Anda di halaman 1dari 130

BAHASA INDONESIA

STIE PELITA BANGSA


PROFIL DATA
 Nama :
 TRI WAHJU WIRJAWAN, SE.,MM
 Strata satu :
 S1 Ekonomi Manajemen
 Strata dua :
 S2 Manajemen Sumber Daya

Manusia
KONTRAK
KONTRAKPERKULIAHAN
PERKULIAHAN
 Kehadiran di kelas tepat waktu sesuai jadwal
Kehadiran di kelas tepat waktu sesuai jadwal
 Berpakaian sopan
Berpakaian sopan dan
dan rapi,
rapi, tidak
tidak boleh
boleh
memakai
memakai kaos
kaos oblong
oblong
 Dilarang memakai sandal
Dilarang memakai sandal
 Dilarang merokok dalam kelas
Dilarang merokok dalam kelas
 Dilarang membawa senjata dan
Dilarang membawa senjata dan obat-obat
obat-obat
terlarang
terlarang
 Alat komunikasi (telepon seluler) harus
Alat komunikasi (telepon seluler) harus
dimatikan
dimatikan
 Menjaga ketertiban selama proses belajar
Menjaga ketertiban selama proses belajar
mengajar
mengajar berlangsung
berlangsung
PENGHITUNGAN NILAI

 Tingkat kehadiran /absensi


Tingkat kehadiran /absensi
 Tugas
Tugas
 Ujian tengah semester (uts)
Ujian tengah semester (uts)
 Ujian akhir semester (uas)
Ujian akhir semester (uas)
Pedoman penilaian
PEDOMAN
PEDOMAN PENILAIAN
PENILAIAN HASIL
HASIL BELAJAR
BELAJAR MAHASISWA
MAHASISWA
SKOR
SKOR NILAI
NILAI DALAM
DALAM SKALA
SKALA 44

 SKALA
SKALA 100
100 ANGKA
ANGKA HURUF
HURUF ARTI
ARTI LAMBANG
LAMBANG

 87-100
87-100 4,00
4,00 A
A SANGAT
SANGAT BAIK
BAIK

 75-86
75-86 3,00
3,00 BB BAIK
BAIK

 60-74
60-74 2,00
2,00 C
C CUKUP
CUKUP

 40-59
40-59 1,00
1,00 D
D KURANG
KURANG

 0-39
0-39 0,00
0,00 EE GAGAL
GAGAL
Ada berapakah kata serapan yang
ada didalam paragraf ini?
Meski hari gerimis, setelah sembahyang lohor, para
santri mengayuh roda sepedanya ke pasar, disuruh
paderi membeli koran dan majalah, tetapi ternyata
kiosnya disegel, sebab bangkrut, jadi mampirlah
semuanya di toko buku yang uniknya malah
menyediakan perabotan khusus keluarga yang
ditaburkan di meja baca, antara lain teko porselen,
peniti emas, lap, setrika listrik, serta kalender berfoto
artis idola.
KATA-KATA SERAPAN
Meski (Portugis: masque), hari (Sanskerta: gelar dewa pengatur surya),
setelah (Kawi: telas), sembahyang (Sanskerta: sembah Hyang), lohor (Arab:
dzuhur), para (Kawi: para), santri (Tamil: santri), mengayuh (Minangkabau:
kayuh), roda (Portugis: roda), sepeda (Prancis: velocipede), pasar (Persia:
bazar), disuruh (Kawi: suruh),paderi (Spanyol: padre), membeli (Campa:
blei), koran (Belanda:krant), majalla (Arab: majalla), kiosnya (Inggris:
kiosk), disegel (Belanda: zegel), sebab (Arab: sababun), bangkrut (Italia:
bancarotto), jadi (Sanskerta: jati), mampirlah (Jawa: mampir), semuanya
(Sanskerta: samuha), toko (Tionghoa: to-ko), buku (Belanda (boek), yang
(Austronesia: ia + ng), uniknya (Prancis:unique), malah (Jawa: malah),
menyediakan (Sanskerta: sedhya), perabotan (Betawi: perabot), khusus
(Arab: khusus), keluarga (Sanskerta: kula warga), ditaburkan (Ibrani:
tabbwur), meja (Portugis: meza), baca (Sanskerta: waca), antara (Sanskerta:
antara), lain (Kawi: liyan), teko (Tionghoa: te-ko), porselen (Inggris:
porcelain), peniti (Portugis: alfinete), emas (Sanskerta: amasha), lap
(Belanda: lap), setrika (Belanda: strijkezer), listrik (Belanda: elektrisch),
serta (Sanskerta: saratha), kalender (Belanda: kalender), berfoto (Yunani:
photos), artis (Inggris: artist), idola (Yunani: eidolon)
KATA-KATA NON SERAPAN

