Anda di halaman 1dari 8

Dibuat Oleh:

1. Abednego Priyatama
2. Ana Dwi Pertiwi

Analisa Proyek Hambalang

Asal Mula Proyek Hambalang


Pada awalnya proyek Hambalang bernama Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional. Lahirlah Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang
dicetuskan oleh Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional (Dirjen Kemendiknas)
pada 2004. Namun namanya berubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi
Olahraga Nasional di tahun 2007 setelah ditangani Kemenpora.
Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng dalam Republika
Rabu, 30 Mei 2012, tujuan dilaksanakannya proyek hambalang adalah atas dasar keinginan
untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia terus dilakukan berbagai sarana dan
prasarana pun dibangun untuk membina atlet-atlet elite maupun komunitas sekolah olahraga di
tingkat nasional
Pada awalnya proyek Hambalang yang diawali pembangunan fisik berupa masjid, asrama,
infrastruktur, turap lapangan sepak bola dan pagar dimulai pada 2006.  Lanjutan pembangunan
Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) mulai dilaksanakan tahun
2010. Adanya perubahan masterplan yang telah disempurnakan ini pun membuat anggaran
proyek Hambalang membengkak dari Rp 125 miliar menjadi Rp 1,175 triliun. Berdasarkan
penyelidikan KPK tahun 2012 anggaran proyek Hambalang sudah membengkak menjadi Rp 2,5
triliun.
Menurut Sekretaris Kemenpora, Yuli Mumpuni, dalam Republika Rabu, 30 Mei 2012,
menjelaskan bahwa membengkaknya anggaran proyek Hambalang dikarenakan adanya
perubahan fungsi. Yang tadinya hanya untuk sekolah olahraga menjadi sarana untuk pembinaan
dan latihan atlet Indonesia ke depan. Adapun tambahan venue yang akan berdiri di kompleks
Hambalang antara lain GOR Serbaguna, tennis indoor, basket indoor, kolam renang, hall angkat
besi dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan latihan atletik hingga taman parkir.
Pelaku Proyek Hambalang.
Proyek Hambalang yang ditangani Kemenpora ini dikerjakan oleh kerja sama operasional
(KSO) PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk. Sedangkan konsultan perencanaan proyek
Hambalang dilakukan oleh PT Yodya Karya (Persero).

Kasus Proyek Hambalang


Penyelidikan kasus pembangunan pusat olahraga Hambalang ini berawal dari temuan KPK
saat melakukan penggeledahan di kantor Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin beberapa
waktu lalu terkait penyidikan kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games. Nazaruddin yang juga
terdakwa kasus dugaan suap proyek wisma atlet menyebutkan adanya keterlibatan Anas dalam
kasus Hambalang.
Kasus ini pun semakin mencuat ke publik ketika bangunan proyek Hambalang amblas di tiga
titik, yakni fondasi untuk bangunan lapangan bulutangkis,bangunan gardu listrik, dan jalan
nomor 13. Pelaksana proyek Hambalang mengklaim kerugian yang diakibatkan peristiwa
amblesnya bangunan tersebut mencapai Rp 14 miliar.
Sementara itu Koordinator Advokasi dan Investigas Sekretariat Forum Indonesia Untuk
Transparancy (Fitra) Ucok Sky Khadafi dalam Republika 30 Mei 2012, mengatakan bahwa
pihaknya telah memiliki data kerugian bangunan proyek yang rubuh. Nilai kerugian mencapai
Rp 753 miliar dari total nilai proyek senilai Rp 1,2 triliun. Rp 253 miliar untuk pembangunan
lanjutan fisik Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang, Bogor,
Jawa Barat pada 2010 dan Rp 500 miliar pada 2011 untuk pengadaan sarana olahraga
pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional Hambalang. Menurut Ucok, kerugian itu
merupakan uang negara yang sudah dikeluarkan sejauh ini dalam membangun Hambalang.
Nazaruddin dalam Kompas.com mengatakan bahwa ada aliran dana dari proyek Hambalang
ke Anas. Dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun lalu menurut Nazaruddin, Anas
membagi-bagikan hampir 7 juta dollar AS kepada sejumlah dewan pimpinan cabang.
Uang 7 juta dollar AS tersebut berasal dari Adhi Karya selaku pelaksana proyek Hambalang.
Selain itu, Nazaruddin juga mengungkapkan bahwa Anas membantu penyelesaian sertifikat
lahan Hambalang yang sejak lama bermasalah. Berkat jasa Anas melobi Badan Pertanahan
Nasional, Joyo Winoto, sertifikat lahan itu selesai diurus.
Berdasarkan penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Jakarta Rimanews kamis,
31 Mei 2012, ditemukan beberapa kejanggalan pada kasus proyek hambalang. Kejanggalan
tersebut antara lain:
1. Peningkatan skala proyek Hambalang dibuat tergesa-gesa melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2010. Diketahui, APBN-P lebih rawan dikorupsi
ketimbang APBN dan, menurut ICW, sekitar 80 persen korupsi anggaran dilakukan melalui
APBN-P. Pada mulanya, rencana awal proyek Hambalang hanya bersifat sekolah olahraga
nasional yang anggarannya telah disetujui DPR sebesar Rp 125 miliar di masa Adhyaksa
Dault yang kala itu menjabat sebagai Menpora. Namun proyek tersebut tidak bisa
dilaksanakan karena terkendala oleh masalah kepemilikan lahan, dan oleh karenanya,
anggaran Rp 125 miliar itu pun kala itu tidak bisa dicairkan. Selanjutnya, di era Menpora
Andi Alfian Malarangeng, Proyek Hambalang akhirnya dapat dilaksanakan, namun, dengan
memperluas atau merubah rencana proyek, yakni dari rencana semula sebagai sekolah
olahraga Nasional diubah menjadi pusat olahraga Nasional dengan penambahan anggaran
dari Rp 125 miliar menjadi Rp 1,2 triliun. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto
mengungkapkan bahwa proyek Hambalang ini ternyata sudah membengkak menjadi Rp 2,5
triliun. Bukan lagi Rp 1,2 triliun seperti semula sebagaimana yang selama ini diberitakan.
Hal itu diketahui dari surat Sekretaris Menpora Wafid Muharam yang dikirimkan kepada
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Rully Chairul Azwar tanggal 22 Januari 2010 sebagai
balasan dari memo pimpinan Komisi X DPR RI yang ditandatangani oleh Rully tanggal 20
Januari 2010. Dalam surat bernomor 0138.D/SESMENPORA/1/2010 tentang Usulan APBN-
P Tahun 2010, ada 3 poin yang disampaikan, salah satunya adalah pembangunan fasilitas
olahraga di Hambalang. Berikut isi surat dari Wafid Muharam tanggal 22 Januari 2010:
Kepada Yang terhormat
Bapak Ir. Rully Chairul Azwar, M.Si
Wakil Ketua Komisi X DPR RI
di Jakarta.

Memenuhi memo bapak tanggal 20 Januari 2010 perihal bahwa awal pembahasan
RAPBN-P 2010, dengan hormat perkenankanlah kami menyampaikan rencana usulan
tambahan anggaran sebesar Rp1.535.825 miliar atau Rp1,535 triliun untuk kegiatan-
kegiatan prioritas yang belum terakomodir dalam DIPA Kementerian Pemuda dan Olahraga
tahun 2010 yaitu:
a. Persiapan pelaksanaan Sea Games dan Asean Para Games 2011 sebesar Rp550 miliar
antara lain dialokasikan untuk persiapan Rp50 miliar. Renovasi prasarana (venue)
sebesar Rp200 miliar, pengadaan sarana/perlengkapan/peralatan/pertandingan sebesar
Rp200 miliar dan Pembinaan Kontingen Nasional Rp100 miliar. Usul ini merupakan
tindaklanjut permohonan kami kepada Menteri Keuangan melalui surat Nomor
3032.B/MENPORA/8/2009 tanggal 27 Agustus 2009.
b. Lanjutan pembangunan tahap I Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga Nasional dan
Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, sebesar Rp625 miliar,
mengingat DIPA Kemenpora Tahun anggaran 2010 baru tersedia Rp125 miliar. Dapat
kami informasikan bahwa usulan ini merupakan bagian dari rencana pembangunan
Pusat Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional tersebut yang secara keseluruhan
memerlukan dana sebesar Rp2,5 triliun.
c. Peningkatan kegiatan olahraga Pendidikan Nasional dan Daerah sebesar Rp360 miliar.

Bambang menjelaskan, dalam proyek Hambalang, KPK juga menelusuri dua poin
penting. Pertama, soal pengadaan barang, dan kedua, soal konstruksi. Dari angka sebesar Rp
2,5 triliun itu, yang paling banyak tersedot untuk pengadaan barang. Besarannya mencapai
Rp 1,4 triliun. Sedangkan pengadaan konstruksinya hanya mencapai Rp 1,1 triliun.
2. Sebagian anggota Komisi Olahraga DPR mengaku tak mengetahui peningkatan skala proyek
Hambalang dari sekolah atlet senilai Rp 125 miliar menjadi pusat olahraga bernilai Rp 1,2
triliun dengan anggaran multi-tahun. Padahal menurut Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora), Andi Mallarangeng membengkaknya dana sudah disetujui oleh DPR.
3. Ada pembicaraan soal Hambalang antara Menteri Andi Alfian Mallarangeng dan terpidana
Wisma Atlet M. Nazaruddin, Koordinator Anggaran Komisi Olahraga Angelina Sondakh,
serta Ketua Komisi Olahraga Mahyudin pada 10 Januari 2010. Namun pengakuan Nazarudin
ini telah dibantah oleh semua yang hadir pada pertemuan tersebut.
4. Lahan Hambalang yang labil dipaksakan menopang proyek besar. Menurut Koordinator
Advokasi dan Investigasi Fitra, Uchok Sky Khadafi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta,
Rabu (30/5) dalam Republika Rabu, 30 Mei 2012, mengatakan bahwa berdasarkan hasil
audit BPK 2009, seharusnya pembangunan dilakukan di Sentul, tetapi entah kenapa
pembangunan tersebut malah dipindahkan ke Hambalang. Dalam laporan hasil pemeriksaan
atas laporan keuangan Kemenpora tahun 2009 bernomor 67A/HP/XVI/05/2010 dan
tertanggal 20 Mei 2010 dijelaskan bahwa nilai aset tetap tanah Kemenpora per 31 Desember
2009 sebesar Rp 9.238.075.100. Aset tetap berupa tanah milik Kemenpora adalah tanah yang
berlokasi di Sentul, Bogor dengan luas 300 ribu meter persegi. Aset tetap berupa tanah milik
Kemenpora bernilai sebesar Rp 9.238.075.100 tersebut masih berupa tanah kosong yang
belum digunakan. Dan direncanakan akan dibangun gedung pusat pendidikan dan pelatihan
olahraga tingkat nasional mulai tahun 2010," kata Uchok membacakan hasil audit BPK. Hal
ini diperkuat dengan hasil rapat dengar pendapat Komisi X dengan pemerintah pada 20
Januari 2010. Salah satu kesimpulannya yaitu, Komisi X mendesak Menpora untuk
menjelaskan secara komprehensif rencana pembangunan pusat olahraga terpadu nasional di
Sentul.
5. Pengurusan sertifikat melibatkan Anas Urbaningrum. Kala itu Ketua Fraksi Demokrat--yang
meminta anggota Komisi Pemerintahan Ignatius Mulyono, yang dekat dengan Kepala BPN
Joyo Winoto. Hasilnya, dalam waktu kurang dari sebulan, sertifikat kelar, padahal surat tanah
ini tidak selesai diurus sejak 2004.
6. Diduga ada kolusi dalam subkontrak pemegang proyek, PT Adhi Karya, dengan PT Dutasari
Citralaras karena PT Dutasari Citralaras dimiliki kader Demokrat Munadi Herlambang,
Atthiyah Laila (istri Anas), dan orang dekat Anas, Machfud Suroso. KPK meragukan PT
Dutasari Ciptalaras memiliki kemampuan menjadi subkontraktor PT Adhi Karya menggarap
proyek pembangunan komplek olahraga terpadu, di Hambalang Bogor, Jawa Barat. Nilai
proyek yang mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun seharusnya disubkontrakkan kepada
perusahaan yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus.
7. Adhi Karya mensubkontrakkan sebagian pekerjaan ke Dutasari untuk pekerjaan yang bukan
keahlian Dutasari, sehingga Dutasari mensubkannya lagi ke PT Bestindo Aquatek Sejahtera
yang mendapatkan proyek pengolahan air limbah domestik di lahan Hambalang dari tender
yang digelar oleh PT Dutasari Citralaras. Dan PT. Kurnia Mutu, yang menyuplai pipa
tembaga untuk pendingin ruangan di kompleks Hambalang
8. Nazar beberapa kali menyatakan ada fee Rp 100 miliar dari Adhi Karya yang mengalir ke
DPR dan untuk membiayai pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat di Kongres
Bandung, Mei 2010.
9. Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) telah menyerahkan 10 Laporan
Hasil Analisis (LHA) proyek Hambalang kepada KPK. Dari 10 LHA tersebut, PPATK
banyak mencatat transaksi mencurigakan yang terjadi dalam proyek tersebut. Bahkan dari
data terakhir PPATK menemukan 23 transaksi mencurigakan dalam 10 LHA tersebut.
Menurut peneliti ICW, Febri Diansyah, kejanggalan lainnya apabila ditinjau dari aspek
profesionalitas dunia konstruksi adalah diduga adanya kualitas spesifikasi konstruksi bangunan
di bawah standar. Hal ini terjadi karena pengerjaan proyek Hambalang yang dikerjakan oleh
KSO PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya, disubkontrakkan hingga beberapa lapis.
Subkontraktor diketahui mencapai 17 perusahaan, termasuk PT Dutasari Citralaras, yang
mensubkan lagi ke PT Bestido dan PT Kurnia Mutu. Pensubkontrakan berlapis ini akan
mengakibatkan inefisiensi dan menyulitkan dalam koordinasi pekerjaan. Serta diragukan bahwa
standar prosedur dan hasil kerja yang ditetapkan oleh kontraktor utama akan sampai pada
subkontraktor pada lapis paling bawah. Dan hal ini akan berujung pada saling lempar tanggung
jawab, baik pada masa konstruksi, maupun pada masa pasca konstruksi (masa pemeliharaan).
Kontraktor utama, yaitu kontraktor utama yang mengendalikan seluruh pekerjaan dan
mengatur schedule proyek dan bertanggung jawab langsung kepada owner (pemberi tugas).
Sedangkan subkontraktor adalah kontraktor-kontraktor baik skala besar maupun kecil, yang
bekerja dibawah kendali kontraktor utama dan bertanggung jawab kepada kontraktor utama.
Jadwal kerja, instruksi, metode dan standar-standar pekerjaan harus mengikuti standar dan
ketentuan yang ditetapkan oleh kontraktor utama.
Dalam sebuah proyek konstruksi, maka akan terlibat pihak-pihak dalam hubungan kerja di
proyek tersebut, yaitu pemberi tugas (owner), perencana, konsultan pengawas (MK) dan
kontraktor. Dalam pelaksanaannya, kontraktor akan mensubkan lagi bagian-bagian pekerjaan
pada subkontraktor spesialis.
Pada proyek-proyek swasta, selain subkontraktor yang menerima pekerjaan dari kontraktor
utama, ada juga subkontraktor yang langsung menerima pekerjaan dari owner. Namun untuk
proyek-proyek pemerintah, tidak dikenal subkontraktor yang mendapatkan pekerjaan langsung
dari owner. Owner untuk pekerjaan proyek pemerintah hanya berhubungan dengan kontraktor
utama. Yang ada, mungkin adalah “subkontraktor titipan” (yang tidak dikenal secara legal).
Semua subkontraktor yang bekerja dibawah kendali kontraktor utama adalah spesialis di
bidangnya. beberapa subkontraktor spesialis untuk pekerjaan struktur misalnya subkon pancang
subkon waterproofing dan subkon bekisting. Pekerjaan yang langsung dikerjakan sendiri oleh
kontraktor utama biasanya mencakup pembesian struktur, pengecoran beton, pekerjaan pasang
bata dan plesteran, serta pekerjaan lantai dan dinding keramik (wet system). Jadi sebenarnya
hanya sedikit yang dikerjakan langsung oleh kontraktor utama. Tapi kontraktor utama tetap
bertanggung jawab penuh kepada owner, atas semua pekerjaan, termasuk yang dikerjakan oleh
subkontraktor.
Sedangkan pada proyek Hambalang ini, seorang petugas keamanan proyek Adhi Karya,
Apay, menyatakan PT Dutasari merupakan subkontraktor di Bukit Hambalang. “Dutasari itu
merupakan subkon (subkontraktor) seluruh proyek Hambalang,“ kata Apay. Mensubkontrakkan
seluruh pekerjaan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam dunia professional
konstruksi. Hal ini berlaku, baik bagi kontraktor utama maupun subkontraktor. Baik itu di proyek
pemerintah maupun di proyek swasta. Hal ini berkaitan dengan etika profesionalisme dalam
pekerjaan konstruksi. Pihak yang mensubkontrakkan pekerjaan secara keseluruhan tak ubahnya
seperti broker, yang tidak mempunyai keahlian spesifik di bidangnya.
Data tentang PT Dutasari Ciptalaras sendiri susah ditemukan. PT Dutasari Ciptalaras
bergerak di bidang apa juga tidak diketahui. Beberapa rekanan subkontraktor tingkat nasionalpun
tidak memiliki database PT. Dutasari Ciptalaras. PT. Dutasari Ciptalaras pun tidak memiliki
website perusahaan di internet.

Perkembangan Penyelesaian
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad membantah tudingan lembaganya
kesulitan menangani kasus dugaan korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan,
dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, pihaknya
sekadar menginginkan bukti-bukti yang dimiliki lengkap, sehingga status penanganan kasus
Hambalang naik ke tingkat penyidikan.
Di Banda Aceh, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan tudingan
bahwa dia terlibat dalam kasus Hambalang merupakan fitnah. Ia mengatakan hal itu setelah
melantik pengurus Partai Demokrat Aceh, Sabtu malam lalu. Anas meminta agar kader
Demokrat tidak terpengaruh (Sumber: Koran TEMPO, Senin, 11 Juni 2012)

Referensi
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/30/m4tr36-menpora-ungkap-asal-
muasal-proyek-hambalang
http://makalahpendidikan.blogdetik.com/berita-terbaru-kasus-hambalang-kpk-gali-informasi-
soal-uang-ke-kongres-demokrat/

http://rimanews.com/read/20120531/64337/inilah-sejumlah-kejanggalan-dalam-proyek-
hambalang

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/05/30/m4tsxh-uang-negara-
yang-ikut-amblas-di-proyek-hambalang-rp-753-m

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/05/30/m4u7ta-
dipertanyakan-penentuan-lokasi-proyek-hambalang-di-bogor

http://web.inilah.com/read/detail/1869211/kpk-hati-hati-sikapi-lha-ppatk-tentang-hambalang

http://www.citizenjurnalism.com/hot-topics/kpk-harus-ungkap-tuntas-kasus-mega-korupsi-
hambalang/

http://www.antaranews.com/berita/314480/dana-proyek-hambalang-ternyata-rp25-triliun

Anda mungkin juga menyukai