Anda di halaman 1dari 21

Perencaan Wilayah dan Tata Ruang

KASUS ALIH FUNGSI LAHAN

KELOMPOK 1
#ZULQAIDA (G111 16 043) #ITA AYUNI SH (G111 16 509) #ARDIANTO (G111 16 325)

#SITI MARYAM ASN (G111 16 052) #ANNISA SASKIA H (G111 16 327)

#REZKY SURYA (G111 16 322) #SARINA (G111 16 324) #KURNIA (G111 16 001)

#RAFIKA (G111 16 356)


 Alih fungsi lahan atau konversi lahan merupakan suatu proses perubahan
penggunaan lahan dari bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain.
Alih fungsi lahan pada dasarnya diakibatkan adanya persaingan dalam
pemanfaatan lahan karena terbatasnya sumber daya alam, pertambahan penduduk
dan pertumbuhan ekonomi.
 Konversi lahan merupakan ancaman serius terhadap ketahanan pangan karena
dampak dari konversi lahan bersifat permanen. Lahan sawah yang telah dikonversi
ke penggunaan lain (non pertanian) sangat kecil peluangnya untuk berubah
kembali menjadi lahan sawah. Substansi masalah konversi lahan tidak hanya
terletak pada boleh atau tidaknya suatu lahan dikonversi tetapi lebih banyak
menyangkut pada kesesuaian dengan tata ruang, dampak dan manfaat ekonomi,
serta lingkungan dalam jangka yang panjang dan alternatif lain yang dapat
ditempuh agar manfaatnya lebih besar daripada dampak yang dapat ditimbulkan
(Suharyanto, 2016).
 Di Kalimantan Timur, terdapat beberapa kabupaten yang potensial untuk
pengembangan tanaman padi, seperti Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Paser,
Penajam Paser Utara, Berau, Bulungan, Malinau dan Nunukan. Termasuk
adanya varietas unggul beras Mayas yang berhasil dikembangkan dengan
baik di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Ada pula beras dan kualitas
ekspor yang sejak lama dikembangkan di Kabupaten Nunukan dan
Malinau. Tidak terkecuali pada yang terjadi di Kota Samarinda peningkatan
konversi lahan pertanian ke non pertanian di Samarinda yang lebih
tepatnya di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda
(Setiawan, 2016).
 Kelurahan Simpang Pasir mempuyai lahan pertanian yang cukup luas 92,5 ha dari
wilayah yang di pergunakan dalam pengembangan pertanian dengan berbagai
komoditas pertanian yang mempuyai prospek yang cukup baik. Mata pencaharian
utamanya adalah bertani. Bertani yang merupakan aktivitas keseharian yang
senantiasa dijumpai di kelurahan simpang pasir. Disamping bertani masyarakat
juga mempuyai pekerjan sepertiberkebun, beternak dan berdagang. Meski
lokasinya terpencil dan jauh dari perkotaan, namun masyarakat dapat hidup
mandiri secara rukun, aman dan damai. Sebagian besar penduduknya adalah suku
jawa karena mayoritas berasal dari pulau Jawa Yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan
Jawa Barat, perkotaan, namun masyarakat dapat hidup mandiri secara rukun, aman
dan damai. Sehingga masih memegang teguh tradisi dan budaya Jawa hingga
dibawa dan dikembangkan. Adapun bahasa yang seringan digunakan untuk asal
kampungnya masing-masing (Setiawan, 2016).
 Kondisi menjadi berubah setelah terpilihnya Kalimantan Timur sebagai pusat
pekan olah raga yang lebih dikenal dengan PON pada tahun 2008 yang dipusatkan
di Kecamatan Palaran yang lebih tepatnya di Keluranhan Simpang Pasir ini
mengakibatkan awal mula pembangunan dan ada pembangunan, Sehingga
mengakibatkan sebagian sektor pertanian kini mulai mengalami penurunan,
meskipun masih ada sejumlah warga yang tetep menekuni bidang pertanian ini.
Dengan seiring berkembangnya zaman memang tidak dapat dipungkiri lagi,
sebab ini akan memberikan dampak yang besar terhadap apa yang ada sekarang
ini. Pasca alih fungsi lahan mengakibatkan pembangunan pun tidak dapat
dihindarkan lagi. Itu bisa di amati dari sisi kiri maupun sisi kanan jalan saat ini
sudah hampir terdapat berbagai dengan bangunan seperti pertokoan, perumahan,
warung makan, bengkel kios handphone dan pulsa, tempat pencucian mobil dan
berbagai usaha lainnya yang menyebabkan banyaknya lahan pertanian yang
beralih fungsi (Setiawan, 2016).
a. Industri Perumahan
 Kegiatan industri perumahan ini menjadi salah satu alasan mengapa alih fungsi itu bisa
terjadinya. Karena kegiatan industri perumahan ini selain memerlukan lahan yang
sangat luas juga akan mempengaruhi ekosistem lingkungan itu sendiri dan hasil
produksi padi terhadap petani berkurang meskipun tidak secara keseluruhan, akan
tetapi dampak yang akan di dapat pasti akan terasa secara tidak langsung. Alih fungsi
lahan pertanian ini juga akan membuat parah buruh tani mendapatkan dampak yang
sangat terasa dampaknya, para buruh tani ini akan merasa mata pencaharian meraka
berkurang apabila alih fungsi lahan pertanian ini terus terjadi, dan akan lebih parah
lagi apabila para petani hanya mengandalkan pengahasilan dari buruh tani ini tanpa
ada kegiatan atau kerjaan lainnya. Apabila kegiatan industri perumahan ini bisa di
kendalikan dengan baik maka secara tidak langsung akan mengurangi alih fungsi alih
fungsi lahan itu terjadi, dan juga tanpa merusak ekosistem kita tetap terjaga itu salah
satu tujuannya.
b. Pertokoan dan Wirausaha
 Memang pembangunan suatu daerah pasti akan terus terjadi seiring
perkembangan suatu daerah itu sendiri, selain karena era globalisasi
yang semakin maju dan modern, itu semua tidak dapat dipungkiri lagi
cepat atau lambat semua itu pasti akan terjadi. Perubahan di satu sisi
akan terus terjadi bahkan itu tidak dapat kita hindari. Arus jaman akan
terus terjadi tanpa harus kita minta.
 c. Berjualan
Tidak dapat di pungkiri lagi dengan berkembangnya jaman masyarakat
tidak dapat hanya bediam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya,
dengan kata lain masyrakat mulai sadar bahwa beban hidup semakin
berat apabila tidak melakukan sesuatu yang menghasilkan atau
menguntungkan. Maka dari itu masyarakat mulai berwirausaha dengan
berjualan dengan membangun sebuah toko atau lahan untuk berjualan.
 Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika
pertumbuhan daerah perkotaan, faktor demografi dan ekonomi, yang dijabarkan
sebagai berikut :
o Faktor Demografi
Dengan semakin bertambahnya penduduk (keturunan), berarti generasi baru
memerlukan tempat hidup (tanah) untuk usaha yang diambil dari lahan milik
generasi tua atau tanah Negara. Hal ini jelas akan menyempitkan atau mengurangi
luas tanah disamping adanya keinginan generasi berikutnya merubah lahan
pertanian yang sudah ada.
o Faktor Ekonomi
Pendapatan hasil pertanian masih jauh lebih rendah, karena kalah bersaing dengan yang
lain (terutama non-pertanian) antara lain usaha industri, dan wiraswasta. Penggunaan
lahan pertanian untuk hortikultura tidak menjanjikan jika dibandingkan untuk industri
dan tempat wisata, disamping usaha holtikultura dianggap melelahkan (lama dan sulit,
lebih-lebih jika ada hama atau penyakit mengancam) jaminan harganya cenderung
rendah saat panen.
Hal itulah yang mendorong mereka tertarik pada usaha lain di luar pertanian, dengan
harapan pendapatannya mudah meningkat (walaupun belum keterampilannya masih
minim) dengan mengganti lahan pertanian hortikultura menjadi lahan non-pertanian.
Tingginya harga yang ditawarkan oleh investor kepada petani, yang jika dibandingkan
dengan pendapatan sangat berbeda menjadi faktor yang mendorong petani untuk
menjual lahan pertanian dan menyebabkan terjadinya konversi lahan.
 Faktor Internal
Faktor internal jauh lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi
rumah tangga petani pengguna lahan. Terdapat beberapa karakteristik sosial-
ekonomi petani yang sesuai dengan hasil observasi dilapangan yang dianggap
mampu mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan untuk mengalih
fungsikan lahan mereka, meliputi :
o Umur
Petani yang berusia lanjut akan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat
mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup. Sebagian besar petani di
Indonesia berumur sekitar 25 sampai 45 tahun, semakin muda petani, biasanya
mempunyai semangat ingin mengetahui yang belum mereka ketahui. Rata-rata petani
yang telah mengalih fungsikan lahan sudah berusia lanjut dan tidak mampu mengolah
lahan pertaniannya lagi dan sudah tidak ada lagi yang ingin mengurus lahan
pertanian ini, menunjukan bahwa keinginan generasi muda untuk mengolah lahan
pertanian telah menurun.
o b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan petani baik informal, formal maupun non formal akan
mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam
rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.
Berdasarkan data tingkat pendidikan dari responden yang telah mengkonversi
lahan pertanian lima diantaranya hanya lulusan SD dan memiliki keterbatasan
pengetahuan tentang dampak alih fungsi lahan, hal ini terlihat dari respon informan
saat peneliti melakukan wawancara dan hal ini mempengaruhi keputusan dalam
menjual lahan pertanian tersebut.
o c. Pendapatan
Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang dalam
masyarakat. Keputusan seseorang dalam memilih pekerjaan dipengaruhi oleh
sumberdaya dan kemampuan dalam diri individu. Responden yang telah
mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi obyek wisata memiliki pendapatan yang
tidak tetap setiap bulannya. Alih fungsi lahan ini tidak mempengaruhi pendapatan per
bulan setiap responden, karena lahan bersifat milik keluarga sehingga responden
tidak menjadikan lahan ini sebagai sumber pendapatan utama per bulan dan setelah
lahan dijual tidak semua responden memanfaatkan hasil penjualan dengan membuka
suatu usaha atau membeli lahan baru untuk dikelolah dan meningkatkan pendapatan
per bulan. Peningkatan pendapatan dipengaruhi oleh hasil penjualan lahan pertanian
untuk membuka usaha.
o d. Kesehatan
Banyaknya anggota dalam keluarga akan menentukan cara pengelolaan suatu
usahatani. Jumlah anggota keluarga yang terlalu banyak akan menyebabkan biaya
yang dikeluarkan untuk konsumsi makin besar, biaya mengurus keluarga yang tidak
menutup kemungkinan biaya untuk berobat ketika ada anggota keluarga yang sakit
semakin meningkat sehingga tidak tersisa untuk biaya pengelolaan pertanian dan
mendorong petani untuk mengkonversikan lahannya.
 3. Faktor Kebijakan
Merupakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah
yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian. Kelemahan pada aspek
regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan masalah kekuatan hukum,
sanksi pelanggaran dan akurasi objek lahan yang dilarang konservasi.
Menurut Priyono, (2012) dalam (Ante, 2016), dampak alih fungsi lahan pertanian,
yaitu :
a. Dengan adanya alih fungsi lahan maka secara langsung dapat memusnahkan
lahan pertanian yang dapat mengakibatkan semakin menyempitnya lahan
pertanian, berkurangnya pendapatan petani, bahkan menghilangkan mata
pencaharian buruh tani.
Dampak konversi lahan pertanian menyangkut berbagai dimensi kepentingan yang
luas yaitu tidak hanya mengancam keberlanjutan swasembada pangan, tetapi juga
berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, pemubaziran investasi irigasi,
pemerataan kesejahteraan, kualitas lingkungan hidup dan kemapanan struktur
sosial masyarakat. Dampak-dampak tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi
daerah, petani, masyarakat bahkan pemerintah.
b. Dengan adanya kebijakan pemerintah, yang sebagian besar lahan yang di gunakan
merupakan areal pertanian, maka hal tersebut tentunya menimbulkan sentimen
masyarakat terhadap pemerintah, karena pemerintah dianggap tidak memikirkan
kehidupan masyarakat petani.

