Anda di halaman 1dari 17

PUSKESMAS II

CILONGOK

Lita Ratriyana Z. (1608020193)


Nur’Aeni (1608020207)
Gambaran umum
Puskesmas II Cilongok
Puskesmas II Cilongok berada di Jalan Raya Jatisaba
Cilongok.
Wilayah Puskesmas II Cilongok terbagai dalam 9 desa,
yaitu :
- Batuanten - Pejogol
- Cipete - Kasegeran
- Sudimara - Jatisaba
- Pageraji - Panusupan
- Langgongsari
Puskesmas II Cilongok Memiliki Jaringan Puskesmas dan
Fasyankes :

Puskesmas 1 Puskesmas 9 Bidan


Keliling Pembantu Desa

VISI PUSKESMAS II CILONGOK


• “Pelayanan Kesehatan Dasar Paripurna Menuju Masyarakat Sehat
Mandiri”
MISI PUSKESMAS II CILONGOK
• Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Beserta Lingkungannya:
• Mendorong Kemandirian Hidup Sehat bagi Keluarga dan
Masyarakat;
• Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
• Menyediakan Data Kesehatan;
Kepala Puskesmas
BASUKI RAHMAT, SKM

O
Wakil Manajemen Mutu
dr. Trisma Nur Indras S. Kepala Tata Usaha
Wisongko S.SiT

S r
Sistem Informasi
Kepegawaian
Imam Musofi
Wisongko, S.ST
Ulil Fatwati

Keuangan Rumah Tangga

T g
Tias Rumiyati, Amd.Keb Rohkini
Winarni Miswati
Arina Muti’atul A, SE Solihun
Budiono
Umar Z.

R a
UKM Jaringan Pelayanan
UKP Kefarmasian dan Lab.
DARNINGSIH, S.ST Puskesmas dan Fasyankes
dr. Trisma Nur Indras S
Fadilah, S.ST

U n
UKM Esensial dan Periksa Umum
Keperawatan kesehatan UKM Pengembangan dr. Trisma Nur Indras Puskesmas Keliling
Masyarakat Juwadi, S.Kep, S.IP dr. Amrina Ayu F Shofiana Nur, S.Kep,Ns
Indriati eti U, Amd.KL Isna Inayati, S.Kep, Ners

Kesehatan Gigi

K i
Promosi Kesehaan Kesehatan Jiwa Puskesmas Pembantu
drg. gung Putri W
Rina Yuliana, Amd.KL dr. Trisma Nur Indras Juwadi, S.Kep, S.IP
Rohkini

Kesehatan Lingkungan Kes. Gigi Masyarakat KIA-KB Yannis


IndriatI Eti U, Amd.KL drg. gung Putri W Titi Supriyatin, Bidan Desa

T s
Rohkini Amd.Keb Batuanten
Ruswati, Amd.Keb
Gawat Darurat Cipete
KIA-KB Yanmas Sus Edwining T,
Kesehatan Tradisional dr. Trisma Nur Indras
Sri Wuryani, Amd.Keb Amd.Keb
Rina Yuliana, Amd.KL Tegar Yadnya s,
Insiatul M, Amd.Keb Sudimara
Amd.Kep

U a
Eva Syarifa, Amd.Keb
Pageraji
Gizi Kesehatan Lansia Gizi Klinis Ayu Dian W, Amd.Keb
Vita Anggari, Amd.Gz Umi Krisnayanti Sri Wuryani, Amd.Keb Fajar Riyani H,
Amd.Keb
Langgongsari

R s
Isnatul F, Amd.Keb
P2M Kesehatan Kerja Persalinan Pejogol,
Ana Eviany, Amd.Keb Indriati Eti U, Amd.KL Darningsih, S.ST Bhisma Moerti,
Amd.Keb
Kasegeran
Kefarmasian Indah Aprilia K.D,

i
Perkesmas
Lilis Ida P., S.Farm, Amd.Keb
Juwadi, S.Kep, S.IP
Apt Jatisaba
Nurkhayati, Amd.Keb
Panusupan
Laboratorium Budiyanti, Amd.Keb
Lia Trihayundini,
Amd.AK
ALUR PENDAFTARAN
Kegiatan Pengelolaan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai di Puskesmas
PERENCANAAN