Meski hari gerimis, setelah sembahyang lohor, para


santri mengayuh roda sepedanya ke pasar, disuruh
paderi membeli koran dan majalah, tetapi ternyata
kiosnya disegel, sebab bangkrut, jadi mampirlah
semuanya di toko buku yang uniknya malah
menyediakan perabotan khusus keluarga yang
ditaburkan di meja baca, antara lain teko porselen,
peniti emas, lap, setrika listrik, serta kalender berfoto
artis idola.
Latar belakang
 Alat komunikasi
 Alat berintegrasi dan beradaptasi sosial
 Mengeksplorasi Iptek

BAHASA
Problematika Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Peserta didik lebih senang
dan bangga menggunakan
bahasa asing
dibandingkan bahasa
Indonesia.
DELETE
MANTAN
DOWNLOAD
GEBETAN
Bahasa Indonesia dalam penggunaan
sehari-hari cenderung menggunakan
ragam non-formal yang bercampur
dengan bahasa daerah.
Perbedaan antara bahasa resmi
dan tidak resmi adalah titik
mendasar
mengapa penting mempelajari
bahasa Indonesia.
Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan
Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari


bahasa Melayu. Bahasa ini telah
tumbuh dan berkembang sebelum
bahasa Indonesia dideklarasikan
sebagai bahasa persatuan.
Ada tiga faktor yang menyebabkan
bahasa Melayu pada saat itu diterima
oleh masyarakat.

1) Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca


2) Sistem Bahasa Melayu Praktis dan
Sederhana
3) Kebutuhan Politik
Namun dalam perkembangan saat
ini, bahasa Indonesia yang kita kenal
dan kita gunakan sekarang ini sudah
tidak sama lagi dengan bahasa
asalnya, yaitu bahasa Melayu.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
tersebut antara lain :

Waktu
Fase pertama atau disebut dengan masa prakolonial.

Terdapat beberapa bukti tertulis mengenai


bahasa Melayu tua yang ditemukan pada
beberapa prasasti dan inskripsi. Bukti lain
dapat diidentifikasi melalui adanya dialek
Melayu tersebar di wilayah Nusantara.
Fase kedua atau disebut dengan
masa kolonial

Pada masa ini banyak orang Barat


yang datang ke Indonesia, mereka
menemukan bahwa bahasa Melayu
telah digunakan sebagai bahasa
resmi dalam pergaulan, perhubungan
dan perdagangan.
Fase ketiga atau disebut dengan masa pergerakan

Masa ini dimulai dari :

- tahun 1901, dimana telah disusun ejaan resmi


bahasa Melayu Van Ophuysen.
- tahun 1908 pemerintah colonial mendirikan
Commisie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan
Rakyat)
- tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka
- tahun 1928 bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa nasional.
 Politik

 Muatan politik sangat melekat


bahkan sejak kelahiran Bahasa
Indonesia. Unsur politik yang
paling nyata adalah dalam sumpah
pemuda yang dilaksanakan pada
28 Oktober 1928.
Sosial Budaya
Bahasa Indonesia yang saat ini
digunakan merupakan hasil dari interaksi
masyarakat antar satu suku dengan suku
yang lainnya. Program transmigrasi serta
arus urbanisasi semakin memperkuat
interaksi antar suku.
Iptek

Banyak teknologi terbarukan justru lahir


dari tangan asing yang kemudian masuk
Indonesia dengan bahasa internasional.
Hal ini menjadi tantangan bagi para ahli
bahasa untuk mencari padanan yang
tepat untuk menyebut kata asing
tersebut.
Ragam Bahasa Indonesia

 Ragam Bahasa Berdasarkan Cara


Berkomunikasi

 a)Ragam bahasa lisan adalah ragam


bahasa yang dituturkan dengan indra
mulut.
b) Ragam bahasa tertulis adalah
ragam bahasa yang dituangkan
melalui symbol-simbol atau
huruf-huruf.
 Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang
Penutur

 a) Idiolek. Idiolek merupakan ragam bahasa


yang dimiliki seseorang atau bisa dikatakan
variasi bahasa yang bersifat perorangan.
Setiap orang mempunyai variasi bahasa atau
idioleknya masing-masing.
b) Dialek, merupakan ragam bahasa atau
variasi bahasa yang dipakai oleh
kelompok anggota masyarakat. Variasi
atau ragam bahasa ini digunakan oleh
sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada satu tempat,
wilayah, atau area tertentu.
 Ragam Bahasa Berdasarkan Topik
Pembicaraan

 Ragam atau variasi bahasa yang digunakan


berdasarkan bidang penggunaannya. Ragam
bahasa tersebut dinamai sesuai dengan
bidang pengunaannya masing-masing.
Banyaknya ragam atau variasi bahasa ini
sesuai dengan banyaknya bidang yang ada.
Kedudukan Bahasa Indonesia

 Kedudukan bahasa Indonesia terbagi


menjadi dua,

- bahasa nasional
 - bahasa negara.
Bahasa Nasional

Lambang Kebanggaan Nasional

Sebagai lambang kebanggaan


nasional bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai budaya
luhur bangsa Indonesia.
Lambang Identitas Nasional

Sebagai lambang identitas nasional,


bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia.
 Alat Pemersatu

 Dengan fungsi ini memungkinkan


masyarakat Indonesia yang beragam
latar belakang sosial budaya dan
berbeda-beda bahasanya dapat
menyatu dan bersatu dalam
kebangsaan, cita-cita dan rasa nasib
yang sama.
Alat Penghubung Antarbudaya
Antardaerah

Dengan bahasa Indonesia seseorang


dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan. Apabila ia ke pelosok
daerah yang memiliki bahasa yang
berbeda dengan sukunya,dengan adanya
bahasa Indonesia akan menjembatani
komunikasi diantara mereka.
Bahasa Negara

 Bahasa Resmi Kenegaraan

 Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai


bahasa resmi kenegaraan adalah
digunakannya bahasa Indonesia dalam
naskah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.Mulai saat itu bahasa Indonesia
digunakan dalam berbagai upacara, peristiwa
serta kegiatan kenegaraan.
Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-
lembaga Pendidikan

Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa


pengantar di lembaga-lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan perguruan tinggi.
 BahasaResmi dalam Perhubungan
pada Tingkat Nasional untuk
Kepentingan Perencanaan dan
Pelaksanaan Pembangunan Serta
Pemerintah.
Bahasa Resmi dalam Pengembangan
Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu
Pengetahuan Serta Teknologi
Modern
Fungsi Bahasa Indonesia
 Fungsi umum
 Sebagai Alat untuk Mengungkapkan Perasaan atau
Mengekspresikan Diri

 Bahasa sarana untuk mengungkapkan gagasan dan


perasaan.Melalui bahasa kita dapat menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di
dalam hati dan pikiran kita. Dengan demikian,
apapun hal yang hendak disampaikan akan dapat
diterima oleh siapapun.
Sebagai Alat Komunikasi

Untuk dapat berkomunikasi dengan baik


seseorang membutuhkan bahasa. Bahasa
merupakan sarana agar apa yang ingin
disampaikan kepada orang lain dapat
diterima dan dipahami.
 Sebagai
Alat Berintegrasi dan
Beradaptasi Sosial

 Pada saat beradaptasi dilingkungan


sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan
kondisi yang dihadapi.Kemampuan
untuk menentukan pilihan ragam
bahasa tersebut akan sangat membantu
dalam berintegrasi dengan masyarakat.
Sebagai Alat Kontrol Sosial

Bahasa seringkali dikaitkan dengan


kepribadian seseorang. Oleh karena itu
bahasa dapat dijadikan parameter
perkembangan sosial.
 Fungsi Khusus

 Mengadakan Hubungan dalam


Pergaulan Sehari-hari

 Manusiaadalah mahluk sosial yang tak


terlepas dari hubungan komunikasi
dengan mahluk sosialnya. Komunikasi
yang berlangsung dapat menggunakan
bahasa formal dan non-formal.
Mewujudkan Seni (Sastra)

Bahasa tidak hanya sebagai alat


komunikasi belaka, namun ia juga
merupakan alat untuk mewujudkan
seni, dalam hal ini karya sastra.
 Mempelajari Bahasa-bahasa Kuno

 Bahasa menjadi bukti penting


peradaban manusia. Kemajuan
peradaban suatu bangsa dapat terekam
sejarahnya karena penggunaan bahasa
dalam tradisi intelektualnya.
Mengeksploitasi Iptek

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan


yang dimiliki manusia menyebabkan
manusia akan selalu mengembangkan
berbagai hal untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik. Adanya bahasa mampu
membuat manusia mengeksplorasikan
segala keingintahuannya mengenai
berbagai aspek kehidupan
KALIMAT

 Pengertian dan Unsur Kalimat

 Dalam susunan gramatikal, satuan


bentuk bahasa terkecil dan
mempunyai makna adalah kata.
Namun jika dilihat lebih jauh, satuan
bahasa terkecil dan terlengkap
maknanya disebut kalimat.
Walaupun satuan bahasa
terkecil, kalimat mempunyai
makna yang utuh karena dapat
berdiri sendiri serta mempunyai
pola intonasi akhir.
Kalimat yang benar dan jelas akan
mudah dipahami orang lain sesuai
dengan gagasan yang ingin
disampaikan.
 Unsur kalimat merupakan fungsi
sintaksis yang biasa disebut
jabatan kata atau peran kata.
Unsur-unsur tersebut adalah :
- S (Subjek),
- P (predikat),
- O (Objek),
- Pel (Pelengkap) dan
- Ket (Keterangan).
Pada kalimat bahasa Indonesia, Kalimat
tersebut dikatakan baku, jika terdapat
sekurang-kurangnya terdiri dari dua
unsur, yaitu unsur S (Subjek) dan unsur
P (Predikat).

Sedangkan unsur lainnya seperti O


(Objek), Pel (Pelengkap) dan Ket
(Keterangan) boleh ada atau tidak pada
sebuah kalimat.
Unsur Kalimat

Subjek (S) Predikat (P) Objek (O) Keterangan (Ket) Pelengkap (P)
 
Bagan 2.1 Unsur-unsur Kalimat
Subjek (S)

Subjek (S) merupakan bagian kalimat yang


menunjuk pelaku, tindakan, keadaan,
masalah atau segala sesuatu hal yang
menjadi pokok suatu pembicaraan dan
dapat diterangkan oleh Predikat (P).

Fungsi Subjek (S) ini dapat diisi oleh kata


benda atau frasa nomina, klausa, maupun
frasa verba.
 Simak contoh dibawah ini :

 Ibuku suka menjahit.


 Kursi dosen bagus.
 Yang memakai kebaya dosen saya.
 Berlari-lari kecil sangat bagus untuk

badan.
 Membangun jalan layang nontol sangat

mahal.
 Kata-kata yang dicetak tebal pada contoh
diatas merupakan Subjek (S).

 (a),diisi oleh kata benda yakni Ibuku.


 (b),diisi oleh frasa nomina, yakni Kursi

dosen.
 (c),diisi oleh sebuah frasa, yakni Yang
memakai kebaya.
 (d) dan (e),diisi oleh frasa verba, yakni

Berlari-lari kecil dan Membangun jalan


nontol.
 Predikat (P)

 Predikat (P) merupakan bagian kalimat


yang berfungsi:
 Memberitahu atau menerangkan
tindakan atau melakukan perbuatan
Subjek (S) dalam sebuah kalimat.
 Menyatakan sifat atau keadaan Subjek

(S),
 Pernyataan jumlah sesuatu yang
dimiliki oleh Subjek (S).
Simak contoh berikut :

Kuda berlari.
Perempuan cantik sekali.
Jakarta dalam keadaan kondusif.
Rini murid baru.
Rumah Pak Gubernur tiga
 Bagian kalimat yang dicetak miring dalam contoh diatas
berfungsi sebagai Predikat (P).

 Kalimat (a) kata berlari memberitahu pekerjaan


kuda.
 Kalimat (b), kata cantik sekali memberitahu keadaan
perempuan.
 Kalimat (c), kata dalam keadaan kondusif
memberitahu situasi keadaan Jakarta.
 Kalimat (d), kata murid baru memberitahu status
Rini yang seorang murid baru.
 Kalimat (e), kata tiga memberitahu jumlah rumah
yang dimiliki Pak Gubernur.
 Objek (O)

 Objek (O) merupakan bagian kalimat yang menjadi


sasaran tindakan Subjek (S) dan melengkapi fungsi
Predikat (P).

 Objek (O) berada dibelakang Predikat (P).

 Sama halnya dengan Subjek (S), biasanya Objek (O)


diisi oleh nomina atau frasa nomina dan juga klausa.

 Dalam kalimat pasif, Objek (O) dapat berfungsi


sebagai Subjek (S).
  
Perhatikan kalimat berikut.

1.a. Dosen itu membaca buku Bahasa Indonesia.


b. Buku Bahasa Indonesia dibaca oleh dosen itu.
2.a. KPK menangkap para koruptor.
b. Para koruptor ditangkap oleh KPK.
3.a. Presiden mengunjungi para korban bencana banjir.
b. Para korban bencana banjir dikunjungi oleh
presiden.
 Pada contoh kalimat
 (1.a) fungsi Objek (O) berada pada frasa buku Bahasa
Indonesia.
 (1.b) pada kalimat fungsi Objek (O)buku Bahasa Indonesia
berubah menjadi Subjek (S) pada kalimat Buku Bahasa
Indonesia dibaca oleh dosen itu.
 (2.a) kata para koruptor juga berfungsi sebagai Objek (O),
namun pada kalimat pasif .
 (2.b) kata para koruptor beralih fungsi sebagai Subjek (S)
sehingga menjadi Para koruptor ditangkap oleh KPK.
 (3.a) klausa para korban bencana banjir berfungsi sebagai
Objek (O), namun dalam kalimat pasif .
 (3.b) klausa para korban bencana banjir beralih fungsi
menjadi Subjek (S), sehingga menjadi Para korban bencana
banjir dikunjungi oleh presiden.
Dari ketiga contoh tersebut dapat
kita katakan bahwa fungsi Objek (O)
dapat berubah menjadi fungsi Subjek
(S) jika kalimat tersebut diubah
menjadi kalimat pasif.
 Pelengkap (Pel)

 Pelengkap (Pel) merupakan bagian kalimat yang berfungsi


sebagai pelengkap Predikat (P).