Anda mungkin juga menyukai

  • Siti Maryam Adinda Salsabila:G111116052
    Siti Maryam Adinda Salsabila:G111116052
    Dokumen19 halaman
    Siti Maryam Adinda Salsabila:G111116052
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Aqqq
    Aqqq
    Dokumen14 halaman
    Aqqq
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Siti Maryam Adinda Salsabila
    Siti Maryam Adinda Salsabila
    Dokumen5 halaman
    Siti Maryam Adinda Salsabila
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Hidrogel
    Hidrogel
    Dokumen14 halaman
    Hidrogel
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Taman
    Taman
    Dokumen11 halaman
    Taman
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen10 halaman
    Presentation 1
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Taman Anggek
    Taman Anggek
    Dokumen8 halaman
    Taman Anggek
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Siti Maryam Adinda Salsabila - G111116052
    Siti Maryam Adinda Salsabila - G111116052
    Dokumen3 halaman
    Siti Maryam Adinda Salsabila - G111116052
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Diruk
    Diruk
    Dokumen6 halaman
    Diruk
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen10 halaman
    Presentation 1
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Diruk
    Diruk
    Dokumen2 halaman
    Diruk
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen3 halaman
    Laporan
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Asistensi PWTR
    Asistensi PWTR
    Dokumen11 halaman
    Asistensi PWTR
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Ass1 LG
    Ass1 LG
    Dokumen22 halaman
    Ass1 LG
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen3 halaman
    Laporan
    Adinda Salsabila Nawir
    Belum ada peringkat