Anda di halaman 1dari 51

BAB II

DINAS SUMBER DAYA AIR CIPTA KARYA TATA RUANG


PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Dinas SDA Cipta Karya Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara yang

beralamat di Jalan Sakti Lubis No. 7 Medan. Adapun perkembangan Pegawai

Negeri Sipil terbagi atas:

Masa Penjajahan sampai dengan RIS

a. Dinas SDA Provinsi Sumatera Utara didirikan pada tahun 1946-1949.

b. Dinas SDA Provinsi Sumatera Utara resmi berdiri tanggal 03 Desember

1953.

c. Dinas pada zaman Belanda bernama “Locale Warken”. Kemudian berubah

menjadi :

1. Jawatan Pengairan Daerah Sumatera Utara.

2. Dinas Pengairan dan Tenaga Listrik Provinsi Daerah Tingkat

Sumatera Utara.

3. Dinas Pengairan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

d. Yang pernah menjadi sebagai Kepala Dinas Pengairan sebagai berikut :

1. Awal berdirinya Dinas PSDA Air Provinsi Sumatera Utara sekitar tahun

1953 dimana masih dikepalai oleh seorang keturunan Belanda yang

bernama “Doren Bosch”, begitu juga demgan staf tekniknya

2. Sekitar tahun 1945 – 1949 dimana Dinas PSDA dikepalai oleh “Teuku

Soeloeng”, dan kemudian dilanjutkan oleh :

1) Ir. Danu Negoro 1954 – 1955

3
2) Ir. M. Taher 1955 - 1957

3) Prof. Ir. Tarip Harahap 1957 - 1962

4) Ir. A. Sipahutar 1962 - 1967

5) Ir. Aminuddin 1967 - 1973

6) Ir. Muchmuddin Mahmudara 1973 - 1980

7) Ir. F. S. Lontoh 1980 – 1988

8) Ir. Hendro Muljono 1988 – 1990

9) Ir. Bastomi Harahap 1990 – 1995

10) Ir. Moes Tajab 1995 – 1998

11) Ir. Roslina Sitompul 1998 – 2002

12) Ir. H. Astaman Harahap 2002 – 2004

13) Ir. H. Hafas Fadillah, MAP, Msi 2004 – 2009

14) Ir. Ruslan Effendy, MM 2009 – 2013

15) Ir. H. Saleh Idoan Siregar, Msi 2013 – 2014

16) Ir. Dinsyah, MM 2014 – Sekarang

Pemekaran Tugas Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan surat keputusan Gubernur kepala Daerah Tk. I Sumatera

Utara No. 188.341/635/K/ORTA/1991 tentang pelaksanaan para Dinas

Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Sumatera Utara dimekarkan menjadi 3

(tiga) Dinas yaitu :

1. Dinas PU Bina Marga Provinsi Daerah Tk. I Sumatera Utara beralamat di

Jln. Kolonel Sugiono No. 1 Medan, sebagai Kepala Dinasnya Ir. A.

Pasaribu, Msc bertugas di bidang Jalan dan Jembatan

4
2. Dinas PU Pengairan Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jln. Sakti Lubis

No. 7 Medan. Sebagai Kepala Dinasnya Ir. Bastomi Harahap yang bertugas

di bidang Pengairan (Irigasi, Sungai dan Rawa)

3. Dinas PU Cipta Karya Provinsi daerah Tk. I Sumatera Utara beralamat di

Jln. Perintis Kemerdekaan No. 39 Medan. Sebagai Kepala Dinasnya Ir.

Badia Ginting yang bertugas dalam bidang Bangunan dan Gedung.

Sebelum ketiga Dinas dimekarkan, statusnya Kepala Sub Dinas (Sub

Dinas Bina Marga, Sub Dinas Pengairan, Sub Dinas Cipta Karya). Dulu sebagai

atasan Sub Dinas ketiga ini adalah Kepala Dinas PU Provinsi Sumatera Utara.

Dan sebagai aparat Pemerintah Daerah, Dinas PU Bina Marga,

Pengairan, dan Cipta Karya, dibawah dan bertanggungjawab seluruhnya kepada

Gubernur Kepala Daerah Tk. Sumatera Utara. Dalam otonomi daerah sekarang

ini Dinas PU berubah seluruhnya menjadi Dinas.

Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera

Utara

Visi Dinas PSDA Provinsi Sumatera Utara adalah : “Terwujudnya

pendayagunaan sumber daya air yang efisien, efektif dan berwawasan

lingkungan untuk masyarakat pemakai / pengguna air di Provinsi Sumatera

Utara.”

Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu diselenggarakan misi

pembangunan pada Dinas PSDA Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

5
1. Mempertahankan dan memelihara keberadaan sifat dan fungsi sumber daya

air untuk menjamin ketersediaan kuantitas dan kualitas air sebagai

pemgguna / pemakai air di Sumatera Utara.

2. Melaksanaan pengelolaan (konservasi, pendayagunaan dan pengendalian

daya rusak air) sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor

seperti pertanian, perkotaan, industri, kelistrikan, pariwisata dan lain-lain

yang berwawasan lingkungan melalui perencanaan pelestarian sumber daya

air.

3. Mengurangi dan menanggulangi resiko akibat bencana banjir, kekeringan,

abrasi pantai dan kerusakan lain akibat dampak dari daya rusak air yang

menimpa daerah produk pertanian, pemukiman, industri, prasarana fisik dan

lain-lain.

4. Pemberdayaan peran serta masyarakat untuk ikut dalam pemgelolaan

sumber daya air khusus yang berkaitan dengan irigasi untuk dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembangunan sumber daya

air.

5. Menyusun dan melengkapi sistem database, standar, pedoman dan manual

pengelolaan sumber daya air untuk bahan dasar perencanaan pembangunan

sarana dan prasarana sumber daya air serta pengalokasian sumber daya air

itu sendiri.

6. Melaksanakan pengawasan, penyuluhan dan pembinaan pengelolaan

sumber daya air kepada masyarakat untuk menjadi mitra kerja dalam rangka

pelestarian sumber daya air.

6
B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu

organisasi, perusahaan atau instansi pemerintah lainnya. Fungsi struktur

organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang, menyusun

pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian

kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintah

disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan sebelumnya

dapat dicapai dengan baik.

Daya penerapan struktur organisasi dari suatu perusahaan atau instansi

pemerintah selalu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk

menetapkan struktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis dan lingkup

kebutuhannya. Struktur organisasi sangat berpengaruh dalam pencapaian

tujuan, jika struktur organisasi dapat dibentuk dengan tepat dalam mendukung

pencapaian tujuan usaha. Tetapi sebaliknya bila struktur organisasi tidak tepat

maka akan terjadi ketidakteraturan sumber daya manusia dalam melaksankan

kegiatan kantor atau usaha, sehingga akan berpengaruh pada hasil usaha.

Adapun struktur organisasi yang dipergunakan pada Dinas PSDA

Provinsi Sumatera Utara adalah struktur orgaisasi garis. Hal ini dapat dilihat

pada lampiran yang pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari

kepala ke sekretaris selanjutnya ke tata usaha kemudian ke bagian seksi-seksi.

7
DINAS SUMBER DAYA AIR

SEKRETARIS

SUB BAG SUB BAG SUB BAG


UMUM KEUANGAN PROGRAM

BIDANG RANCANG BIDANG BIDANG OPERASI & BIDANG BINA


BANGUN PEMBANGUNAN & PEMELIHARAAN MANFAAT
REHABILITAS

SEKSI TATA SEKSI


SEKSI IRIGASI SEKSI OPERASI
TEKNIK PERIZINAN

SEKSI
HIDROLOGI & SEKSI RAWA & SEKSI SEKSI
PENGOLAHAN PANTAI PEMELIHARAAN KERJASAMA
DATA ANTAR
LEMBAGA
SEKSI SEKSI SUNGAI,
PENGKAJIAN & DANAU & SEKSI SEKSI
PEMBERDAYAAN WADUK BENCANA PENGAWASAN &
ALAM PENGENDALIAN

UPTD

Gambar 2.1

BAGAN ORGANISASI SESUAI DENGAN PP NO.38/2007 DAN PP NO.41/2007

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Sumber : Dinas PSDA PROVSU

8
C. Job Description

Adapun uraian tugas pegawai dinas sesuai dengan jabatan dan

golongannya demi kelancaran tugas masing-masing pegawai tersebut adalah :

1. Kepala Dinas

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penetapan

disiplin pegawai di Lingkungan Dinas.

b. Menyelenggarakan penetapan rencana kegiatan dan program Lingkup

Dinas.

c. Menyelenggarakan instruksi pelaksanaan tugas Dinas sesuai tugas dan

fungsinya.

d. Menyelenggarakan pengawasan aktivitas pada Dinas.

e. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi, pengendalian tugas dan

fungsi Dinas.

f. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program

kerja dan rencana kegiatan Dinas, sesuai program pembangunan

nasional dam pembangunan daerah.

g. Menyelenggarakan penetapan pengkajian dan menetapkan pemberian

dukungan dengan kebijakan umum dan kebijakan pemerintah daerah.

h. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan

tugas atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang

pengelolaansumber daya air.

9
i. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program rancang bangun,

pembangunan dan rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan dan bina

manfaat sumber daya air.

j. Menyelenggarakan pemberian saran pertimbangan dan rekomendasi

mengenai pengelolaan sumber daya air dalam penetapan kebijakan

umum pemerintah daerah.

k. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengendalian kebijakan.

l. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi /

lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Dinas.

m. Menyelenggarakan pengkoodinasian penyusunan tugas-tugas teknis,

evaluasi dan pelaporan dibidang kesekretariatan rancang bangun,

pembangunan dan rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan serta bina

manfaat sumber daya air.

n. Menyelenggarakan koodinasi kegiatan teknis dalam penyelenggaraan

pelayanan dibidang pengelolaan sumber daya air.

o. Menyelenggarakan koodinasi dengan Dinas / Lembaga pengelolaan

sumber daya air lintas Kabupaten / Kota.

p. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian Unit Pelaksana

Teknis Dinas.

q. Menyelenggarakan koodinasi dengan unit kerja lain, sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

10
r. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan gubernur melalui

sekretaris daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

s. Menyelenggarakan penetapan pelaporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai standart yang ditetapkan.

2. Sekretaris

a. Menyelenggarakan dan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada

pegawai pada Lingkup Sekretaris.

b. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan dan

program kerja sekretaris, bidang-bidang dan unit pelaksana teknis dinas.

c. Menyelenggarakan koordinasi pengkajian perencanaan dan program

dinas.

d. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan

kesekretariatan.

e. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan.

f. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja pada lingkup

sekretaris.

g. Menyelenggarakan pengendalian administrasi anggaran belanja sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan penyusunan laporan

inventarisasi Barang Milik Daerah (BMD)

i. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan rencana strategis

(renstra), laporan Akunbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

11
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) sesuai ketentuan

yang berlaku.

j. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.

k. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengendalian

administrasi kepegawaian.

l. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah dinas,

kearsipan, pertelekomunikasian dan persendian.

m. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal.

n. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan

pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan / peralatan kantor.

o. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan, pendokumentasian

peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan,

keprotokolan dan hubungan masyarakat.

p. Menyelenggarakan fasilitas dan pengaturan keamanan kantor.

q. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan

fungsional.

r. Menyelenggarakan pengkoordinasian pelaporan evaluasi monitoring

atas kegiatan bidang-bidang Lingkup Dinas dan Unit Pelaksana Teknis

Dinas.

s. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan administrasi Unit

pelaksana Teknis Dinas.

12
t. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan.

u. Menyelenggarakan pengoodinasian dengan Unit Kerja terkait.

v. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal dan eksternal

Dinas.

w. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

x. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugasnya sesuai standart yang ditetapkan.

3. Sub Bagian Umum

a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengarahan kepada pegawai

pada Lingkup Sub Bagian Umum.

b. Melaksanakan pengumpulan data / bahan dan referensi untuk

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi sekretaris.

c. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan

sekretaris dan sub bagian umum

d. Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data dan administrasi

kepegawaian.

e. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan

pemberian penghargaan serta tugas atau izin belajar, pendidikan dan

pelatihan kepemimpinan / struktural, fungsional dan teknis.

f. Melaksanakan penyusunan bahan pembinaan disiplin pegawai.

13
g. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan karir dan mutasi serta

pemberhentian pegawai.

h. Melaksanakan pengusulan gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan

pegawai dan jabatan di Lingkungan Dinas.

i. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan

ketatalaksanaan kepada Unit di Lingkungan Dinas.

j. Melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian

peraturan perundang-undangan.

k. Melaksanakan administrasi / penatausahaan penerimaan

pendistribusian surat-surat naskah Dinas dan Arsip.

l. Melaksanakan penggandaan naskah dinas sesuai peraturan perundang-

undangan.

m. Melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat internal

dan eksternal dinas.

n. Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum,

pelayanan minimal dan pendokumentasian surat-surat berharga barang

bergerak dan barang tidak bergerak.

o. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana

pengurusan rumah tangga, pemeliharaan / perawatan lingkungan kantor,

kendaraan dan aset lainnya serta ketertiban, keindahan, keamanan dan

layanan kantor.

p. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi dan monitoring kegiatan

Sekretaris dan Sub Bagian Umun sesuai standart yang ditetapkan.

14
q. Melaksanakan pengelolaan dan penyusunan laporan inventaris Barang

Milik Daerah (BMD)

r. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan.

s. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan perpustakaan Dinas.

t. Melaksanakan penyerasian ketikan naskah Dinas sesuai standart yang

ditetapkan.

u. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian pada Unit Pelaksana Teknis

Dinas.

v. Melaksanakan pembinaan dan pengkoodinasian kearsipan Dinas dan

Unit Pelaksana Teknis Dinas.

w. Melaksanakan koodinasi dengan unit kerja terkait.

x. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris Dinas sesuai

dengan tugasnya.

y. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugasnya sesuai standart yang ditetapkan.

4. Sub Bagian Keuangan

a. Melaksanakan pemukiman, bimbingan dan arahan kepada pegawai

pada Lingkup Sub Bagian Keuangan.

b. Melaksanakan pengumpulan data / bahan dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretaris dan Sub Bagian Keuangan.

15
c. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan

Sekretaris dan Sub Bagian Keuangan.

d. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas dan

Unit Pelaksana Teknis Dinas.

e. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas

dan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

f. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan

Daerah

g. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan.

h. Melaksanakan penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis

administrasi keuangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

i. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan

lainnya.

j. Melaksanakan verifikasi keuangan.

k. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak

langsung Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

l. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan

pertanggungjawaban keuangan.

m. Melaksanakan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan

administrasi keuangan.

16
n. Melaksanakan pengendalian administrasi dan pembayaran biaya

perjalanan Dinas Pegawai sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

o. Melaksanakan pelayanan dan penyiapan bahan / data atas pengawasan.

p. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan.

q. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris Dinas sesuai

dengan tugasnya.

s. Melaksanakan penyusunan laporan dan prtanggungjawaban

pelaksanaan tugasnya sesuai standart yang ditetapkan.

5. Sub Bagian Program

a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai

Lingkup Sub Bagian Program.

b. Melaksanakan pengumpulan data / bahan dan referensi untuk kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretaris dan Sub Bagian Program.

c. Melaksanakan penyusunan perencanaan dan program kegiatan

Sekretaris dan Sub Bagian Program.

d. Melaksanakan pengkoordinasian program pada bidang-bidang dan

Unit Pelaksana Teknis Dinas.

e. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan Rencana Strategis

(renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),

17
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) sesuai ketentuan

yang berlaku.

f. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.

g. Menyelenggarakan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian

administrasi kepegawaian.

h. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah Dinas,

kearsipan, pertelekomunikasian dan persendian.

i. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal.

j. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan dan

pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan / peralatan kantor.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris sesuai dengan

tugasnya.

l. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugasnya sesuai yang ditetapkan.

6. Bidang Rancang Bangun

a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan

disiplin pegawai pada lingkup Rancang Bangun sesuai ketentuan yang

ditetapkan.

b. Menyelenggarakan penyusunan, pengolahan, dan pengkajian data /

bahan dalam pentepan tata teknik, hidrologi dan pemberdayaan sumber

daya air.

18
c. Menyelenggarakan perencanaan dan program kegiatan di bidang

Rancang Bangun sesuai standart yang ditetapkan.

d. Menyelenggarakan penyiapan standart, norma-norma dan kriteria-

kriteria dalam bidang tata teknik, hidrologi dan data, pengkajian dan

peningkatan pemberdayaan sumber daya air.

e. Menyelenggarakan penyiapan penetapan rencana pengelolaan sumber

daya air pada wilayah sungai Kabupaten / Kota sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

f. Menyelenggarakan penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada

wilayah sungai lintas Kabupaten / Kota.

g. Menyelenggarakan pemberdayaan para pemilik kepenangan dalam

mengelola sumber daya air tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota.

h. Menyelenggarakan studi, survey, pengkajian dan desain dalam

pengelolaan sumber daya air.

i. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas

penerapan standart pelaksanaan teknis sumber daya air pada Kabupaten

/ Kota.

j. Menyelenggarakan pembinan inventarisasi hidrologi dan sistem

informasi sumber daya air.

k. Menyelenggarakan pembinaan pemberdayaan kelembagaan sumber

daya air tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota.

l. Menyelenggarakan bantuan teknis pengelolaan sumber daya air kepada

Kabupaten / Kota sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

19
m. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

n. Menyelenggarakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugasnya sesuai standart yang ditetapkan.

7. Seksi Tata Teknik

a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai

pada Lingkup Seksi Tata Teknik.

b. Melaksanakan penyusunan kebijakan, pola, pengelolaan dan rencana

pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas Kabupaten /

Kota.

c. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan bahan / data untuk

penyempurnaan dan penyusunan standart, norma-norma dan kriteria di

bidang Tata Teknik.

d. Melaksanakan pengkajian bahan / data untuk penyusunan rencana

pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang pembangunan

dan peningkatan tata teknik sesuai standart yang ditetapkan,

e. Melaksanakan penyusunan pelaksanaan pembinaan sosialisasi dan

monitoring penyelenggaraan rancang bangun pada daerah Kabupaten /

Kota sesuai standart yang ditetapkan.

f. Melaksanakan penyusunan penetapan pola pengelolaan sumber daya

air sesuai standart yang ditetapkan.

20
g. Melaksanakan penyusunan penetapan kebijakan pengelolaan sumber

daya air wilayah lintas Kabupaten / Kota sesuai standart ketentuan

peraturan perundang-undangan.

h. Melaksanakan pengembangan dasar perencanaan kegiatan tata teknik

sistem informasi manajemen pengelolaan sumber daya air sesuai

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rancang

Bangun sesuai bidang tugas.

j. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Rancang Bangun sesuai standart yang

ditetapkan.

8. Seksi Hidrologi dan Pengolahan Data

a. Melaksanakan kegiatan sistem informasi sumber daya air tinngkat

Provinsi.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang Hidrologi dan Pengolahan Data sesuai standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan

dibidang pembangunan dan peningkatan hidrologi dan pengolahan data

sesuai standart yang ditetapkan.

21
d. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan

standart pelaksanaan kewenangan Kabupaten / Kota bidang Hidrologi

dan Pengolahan Data sesuai standar dan ketentuan yang ditetapkan.

e. Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengawasan dan inventarisasi

kegiatan hidrologi.

f. Melaksanakan pembinaan dan kegiatan pembinaan rehabilitasi dan

pembangunan sarana dan prasarana hidrologi.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rancang

Bangun sesuai bidang tugasya.

h. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Rancang Bangun sesuain standart yang

ditetapkan.

9. Seksi Pengkajian dan Pemberdayaan

a. Melaksanakan penyusunan program bantuan teknis dalam pengelolaan

sumber daya air kepada Kabupaten / Kota.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang pengkajian dan pemberdayaan rancang bangun.

c. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan

dibidang pengembangan serta peningkatan pengkajian dan

22
pemberdayaan rancang bangun dalam bidang sumber daya air sesuai

standart yang ditetapkan.

d. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan

standart pelaksanaan kewenangan Kabupaten / Kota bidang penyajian

dan pemberdayaan rancang bangun sesuai standart dan ketentuan yang

ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Rancang

Bangun sesuai bidang tugasya.

f. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Rancang Bangun sesuain standart yang

ditetapkan.

10. Bidang Pembangunan dan Rehabilitas

a. Meyelenggarakan penyusunan standart kewenangan daerah Kabupaten

/ Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam bidang

Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi, Rawa, Pantai, Sungai, Danau,

Waduk dan sumber-sumber air lainnya.

b. Menyelenggarakan penyusunan rencana pembangunan jangka

menengah dan tahunan dibidang Pembangunan dan Rehabailitasi

Irigasi, Rawa, Pantai, Sungai, Danau, Waduk dan sumber-sumber air

lainnya.

c. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas

penerapan standart pelaksanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi,

23
Rawa, Pantai, Sungai, Danau, Waduk dan sumber-sumber air lainnya

sesuai standart yang ditetapkan.

d. Menyelenggarakan pembinaan, pengendalian dan monitoring serta

evaluasi kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi, Rawa, Pantai,

Sungai, Danau, Waduk dan sumber-sumber air lainnya sesuai standart

yang ditetapkan.

e. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan keputusan dalam kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi.

f. Menyelenggarakan koordinasi dengan bidang-bidang lain.

g. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat internal yang

menyangkut bidang tugas Pembangunan dan Rehabilitasi.

h. Menyelenggarakan kegiatan pelaporan Laporan Keterangan

Pertanggung Jawaban (LKPJ) dan laporan bulanan / semester dan

tahunan.

i. Menyelenggarakan tugas-tugas sesuai tugas dan fungsinya.

11. Seksi Irigasi

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang Pembagunan dan Rehabilitasi Irigasi.

24
b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan

dibidang pembangunan dan Rehabilitasi dibidang Irigasi.

c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan

standart pelaksanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi sesuai

standar dan ketentuan yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan monitoring serta evaluasi

kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Irigasi sesuai ketentuan dan

standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai standart

yang ditetapkan.

12. Seksi Rawa dan Pantai

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang Pembagunan dan Rehabilitasi Rawa dan Pantai.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan

dibidang pembangunan dan Rehabilitasi dibidang Rawa dan Pantai.

25
c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan

standart pelaksanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Rawa dan Pantai

sesuai standar dan ketentuan yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan monitoring serta evaluasi

kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Rawa dan Pantai sesuai

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai standart

yang ditetapkan.

13. Seksi Sungai, Danau dan Waduk

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang Pembagunan dan Rehabilitasi Sungai, Danau, Waduk dan

Sumber Air lainnya.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan

dibidang pembangunan dan Rehabilitasi dibidang Sungai, Danau,

Waduk dan Sumber Air lainnya.

c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian atas penerapan

standart pelaksanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Sungai, Danau,

26
Waduk dan Sumber Air lainnya sesuai standart dan ketentuan yang

ditetapkan.

d. Melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan monitoring serta evaluasi

kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Sungai, Danau, Waduk dan

Sumber Air lainnya sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai tugasnya.

f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugasnya

kepada Kepala Bidang Pembangunan dan Rehabilitasi sesuai standart

yang ditetapkan.

14. Bidang Operasi dan Pemeliharaan

a. Meyelenggarakan penyusunan standart kewenangan daerah Kabupaten

/ Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam bidang Operasi

dan Pemeliharaan serta penanggulangan dan penanganan bencana alam

bidang sumber daya air sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

b. Menyelenggarakan penyusunan rencana pembangunan jangka

menengah dan tahunan, pengembangan dan peningkatan Operasi dan

Pemeliharaan serta fasilitas bencana alam di bidang sumber daya air

sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian serta

pelaporan bidang Operasi dan Pemeliharaan bencana alam bidang

sumber daya air sesuai standart yang ditetapkan.

27
d. Menyelenggarakan pembangunan dan pengadaan kegiatan Operasi dan

Pemeliharaan dan penelitian serta bencana alam dalam rangka

peningkatan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air sesuai ketentuan

dan standart yang ditetapkan.

e. Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan dan pengadaan kegiatan

penanggulangan bencana alam di bidang sumber daya air serta

inventarisasi kondisi sarana dan prasarana sumber daya air akibat

bencana alam sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

f. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan

pengambilan kebijakan.

g. Menyelenggarakan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

15. Seksi Operasi

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang operasi di bidang sumber daya air sesuai ketentuan dan standart

yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan, pengembangan dan peningkatan operasi di bidang sumber daya

air, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian serta pelaporan

bidang operasi sesuai standart dan ketentuan yang ditetapkan.

28
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan operasi dan

penelitian dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas

pemanfaatan air, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi

dan Pemeliharaan, sesuai tugasnya.

f. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, sesuai

standart yang ditetapkan.

16. Seksi Pemeliharaan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang pemeliharaan di bidang sumber daya air sesuai ketentuan dan

standart yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan, pengembangan dan peningkatan pemeliharaan di bidang

sumber daya air, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian serta pelaporan

bidang pemeliharaan sesuai standart dan ketentuan yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan pemeliharaan

dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air,

sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

29
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi

dan Pemeliharaan, sesuai tugasnya.

f. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, sesuai

standart yang ditetapkan.

17. Seksi Bencana Alam

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang penanggulangan dan penanganan bencana alam sesuai ketentuan

dan standart yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan, pengembangan dan peningkatan fasilitas bencana alam di

bidang sumber daya air, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan sosialisasi, evaluasi dan pengendalian serta pelaporan

akibat bencana alam sesuai standart dan ketentuan yang ditetapkan.

d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan penanggulangan

bencana alam di bidang sumber daya air serta inventarisasi kondisi

prasarana / sarana sumber daya air akibat bencana alam sesuai ketentuan

dan standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasi

dan Pemeliharaan, sesuai tugasnya.

30
f. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan, sesuai

standart yang ditetapkan.

18. Bidang Bina Manfaat

a. Menyelenggarakan, mengolah dan menyajikan data / bahan untuk

melaksanakan pemberian perizinan pemanfaatan air dan daerah

sempadan sumber-sumber air sesuai ketentuan dan standart yang

ditetapkan.

b. Menyelenggarakan dan mempersiapkan proses perizinan untuk

mengadakan perubahan dan / atau pembongkaran bangunan-bangunan

dan saluran / jaringan serta prasarana dan sarana sumber daya air sesuai

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Menyelenggarakan dan memproses pemberian rekomendasi teknis

perizinan penambangan bahan mineral bukan logam dan batuan pada

sumber daya air dan pembuangan limbah cair pada sumber daya air

sesuai standart yang ditetapkan.

d. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perizinan

sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

e. Menyelenggarakan dan mempersiapkan pembinaan kerjasama antar

lembaga dan kemitraan untuk pemanfaatan sumber daya air sesuai

dengan ketentuan dan standart yang ditetapkan.

f. Menyelenggarakan dan mempersiapkan bahan untuk penyusunan

rencana jangka menengah dan tahunan, pengembangan dan

31
peningkatan kerjasama antar lembaga dan kemitraan sesuai dengan

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

g. Menyelenggarakan dan mempersiapkan pembentukan dan operasional

wadah koordinasi sumber daya air tingkat Provinsi dan / atau pada

wilayah sungai lintas Kabupaten / Kota dan Komisi Irigasi Provinsi dan

Antar Kabupaten / Kota.

h. Menyelenggarakan dan mempersiapkan rencana kerjasama dengan

Instansi / Lembaga terkait dengan stake holders dalam pemanfaatan

sumber daya air sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

i. Menyelenggarakan dan mempersiapkan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dalam bidang pengawasan dan pengendalian

pemanfaatan sumber daya air sesuai ketentuan dan standart yang

ditetapkan.

j. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

19. Seksi Perizinan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang pemanfaatan sumber daya air sesuai ketentuan dan standart yang

ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk melaksanakan pemberian perizinan pemanfaatan air permukaan

32
dan daerah sempadan pada sumber-sumber air sesuai ketentuan dan

standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk memproses perizinan untuk mengadakan perubahan dan / atau

pembongkaran bangunan-bangunan dan saluran / jaringan serta

prasarana dan sarana sumber daya air sesuai ketentuan dan standart yang

ditetapkan.

d. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk memproses pemberian rekomendasi teknik penambangan bahan

mineral bukan logam dan batuan dan pembuangan limbah cair pada

sumber daya air sesuai standart yang ditetapkan.

e. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pengkoordinasian dan pengendalian rencana

pembangunan jangka menengah dan tahunan, pemanfaatan sumber daya

air sesuai dengan ketentuan dan standart yang ditetapkan.

f. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perizinan sesuai

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Bina

Manfaat, sesuai bidang tugasnya.

h. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Bina Manfaat, sesuai standart yang

ditetapkan.

33
20. Seksi Kerjasama Antar Lembaga dan Kemitraan

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang pembinaan kerjasama Provinsi, Kabupaten / Kota, Lembaga

Swasta dan Mayarakat dalam rangka pemanfaatan sumber daya air

sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan, pengembangan dan peningkatan kerjasama antar lembaga dan

kemitraan, sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan penyusunan rencana pembentukan dan operasional

wadah koordinasi sumber daya air tingkat Provinsi dan / atau pada

wilayah sungai lintas Kabupaten / Kota dan Komisi Irigasi Provinsi

antar Kabupaten / Kota sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

d. Melaksanakan penyusunan rencana kerjasama dengan Instansi /

Lembaga terkait dan stake holders (P3A/GP3A/IP3A), Asosiasi /

Organisasi Pengguna Air, dll sesuai ketentuan dan standart yang

ditetapkan.

e. Melaksanakan penelaahan dan pengkajian hasil pendataan dan

inventarisasi dan naskah kerjasama dan peran serta sesuai ketentuan dan

standart yang ditetapkan.

34
f. Melaksanakan penyelesaian sengketa antar lembaga dalam pengelolaan

sumber daya air.

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina

Manfaat, sesuai bidang tugasnya.

h. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Bina Manfaat, sesuai standart yang

ditetapkan.

21. Seksi Pengawasan dan Pengendalian

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyempurnaan dan penyusunan standart kewenangan Daerah

Kabupaten / Kota dan standart pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam

bidang pengawasan dan pengedalian sumber daya air sesuai ketentuan

dan standart yang ditetapkan.

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan / data

untuk penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dan

tahunan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumber daya air,

sesuai ketentuan dan standart yang ditetapkan.

c. Melaksanakan pengawasan pengendalian pemanfaatan air dan perizinan

pemanfaatan air di daerah sempadan sumber-sumber air sesuai

ketentuan dan standart yang ditetapkan.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina

Manfaat, sesuai bidang tugasnya.

35
e. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugasnya kepada Kepala Bidang Bina Manfaat, sesuai standart yang

ditetapkan.

D. Jaringan Kegiatan

Jaringan kegiatan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Sumatera Utara tak hanya menangani soal irigasi tetapi juga terkait sumber daya

air seperti pengelolaan air baku, pengembangan pengelolaan konservasi sungai

/ danau, pembangunan pengelolaan pengendalian banjir dan pengamanan pantai

serta pembinaan/pengaturan pengembangan sumber daya air.

Selain itu, Dinas PSDA Sumut juga mempunyai prioritas pengelolaan

dan penanganan sungai dan rawa. Dinas PSDA Sumut optimis bisa mencapai

target yang bertujuan mendukung capaian sektor pertanian dan pangan. Irigasi

yang baik menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan Sumatera Utara yang

berdaya saing dibidang pertanian.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu

dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan oleh Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan air dan saluran irigasi di seluruh areal

pertanian Sumatera Utara.

36
2. Menjalankan program berbasis kajian penelitian untuk mengetahui seberapa

efektif dan efisien pembangunan jaringan irigasi dengan capaian sektor

pertanian utamanya komoditas padi dan palawija.

3. Meningkatkan kinerja lembaga dan badan pengelolaan air.

4. Membentuk P3A/GP3A dan IP3A yang mandiri.

5. Melakukan perkuatan baik pada kebijakan maupun faktor teknis

pembangunan di bidang sumber daya air.

6. Melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dengan

berbasis partisipasi dan peran serta masyarakat.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi

Sumatera Utara diaktualisasikan dalam bentuk kegiatan yaitu melakukan

program untuk mencapai kondisi jaringan irigasi mantap atau sebesar 95 persen

pada tahun 2018 dengan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas.

37
1.1 Alat dan Perlengkapan
a. Total Station (Theodolit Digital)
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat.
Total station juga sudah dilengkapi dengan processor sehingga dapat menghitung
jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi.

Gambar 1.1. Total Station

b. Prism Pole (Prisma Target)


Prism Pole (Prisma Terget) adalat yang menjadi taget bidikan oleh total station untuk
memastikan keberadaan dan kebenaran posisi titik target yang dimaskud. Biasanya
dipadukan dengan Statif atau pun Jaloon.

Gambar 1.2. Prims Pole


c. Patok
Patok ini berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam
pengukuran.

Gambar 1.3. Patok

38
d. Meteran
Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini
pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol. Kegunaan
utama meteran mengukur jarak atau panjang. Dalam praktikum poligon sendiri,
meteran digunakan untuk mengukur tinggi total station pada statif dari permukaan
tanah.

Gambar 1.4. Meteran


e. Statif (Kaki Tiga)
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan ketiga kakinya
dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing ujungnya runcing, agar
masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai
dengan keadaan tanah tempat alat itu berdiri. Seperti tampak pada gambar dibawah
ini :

Gambar 1.5. Statif/Tripod


f. Rambu Ukur
Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang
berukuran ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan ada yang panjangnya
mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu besi. Bidang lebar dari bak
ukur dilengkapi dengan ukuran milimeter dan diberi tanda pada bagian-bagiannya
dengan cat yang mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih,
maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk
pembacaan pengukuran tinggi tiap patok utama secara detail.

39
Gambar 1.6. Rambu Ukur /Rod

g. Jaloon
Jaloon adalah salah satu alat penyangga selain statif, yakni alat berdiri untuk prisma
agar sasaran ke prisma oleh total station tepat.

Gambar 1.7. Jaloon


h. Alat Penunjang Lainnya
Alat penunjang seperti alat tulis, kalkulator, dan lainnya sangat dibutuhkan dalam
pencatatan hasil pengukuran yang dilakukan.

Gambar 1.8. Alat Penunjang

40
2.1 Teori poligon

2.1.1. Pengertian poligon


Poligon adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di
permukaan bumi. Garis-garis lurus membentuk sudut-sudut pada titik-titik perpotongannya.
Dengan menggunakan poligon dapat ditentukan secara sekaligus koordinat beberapa titik
yang letaknya berurutan dan memanjang.
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui koordinat dan sudut
jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik yang lain diperlukan sudut mendatar
dan jarak mendatar, maka pada pengukuran di lapangan data yang diambil adalah data sudut
mendatar dan jarak mendatar di samping itu diperlukan juga penentuan sudut jurusan dan satu
titik yang telah diketahui koordinatnya.
Berikut merupakan syarat-syarat pengukuran poligon yang harus dipenuhi terlebih
dahulu. Di antaranya adalah :
1. Mempunyai koordinat awal dan akhir
2. Mempunyai azimuthawal dan akhir
Untuk mencapai ketelitian tertentu (yang dikehendaki) pada suatu poligon, perlu
ditetapkan hal-hal berikut ini :
1. Jarak antara titik-titik poligon
2. Alat ukur sudut dan jarak yang digunakan
3. Jumlah seri pengukuran sudut
4. Ketelitian pengukuran jarak
5. Salah penutup sudut antara 2 pengamat matahari
6. Salah penutup koordinat

2.1.2. Pengukuran Poligon


A. Pengukuran Jarak Mendatar
Pengukuran jarak mendatar pada poligon dapat ditentukan dengan cara : mekanis
(dengan menggunakan pita ukur) dan optis (seperti pada pengukuran sipat datar). pada
bagian ini dijelaskan metode pengukuran jarak dengan menggunakan pita
ukur. Pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur harus memperhatikanpermukaan
tanah yang akan diukur.

Pengukuran jarak pada tanah mendatar, seperti pada gambar

Gambar 2.1
Pengukuran Jarak

Caranya :
 Skala nol pita ukur diletakkan tepat berimpit di atas pusat anda titik A
 Pita ukur ditarik dengan kuat agar keadaannya benar-benar lurus, tidak melengkung
 Himpitkan skala pita ukur lainnya di atas pusat tanda titik B, maka bacaan skala inilah
yang merupakan jarak antara titik A dan titik B

41
B. Pengukuran jarak pada tanah miring, seperti pada gambar

Gambar 2.2
Pengukuran Jarak pada Tanah Miring

Caranya :
 Jika permukaan tanahnya relatif miring, maka pengukuran jarak dibagi dalam beberapa
selang (pada gambar di atas bagi dua selang)
 Skala nol diimpitkan di atas titik A (biasa dengan menggunakan bantuan unting-
unting), tarik agar pita dalam keadaan datar sampai berimpit dengan titik 1, maka diperoleh
d1
 Dengan cara yang sama, jarak diukur dari titik 1 sampai titik B, hingga didapat d2
 Maka :
dAB = d1 + d2

C. Pengukuran Sudut Mendatar


Sudut adalah selisih antara dua arah yang berlainan. Yang dimaksud dengan arah atau
jurusan adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur sudut pada waktu teropong
diarahkan ke jurusan tertentu. Seperti pada gambar

Gambar 2.3
Pengukuran Sudut Mendatar
Caranya :
 Alat dirikan di titik P alalu diatur sesuai ketentuan
 Target dipasang di titik A dan di tiik B
 Alat dalam kedudukan “biasa” diarahkan ke target di titik A (arah pertama)
 Atur tabung okuler dengamemutar sekrup yang ad pada okuler sehingga dapat melihat
garis-garis diafragma (benang silang) denga jelas
 Atur sekrup penjelas bayangan sehingga dapat melihat bayangan target di tiik A
dengan terang dan jelas

42
 Tepatkan benang silang diafragma pada target dengan memutar sekrup penggerak
halus horisontal dan vertikal, baca dan catat skala lingkaran horisontalnya. Ulangi
pembacaan tersebut minimal 3 kali, kemudian hitung rata-rata harga hasil bacaannya, catat
sebagai L1 (B)
 Teropong diputar searah jarum jam dan diarahkan ke target di titik B, dengancara yang
sama seperti di atas, catat sebagai L2 (B)
 Teropong dibalikkan dalam kedudukan “luar biasa” an diputar seearah jarum jam,
dengan kedudukan tetap mengarah ke titikk B. dnegan cara yang sama seperti di atas, baca
skala lingkarannya dan catat sebagai L2 (LB)
 Putarlah teropong searah jarum jam ke titik A (tetap dalam kedudukan luar biasa),
dengan menggunakan cara yang sam seperti di atas, bacalah skala lingkran horisontalnya
dan catat sebagai L1 (LB)
 Urutan pengukuran sudut seperti yang dijelaskan di atas adalah pengukuran sudut 1
seri.

D. Penentuan sudut jurusan awal dan koordinat awal


1. Sudut jurusan awal dapat ditentukan sebagai berikut
 Bila di sekitar titik-titik kerangka dasar terdapat 2 titik triangulasi, sudut jurusan
dihitung dari titik-titik triangulasi. Bila menggunakan sudut jurusan awal ini, maka
jaring titik-titik kerangka dasar harus disambungkan ke titik-titik triangulasi tersebut.
 Bila tidak terdapt titik-titik triangulasi, sudut jurusan awal dapat ditentukan dari
pengamatan astronomi (pengamatan matahari atau bintang) dari pengukuran
menggunakan giro-theodolit yang berorientasi terhadap utara geografi atau dari
pengukuran menggunakan theodolit kompas atau ditentukan sembarang.

2. Koordinat awal dapat ditentukan dalam sistem umum sebagai berikut :

 Bila dikehendaki koordinat dalam sistem umum (sistem yang berlaku di wilayah
negara) digunakan titik triangulasi (cukup satu titik saja). Dengan demikian kerangka
dasar harus diikatkan ke titik triangulasi tersebut.
 Bila diketahui koordinat dalam sistem umum tetapi tidak terdapat titik triangulasi,
maka di salah satu titik kerangka dasar dilakukan pengukuran astronomis untuk
menentukan lintang bujurnya. Dari lintang da bujur geografi ini dapat ditentukan
koordinat (x,y) dalam sistem
 Bila tidak terdapat titik triangulasi dan tidak dikehendaki koordinat dalam sistem
umum, maka salah satu titik kerangka dasar dapat dipilih sebagai titik awal dengan
koordinat sembarang (diusahakan pemilihan koordinat ini mempertimbangkan
koordinat titik-titik yang lain agar bernilai positif). Sistem demikian sesitem koordinat
setempat (lokal).

43
2.1.3. Prinsip hitungan poligon

Gambar 2.4. Prinsip Hitungan Poligon

Diketahui :
 koordinat titik A
 sudut jurusan αA1
diukur dilapangan :
 jarak datar dA1
 sudut mendatar β1
dihitung :
 koordinat titik 1 (X1, Y1)
 koordinat titik 2 (X2, Y2)

Tahapan hitungan :
Menghitung koordinat titik 1 :

X1 = XA + ∆XA1 Y1 = YA + ∆YA1
X1 = XA + dA1 Sin αA1 Y1 = YA + dA1 Cos αA1

Jika koordinat titik 1 diketahui, maka koordinat titik 2 dapat dihitung menggunakan
koordinat titik 1, apabila d12 dan αA1 diketahui. d12 dapat diukur dan biasanya sudut yang
diukur dilapangan adalah sudut mendatar β1. α12 dapat dihitung dari αA1 dan β1
α12 = {( αA1+ 180˚) + β1 } – 360˚
= αA1 + β1 - 180˚

maka koordinat titik 2 :


X2 = X1 + ∆X12 Y2 = Y1 + ∆Y12
X2 = X1 + d12 Sin α12 Y2 = Y2 + d12 Cos α12

Demikian pula untuk menghitung titik-titik selanjutnya dapat dilakukan secara brtahap
dan berurutan menggunakan data koordinat titik sebelumnya. Sudut jurusan titik
selanjutnya, dapat dihitung menggunakan α12 dan sudut mendatar yang diukur di titik
tersebut.

44
2.1.4 Rumus Urutan Koreksi Poligon
A. Kesalahan penutup sudut
Total Error = X – X’
= (Σ sudut dalam ) – (n-2)180°
Error = Total Error / n
Keterangan :
X = Jumlah Sudut Observasi
X’ = Sudut sebenarnya
n = Jumlah titik
B. Adjusted ( ∆ X ) dan ( ∆ Y )

C-∆ Xmn = – ∑ ( ∆ X ) / ∑d × dmn


C-∆ Ymn = – ∑ ( ∆ Y ) / ∑d × dmn

Keterangan :
C-∆ Xmn = Koreksi absis
∑(∆X) = Jumlah jarak ditinjau dari sumbu X (Departure)
∑d = Jumlah jarak
dmn = Panjang satu sisi
C-∆ Ymn = Koreksi ordinat
∑(∆Y) = Jumlah jarak ditinjau dari sumbu Y (Departure)
C. Toleransi
Toleransi pengukuran dalam polygon adalah:
T = i √n
Dimana :
i = skala terkecil bacaan pada alat thedolit (ketelitiannya)
n = jumlah titik yang diukur
2.3.3. Rumus Mencari Azimuth
αBC = αAB + sudut B – 180° , atau
αBC = αAB – sudut B + 180°
NB : Dalam penggunaannya tergantung keadaan

D. Rumus Mencari Titik Koordinat

XB = XA + ∆ X AB
YB = YA + ∆ Y AB

Keterangan :
Xm = Absis titik m
∆ X AB = Jarak A ke B ditinjau dari sumbu X (Departure)
Ym = Latitude
∆ YAB =Jarak A ke B ditinjau dari sumbu Y (Latitude)

45
2.1.5. Macam-macam bentuk poligon
A. Poligon lepas
Poligon lepas adalah poligon yang hanya mempunyai satu titik ikat yaitu di awal dan
untuk orientasi sudut jurusan awalnya sudah diketahui. Bentuk poligon lepas dapat dilihat
pada gambar 2.8 di bawah ini.

Gambar 2.5
Bentuk Poligon Lepas

Poligon lepas memungkinkan terjadinya perambatan kesalahan yang disebabkan oleh


pengukuran sudut mendatar dan jarak. Contoh : titik 1 telah mempunyai kesalahan akibat
adanya pengukuran jarak, titik 2 akan mempunyai kesalahan juga yang lebih besardari titik
1 dan begitu seterusnya. Semakin panjang poligonnya, ketelitiannya akan semakin turun.

B. Poligon terikat
Pada poligon terikat diberikan satu titik ikat awal berikut jurusan awal dan juga titik
ikat akhir atau sudut jurusan akhir.
a). Poligon dikontrol dengan sudut jurusan akhir
Titik awal diikatkan ke titik A dan untuk orientasi diberikan sudut jurusan awal, sedangkan
titik terakhir diberikan sudut jurusan akhir. Akibat adanya sudut jurusan awal awal dan
akhir, maka semua ukuran sudut yang sehadap dapat dikontrol.

46
Gambar 2.6
Poligon Terikat dan Dikontrol pada Sudut Jurusan Akhir

Diukur dilapangan :
 Jarak datar d1, d2, d3, d4, dan d5
 Sudut datar β1, β2, β3, β4
Setelah koordinat titik 1 dihitung dari koordinat titik A, untuk menghitung titik 2 diperlukan
α12 dimana :
α12 = {( α0+ 180˚) + β1 } – 360˚
= α0 + β1 - 180˚

Untuk menghitung titik 3 diperlukan α23 dimana :

α23 = {( α12+ 180˚) + β2 } – 360˚


= αA1 + β2 - 180˚
= α0 + β1 + β2 – 360˚

Begitu juga selanjutnya :


α34 = {( α23+ 180˚) + β3 } – 360˚
= α23 + β3 - 180˚
= α0 + β1 + β2 + β3 – 540˚

Dan
α45 = {( α34+ 180˚) + β4 } – 360˚
= α34 + β4 - 180˚
= α0 + β1 + β2 + β3 + β4 – 720˚

αa – α0 = β1 + β2 + β3 + β4 – 720˚

β1 + β2 + β3 + β4 = ( αa – α0 ) + 720˚

∑ sudut diukur = ( αa – α0 ) + n. 180˚

47
Telah disebutkan sebelumnya bahwa sudut jurusan akhir (α45 = αa ) dan sudut jurusan
awa (α0) sudah diketahui. namun setiap pengukuran sudut biasanya mengandung kesalahan,
sehingga dapat dibentuk suatu persamaan dengan memberikan koreksi :

∑ sudut diukur + f(α) = ( αa – α0 ) + n. 180˚

Dimana f(α) adalah besarnya koreksi yang diberikan untuk pengukuran sudut.

b) Poligon dikontrol dengan koordinat akhir


Koordinat titik awal dan sudut jurusan awal diketahui, kemudian titik akhir poligon
diikatkan lagi pada satu titik yang telah diketahui koordinatnya

c) Poligon terkontrol dan terikat sempurna


Pada poligon ini, titik awalnya diikatkan pada satu titik yang ada koordinatnya (titik A)
dan mempunyai sudut jurusan awal (α0). Selain itu pada titik akhir diberikan sudut jurusan
akhir (αa) dan diikatkan pada titik yang telah mempunyai koordinat (titik B). dnegan adanya
α0 dan αa, koordinat titik awal dan titik akhir, maka hasil pengukurannya dapat dikontrol.

2.2 Teori Sipat Datar (Levelling)

2.2.1. Prinsip Penentuan Beda Tinggi dengan Sipat Datar


Beda tinggi didefinisikan sebagai perbedaan ketinggian antar dua titik atau lebih. Beda
tinggi dapat diukur dengan cara sipat datar (Levelling), yang merupakan suatu metoda
penentuan tinggi relatif dari beberapa titik di atas datum atau di bawah suatu bidang acuan
tersebut sebagai referensi. Pada kenyataanya pengukuran beda tinggi adalah penentuan
vertikal dari titik tersebut dengan garis penyipat datar alat yang ditempatkan di atas statif.
Dalam aplikasi praktis, levelling dilakukan dengan bantuan (alat ukur sipat datar) dan
suatu baak ukur sebagimana diperlihatkan pada Gambar 2.7. tinggi titikA di atas datum
adalah 1.500-0.750 = 0.750 m, dan tinggi titik C adalah 1.500-1.050 = 0.450 m di atas datum.
Datum merupakan bidang datar yang melalui titik B (patok B). Dalam istilah geodesi,
datum ketinggian yang digunakan adalah berupa tinggi permukaan air laut rata-rata (mean
sea level). Berdasarkan datum tersebut dapat dikembangkan jaringan levelling, sebagai titik
kontrol ketinggian yang biasa disebut Bench Mark (BM). Sebagai acuan penentuan tinggi
titik tersebut digunakan muka air laut rata-rata (MSL) atau tinggi lokal.

48
Gambar 2.7
Prinsip Pengukuran Beda Tinggi dengan Sipat Datar
2.2.2 Jenis Peralatan Sipat Datar
Berdasarkan Konstruksinya alat ukuyr penyipat datar dapat di bagi dalam empat
macam utama :
a. Alat ukur penyipat datar dengan semua bagiannya tetap. Nivo tetap ditempatkan diatas
teropong, sedang teropong hanya dapat diputar dengan sumbu ke satu sebagai sumber
putar.
b. Alat ukur Penyipat datar yang mempunyai nivo reversi, dan ditempatkan pada teropong.
Dengan demikian, teropong selain dapat diputar dengan sumbu ke satu sebagai sumbu
putar, dapat pula diputar dengan suatu sumbu yang letak searah dengan garis bidik. Sumbu
putar ini dinamakan sumbu mekanis teropong. Teropong dapat diangkat dari bagian bawah
alat ukur penyipat datar.
c. Alat ukur penyipat datar dengan teropong yang mempunyai sumbu mekanis, tetapi nivo
tidak diletakan pada teropong, melainkan ditempatkan di bawah, lepas dari teropong.
Teropong dapat diangkat dari bagian bawah alat ukur penyipat datar.
d. Alat ukur penyipat datar dengan teropong yang dapat diangkat dari bagian bawah alat ukur
penyipat datar dan dapat diletakkan di bagian bawah dengan landasan yang berbentuk
persegi, sedang nivo ditempatkan di teropong.

2.2.3 Kesalahan-kesalahan dalam Levelling

A. Kesalahan Perorangan dan Alat


Adapun kesalahan dalam levelling karena human error yaitu
1. Kekeliruan dalam membaca angka pada rambu ukur dapat di atasi dengan membaca
ketiga benang diafragma.
2. Kekeliruan penulis dalam mencatat data ukur.
3. Kesalahan pemegang rambu ketika menempatkan rambu di atas titik sasaran.
Sedangkan kesalahan dari alat meliputi :
1. Garis bidik tidak sejajar dengan garis nivo. Hal ini dapat dihindarkan dengan
menempatkan alat di tengah-tengah rambu belakang dan rambu muka (dp=dm) atau
usahakan jumlah jarak rambu belakang = jumlah jarak muka.