Perhatikan kalimat berikut :

 (1.a) Hakim membacakan vonis hukuman.


 S P O
 (1.b) Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
 S P Pel

 Kedua contoh diatas merupakan kalimat aktif yang sama-


sama terdapat kata benda atau nomina pada fungsi
predikatnya yaitu vonis hukuman dan Pancasila dan UUD
1945. Namun perbedaanya dapat kita lihat ketika kedua
kalimat tersebut diubah menjadi kalimat pasif.
 Perhatikan kalimat berikut :

 (2.a) Vonis hukuman dibacakan oleh hakim.


 S P O
 (2.b) Pancasila dan UUD 1945 dilandasi oleh Indonesia.

 Pada kalimat (1.a) kata vonis hukuman yang berfungsi


sebagai unsur Objek (O), beralih fungsi menjadi fungsi Subjek
(S) pada kalimat (2.a). Sedangkan frasa Pancasila dan UUD
1945 pada kalimat (1.b) yang berfungsi sebagai Pelengkap
(Pel) tidak dapat beralih menjadi Subjek (S) pada kalimat (2.b).
 Keterangan (Ket)
 Keterangan (Ket) merupakan bagian kalimat yang
menerangkan lebih lanjut tentang Subjek (S),
Predikat (P), dan juga Objek (O) dalam sebuah
kalimat. Keterangan (Ket) bisa diletakkan di awal,
tengah atau akhir kalimat.

 Perhatikan contoh berikut :


 Mahasiswa mengikuti Ujian Akhir Semester sore ini.
 Mahasiswa sore ini mengikuti Ujian Akhir Semester.
 Sore ini mahasiswa mengikuti Ujian Akhir
Semester.
 Pola Dasar Kalimat

 Ada enam tipe kalimat yang dijadikan model


pola kalimat dasar bahasa Indonesia.

 Kalimat Dasar tipe S – P


 Kalimat Dasar tipe S – P – O
 Kalimat Dasar tipe S – P – Pel
 Kalimat Dasar tipe S – P – Ket
 Kalimat Dasar tipe S – P – O – Pel
 Kalimat Dasar tipe S – P – O – Ket
 Kalimat Dasar tipe S – P

 Dalam kalimat dasar bertipe S – P, predikat biasanya diisi oleh


verba transitif atau frasa verba. Akan tetapi, ada pula pengisi
predikat berupa nomina, adjektiva, frasa nomina dan frasa
adjektiva seperti contoh berikut :

 1.a Nurul tertawa .


 S P

 b Nurul, mahasiswa bahasa Indonesia tertawa bahagia .


 S P

 c Para korban banjir itu terlantar.


 S P
 . Kalimat Dasar tipe S – P – O

 Biasanya pada kalimat dasar tipe S – P – O, predikatnya diisi


oleh bentuk verba transitif yang memerlukan dua unsur
pedamping yaitu unsur Subjek (S) dan unsur Objek (O) untuk
melengkapinya. Jika salah satu unsur itu tidak ada, maka
kalimat tersebut menjadi tidak efektif.

 Perhatikan contoh berikut :

 2. a. PSSI mengalahkan tuan rumah Malaysia.


 S P O
 b. KPK menangkap para koruptor.
 S P O
 c. Indonesia telah mengikuti aturan PBB.
 S P O
 Kalimat Dasar tipe S – P – Pel

 Tipe kalimat ini sama seperti kalimat S – P – O, hanya saja


dua unsur pedamping yang melengkapi predikat adalah
Subjek (S) dan Pelengkap (Pel).

 Perhatikan contoh berikut :

 3 a. Banyak orang yang ingin menjadi anggota DPR.


 S P Pel
 b. Keputusan Rektor sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
 S P Pel
 c. Tanjidor merupakan alat kesenian asli Betawi.
 S P Pel
 Kalimat Dasar tipe S – P – Ket

 Sama halnya dengan kalimat dasar tipe S – P – Pel, predikat


pada kalimat dasar tipe ini memerlukan dua pendamping
untuk melengkapinya.Dua pendamping itu adalah Subjek (S)
dan Keterangan (Ket).

 Perhatikan contoh berikut :

 4 a. Bencana itu terjadi lima tahun yang lalu.


 S P Ket
 b. Wanita itu lulus dengan nilai yang memuaskan.
 S P Ket
 c. Syarif adalah dosen Bahasa Indonesia
 S P Ket
 Kalimat Dasar tipe S – P – O – Pel

 Pada kalimat dasar tipe S – P – O – Pel ini menuntut tiga


pendamping yaitu Subjek (S), Objek (O), dan Pelengkap (Pel)
untuk melengkapi Predikat (P) supaya kalimat tersebut
menjadi efektif dan gramatikal.
 Perhatikan contoh berikut :

 5 a. Dia memerintahkan bawahannya untuk bekerja lebih cepat.


 S P O Pel

 b. Tuti membelikan adiknya buku baru.


 S P O Pel

 c. Polisi menangkap pelaku pencurian mobil.


 S P O Pel
 Kalimat Dasar tipe S – P – O – Ket

 Sama dengan kalimat dasar tipe S – P – O – Pel, kalimat dasar


tipe S – P – O – Ket membutuhkan pendamping Keterangan
(Ket) setelah Objek (O).

 6 a. Pak Ade membimbing mahasiswa di kampus.


 S P O Ket
 b. BNN memeriksa tersangka secara mendetail.
 S P O Ket
 c. Pemerintah merancang peraturan pendidikan tahun 2013 .
 S P O Ket
 Klasifikasi Kalimat berdasarkan
bentuk.

 Kalau dilihat menurut


strukturnya, kalimat dapat
dibagi menjadi :
 - kalimat tunggal
 - kalimat majemuk.
 Kalimat Tunggal

 Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya


mempunyai satu gagasan utuh terdiri atas satu
Subjek (S) dan satu Predikat (P). Unsur Objek (O),
Pelengkap (Pel) dan Keterangan (Ket) tidak
diharuskan ada dalam kalimat tunggal.

 Unsur Subjek (S) dan Predikat (P) pada kalimat


tunggal dapat diperluas dan dilengkapi oleh unsur
lain seperti Objek (O), Pelengkap (Pel), atau
Keterangan (Ket).
 Contoh kalimat tunggal :

 a.Siswa itu rajin belajar.


 b.Rumah itu terjual seharga tiga ratus juta

rupiah.
 c.Anggota DPR itu tersandung kasus korupsi.
 d.Rudi membaca buku
 e.Pilihan wanita muda itu sangat baik
 Kalimat Majemuk

 Kalimatmajemuk merupakan
kalimat yang dibentuk dari
gabungan dua atau lebih klausa.
Kalimat majemuk ini dapat pula
dibedakan menjadi

- kalimat majemuk setara,


- kalimat mejemuk bertingkat,
- kalimat majemuk campuran,
- kalimat majemuk rapatan.
Kalimat majemuk setara adalah
Kalimat majemuk setara dibentuk dari dua atau lebih
kalimat tunggal, dan kedudukan kedua kalimat tersebut
sederajat.

Contoh kalimat majemuk setara :

a.Para pejabat Negara harus mempunyai rasa empati


yang tinggi dan mampu memperjuangkan nasib
masyarakat luas.

b.Guru tersebut menerangkan pelajaran sedangkan


muridnya memperhatikannya dengan seksama
 Kalimat majemuk bertingkat
 Kalimat majemuk bertingkat terdiri dari gabungan 2
kalimat tunggal dimana kedua kalimat itu tidak sama
rata atau tidak setara derajatnya.

Contoh kalimat majemuk bertingkat :

 a.Bapak pulang ketika ibu sedang menyiapkan


makanan.
 b.Indonesia akan menjadi Negara kaya andaikata
pejabatnya tidak ada yang korupsi.
 c.Bersungguh-sungguhlah dalam belajar agar kamu
bisa berhasil.
Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat


majemuk yang dibangun atas campuran kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Contoh :

a. Amir berangkat ke sekolah dan Meri pergi


kekantor ketika rombongan guru SMAN 6 datang.
b. Acara pembukaan pelatihan itu tertunda beberapa
jam sebab rombongan Pak Camat datang terlambat
sehingga acara itu ditutup menjelang sore.
Kalimat majemuk rapatan

Majemuk rapatan adalah kalimat


majemuk yang salah satu unsurnya
merapat/dihilangkan.

Kesamaan unsur yang terjadi dalam


kalimat majemuk rapatan dapat saja
kesamaan subyek, predikat, obyek, atau
keterangan.
Kesamaan subyek

contoh :

- Linda memasak gulai kambing.


- Linda menanak nasi.

Linda memasak gulai kambing dan


menanak nasi.
Kesamaan predikat.

contoh :

- Bapak menanam pohon.


- Adik menanam pohon.

Bapak dan Adik menanam pohon.


Kesamaan obyek

contoh :

- Adik menendang bola.


- Deri menendang bola.

Adik dan Deri menendang bola.


Kesamaan keterangan

contoh :

- Dandi belajar di sekolah.


- Rahma belajar di sekolah.

Dandi dan Rahma belajar di sekolah.