Melakukan permintaan kepada


Perencanaan kebutuhan obat Dinkes melalui Unit Perbekalan
dan bahan medis habis pakai di Kesehatan Dan Farmasi (UPKF)
Puskesmas II Cilongok dilakukan sesuai dengan perencanaan
oleh Apoteker. Perencanaan kebutuhan yang telah dibuat
perbekalan farmasi di dengan menggunakan LPLPO
Puskesmas II Cilongok untuk memenuhi kecukupan obat
menggunakan data konsumsi. dan bahan medis habis pakai tiap
Metode ini didasarkan atas 3 bulannya
analisa data pemakaian obat Apabila dalam sewaktu-waktu
sebelumnya. membutuhkan tambahan jumlah

PERMINTAAN
obat, Puskesmas bisa mengajukan
Data perencanaan didasarkan permintaan tambahan obat
pada hasil LPLPO yang dibuat menggunakan lembar Permintaan
tiap jangka waktu 3 bulan. Kekurangan Obat (PKO) kepada
UPKF.
•Karena sudah BLUD, Puskesmas II Cilongok selain melakukan pengadaan ke
Pengada UPKF juga melakukan pengadaan sendiri. Biasa melalui e-katalog dan
an melalui PFB apabila perkiraan stok tidak mencukupi hingga waktu tunggu
pemesanan melalui e-katalog

Penerima •Di Puskesmas II Cilongok penerimaan dilakukan oleh Apoteker. Sebelum


diterima obat-obatan tersebut diperiksa ED, jumlah obat, dan nomor batch
an dan kemudian di catat di kartu stok.

•Obat-obatan disimpan pada rak, obat yang disimpan pada lantai diletakan
diatas palet, dan obat yang disimpan pada suhu khusus.. Penyimpanan
Penyimpan Obat golongan psikotropik sudah menggunakan lemari terkunci. Gudang
an penyimpanan sudah dilengkapi dengan pengatur suhu (AC) yang dicek
setiap hari suhunya. Setiap obat telah memiliki kartu stock masing-masing
agar setiap pengambilan obat dapat langsung dicatat dalam kartu tersebut.
DISTRIBUSI
 Pelayanan rawat jalan
 Puskesmas Pembantu
 Puskesmas Keliling
 Bidan Desa
 Pos Binaan Terpadu (Posbindu)
 Posyandu
PENGENDALIAN
Pengendalian obat meliputi: Pengendalian persediaan,
pengendalian penggunaan dan penanganan obat
hilang, rusak dan kadaluarsa. Pengendalian obat di
puskesmas ini dilakukan dengan cara selalu mencatat
setiap pengeluaran dan pemasukan obat ke dalam
kartu stock untuk memastikan kesesuaian antara
penggunaan dengan sisa persediaan serta untuk
menghindari kehilangan obat
Pencatatan, Pelaporan dan
Pengarsipan
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan
pelaporan yang ada di Puskesmas II Cilongok meliputi:
kartu stock obat, buku belanja obat, buku laporan
bulanan, LPLPO tiap tahun, laporan pemakaian obat
tiap tahun, laporan penerimaan obat pertahun.
Laporan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
yang harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
yaitu laporan bulanan yang meliputi laporan
monitoring, laporan penggunaan obat generik,
prekusor, laporan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas, laporan monitoring indikator peresepan,
laporan psikotropik dan narkotik.
Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan
setiap hari setelah pelayanan, lembar resep yang
diterima di Puskesmas dikumpulkan menjadi satu,
dihitung, dicatat dan disimpan di tempat
penyimpanan resep.
Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
obat dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas II Cilongok dilakukan dengan
melakukan stock opname yang dilakukan
setiap 1 bulan sekali.
Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan Farmasi Kegiatan Hambatan
Klinik
Pengkajian Resep, - Melakukan skrining - Penulisannya kurang tepat
Peracikan dan administratif, seperti, tidak ada berat badan
Penyerahan Obat farmasetis, dan klinis pasien, tidak mencantumkan
- Melakukan kekuatan sediaan, aturan pakai
peracikan, yang kurang/berlebih, jumlah
pemberian etiket obat yang tidak rasional.
dan penyerahan - Peracikan yang tidak rasional
obat seperti pencampuran antibiotik
dgn obat lain
Pelayanan Informasi Memberikan informasi Kurangnya pemberian PIO karena
Obat mengenai aturan pakai, kurangnya tenaga kefarmasian
cara penggunaan yang terkadang ditangani oleh
bidan, gizi dan bag. administrasi
bahkan sopir tetapi masih dalam
pengawasan apoteker.
Konseling Tidak dilakukan Karena keterbatasan waktu,
tempat, serta tenaga kefarmasian
MESO Tidak dilakukan
PTO dan Evaluasi Tidak dilakukan
penggunaan obat
Kegiatan PKPA di
Puskesmas II
Cilongok
Kegiatan mahasiswa selama pelaksanaan PKPA mulai
dari 3-14, 22-30 Maret 2017 di Puskesmas II Cilongok
adalah :
 Melakukan pelayanan kefarmasian mulai dari
penerimaan resep, penyiapan obat sesuai resep,
peracikan, penulisan etiket, pengemasan,
penyerahan obat, Pemberian Informasi Obat (PIO)
 Mengikuti kegiatan promkes dan kesling “Pemicuan”
bersama koordinator pokja promkes dan kesling
 Mengikuti Puskesmas Keliling
 Mengikuti Pos Binaan Terpadu (Posbindu)
 Melakukan Penerimaan Barang dari PBF
Pemicuan
Pemicuan merupakan salah satu program
kegiatan dari bagian Kesehatan Lingkungan yang
bekerja sama dengan bagian Promosi Kesehatan di
Puskesmas II Cilongok.
Pilar 1
Stop Buang Air Besar
Sembarangan

Pilar 2 Pilar 5
Cuci Tangan Pakai Pengeolaan Air Minum
Sabun dan Makanan

Pilar 3 Pilar 4
Pengelolaan Penegelolaan
Limbah Sampah
Pusling dan
Posbindu
Puskesmas keliling dan Posbindu merupakan
kegiatan yang hampir sama yaitu melakukan
pelayanan kesehatan tetapi tidak di Puskesmas
melainkan di masing-masing desa secara
bergantian. Hanya saja perbedaannya, pada
posbindu tidak ada Dokter yang ikut menjadi
petugasnya melainkan terdapat kader yang telah
ditunjuk dari setiap desa untuk membantu
pelaksanaan posbindu seperti megecek tekanan
darah, asam urat, kolesterol, konsultasi diet, dll.
KEKURANGAN
 Kurangnya tenaga kefarmasiannya, di puskesmas hanya ada 1 orang apoteker
saja
 Kurangnya pemberian informasi obat karena terkadang yang melakukan
penyerahan bukan apoteker
 Seringkali penulisan resep dilakukan oleh perawat atau bidan
 Tidak ada pengenceran sirup kering
 Pada peracikan obat masih sering ditemukan resep racikan yang tidak rasional
(ex: antibiotik dipuyer, vit c atau antasida dipuyer bersama obat lain)
 Penulisan jumlah obat yang tidak rasional (ex : ketika pusling untuk amoxicilin
hanya diberikan 6 tablet, sediaan kapsul diminta untuk pemakaian setengah
kapsul)
 Item obat dalam satu resep sangat banyak
 Penulisan resep menggunakan singkatan tidak lazim
 Mortir dan stamper penggerus terkadang tidak dibersihkan
 Untuk pelayanan resep pulveres membutuhkan waktu yang lama disebabkan
oleh kurangnya tenaga kefarmasian di apotek dan sarana
 Alat pengepres untuk puyer rusak sehingga menggunakan streples
 Untuk etiket hanya terdapat 1 jenis yaitu untuk penggunaan dalam, etiket
penggunaan luar tidak ada sehingga hanya dituliskan dikemasannya saja
 Tidak pernah dilakukan konseling karena keterbatasan tenaga dan keterbatasan
tempat
SARAN

 Perlu ditambahkan tenaga kefarmasian seperti ttk


untuk membantu Apoteker pada saat pelayanan
resep di puskesmas maupun ikut serta dalam
kegiatan luar puskesmas yang terdapat pelayanan
resep
 Perlu diberikan sosialisasi lagi tentang wewenang
masing-masing tenaga kesehatan
 Perlu ada penambahan dan perbaikan sarana
penunjang untuk pelayanan resep pulveres agar
tidak terlalu lama
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai