUMD)
Proses pendaftaran pensiunan yang dana
pensiunnya dikelola oleh entitas berbadan hukum dapat
didaftarkan secara kolektif melalui entitas berbadan
hukum yaitu dengan mengisi formulir registrasi
dan formulir migrasi data peserta.
6. Pengaturan gizi untuk ibu Fatimah

ANEMIA
• Berdasarkan klasifikasi WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamil

Kategori Kadar Hb
Normal
Anemia Ringan
Anemia Sedang
Anemia Berat

• Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada


kehamilan dan persalinan. Dampak anemia pada kehamilan dapat
berupa , gejala ringan, gangguan kelangsungan kehamilan, gangguan
proses persalinan, gangguan pada masa nifas, dan gangguan pada
janin (Manuaba, 1998).
• Berdasarkan hasil analisis Dhuha Itsnanisa Adi, dkk
(2012), Edukasi gizi yang diberikan kepada responden,
yaitu terkait pola konsumsi energi, protein, dan vitamin C.
• Saran makanan untuk ibu hamil dengan anemia :
a. Besi heme yang terdapat dalam daging, ayam, dan
ikan
b. Besi nonheme yang terdapat di dalam telur, kacang-
kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah-
buahan
c. Buah pisang, jeruk, pepaya dan jambu biji sebagai
sumber vitamin C
d. Suplemen Besi (ferrous sulphat)
DIABETES MELLITUS
• Kelainan bawaan janin saat ini merupakan salah satu
penyebab kematian perinatal pada 10% kasus
kehamilan dengan DM tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
teregulasi dengan baik
• Prinsip pengaturan gizi pada penyandang DM yaitu
makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan
kalori masing-masing individu. Pembatasan kalori
terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh
untuk mencapai kadar glukosa dan lipid darah yang
normal
• Saran makanan untuk ibu hamil dengan DM :
a. Karbohidrat (150-200 gr) : nasi, roti tawar, jagung,
sereal, kentang, ubi, singkong, tepung terigu, sagu, dan
tepung singkong.
b. Protein (125gr) : Hewani (daging, ayam, ikan) dan
Nabati (sayur, kacang)
c. Lemak tidak jenuh (60-80gr lemak) : minyak zaitun,
minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah,
minyak kacang kedelai, minyak jagung, kacang-
kacangan, dan alpukat
d. Pada saat mengonsumsi snack di antara waktu makan
dianjurkan memilih snack dengan indeks glikemik
rendah.
7.Mengapa bidan merujuk dan
menyarankan ibu Fatimah ke RS?
Ibu fatimah memiliki Hb 8.0, tekanan darah 110/80 mmHg,
dan riwayat DM sejak 2 tahun lalu.

Resiko ibu hamil dengan Hb rendah :


1. Keguguran
2. Perdarahan hebat saat persalinan
3. BBLR
4. Janin meninggal dalam kandungan
5. Kematian ibu
Resiko ibu hamil dengan riwayat Diabetes Mellitus:
Jika ibu sudah menderita diabetes sebelum masa
kehamilannya, maka bayinya memiliki peningkatan risiko
cacat saat lahir jika penyakit diabetes si ibutidak
dikendalikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai