a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up)
b. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara berimbang sehingga
dapat diukur perkembangan pencapaian strategi
2) sasaran ukuran kinerja sektor publik ditujukan untuk pengalokasian sumber daya
dan penbuatan keputusan.
Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk menentukan kelayakan
biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat pengguna jasa
publik. Masyarakat tentu tidak mau terus menerus ditarik pungutan sementara
pelayanan yang mereka terima tidak ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh
karena itu, pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pelayanan publik. Masyarakat menghendaki pemerintah dapat memberikan banyak
pelayanan dengan biaya yang murah (do more with less).
Kinerja sektor publik bersifat multi dimensional, sehingga tidak ada indikator
tunggal yang dapat digunakkan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif.
Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sector publik lebih
banyak bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk
mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu perlu dikembangkan ukuran kinerja
non finansial.
Penilaian laporan kinerja finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang
telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan menganilisis varians (selisih atau
perbedaan) antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan
Setelah dilakukan analisis varians, maka dilakukan identifikasi sumber penyebab
terjadinya varians dengan menelusur varians tersebut hingga level manajemen paling
bawah. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui unit spesifik mana yang
bertangguang jawab terhadap terjadinya varians sampai tingkat manajemem paling
bawah.
Penggunaan analisis varians saja belum cukup untuk mengukur kinerja, karena
dalam analisis varians masih mengandung keterbatasan (constrain). Keterbatasan
analisis varians diantaranya terkait dengan kesulitan menetapkan signifikansi
besarnya varians.
1) Informasi NonFinansial
Informasi Non Finansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur lainnya. Informasi
non-Finansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian
manajemen. Teknik pengukuran kinerja secara komprehensif yang banyak
dikembangkan oleh berbagai organisasi dewasa ini adalah Balance Scorecard.
Dengan Balance Scorecard kinerja organisasi diukur tidak hanya berdasarkan aspek
finansialnya saja, akan tetapi juga aspek non – Finansial. Pengukuran dengan
metode Balance Scorecard melibatkan empat aspek yaitu:
Variabel kunci adalah variable yang mengindikasikan factor – factor yang menjadi
sebab kesuksesan suatu organisasi. Jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan,
maka variable ini harus segera disesuaikan. Suatu variable memiliki beberapa
karakteristik antara lain:
e. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran
antara (surrogate). Sebagai contoh, kepuasan masyarakat tidak
dapat diukur secara langsung; akan tetapi dapat dibuat ukuran antaranya, misalnya
jumlah aduan, tuntutan, demonstrasi dapat dijadikan variable kunci.
Penggunaan indicator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu
aktifitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap –
tiap unit organisasi berbeda – beda tergantung pada tipe pelayanan yang
dihasilkan. Penentuan indicator kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:
d. Cakupan pelayanan (coverage)
e. Kepuasan (satisfaction)
Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit cost), misalnya
biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki, jumlah ton sampah yang
terangkut, biaya persiswa). Beberapa pelayanan mungkin tidak dapat ditentukan
biaya unitnya, karena output yang dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada
keseragaman tipe pelayanan yang diberikan.
Pengukuran Ekonomi
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
b. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang
sejenis yang dapat diperbandingkan?
Pengukuran Efisiensi
output
Efisiensi =
input
Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for money.
Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output
disbanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi
Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam bentuk
relative. Unit A adalah lebih efisien dibandingkan unit B, unit A lebih efisien tahun ini
disbanding tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan
dengan cara:
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk satuan mata
uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah uang ataupun satuan
fisik. (Catatan: efisiensi seringkali juga dinyatakan dalam bentuk input/output, dengan
interpretasi yang sama dengan bentuk input/output, contoh: biaya per unit output).
Dalam pengukuran kinerja value for money , efisiensi dapat dibagi menjasi
dua: (a) efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan (b) efisiensi teknis atau efisiensi
manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk
mendayagunakan sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis
(manajerial) terkait dengan kemampauan mendayagunakan sumber daya input pada
tingkat output tertentu.
Pengukuran Efektifitas
Pengukuran Outcome
Akuntansi sektor publik ini dapat digunakan sebagai alat transparansi kepada publik
untuk memenuhi hak-hak publik. Sektor publik yang dimaksud adalah lembaga
pemerintah di daerah maupun pusat dan lembaga non-pemerintah, termasuk rumah
sakit dan lembaga pendidikan.
Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik
praktik akuntansi dan juga berperan dalam pengembangan akuntansi yang sehat.
Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi, terutama pelaporan
keuangan pada pihak eksternal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya
masih dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor
swasta yang perkembangan akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan
masih dipertanyakan apakah sampai saat ini benar – benar memiliki teori akuntansi
yang mapan. Suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang didalamnya
terdapat hipotesa – hipotesa yang diuji kebenarannya.
2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang saat ini
dilakukan
1. Objektivitas
2. Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama
untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu
secara berturut – turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat
diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Konsitensi penerapan metode
akuntansi merupakan hal yang sangat penting karena organisasi memiliki orientasi
jangka panjang (going concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan
kinerja selama satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses
evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu konsisten
dalam menerpakan metode akuntansinya.
3. Daya banding
4. Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi, social, dan politik serta untuk menhindari
tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian
laporan terkait dengan lama waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
menghasilkan laporan keuangan. Semakin cepat waktu penyajian laporan keuangan,
maka akan semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah
semakin banyak kebutuhan informasi, maka akan semakin banyak pula waktu yang
dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan
mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan
keputusan meskipun disajikan lebih awal.
6. Materialitas
Suatu informasi dianggap material bila mempengruhi keputusan, atau jika informasi
tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda. Penentuan
materialitas memang bersifat pertimbangan subjektif (subjective judgement), namun
pertimbangan tersebut tidak dapat dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan
yang digunakan merupakan Professional judgement yang mendasarkan pada teknik
tertentu.
b) Standar memberika petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang
memungkinkan pengujian secara hati – hati dan independen saat menggunakan
keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat
membuktikan kewajarannya.
c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu disajikan yang
berkaitan dengan berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang
perpajakan, regulasi, perencanaan seta regulasi ekonomi dan penigkatan efisiensi
ekonomi serta tujuan social lainnya.
d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah
sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang
overload terjadi ketika :
c) Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat pilihan
dalam penerapannya
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat
kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprhensif apabila akun – akun yang ada
menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
2) Akuntansi Komitmen
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar
manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran
yang telah dilaksanakan atau dikeluarkan jika dihitung berdasarkan order yang telah
dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia
dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Tentu saja manajer
yang teliti akan tahu bahwa akun – akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan
yang mana faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri
agar ia tidak melakukan pemborosan anggaran (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order
yang diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur
dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian
terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam pengadopsian system tersebut
ke dalam akun – akun keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang
dikeluarkan. Pada umunya tidak ada kewajiban hokum (legal liability) untuk patuh
terhadap order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan.
3) Akuntansi Dana
Pada organisasi sector publik masalah utama yang dihadapi adalah pencarian sumber
dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam
organisasi sector publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana,
pengertian “dana” dimaknai sebagai dana kas (cash fund). Tiap – tiap dana tersebut
harus ditempatkan pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus
diambilkan dari satu laci dan tagihan lainnya diambil dari laci lainnya. Namun saat ini
“ dana” dimaknai sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah,
termasuk sumber daya nonkas dan utang diperhitungkan didalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk
tujuan organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara perusahaan pribadi
dengan perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut
adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan bila
dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki publik (perseroan terbatas). Kedua,
adanya kesalahan dalam memahami makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut
Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan sebagai dana (fund)
dan organisasi dilihat sebagai satu rangkaian dana (series of fund), maka laporan
keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan (konsolidasi) dari laporan
keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik,yaitu:
1. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund): dicatat untuk mancatat nilai
aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan
untuk kegiatan yang tidak bertujuan untuk mencari laba. Jenis akuntansi dana ini
digunakan pada organisasi pemerintahan (governmental funds).
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds): untuk mencatat
biaya pendapatan, aktiva,utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari
laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds)
Umumnya, terdapat dua jenis investasi, yaitu investasi dalam sekuritas utang (debt
securities) dan investasi dalam saham (equity securities). Debt securities adalah
instrumen investasi yang mewakili hubungan kreditor dengan suatu perusahaan,
seperti Obligasi RI, Obligasi perusahaan, commercial paper (CP), dan sebagainya.
Sedangkan equity securities merupakan instrumen investasi yang mencerminkan
kepemilikan modal dalam suatu perusahaan, yang berupa saham biasa, saham
preferen, atau capital stock lainnya. Kedua jenis investasi tersebut bisa bersifat
temporer (jangka pendek) maupun jangka panjang.
Pada dasarnya, investasi merupakan asset yang digunakan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kekayaannya. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 13
(Tahun 1994) untuk investasi dinyatakan agak berbeda dengan perusahaan, karena
investasi yang dilakukan oleh pemerintah (baik dalam debt securities maupun equity
securities) juga mempunyai tujuan untuk memperoleh manfaat sosial yang
diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini PSAP
6 mendefinisikan investasi sebagai aset yang dimaksudkan untuk memperoleh
manfaat ekonomis, seperti bunga, dividen, dan royalty, atau manfaat sosial, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
a. Held-to-maturity
Merupakan debt securities yang dimaksudkan untuk dimiliki perusahaan
sampai waktu jatuh tempo. Digolongkan juga sebagai investasi jangka panjang.
b. Trading
c. Available-for-sale
Karakter yang harus dipenuhi agar suatu investasi dikategorikan sebagai investasi
jangka pendek adalah:
b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
c. Berisiko rendah
a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposit).
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek dan pembelian
Serifikat Bank Indonesia (SBI)
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan. Penyertaan Modal Pemda, Investasi dalam Surat Utang
Negara, dan Pembelian Obligasi merupakan beberapa contoh investasi
Menurut sifat penanaman investasinya, investasi jangka panjang dibagi menjadi dua,
yaitu permanen dan nonpermanen, yaitu :
a. Investasi Permanen
b. Investasi Nonpermanen
1) Pembelian obligasi atau surat kewajiban jangka panjang yang dimaksudkad untuk
dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah.
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi oleh pemerintah
apabila memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
a) Kemungkinan manfaat ekonomis dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi dapat diperoleh pemerintah.
b) Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga dicatat sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah komisi perantara jual beli, dan biaya lainnya.
Jika tidak ada biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar
investasi pada tanggal perolehannya, yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada
nilai wajar, biaya perolehan atau nilai wajar aset lain diserahkan untuk memperoleh
investasi tersebut. Sebagai contoh, pada tanggal 7 Maret 2007, Pemkot Harapan
memutuskan untuk menempatkan Rp 200 juta di Sertifikat Bank Indonesia. Atas
pembelian ini, dikenakan biaya administrasi oleh agen penjual sebesar Rp 200 ribu.
Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan investasi ini adalah:
SBI 200.000.000
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham (misalnya deposito jangka pendek)
dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Selain untuk memanfaatkan dana yang ada (manajemen kas), investasi jangka
pendekjuga dilakukan dengan tujuan memperoleh manfaat ekonomis, seperti bunga
deposito atau dividen. Hasil investasi berupa dividen tunai atau bunga deposito
dicatat sebagai pendapatan. Contoh jurnalnya adalah:
ASET LANCAR
Investasi Permanen
ASET TETAP
EKUITAS DANA
Angka yang ada di akun ini harus sama dengan jumlah total investasi jangka panjang
yang dimiliki oleh pemerintah.
Disamping penyajian dalam neraca, hal-hal tertentu yang terkait dengan investasi
harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Hal-hal tersebut antara
lain:
c) Perubahan harga pasar, baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang.
Ruang Lingkup
- Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran
yang disusun dan disajikan dengan menggunakan akuntansi berbasis kas.
- Pernyataan Standar ini berlaku untuk setiap entitas pelaporan, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, yang memperoleh anggaran berdasarkan
APBN/APBD, tidak termasuk perusahaan negara/daerah.
Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus identifikasikan secara jelas, dan diulang
pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:
Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Realisasi
Anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang atau pendek
dari satu tahun,
(a). Pendapatan-LRA;
(b). Belanja;
(c). Transfer;
(d). Surplus/defisit-LRA;
(e). Penerimaan pembiayaan;
(f). Pengeluaran pembiayaan;
(g). Pembiayaan neto; dan
. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA).
4. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
12.5 AKUNTANSI ANGGARAN, AKUNTANSI
PENDAPATAN-LRA, AKUNTANSI BELANJA,
AKUNTANSI PEMBIAYAAN
AKUNTANSI ANGGARAN
AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA
pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbang-an dari pemerintah pusat dan
dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.
AKUNTANSI BELANJA
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang meng-atur mengenai badan layanan umum.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil
diinvestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.