Disusun Oleh:
Kelompok 1
MAGISTER AKUNTANSI
2018/2019
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah pengukuran kinerja untuk menilai prestasi
manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk
menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan layanan publik yang lebih
baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik
dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut
telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan
untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dimilikinya sistem
pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya
organisasi.
Penggunaan analisis varians saja belum cukup untuk mengukur kinerja, karena
dalam analisis varians masih mengandung keterbatasan. Keterbatasan analisis
varians di antaranya terkait dengan kesulitan menetapkan signifikansi besarnya
varians.
2. Informasi Nonfinansial
Pengukuran dengan metode balanced scorecard melibatkan 4 aspek yaitu:
- Perspektif finansial
- Perspektif kepuasan pelanggan
- Perspektif efisiensi proses internal
- Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Jenis informasi non finansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci
atau sering disebut key succes factor, key result factor, pulse point. Variabel kunci
adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi sebab
kesuksesan organisasi. Jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan, maka
variabel ini harus segera disesuaikan.
Suatu variabel kunci memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
- Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi
- Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat
- Perubahannya tidak dapat diprediksi
- Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
- Variabel tersebut dapat diukur
Tabel 1
Contoh Variabel Kunci
Unit Kerja Variabel Kunci
Rumah Sakit dan Hotel Tingkat Hunian kamar
Klinik Kesehatan Jumlah pelanggan yang dilayani per hari
Perusahaan Listrik Negara KWH yang terjual
Perusahaan Telekomunikasi Jumlah pulsa yang terjual
Perusahaan air minum Jumlah debit air terjual
Pekerjaan Umum Panjang jalan yang dibangun/diperbaiki
Dipenda Jumlah pendapatan yang terkumpul
C. PERANAN INDIKATOR KINERJA DALAM PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengembangkan variabel kunci yang
sudah teridentifikasi menjadi indikator kinerja. Indikator kinerja dapat berbentuk
faktor keberhasilan utama organisasi dan indikator kinerja kunci.
Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mendindikasikan
kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Sedangkan indikator kinerja kunci adalah
sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang
bersifat finansial maupun non finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit
bisnis.
Pengembangan Indikator Kinerja
Pengembangan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu
aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-
tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung tipe pelayanan yang dihasilkan.
Penentuan indikator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:
- Biaya pelayanan
- Penggunaan
- Kualitas dan standar pelayanan
- Cakupan pelayanan
- Kepuasan
Tabel 2
Indikator kualitas dan standar pelayanan merupakan indikator yang paling sulit
diukur, karena menyangkut perimbangan yang sifatnya subyektif. Sedangkan
indikator kepuasan biasanya diukur dengan metode jejak pendapat langsung.
Permasalahan teknis yang dihadapi pada saat pengukuran ekonomi, efisiensi, dan
efektifitas (value for money) organisasi adalah bagaimana membandingkan input
dengan output untuk menghasilkan ukuran efisiensi yang memuaskan jika output yang
dihasilkan tidak dapat dinilai dengan harga pasar. Solusi praktis atas masalah tersebut
adalah dengan cara membandingkan input finansial (biaya) dengan output non
finansial, misalnya biaya unit (unit cost statistics). Unit cost statistics tersebut dapat
digunakan sebagai benang merah untuk mengukur kerja. Unit-unit kerja pemerintah
diharapkan dapat menghasilkan sejumlah unit cost statistics yang spesifik untuk unit
kerjanya. Unit cost statistics tersebut misalnya adalah:
Pendidikan
Jalan Umum
Perumahan
Pengukuran Ekonomi
Pengukuran efektivitas hanya memperhatikan keluaran yang didapat,
sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif, Pertanyaan sehubungan
dengan pengukuran ekonomi adalah :
1. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dilanggarkan oleh
organisasi?
2. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan?
3. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara
optimal?
Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dari tiga pokok bahasan Value for
Money. Efisiensi diukur antara output dengan input. Semakin besar output
dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.
Rasio Efisiensi tidak hanya dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi
dalam bentuk relatif. Unit A adalah lebih efisien dibanding unit B. Unit A
lebih efisien dibanding unit tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur
dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi
dapat dilakukan dengan cara :
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada
proporsi peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output.
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan
mata uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah mata uang
ataupun satuan fisik. Dalam pengukuran kinerja Value for Money, efisiensi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu efisiensi alokasi dan efisiensi teknis
(manajerial).
Pengukuran Efektivitas
Efektivitas merupakan ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuanya,
maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal
terpenting adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar
biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh
melebihi dari yang telah dianggarkan, bisa juga dua kali lebih besar dari apa
yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau
kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau proyek terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas outputdan dampak yang dihasilkan.
Pengukuran outcome memiliki dua peran, yaitu:
a. Peran retrospektif
Peran retrospektif, terkait dengan penilaian kinerja masa lalu, analisis
retrospektif memberikan bukti terhadap realisasi yang baik (good
management). Bukti tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan terget
di masa yang akan datang dan mendorong untuk menggunakan praktik
yang terbaik. Atau dapat juga digunakan untuk membantu pembuat
keputusan dalam menentukan program atau proyek yang perlu
dilaksanakan dan metode terbaik mana yang perlu digunakan untuk
melaksanakan program tersebut
b. Peran prospektif
Terkait dengan perencanaan kinerja di masa yang akan datang.
Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome digunakan untuk
mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis Retrospektif
memberikan bukti terhadap praktik yangbaik ( good management ). Bukti
tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target di masa yang akan
datang dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau
dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan
dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.
Gambar 1
Elemen-elemen Pengukuran Kinerja VFM
Estimasi indikator kinerja
Estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan (1) kinerja tahun lalu, (2)
expert judgement, (3) trend, dan (4) regresi.
1. Kinerja tahun lalu
Kinerja unit tahun lalu dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengestimasi indikator kinerja. Hal tersebut merupakan benchmark bagi
unit tersebut untuk melihat seberapa besar kinerja yang telah dilakukan.
Alasan lainnya adalah karena terdapatnya time lag antara aktivitas yang
telah dilakukan dengan dampak yang timbul dari aktivitas tersebut.
2. Expert Judgement
Expert judgement biasanya digunakan untuk melakukan estimasi
kinerja. Selain penggunaannya yang sederhana, dari segi biaya juga tidak
terlalu mahal. Namun demikian, kelemahannya adalah bahwa teknik ini
sangat bergantung pada pandangan subjektif para pengambil keputusan. Di
samping itu, dampak adanya pencapaian tujuan kinerja tidak secara
otomatis dapat dikatakan bahwa unit tersebut mengalami peningkatan
kinerja. Kadang keberhasilan suatu unit kerja akan mempengaruhi kinerja
unit yang lain.
3. Trend
Trend digunakan dalam mengestimasi indikator kinerja karena
adanya pengaruh waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.
Y = a + bt
Y = indikator kinerja
a = indikator kinerja autonomus
t = time lag
4. Regresi
Dengan menggunakan rumus regresi sederhana dapat dilakukan
estimasi kinerja unit kerja. Hal ini dilakukan untuk menentukan seberapa
besar pengaruh variabel-variabel independen mampu mempengaruhi
variabel dependen (kinerja unit)
Pertimbangan dalam membuat indikator kinerja
Langkah pertama dalam membuat indikator kinerja ekonomi, efisiensi,
dan efektivitas adalah memahami operasi dengan menganalisis kegiatan dan
program yang akan dilaksanakan. Secara garis besar terdapat dua jenis
tindakan kebijakan yaitu input dan proses yang mempunyai tujuan untuk
mengatur alokasi sumber daya input untuk dikonversi menjadi output melalu
satu atau beberapa proses konversi atau operasi. Hasil kebijakan ada tiga jenis,
yaitu keluaran, akibat dan dampak dan distribusi manfaat. Keluaran yang
diproduksi diharapkan akam memberikan sejumlah akibat dan dampak positif
terhadap tujuan program.
Tabel 3
Contoh indikator kinerja di Perguruan Tinggi
Pertimbangan Input
Input Mahasiswa - Latar belakang sosial ekonomi
- Latar belakang budaya
Kemmapuan diri
Hambatan/kesulitan
Prestasi akademik
Tingkat ekspektasi mahasiswa dan orang tua
Sumber Daya - Jumlah dosen
- Fasilitas
Jumlah staf pendukung
Dukungan orang tua mahasiswa
Buku dan perpustakaan
Indikator Proses
Staf - Kualitas dosen
- Tingkat perpindahan dosen
S Sikap dan perilaku para staf
Perkuliahan - Frekuensi temu kelas dan konsultasi
- Rasio dosen
Kurikulum - Mata kuliah utama
- Mata kuliah pilihan
Sistem ujian
Daya Dukung Pendidikan - Forum-forum ilmiah
- Saran olahraga
Organisasi - Manajemen perguruan tinggi
- Organisasi mahasiswa
Mutually - Tingkat ekspektasi dosen
- Tingkat tanggung jawab mahasiswa
Reward/punishment system
Indikator Output
Mahsiswa - Sikap dan perilaku masasiswa
- Tingkat kehadiran dan ketidak hadiran
Dosen - Tingkat kehadiran dan ketidakhadiran
- Keterlambatan