Anda di halaman 1dari 15

MICHEL FOUCAULT

a) Discourse, Power and Knowledge


Discourse, Power and Knowledge
Setiap era sejarah memiliki pandangan, klasifikasi,
pemahaman yang khas dan bersifat diskontinu
Contoh : Definisi kebebasan masa penjajahan & jaman sekarang

Asumsi pencerahan klasik yang ditolak o/ Foucault:


1) Pengetahuan tidak bersifat metafisis, transedental, universal melainkan
khas u/ setiap waktu dan tempat
2) Tidak ada pengetahuan yang menyeluruh, pengetahuan selalu mengambil
perpektif
3) Pengetahuan tidak murni, tapi terikat dgn rezim
4) Pengetahuan tidak muncul sbg evolusi sejarah yg konstan, melainkan
diskontinu

Manusia hanya produk bentukan diskursus, praktik-praktik, institusi,


hukum, dan sistem administrasi belaka
Discourse, Power and Knowledge
Kemodernan bukan lagi pembebasan tapi penormalan, regulasi, dan
disiplin

Sejarah adalah permainan dominasi & resistensi, grouping &


regrouping
Co: manusia sempat terbebas dari rantai kontrol eksternal fisik, hanya untuk
dibelenggu rantai kontrol internal- mental

Foucault jg memperkenalkan istilah Otherness => hal yang dianggap


tidak normal.
Co: homoseksual, orgil
Arkeologi Foucault
Di era modern orang gila disingkirkan seperti orang kusta jaman dulu

Domain baru rasionalitas – ditandai konsepsi ilmu kesehatan, dulu


orang boleh mengobati diri sendiri, sekarang orang memperbolehkan
dokter mengobati dan melihat tubuhnya

Genealogy of Knowledge
Diskursus = hubungan timbal balik
Pasangan kekuasaan-pengetahuan= kekuatan- kekuasaan= kekuasaan
untuk menciptakan diskursus

Masyarakat pra-modern menyelenggarakan eksekusi publik


Modernitas: Hukuman digeneralisasi kan pada setiap orang

Modernitas sbg sumber penyebaran seks


Jackques Derrida
Jacques Derrida
Dekontruksi : metode pembacaan teks scr interpretatif atau
hermeneutik dengan cara radikal

Hermeneutik : disiplin ilmu yang berkaitan dengan penafsiran,


interpretasi, dan pemahaman teks

Bagi dekonstruksi, intepretasi bukan untuk rekonsruksi makna namun


mereproduksi situasi- situasi saat teks itu ditulis

Dekonstruktivisme adalah sebuah cara berpikir yg senantiasa


menantang kita u/ menjawab pertanyaan, bagaimana kita bia
membedakan sesuatu tanpa manilai
Richard Rorty
Ricard Rorty
Kita perlu membuat arti berfilsafat yang baru

Menentang filsafat sbg epistemologi – mencari fondasi pengetahuan


dan mendukung hermeneutik – penafsiran,intrepretasi, pemahaman
teks
Jean Baudrillard
Jean Baudrillard
Obyek konsumsi merupakan perluasan kekuatan produktifyang
diorganisir

U/ mendukung masyarakat dlm menggunakan hasil produksi, kaum


kapitalis membuat sistem komunikasi yag disebutnya kode = iklan

Kode tsb diciptakan agar masyarakat dapat terstratifikasi berdasarkan


apa yg mereka konsumsi

Kita sama dengan orang yang mengkonsumsi satu produk dan berbeda
dengan orang yang mengkonsumsi produk lain

Massa menempuh jalan mereka sendiri tak mengindahkan upaya yang


bertujuan untuk memanipulasi mereka
Fredric Jameson (1934)
Fredric Jameson (1934)

• Salah satu kritikus literatur berhaluan Marxis paling


terkemuka
• Menjabat sebagai Profesor Of Comparative
Literature di Duke University (Durham NC, USA) dan
sebagai Kepala The Center for Cultural Theory
• Karya pertamanya berjudul Sartre: The Origins of a
Style (1961)
Teori – Logika Kultural Kapitalisme
Akhir
• Istilah “kapitalisme lanjut” (Late capitalism) mulai
digunakan di Eropa menjelang akhir tahun 1930-an,
yaitu ketika banyak ahli ekonomi percaya
kapitalisme bergerak mendekati ajal
• Periode late capitalism yang dipakai Jameson
dipinjam dari periodisasi yang dibuat oleh Mandel,
yang membagi perkembangan kapitalisme menjadi
tiga fase, yaitu : 1. kapitalisme pasar, 2. monopoli
(imperialisme), dan, 3. modal multinasional
a) Kritik terhadap Postmodernisme
Holub (dalam Ritzer,2004) merumuskan beberapa kritik
Habermas terhadap postmodernisme antara lain:
- Pemikiran postmodernis kurang tegas membedakan
apakah mereka menciptakan teori yang serius (ilmiah)
atau mengarang sastra
- Habermas merasa bahwa argumen para postmodernis
sarat dengan sentimen normatif, namun sentimen
mereka itu disembunyikan dari pembaca
- Habermas mengkritik postmodernisme sebagai
perspektif yang gagal “membedakan fenomena dan
praktik yang terjadi pada masyarakat modern”
- Pemikir postmodern dituduh mengabaikan praktik
kehidupan dunia

Anda mungkin juga menyukai