Anas Urbaningrum
Selaku Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2009-2014.
M. Nazaruddin
Selaku Bendahara DPP Partai Demokrat periode 2009 – 2014.
PT. Metapora Solusi Global (MSG)
Selaku pemenang tender bergerak dibidang arsitektur dan
memenangkan konsep masterplan dari proyek Hambalang.
Mahyuddin NS
Selaku Ketua Komisi X DPR RI periode 2003-2008, dari Fraksi Golkar
Angelina Sondakh
Selaku Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan 2009-2014, sebagai
anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dari Fraksi Demokrat
Mirwan Amir
Selaku Anggota DPR untuk periode 2009-2014 sebagai anggota Badan
Anggaran ( Banggar) DPR RI, dari Fraksi Demokrat.
Wayan Koster
Selaku Anggota DPR untuk periode 2009-2014 sebagai anggota Badan
Anggaran ( Banggar) DPR RI, dari Fraksi PDIP.
PT. Adhi Karya
Pihak konstruksi BUMN untuk proyek Hambalang dengan pihak yang terkait :
Teuku Bagus Mukhamad Noor : Sebagai Kepala Divisi Konstruksi Jakarta I)
M Arief Taufiqurahman : Sebagai Manajer Pemasaran sekaligus Fasilitator dari Teuku
Bagus Mokhamad Noor.
Muhammad Tamzil (Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor dan M Arief
Taufiqurahman.
Indrajaja Manopol ( Sebagai Direktor Operasi)
Mohammad Fakhruddin
Selaku Staff khusus Menpora AA Malarangeng.
Mahfud Suroso
Selaku Direktur PT Dutasari Citra Laras.
Ketut Darmawan
Direktur Operasi PT Pembangunan Perumahan, kontraktor proyek
Hambalang
Muchayat
Wakil Presiden Komisaris Utama Bank Mandiri yang pernah menjabat
sebagai Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ignatius Mulyono
Selaku Anggota Komisi II DPR RI Periode 2009 – 2014 dari Fraksi
Demokrat.
Para pelaku korupsi terorganisasi dan terstruktur atas proyek
Pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga
Nasional (P3SON) di Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat
diajukan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang ditangani
oleh KPK, dengan menghasilkan keputusan pengadilan sebagai
berikut :
Andi Alfian Mallarangeng, Di vonis hukuman 4 Tahun denda 200
juta, subsider 2 Bulan
Anas Urbaningrum, divonis hukuman 14Tahun Penjara, Denda 14
Milyar dan Hak Dipilih Dicabut.
M. Nazarudin, divonis hukuman 6 Tahun Penjara Denda 1 Milyar
Angelina Sondakh, divonis hukuman 12 Tahun, PK Dikabulkan
menjadi 10 Tahun Penjara, Denda 500 Juta, subsider 6 Bulan
Andi Zulkarnaen Mallarangeng divonis hukuman 3,5 Tahun
Penjara
Dst..
Tekanan atau Dorongan (Pressure)
Anas Urbaningrum yang mengikuti pemilihan ketua partai Demokrat
membutuhkan dana yang cukup banyak untuk mengikuti pemilihan
tersebut. Selain itu, Anas juga memiliki keinginan untuk mendapat posisi
yang bergengsi sebagai anggota DPR.
Kesempatan (Opportunity)
Andi dengan sengaja telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai
Menpora dalam pengurusan proyek Hambalang dimana Andi adalah
pengguna anggaran sekaligus pemegang otoritas kekuasaan
pengelolaan keuangan negara di Kemenpora serta memiliki kewajiban
untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggaran.
Rasionalisasi (Rationalization)
Adanya pembenaran bahwa tindakan yang dilakukan oleh Anas
Urbaningrum benar dan tidak akan diketahui dan yang dibantu oleh
beberapa oknum di Partai Demokrat dan statusnya sebagai anggota
Menpora. Choel ikut terlibat dalam pengurusan proyek P3SON.
Kemudahan akses yg diberikan kepada Choel seperti adanya
keleluasaan bagi Choel untuk menggunakan ruang kerja Andi di lantai
10 gedung Kemenpora untuk melakukan pertemuan dengan pejabat
Kemenpora dan calon pemenang.
Karakteristik Skema Fraud
Fraudster
Skema korupsi dilakukan oleh banyak pihak, baik dari pihak eksekutif,
legislatif, dan pihak-pihak lain dari perusahaan yang bekerjasama dalam
proyek.
Ukuran Kecurangan
Kerugian mencapai Rp 463,67 miliar atau sekitar $35 juta.
Frekuensi Kecurangan
Dari 235 kasus korupsi, 34,8% di antaranya merupakan kasus penyuapan
dan 14,8% merupakan kasus penyalahgunaan anggaran.
Motivasi
Personal pressure : Anas Urbaningrum menggunakan hasil korupsi untuk
memuluskan jalan dalam pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat.
Bisnis : tindakan pemberian tidak sah oleh pihak KSO-AW, yaitu Teuku Bagus
Mukhamad Noor (Kepala Divisi Konstruksi Jakarta I) dan M Arief Taufiqurahman
(Manajer Pemasaran & Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor).
Materialitas
Material dikarenakan mencapai Rp 463,67 miliar atau sekitar $35 juta.
Benefactor
Diklasifikasikan sebagai kecurangan orang dalam terhadap organisasi. Korupsi
juga dapat menguntungkan perusahaan dalam beberapa skema, seperti suap.
Kecurangan korupsi dilakukan oleh fraudster atas nama fraudster dan
perusahaan.
Ukuran Perusahaan Korban
Ukuran korban pada kasus Hambalang termasuk besar karena kasus ini
merugikan negara dalam jumlah yang cukup besar, serta merugikan banyak
pihak lain
Konflik Kepentingan
Anas mempunyai kepentingan menjadi ketua umum fraksi
demokrat
Membatasi persaingan dengan mengatur proses pra-
kualifikasi dan memberikan informasi penting dan rahasia.
Penyuapan (Bribery)
Izin tanah yang semula sulit diurus, dapat diselesaikan
dengan cepat.
Pemberian Tidak Sah (Gratifikasi)
Anas menerima gratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dari
Nazaruddin.
Ditetapkannya KSO Adhi-Wika sebagai pemenang proyek
Hambalang, Andi Mallarangeng menerima gratifikasi berupa
uang sebesar Rp 4 miliar dan $550.000.
Pemerasan Ekonomi
Anas meminta imbalan 18% kepada PT Adhi Karya dimana
PT Adhikarya telah diuntungkan sebagai pemenang tender.
Red Flags Umum
Anomali dalam menyetujui vendor;
Hubungan antara karyawan kunci dan vendor resmi;
Anomali dalam pencatatan transaksi;
Kelemahan Pengecekan Ulang Persetujuan.