Klasifikasi kalimat berdasarkan
makna.

- kalimat berita.
- kalimat perintah.
- kalimat tanya.
- kalimat seru.
Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang didalamnya berisi
berita atau informasi kepada orang lain.
Ciri kalimat berita diakhir kalimat menggunakan tanda
titik (.).

contoh :

Gempa Tasikmalaya menyebabkan beberapa keluarga


kehilangan tempat tinggal.

Sebuah Kapal Super Ferry yang mengangkut 963


penumpang tenggelam di perairan Filipina.
Kalimat Perintah.

Kalimat perintah adalah kalimat yang


didalamnya berisi perintah dari seseorang
kepada orang lain agar melakukan sesuatu
(pekerjaan).

contoh :

- Ambilkan buku saya !


- Silahkan keluar dari ruangan ini !
Kalimat Tanya.
Kalimat tanya adalah kalimat yang meminta orang lain
untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan.
Pada kalimat ini diakhiri dengan tanda baca tanya (?).

contoh :

- Jam berapa dia pulang kerja ?


- Siapa yang menulis surat ini ?
Kalimat Seru

Kalimat seru adalah kalimat yang didalamnya


terdapat kata seru.

Contoh :

Wah ! Cantiknya lukisan itu.


Aduh ! Saya lupa membawa tugasmu itu.
Kalimat Efektif
Keraf (1973:34) mendefinisikan kalimat efektif
sebagai kalimat yang mempersoalkan bagaimana ia
dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau
perasaan penulisnya.

Fuad (2009:58) kalimat efektif adalah kalimat yang


disusun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang diinginkan oleh penulis terhadap
pembacanya.
 Kalimat dikatakan efektif apabila
berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan
maksud si pembicara atau
penulis.
Syarat kalimat yang baik, yaitu :

- strukturnya benar,
- pilihan katanya tepat,
- hubungan antarbagiannya logis,
- ejaannya pun harus benar.
Pengertian kalimat efektif :
“Kalimat yang singkat,
lengkap, jelas, padat,
menyampaikan
informasi secara tepat “
Beberapa kriteria Kalimat Efektif

1. Kesepadanan / Kesatuan Gagasan

Setiap kalimat yang baik harus


jelas memperlihatkan kesatuan
gagasannya, mengandung satu
ide pokok.
 Ciri-ciri
kesepadanan / kesatuan
gagasan dapat dilihat sebagai berikut :

 a.Adanya subjek dan predikat yang


jelas.

 Dengan cara menghindari pemakaian


kata depan di, dalam, bagi, untuk,
pada , atau di dalam didepan subyek
Contoh :

Di dalam pertemuan itu membicarakan


kenakalan remaja.

Seharusnya ,

Pertemuan itu membicarakan


kenakalan remaja.
b.Tidak terdapat subjek ganda.

Contoh :

Hasil rapat itu dia kurang memahami.

Seharusnya :

- Dia kurang memahami hasil rapat itu.


c. Tidak menggunakan kata penghubung
intrakalimat dalam kalimat tunggal.

Contoh :

Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak


dapat mengikuti acara pertama.

Seharusnya :

Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak


dapat mengikuti acara pertama.
d. Predikat kalimat tidak didahului kata
“yang”.

Contoh :

Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa


Melayu.

Seharusnya :

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.


2. Keparalelan
kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu.

Contoh :

Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara


wajar.

Seharusnya :

Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara


wajar.
3. Ketegasan / penekanan

suatu perlakuan penonjolan


pada ide pokok kalimat.
Cara membentuk penekanan pada kalimat.

a. Meletakan kata yang ditonjolkan itu di


depan kalimat (diawal kalimat)

contoh :

Bekerjalah yang bersungguh-sungguh , jangan


setengah-setengah agar pekerjaan itu dapat
selesai dengan baik.
b. Membuat urutan kata yang logis.

Contoh :

Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta


rupiah, ia telah membantu anak-anak terlantar.

Seharusnya :

Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta


rupiah, ia telah membantu anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata
(repetisi)

contoh :

Kemajuannya menyangkut kemajuan


disegala bidang, kemajuan kesadaran
politik, kesadaran bermasyarakat,
kesadaran berkebudayaan dan kesadaran
beragama.
d. Melakukan pertentangan terhadap
ide yang ditonjolkan.

Contoh :

Anak itu tidak malas dan curang,


tetapi rajin dan jujur.
e. Menggunakan partikel penekanan

contoh :

- Saudaralah yang bertanggung jawab.

- Kami pun turut dalam kegiatan itu.


4. Kehematan

Hemat mempergunakan kata, frasa


atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu.
Beberapa kriteria dalam kehematan .

a. Penghematan dilakukan dengan cara


menghilangkan pengulangan subyek.