49
2. Kesalahan karena garis nol skala dan kemiringan rambu. Misalnya letak garis nol sakal
pada rambu A dan B tidak benar, maka hasil pembacaan pada rambu A harus dikoreksi
Ka dan pada rambu B sebesar Kb. Misalnya dalam keadaan rambu tegak pembacaan
akan menunjukkan angka a, sedangkan pembacaan pada waktu rambu miring sebesar
α. Dari penelitian pengaruhmiringnya rambu tidak dapat dihilangkan sehingga untuk
mendapatkan hasil beda tinggi yang lebih baik haruslah digunakan nivo rambu yang
baik.
B. Kesalahan yang Bersumber pada Alam
Adapun beberapa kesalahan yang bersumber dari alam yaitu
1. Kesalahan karena melengkungnya sinar (refraksi). Dalam hal ini, sinar cahaya yang
datang dari rambu ke alat penyipat datar karean melalui lapisan-lapisan udara yang
berbeda baik kepadatan, tekanan maupun suhunya, maka sinar yang datang bukanlah
lurus melainkan melengkung.
2. Kesalahan karena melengkungnya bumi.
3. Kesalahan karena masuknya Statif alat penyipat datar ke dalam tanah. Hal ini dapat
memberi pengaruh pada hasil pengukuran. Pengaruh masuknya statif penyipat datar ke
dalam tanah dapat dihilangkan dengan cara pengkuran sebagai berikut
- Baca rambu belakang, kemudian rambu muka,
- Alat penyipat datar dipindah
- Baca rambu muka, kemudian rambu belakang.
4. Kesalahan karena panasnya sinar matahai dan geratan udara. Hal ini akan menimbulkan
perubahan pada gelembung nivo sehingga akan mengakibatkana kesalahan pada hasil
pengukuran. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut pada waktu pengukuran
alat penyipat datar haris dilindungi dengan payung atau pengkuran dilakukan pada saat
lapisan udara tenang yaitu waktu pagi dan sore.

2.3 Teori Kontur


2.3.1 Pengertian Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama
dari permukaan laut.
Kontur memiliki sifat-sifat yaitu
1. Satu garis kontur mewakili suatu ketinggian tertentu
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang
4. Kontur mempunyai interval tertentu (misalnya 1 m, 5 m, 25 m, dst.)
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkain garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.

50
8. Kontur dapat mempunyai nilai positif (+), nol (0), atau pun negatif (-).
9. Pada jalan yang lurus dan menurun, maka kontur cembung ke arah turun.
10. Pasa sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung ke arah turun.
11. Kontur tidak memotong bangunan atau melewati tungan di dalam bangunan.

2.3.2 Interval Kontur

Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain didasarkan pada
besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur yang berdekatan dan perbedaan
ketinggian tersebut disebut dengan „interval kontur“ (contour interval). Untuk menentukan
besarnya interval kontur tersebut ada rumus umum yang digunakan yaitu :

Interval Kontur = 1/2000 x penyebut skala (dalam meter).

Contoh : Peta kontur yang dikehendaki skalanya 1 : 5.000, berarti interval


konturnya : 1/2000 x 5.000 (m) = 2,5 m.

Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur yang lain yang
berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur
disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau bulat, misalnya
angka puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval kontur yang dikehendaki.
Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang
ada 74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5
m maka besarnya garis kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5
m, 90 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur
yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk
interval konturnya 25 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m,
150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya.

51
Cara penarikan kontur dilakukan dengan cara perkiraan (interpolasi) antara besarnya
nilai titik-titik ketinggian yang ada dengan besarnya nilai kontur yang ditarik, artinya antara
dua titik ketinggian dapat dilewati beberapa kontur, tetapi dapat juga tidak ada kontur yang
melewati dua titik ketinggian atau lebih. Jadi semakin besar perbedaan angka ketinggian
antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka semakin banyak dan rapat kontur yang
melalui kedua titik tersebut, yang berarti daerah tersebut lerengnya terjal, sebaliknya
semakin kecil perbedaan angka ketinggian antara dua buah titik ketinggian tersebut, maka
semakin sedikit dan jarang kontur yang ada, berarti daerah tersebut lerengnya landai atau
datar. Dengan demikian, dari peta kontur tersebut, kita dapat membaca bentuk medan
(relief) dari daerah yang digambarkan dari kontur tersebut, apakah daerah tersebut berlereng
terjal (berbukit, bergunung), bergelombang, landai atau datar.

2.3.3. Penggunaan Kontur


Adapun kegunaan utama dari peta kontur yaitu
a. Memberikan profil permukaan (tinggi sampai dengan rendah) tanah.
b. Menggambarkan potongan vertikal
c. Menempatkan proyek dan menggambarkan perpotongan dari permukaan-
permukaan.
d. Membuat trase jalan raya/kereta api
e. Membuat allignment saluran irigasi

2.3.4. Prosedur Pengambilan dan Pengolahan Data Kontur


Berikut prosedur yang dilakukan dalam pengambilan data hasil pengukuran kontur
hingga prosedur peng-input-an data hasil pengukuran kontur :
1) Melakukan centering statif di titik yang telah diberi tanda dengan patok. Pastikan
posisi titik di total station sejurus dengan patok penanda. Kemudian hitung elevasi
total station terhadap permukaan tanah.
2) Apabila total station telah di set dan siap untuk mengukur, siapkan 2 buah target
yang masing-masing menempati daerah tertentu yang ingin diketahui bentuk kontur
dan menjadikan variasi dalam data. Contohnya adalah pada samping jalan, gedung,
tiang listrik, lampu, dan lain-lain
3) Setelah target berdiri tegak sempurna, arahkan total station ke target tersebut untuk
menghitung jarak, sudut dan elevasinya. Sebelumnya, pada total station beri
keterangan terlebih dahulu dimana target tersebut berada. Misalkan target berada di
pinggiran jalan, untuk itu pada total station harus diberi keterangan ‘JLN’ baru
kemudian diukur jaraknya.
4) Data tersebut akan tersimpan pada memori yang terdapat di dalam total station yang
telah di-setting sebelumnya.
5) Ulangi langkah ke-3 dan ke-4 pada setiap tempat di sekitar lokasi pengambilan data,
contohnya adalah jalan, pohon, tembok, pagar, dan lain-lain.

52
6) Setelah pengukuran dengan total station selesai dilakukan, masukkan data yang
telah didapatkan tersebut ke dalam komputer. Caranya adalah dengan menggunakan
aplikasi “Topcon Link” yang merupakan Operating System dari Total Station yang
akan mentransfer data dari Total Station ke komputer. Kemudian masukkan data
tersebut ke dalam microsoft excel.
7) Setelah data dimasukkan ke microsoft excel, perbaiki data sedemikian rupa, seperti
merubah notasi sudutnya, dan lain-lain. Kemudian save data yang telah diolah
dengan format .csv
8) Setelah di save, close microsoft excel. Kemudian buka aplikasi “Autocad Civil
Design” dan import data microsoft excel yang telah di save dalam format .csv, maka
akan muncul point-point pada layar di aplikasi “Autocad Civil Design” tersebut.
Point-point yang terdapat pada layar tersebut, sesuai dengan data yang telah
diperoleh saat pengambilan data kontur.
9) Point-point yang ada pada layar dihubungkan dengan layer yang berbeda-beda
sesuai dengan keterangan yang terdapat pada point. Misalnya point-point jalan,
maka buatlah layer dengan nama ‘Jalan’ dan dengan warna layer, misalnya merah.
Setelah itu hubungkan tiap point-point jalan tersebut dengan menggunakan
polyline. Cara seperti ini juga digunakan untuk point-point bangunan dan pagar.
10) Untuk mempermudah mengidentifikasi point, misalnya keterangan pohon, maka
pada point-point pohon dapat diberikan simbol. Cara untuk memberikan simbol
pohon misalnya dengan memilih menu utilities kemudian pilih submenu simbol
manager , maka akan tersedia jendela simbol manager, pilih ‘plant’ untuk
memberikan simbol pohon, pilihlah model simbol yang diinginkan.
11) Setelah setiap point dihubungkan dan diberi simbol, kita masukkan 3D-Line pada
layar cara Terrain > Edit Surface > Import 3D-Line. Setelah 3D-Line muncul pada
layar, kita gunakan flip face untuk menyesuaikan 3D-Line dengan polyline.
12) Setelah itu, kita bisa memasukkan kontur pada layar dengan cara Terrain > Create
Contour > Klik OK.

53

Anda mungkin juga menyukai