Contoh :

- Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke


pesta itu.

Ditulis menjadi :

- Karena tidak diundang, dia tidak datang.


b. Penghematan dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian subordinat pada
hiponim kata.

Contoh :

- Dinda memakai kebaya warna kuning.

Ditulis :

- Dinda memakai kebaya kuning.


c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

contoh :

- Andi berjalan maju ke depan kelas.


- Pencuri berusaha naik ke atas genting rumah.

Cukup ditulis :

- Andi berjalan ke depan kelas.


- Pencuri berusaha ke atas genting rumah,
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara
tidak menjamakan kata-kata jamak.

Contoh :

- Para calon-calon mahasiswa harus melakukan


datar ulang.

Cukup ditulis :

- Para calon mahasiswa harus melakukan


datfar ulang.
5. Kecermatan

Kalimat tidak menimbulkan tafsir


ganda dan tepat dalam pilihan
kata.
Contoh :

Dosen perguruan tinggi yang terkenal itu


menerima hadiah.

Ada dua tafsiran.

1. Dosen yang terkenal dari perguruan tinggi itu


menerima hadiah.

2. Dosen dari pergutuan tinggi yang terkenal itu


menerima hadiah.
6. Koherensi

Keterkaitan antara bagian yang satu dengan


bagian yang lainnya sehingga kalimat itu
memiliki makna yang utuh.

Kesalahan penyebab kerusakan koherensi


kalimat sering disebabkan penempatan kata
depan, kata sambung yang tidak sesuai ataupun
kesalahan penempatan struktur kalimat.
Contoh :

- Pembaca dapat dengan mudah menerima


ilmu yang disampaikan harus ditulis dengan
bahasa yang baik.

Seharusnya ditulis :

- Pembaca dapat dengan mudah menerima


ilmu yang disampaikan dengan bahasa
yang baik.
7. Kelogisan

Ide kalimat tepat diterima oleh akal


dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :

-Waktu dan tempat kami persilakan.


- Bapak Danang kami haturkan.

Seharusnya :

- Waktu dan tempat kami haturkan.


- Bapak Danang kami persilakan.
PARAGRAF

 Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang


biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat.Satu paragraf sekurang-
kurangnya dua kalimat. Jika paragraf itu
terdiri dari dua kalimat, maka kalimat
pertama merupakan kalimat utama dan
kalimat kedua merupakan kalimat penjelas.
Pada umumnya sebuah paragraf lebih dari
dua kalimat.
 Fungsi dan Syarat Pembentukan Paragraf

 1.Fungsi Pembentukan Paragraf

 Adapun fungsi pembentukan paragraph antara


lain :

 a.Menampung bagian kecil gagasan utama


karangan.
 b.Memudahkan pemahaman jalan pikiran
pengarang dengan cara memisahkan pikiran
utama yang satu dari yang lainnya.
 c.Pengarang melahirkan pikiran secara sistematis.
 2.Syarat-syarat Pembentukan Paragraf.
 Syarat-syarat pembentukan paragraph
diantaranya :

 a.Kesatuan (satu paragraph hanya ada satu


pikiran utama)
 b.Kepaduan (antar kalimat harus saling
berkaitan)
 c. Isinya relevan dengan karangan.
Unsur Paragraf.

 1.Kesatuan
 Kalimat-kalimat dalam satu paragraph harus menggambarkan
hubungan dan menunjukan ikatan untuk mendukung satu
gagasan dan pikiran sebagai pokok pikiran. Kesatuan berartu ada
hubungan mengenai masalah dan tema dalam pengembangan.

 2.Koherensi
 Kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat
lainnya yang membentuk satu paragraf. Koherensi atau kepaduan
yang baik terjadi hubungan timbale balik antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain.

 3.Pengembangan
 Gambaran mengenai kesatuan dan penyatuan akan terlihat jelas
dalam pengembangan paragraph. Informasi-informasi dan
keterangan yang diberikan ada hubungan dengan kalimat-
kalimat yang harus berkembeng dalam paragraf tersebut.
 Kerangka Paragraf
 Penyusunan kerangka paragraf akan mempermudah
penulisan dalam membentuk suatu paragraf.

 Jenis Paragraf Berdasarkan Isi

 a.Narasi adalah paragraf yang menceritakan atau


mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa, bentuk ini
mementingkan urutan kejadian dan tokoh.
 b.Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan
suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat,
mendengar atau merasakan objek yang digambarkan
itu.
 c.Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan
suatu teori, teknik, kiat atau petunjuk sehingga orang
membacanya akan bertambah wawasannya.
 Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat

 a.Paragraf deduktif adalah paragraf yang


dimulai dengan mengemukakan persoalan
pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas.

 b.Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai


dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan
kemudian diakhiri dengan kalimat topik.

Anda mungkin juga menyukai